KLINIK
DISAHKAN OLEH
DIREKTUR UTAMA
Tentang
Dr. Taufik Zain, Sp.OG
Keto-Asidosis
Diabetikum
NOMOR
DOKUMEN :
REVISI KE :
HK/365/5/2012
.........................
NOMOR REVISI :
A. Pengertian
( Definisi )
B. Anamnesis
C.
Fisik
Pemeriksaan
D.
Diagnosis
Kriteria 1.
2.
3.
4.
5.
E. Diagnosis
Ketoasidosis Diabetikum
F.
Diagnosis
Banding
Ketosis diabetik
Hiperglikemi
hiperosmolar
non
ketotik
hyperglycemic hyperosmolar state
Ensefalopati Uremicum, asidosis uremicum
Minum alcohol, ketosis alkoholik
Ketosis hipoglikemi, ketosis starvasi
Asidosis laktat, asidosis hiperkloremik
Kelebihan salisilat, drug induced acidosis
Ensefalopati karena infeksi.
G.Pemeriksaan
Penunjang
H. Terapi
Kalium
Kalium (KCL) drip dimulai bersamaan dengan drip
RI, dengan dosis 50 mEq/6 jam. Syarat : tidak ada
gagal ginjal, tidak ditemukan gelombang T yang
lancip dan tinggi pada EKG, dan jumlah urin cukup
adekuat.
Bila kadar K pada pemeriksaan elektrolit kedua :
< 3.5
drip KCL 75 mEq/6jam
3.0-4.5
drip KCL 75 mEq/6jam
4.5 6.0 drip KCL 75 mEq/6jam
> 6.0
drip dihentikan
Bila sudah sadar, diberikan K oral selama
seminggu.
IV.
Natrium bikarbonat
Drip 100 mEq bila Ph < 7.0 disertai KCL 26 mEq
drip.
50 mEq bila Ph 7.0 7.1 disertai KCL 13mEq
drip.
Juga diberikan pada asidosis laktat dan hiperkalemi
yang
mengancam.
V.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
pemantauan klinis
Tekanan Darah, frekuensi nadi, frekuensi
pernafasan, temperatur setiap jam.
Kesadaran setiap jam.
Keadaan hidrasi ( Turgor, lidah ) setiap jam.
Produksi urin setiap jam, balans cairan
Cairan infus yang masuk setiap jam.
Pemantauan laboratorik.
I. Edukasi
J. Prognosis
K. Tingkat Evidens
I/II/III/IV
L.
Tingkat A/B/C
Rekomendasi
M. Penelaah kritis
N. Indikator Medis
1. Keton darah
2. Keton Urin
3. Gula darah, pH, K
O. Kepustakaan
Pengelolaan
Diabetes
Disetujui oleh :
Ketua Komite Medis
Dibuat Oleh :
Ketua SMF Penyakit Dalam