Anda di halaman 1dari 5

RSU PKU

Panduan Praktik Klinis Hiperglikemia


Muhammadiyah Bantul
1. Pengertian

Hiperglikemia mencakup ketoasidosis diabetik (KAD) dan status


hiperglikemia hipersolar (SHH), merupakan komplikasi metabolik
akut paling serius pada pasien diabetes melitus. Krisis hiperglikemia
terjadi

akibat

defisiensi

insulin

dan

peningkatan

hormon

counterregulatory (glukagon, katekolamin, kortisol dan growth


hormone).

SHH terjadi ketika defisiensi insulin yang relatif (terhadap


kebutuhan insulin) menimbulkan hiperglikemia berat dan

dehidrasi dan akhirnya menyebabkan kondisi hiperosmolaritas.


KAD terjadi bila defisiensi insulin yang berat tidak saja
menimbulkan

hiperglikemia

dan

dehidrasi,

tapi

juga

mengakibatkan produksi keton meningkat serta asidosis


2. Anamnesis

1.
2.
3.
4.
5.
6.

metabolik. Spektrum kedua kondisi ini dapat saling ovelap.


Onset gejala
Poliuria, polidipsi, penurunan berat badan
Rasa haus
Rasa lemah, gangguan penglihatan, kram tungkai.
Kejang (fokal / general)
Riw. DM tipe 1 atau 2 dengan tanpa penggunaan insulin atau

penghentian insulin
7. Riwayat infeksi traktus respiratorius, tr urinarius, sepsis, infark
3. Pemeriksaan Fisik

miokard, dan penggunaan diuretik, beta bloker & steroid.


KAD
1. Kesadaran : tergantung derajat beratnya DKA (ringan, sedang,
berat)
2. Pernapasan : kussmaul / takipnea, nafas berbau keton.
3. Suhu dalam batas normal atau cenderung hipotermi.
4. Tanda-tanda dehidrasi : turgor kulit menurun, membran mukosa
kering, takikardi, dan hipotensi.
5. Nyeri tekan abdomen, terutama pada anak namun bisa di dewasa.

HHS
1.
2.
3.
4.

Kesadaran : somnolen, letargi, delirium, koma


Subfebris (low grade fever)
Gangguan penglihatan
Tanda-tanda dehidrasi : turgor kulit yang buruk, mukosa bukal

kering, mata cekung, akral dingin, takikardi, hipotensi


5. Distensi abdomen
6. Tanda neurologis lokal (hemianopia dan atau hemiparesis)
7. Defisit neurologis sensoris.
6. Kriteria Diagnostik

Kriteria diagnostik
klasifikasi
Glukosa
mg/dL)

dan KAD

SHH

plasma(dalam > 250

> 600

pH arteri
Bikarbonat
mEq/L)

<7,3

> 7,3

serum(dalam 15

> 15

Keton urin

++

+ ringan/-

Keton serum

++

+ ringan/-

Osmolalitas serum
(dalam mOsm/kg)*

efektif < 320

Anion Gap

7. Diagnosis Kerja
8. Diagnosis Banding
9. Pemeriksaan

- KAD
- HHS
a. Ketosis karena kelaparan
b. Ketoasidosis alkohol
a. Glukosa plasma

> 12

> 320
bervariasi

Penunjang

10. Terapi

b. Urin rutin
c. Elektrolit darah
d. PH arteri
e. Analisa gas darah
Terapi cairan

- NaCl 0,9 % 15-20ml/kgBB/jam (1-1,5 liter untuk rata-rata orang


dewasa) pada 1 jam pertama
- Selanjutnya tergantung status hidrasi, kadar elektrolit darah, dan
output urin
- [Na] serum normal atau NaCl 0,45% 4-14 ml/kBB/jam atau 200500 ml/jam
- [Na] serum NaCl 0,9% 4-14 ml/kBB/jam atau 200-500 ml/jam

Terapi Insulin

I
- Pada dewasa & tidak hipokalemi bolus IV insulin 0,1 unit/kg BB
diikuti infus insulin kontinu dengan dosis 0,1 unit/kg BB/jam atau
- infus insulin kontinu dengan dosis 0,14 unit/kg BB/jam
- Jika penurunan glukosa plasma < 10 % dalam 1 jam pertama
tambahkan bolus IV insulin 0,14 unit/Kg BB
II
DKA
- Glukosa plasma mencapai 200 mg/dl infus regular insulin kontinu
diturunkan menjadi 0,02-0,05 unit/kg BB/jam atau insulin rapid acting
0,1 unit/kg BB SC tiap 2 jam
- Jaga nilai glukosa plasma antara 150-200 mg/dl hingga perbaikan
DKA
HHS

- Glukosa plasma mencapai 300 mg/dl infus regular insulin kontinu


diturunkan menjadi 0,02-0,05 unit/kg BB/jam
- Jaga nilai glukosa plasma antara 200-300 mg/dl hingga perbaikan
kesadaran compos mentis

Bicarbonate

- pemberian bicarbonat hanya jika PH darah < 6,9 100 mmol sodium
bicarbonat dalam 400 ml H2O + 20 mEq KCL infus selama 2 jam
- Ulang tiap 2 jam sampai PH darah 7
- Monitor Kalium tiap 2 jam

Kalium

- <3,3 mEq/L tunda pemberian insulin dan beri kalium 20-30


mEq/jam hingga kalium >3,3 mEq/L
- >5,2 mEq/L cek serum kalium tiap 2 jam
- 3,3-5,2 mEq/L berikan kalium 20-30 mEq/L tiap liter cairan IV
untuk menjaga serum kalium antara 4-5 mEq/L

f.

Edukasi

Atasi penyakit dasar & faktor pencetus

Pentingnya pemantauan konsentrasi glukosa rutin dan ketaatan berobat.


Perlunya memberikan informasi mengenai pemberian insulin kerja
cepat, target konsentrasi glukosa darah pada saat sakit akut atau infeksi
(misalnya batuk, pilek, diare, demam dan luka). Serta tidak
menghentikan pemakaian insulin atau OHO tanpa petunjuk tenaga
kesehatan yang profesional

g. Prognosis

KAD : prognosis baik pada pasien yang lebih muda jika infeksi tidak
ada, prognosis buruk pada pasien usia yang lebih tua dengan penyakit
dasar parah misal infark miocard, sepsis atau pneumonia

HHS : prognosis biasanya buruk


h. Tingkat evidens
i. Tingkat
rekomendasi
j. Penelaah kritis
k. Indikator medis
l. Kepustakaan

- Hyperglycemic crises in patients with diabetes mellitus.American


Diabetes Association. Diabetes Care vol27 supplement1 2004, S94S102.
- Aru W, Bambang, Idrus A, Marcellus, Siti S, 2009, ed. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen IPD RSCM
- Abbas. E et al. 2009. Hyperglycemic Crises in Adult Patients With
Diabetes. Diabetes Care, Volume 32, Number 7

Direktur

Ketua Komite

RSU PKU

Medik

Muhammadiyah
Bantul

dr. Barkah Djaka

dr. Ana Budi

Purwanta, Sp. PD

Rahayu, Sp.S

Anda mungkin juga menyukai