Anda di halaman 1dari 8

PENANGANAN KETO ASIDOSIS DIABETIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 1-8

Ditetapkan
Tanggal terbit

.....................
Pengertian 1. Prosedur yang mengatur tentang penatalaksanaan Keto Asidosis
Diabetik (KAD).
2. Keto Asidosis Diabetik merupakan komplikasi akut dari Diabetes
Mellitus yang meliputi hiperglikemia, asidosis metabolik, dan
peningkatan kadar keton dalam darah.
3. Komplikasi ini terjadi akibat defisiensi insulin absolut dan
peningkatan hormon counter-regulatory (glukagon, katekolamin,
kortisol, growth hormone).
4. Keto Asidosis Diabetik sering terjadi pada DM tipe 1 dan juga pada
DM tipe 2 yang mengalami stres katabolik misalnya akibat trauma,
infeksi, atau pembedahan.
5. Tanda dan gejala klinis meliputi poliuria, polidipsi, berat badan turun,
mual, muntah, dehidrasi, lemah, nyeri perut difus, penurunan
kesadaran, nafas cepat dan dalam (Kussmaul respiration).
6. Pemeriksaan :
a. Gula darah sewaktu >250mg/dl
b. pH arteri <7,30
c. Pernafasan Kussmaul
d. Keton darah dan atau keton urin meningkat
e. Bikarbonat serum <18mEq/l
f. Anion gap >10, anion gap = [Na – (Cl + HCO3)]
7. Diagnosa Banding:
a. Lakto asidosis
b. Sindroma hiperglikemik hiperosmolar
PENANGANAN KETO ASIDOSIS DIABETIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 2-8

c. Keto asidosis alkoholik


d. Starvation ketosis
e. Intoksikasi obat-obatan seperti salisilat, metanol, etilenglikol,
paraldehid

1. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.


2. Pasien mendapatkan penanganan yang sesuai dengan prosedur yang

Tujuan berlaku di RSUD Bangil.


3. Memperlancar proses pelayanan antara Instalasi Gawat Darurat
dengan Unit Rawat Inap RSUD Bangil.

A. Standar Pelayanan Minimal RSUD Bangil.


B. Wewenang untuk melakukan prosedur adalah :
1. Dokter spesialis Penyakit Dalam.
2. Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Penyakit
Kebijakan
Dalam.
3. Dokter IGD.
4. Dokter Umum yang bekerja di bagian Penyakit Dalam.
5. Dokter Internsip.
PENANGANAN KETO ASIDOSIS DIABETIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 3-8

Penanganan KAD bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu berdasarkan Formula


Klinik Praktis dari Prof. Askandar Tjokroprawiro,dr., Sp.PD, K-EMD
FINASIM atau Guideline dari American Diabetes Association.
I. Penanganan KAD berdasarkan Formula Klinik Praktis dari Prof.
Askandar Tjokroprawiro,dr., Sp.PD, K-EMD FINASIM adalah
sebagai berikut:
PENANGANAN KETO ASIDOSIS DIABETIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 4-8

1. REHIDRASI: NaCl 0,9% atau RL, 2L/ 2 jam pertama,


lalu 80 tpm / 4 jam, lalu 30 tpm/ 18 jam (4-6L/24 jam),
diteruskan sampai 24 jam berikutnya 20 tpm
2. IDRIV (Apidra): 4 unit/ jam i.v (Formula Minus Satu)
3. Infus Kalium/ 24 jam: 25mEq (bila K+ = 3,0-3,5
FASE I
mEq/L), 50mEq (K+ = 2,5-3,0 mEq/L), 75mEq (K+ =
2,0-2,5 mEq/L), 25mEq/ 100cc/5 jam (K+ < 2,0)
4. INFUS BIKARBONAT: bila pH ≤7,2 atau BIK <12
mEq/L: 50-100mEq/ 500cc/ 24 jam
5. ANTIBIOTIK: harus rasional dengan dosis adekuat

Glukosa darah ± 250mg/dl atau IDRIV: Insulin Dosis Rendah Intra


reduksi urin ± Vena

1. MAINTENANCE: NaCl 0,9% (Insulin 4-8iu), Maltosa


10% (Insulin 6-12iu) bergantian 20tpm (Start Slow, Go
Slow, Stop Slow)
Prosedur FASE II 2. KALIUM: p.e (K+ <4mEq/L) atau p.o (air tomat/kaldu)
3. Actrapid/Novorapid: 3x8-12iu s.c
4. MAKANAN LUNAK: karbohidrat kompleks p.o

Protokol terapi KAD terdiri dari 2 fase, fase I (fase gawat) dan fase II
(fase rehabilitasi) dengan batas kadar glukosa antara kedua fase tersebut
sekitar 250mg/dl.
Penanganan di IGD adalah fase I yang terdiri dari:

1. Koreksi dehidrasi :
Berikan normal saline 0,9% 2 liter dalam 2 jam pertama, dilanjutkan
80 tpm dalam 4 jam, lalu 30 tpm dalam 18 jam, diteruskan 20 tpm
dalam 24 jam berikutnya.
2. Koreksi hiperglikemia:
Insulin dosis rendah secara intravena (insulin bisa menggunakan
PENANGANAN KETO ASIDOSIS DIABETIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 5-8

rapid acting seperti Apidra atau short acting seperti Actrapid dan
Humulin-R) menggunakan rumus N-1, N merupakan angka pertama
dari gula darah sewaktu. Insulin diberikan bolus intravena sebanyak 4
unit/jam sebanyak N-1 dengan selang waktu 1 jam. Biasanya
maksimal dilakukan sebanyak 3 kali 4 unit/jam lalu cek GDA 1 jam
kemudian.
3. Koreksi imbalans elektrolit (kalium):
Pertahankan kadar kalium >3,5mEq
a. Bila kalium 3,0 – 3,5mEq → berikan 25mEq (1 flakon) KCl
secara infus intravena dalam 500 cc NaCl 0,9% / 24 jam
b. Bila kalium 2,5 – 3,0mEq → berikan 50mEq (2 flakon) KC l
secara infus intravena dalam 500 cc NaCl 0,9% / 24 jam
c. Bila kalium 2,0 – 2,5mEq → berikan 75mEq (3 flakon) KCl
secara infus intravena dalam 500 cc NaCl 0,9% / 24 jam
d. Bila kalium 3,0 – 3,5mEq → berikan 25mEq (1 flakon) KCl
secara infus intravena dalam 500 cc NaCl 0,9% / 24 jam
e. Bila kalium <2mEq → berikan 25mEq (1 flakon) KCl secara infus
intravena dalam 500 cc NaCl 0,9% / 5 jam

4. Koreksi asidosis metabolik:


Bila pH ≤7,2 atau BIK <12mEq/L, berikan NaBic 50-100 mEq (1-2
flakon) secara infus intravena dalam 500 cc NaCl 0,9% / 24 jam
5. Pemberian antibiotik:
Antibiotika rasional sesuai indikasi dengan dosis yang adekuat
diberikan pada penderita immunocompromised, pilihan sementara
Ceftazidim 3 x 1g secara intravena.

II. Penanganan KAD berdasarkan American Diabetes Association adalah


PENANGANAN KETO ASIDOSIS DIABETIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 6-8

sebagai berikut:
1. Koreksi Dehidrasi
a. Infus NaCl 0,9% 15-20ml/kgBB (rata-rata 1-1,5L) dalam 1 jam
pertama
b. Tentukan status hidrasi:
- Syok hipovolemik: infus NaCl 0,9% 1L/jam dan atau koloid
- Syok kardiogenik: monitoring hemodinamik
- Hipotensi ringan: tentukan Na serum, bila tinggi atau normal
infus NaCl 0,45% 4-14ml/kgBB/jam. Bila rendah infus NaCl
0,9% 4-14ml/kgBB/jam
c. Untuk memudahkan dapat diberikan 1L dalam jam ke-I, 1L dalam
jam ke-II, 500ml-1L dalam jam ke-III, 500ml-1L dalam jam ke-IV,
dan 500ml-1L dalam jam ke V (diberikan 3,5-5L dalam 5 jam
pertama)

2. Koreksi Hiperglikemia
a. Injeksi insulin reguler (Actrapid) bolus iv 0,15iu/kgBB
b. Lanjut infus insulin Actrapid drip 0,1iu/kgBB/jam
c. Cek GDA 1 jam kemudian, bila GDA tidak turun 50-70mg/dl dalam
1 jam pertama, naikkan dosis insulin drip 2x lipat tiap 1 jam sampai
GDA turun 50-70mg/dl dalam 1 jam.
Bila kesulitan mengetahui GDA atau berat badan pasien, untuk
pemberian awal dapat diberikan injeksi insulin bolus iv dengan
insulin rapid acting seperti Apidra atau short acting seperti
Actrapid dan Humulin-R sebanyak 10iu, cek GDA 1 jam kemudian,
bila GDA tidak turun memenuhi target, pemberian 10iu insulin ini
dapat diberikan sebanyak 2 kali. Lalu lanjutkan dengan drip insulin
PENANGANAN KETO ASIDOSIS DIABETIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 7-8

Actrapid 0,1iu/kgBB/jam atau 5iu/jam dalam 500ml cairan isotonik,


drip bisa menggunakan infus mikro atau syringe pump.

3. Koreksi Ketidakseimbangan Elektrolit


a. Kalium
- Jika kalium awal <3,3mEq: tunda insulin, beri drip kalium
40mEq/jam sampai dengan kalium ≥3,3
- Jika kalium awal ≥5,0mEq: jangan beri kalium, cek kadar
kalium tiap 2 jam
- Jika kalium awal antara 3,3-4,9: beri drip kalium 20-30mEq
dalam 1L cairan infus untuk mempertahankan kadar kalium 4-
5mEq
b. Bikarbonat
- Jika pH <6,9: drip NaBic 100mEq dalam 400ml cairan infus
dengan kecepatan 200ml/jam.
- Jika pH 6,9-7,0: drip NaBic 50mEq dalam 200ml cairan infus
dengan kecepatan 200ml/jam.
- Jika pH >7,0: tidak perlu drip NaBic.

4. Bila GDA ≤250mg/dl: infus NaCl 0,45% 150-250ml/jam + drip


insulin Actrapid 0,05-0,1iu/kgBB/jam dan ditambahkan infus D5.
Pertahankan GDA 150-200mg/dl.

5. Cek elektrolit, BUN, kreatinin serum, dan GDA tiap 2-4 jam hingga
kondisi stabil. Pasien dapat diberikan insulin subkutan sesuai regimen
insulin pasien yang biasa digunakan atau jika pasien dengan DM yg
baru diketahui, dapat menggunakan total dosis inisial 0,5-1iu/kg/hari,
PENANGANAN KETO ASIDOSIS DIABETIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................... .................. 8-8

dosis terbagi dalam regimen insulin short dan long-acting. Lanjutkan


infus drip insulin 1-2 jam setelah pemberian insulin subkutan untuk
memastikan kadar insulin plasma adekuat.

Hipoglikemia, hipokalemia, edema serebri ( pada anak-anak). Komplikasi


Komplikasi
yang terjadi biasanya diakibatkan terapi yang tidak adekuat.
Unit yang
Bagian llmu Penyakit Dalam (Interna)
menangani
Unit terkait Instalasi Gawat Darurat, Unit Rawat Inap, Komite Medik.

Kepustakaan:

Tjokroprawiro, Askandar. 2012. Formula Klinik Praktis di Bidang Diabetologi-Endokrinologi-


Metabolisme. Surabaya: Pusat Diabetes dan Nutrisi

American Diabetes Association. 2004. Hyperglicemic Crises in Diabetes. Diabetes Care 27: 594-
602.

Anda mungkin juga menyukai