Anda di halaman 1dari 6

PR UJIAN INTERNA

Pembimbing :

dr. Didiet Pratignyo, Sp.PD, FINASIM

Penyusun:

Jody Reviyanto

110.2011.130

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILEGON

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


PR UJIAN INTERNA

1. Bagaimana diagnosis KAD?


2. Bagaimana Tatalaksana KAD?
3. Apa hubungan antara keputihan dan ISK dengan KAD?
4. Lengkapi anamnesis untuk KAD!

Jawab

1. Ditemukan gejala-gejala yang berhubungan dengan patofisiologi dari KAD, yaitu:

dan juga ditemukannya hasil pemeriksaan Laboratorium yang menunjang untuk


diagnosis KAD, yaitu:

2. Tatalaksana KAD
Terapi bertujuan mengoreksi kelainan patofisiologis yang mendasari, yaitu gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, kadar glukosa darah, gangguan asam basa, serta
mengobati faktor pencetus. Prinsip terapi KAD dan SHH terdiri dari pemberian cairan,
terapi insulin, koreksi kalium, dan bikarbonat.

1.Cairan
– NaCl 0,9 % diberikan ± 1-2 liter pada 1 jam pertama, lalu ± 1 liter pada jam kedua, lalu
±0,5 liter pada jam ketiga dan keempat, dan ±0,25 liter pada jam kelima dan keenam,
selanjutnya sesuai kebutuhan
– Jumlah cairan yang diberikan dalam 15 jam sekitar 5 liter
– Jika Na > 155 mEq/L –>ganti cairan dengan NaCl 0,45 %
– Jika KGD kurang dari 200 mg/dL –> ganti cairan dengan dextrose 5 %

2.Insulin (reguler insulin=RI)


– Diberikan setelah 2 jam rehidrasi cairan
– RI bolus iv 180 mU/kgBB, dilanjutkan :
– RI drip 90 mU/kgBB/jam dalam NaCl 0,9 %
– Jika KGD kurang dari 200 mg/dL, kecepatan dikurangi –> RI drip 45 mU/kgBB/jam
dalam NaCl 0,9 %
– Jika KGD stabil 200-300 mg/dL selama 12 jam –>RI drip 1 – 2 U/jam iv, disertai
sliding scale setiap 6 jam :
KGD(mg/dL) RI (unit, SC)
– Kurang dari 200 –> 0
– 200 – 250. –>. 5
– 250 – 300. –>10
– 300 – 350. –>15
– > 350. –>20

3.Kalium
– Kalium (KCl) drip dimulai bersamaan dengan drip RI, dengan dosis 50 mEq/6 jam.
Syarat : tidak ada gagal ginjal, tidak ditemukan gelombang T yang lancip dan tinggi pada
EKG dan jumlah urine cukup adekuat.
– Bila kadar K pada pemeriksaan elektrolit kedua :
Kurang dari 3,5 –>drip KCl 75 mEq/6 jam
3,0 – 4,5 –>drip KCl 50 mEq/6 jam
4,5 – 6,0 –>drip KCl 25 mEq/6 jam
> 6,0 –>drip dihentikan

– Bila sudah sadar diberikan Kalium oral selama seminggu

4.Natrium Bikarbonat
– Drip 100 mEq bila pH < 7,0 disertai KCl 26 mEq drip
– Drip 50 mEq bila pH 7,0 – 7,1 disertai KCl 13 mEq drip

– Juga diberikan pada asidosis laktat dan hiperkalemi yang mengancam.


3. Hubungan KAD dengan Infeksi adalah

Pada pasien dengan gangguan kadar glukosa dalam darah memiliki resiko infeksi lebih
besar karena gangguan glukosa yang meningkat atau hiperglikemi menekan system
pertahanan tubuh dan mengurangi respon tubuh terhadap infeksi.
4. Anamnesi yang diperbaiki:
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian kiri sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Terdapat mual dan muntah yang terus-menerus. Tidak terdapat diare dan BAB
hitam juga disangkal. Selain itu pasien mengeluhkan sesak serta terdapat penurunan berat
badan serta tubuh tersa lemas. Pasien juga mengatakan banyak minum dan banyak
kencing, sering gatal pada beberapa bagian tubuh, serta sering mengalami kesemutan.
Pengelihatan pasien juga mengalami penurunan.
Pasien juga mengeluhkan demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam
dirasakan naik turun, naik terutama saat malam. Terdapat nyeri saat berkamih dan juga
terdapat nyeri pinggang bagian kiri. Warna kencing pasien juga berwarna keruh dan
terkadang sepetri terdapat warna merah pada urin. Pasien mengatakan selalu cebok
setelah membuang air, namun cara yang dilakukan pasien adalah arahnya dari belakang
ke depan.

Anda mungkin juga menyukai