akibat
defisiensi
insulin
dan
peningkatan
hormon
hiperglikemia
dan
dehidrasi,
tapi
juga
1.
2.
3.
4.
5.
6.
penghentian insulin
7. Riwayat infeksi traktus respiratorius, tr urinarius, sepsis, infark
3. Pemeriksaan Fisik
HHS
1.
2.
3.
4.
Kriteria diagnostik
klasifikasi
Glukosa
mg/dL)
dan KAD
SHH
> 600
pH arteri
Bikarbonat
mEq/L)
<7,3
> 7,3
serum(dalam 15
> 15
Keton urin
++
+ ringan/-
Keton serum
++
+ ringan/-
Osmolalitas serum
(dalam mOsm/kg)*
Anion Gap
7. Diagnosis Kerja
8. Diagnosis Banding
9. Pemeriksaan
- KAD
- HHS
a. Ketosis karena kelaparan
b. Ketoasidosis alkohol
a. Glukosa plasma
> 12
> 320
bervariasi
Penunjang
10. Terapi
b. Urin rutin
c. Elektrolit darah
d. PH arteri
e. Analisa gas darah
Terapi cairan
Terapi Insulin
I
- Pada dewasa & tidak hipokalemi bolus IV insulin 0,1 unit/kg BB
diikuti infus insulin kontinu dengan dosis 0,1 unit/kg BB/jam atau
- infus insulin kontinu dengan dosis 0,14 unit/kg BB/jam
- Jika penurunan glukosa plasma < 10 % dalam 1 jam pertama
tambahkan bolus IV insulin 0,14 unit/Kg BB
II
DKA
- Glukosa plasma mencapai 200 mg/dl infus regular insulin kontinu
diturunkan menjadi 0,02-0,05 unit/kg BB/jam atau insulin rapid acting
0,1 unit/kg BB SC tiap 2 jam
- Jaga nilai glukosa plasma antara 150-200 mg/dl hingga perbaikan
DKA
HHS
Bicarbonate
- pemberian bicarbonat hanya jika PH darah < 6,9 100 mmol sodium
bicarbonat dalam 400 ml H2O + 20 mEq KCL infus selama 2 jam
- Ulang tiap 2 jam sampai PH darah 7
- Monitor Kalium tiap 2 jam
Kalium
f.
Edukasi
g. Prognosis
KAD : prognosis baik pada pasien yang lebih muda jika infeksi tidak
ada, prognosis buruk pada pasien usia yang lebih tua dengan penyakit
dasar parah misal infark miocard, sepsis atau pneumonia
Direktur
Ketua Komite
RSU PKU
Medik
Muhammadiyah
Bantul
Purwanta, Sp. PD
Rahayu, Sp.S