LATAR BELAKANG
CKD (Chronic Kidney Disease) merupakan suatu sindrom klinis yang
disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung
progresif, dan cukup lanjut. Ditandai oleh ketidakmampuan ginjal mempertahankan
fungsi normalnya untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh. Hal
ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50 mL / menit.
Masalah gangguan keseimbangan cairan seringkali merupakan masalah
utama pada pasien CKD, sebab apabila tidak segera diatasi akan menimbulkan
komplikasi pada berbagai organ tubuh lain seperti paru, jantung, dan lain
sebagainya. Penurunan laju filtrasi glomerulus menyebabkan terjadinya oliguri,
sedangkan perkembangan gagal ginjal kronis berkaitan dengan gangguan yang
mendasari ekskresi protein dalam urin yang mengakibatkan hipoalbuminemia.
Hipoalbuminemia juga menstimulasi katabolisme protein dalam sel yang
menyebabkan terjadi penumpukan ureum dalam darah (uremia). Sindrom uremia
tersebut mengakibatkan ketidakseimbangan asam basa dimana terjadi peningkatan
produksi asam, mengakibatkan asam lambung naik dan terjadilah iritasi yang
mengakibatkan terjadinya GEDS dan melena. Hipoalbuminemia juga menyebabkan
peningkatan tekanan osmotik plasma yang menyebabkan terjadinya transudasi
cairan ke dalam interstesial, akibatnya pada kapiler terjadi hipovolemia yang
menyebabkan terjadi stimulasi system renin-angiostensin aldosteron untuk
meretensi cairan yang menyebabkan terjadinya edema dan atau asites.
Adanya edema dan asites merupakan salah satu batasan karakteristik
masalah kelebihan volume cairan yang apabila tidak ditangani akan memunculkan
masalah-masalah keperawatan lain. Salah satu contoh, adanya edema menyebabkan
terjadinya preload sehingga beban jantung meningkat mengakibatkan ventrikel kiri
hipertrofi, dimana otot jantung tidak bisa memompa darah yang cukup ke tubuh,
sehingga terjadi penurunan cardiac Output dan munculah masalah keperawatan lain
1
yaitu penurunan curah jantung. Penurunan cardiac output lebih lanjut menyebabkan
suplai Oksigen ke otak turun dan memunculkan masalah kehilangan kesadaran.
Apabila suplai oksigen ke jaringan turun juga menyebabkan terjadinya metabolism
anaerob mengakibatkan penimbunan asam laktat dimanifestasikan dengan
kelelahan, nyeri sendi dan munculah masalah keperawatan baru yaitu intoleransi
aktivitas.
Begitu banyaknya masalah keperawatan yang dapat muncul akibat
masalah kelebihan volume cairan yang tidak ditangani. Hal tersebut membuat
penulis tertarik untuk mengambil prioritas masalah gangguan cairan pada pasien
CKD yang penulis susun dalam judul Asuhan Keperawatan Ny. T Dengan
Gangguan Cairan Dan Elektrolit Karena Chronic Kidney Disease Dan
Gastrointestinal Dehidrasi Sedang ( GEDS).
Ruang/RS
1. BIODATA
a. Biodata pasien :
1) Nama
2) Umur
3) Alamat
4) Pendidikan
5) Pekerjaan
6) Tanggal masuk
7) Diagnosa Medis
8) Nomor Register
: Ny. T
: 60 tahun
: Sanggung Utara Rt 5 Rw 6, Candisari, Semarang.
: SMA
: Swasta
: 16 Juni 2016
: CKD, GEDS
: 360427
b. Biodata penanggungjawab
1) Nama
: Tn. B
2) Umur
: 63 Tahun
3) Alamat
: Sanggung Utara Rt 5 Rw 6, Candisari, Semarang.
4) Pendidikan
: SD
5) Pekerjaaan
: Buruh
6) Hub. Dengan klien : anak
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan kaki dan perutnya masih bengkak.
3. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat keperawatan sekarang
Pasien mengatakan bahwa sudah kurang lebih 1 tahun yang lalu
mengetahui bahwa dirinya memiliki penyakit ginjal, Saat itu pasien
memeriksakan dirinya beberapa kali ke RS. Roemani karena mengeluh
pusing, mual. Disana pasien dikatakan terdapat kelainan pada ginjalnya
3
hingga akhirnya pasien dianjurkan untuk cuci darah, namun pasien tidak
memiliki uang sehingga tidak melakukannya sehingga pasien hanya kontrol
dan meminum obat yang diberikan oleh dokter. Pasien tidak dapat
menyebutkan nama-nama obat yang ia konsumsi.
Karena kondisi kesehatannya tidak kunjung membaik, kurang
lebih 4 bulan yang lalu pasien memeriksakan dirinya ke Poli penyakit dalam
RSUD Kota Semarang, pasien mengeluh mengalami pusing, muntah, badan
terasa sakit dan linu, kemudian oleh dokter dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan USG Ginjal. Setelah dilakukan USG ginjal pasien dianjurkan
rawat inap dan cuci darah 2 kali seminggu. Sejak saat itu pasien rutin
menjalani cuci darah 2 kali seminggu setiap hari selasa dan jumat.
Pada tanggal 16 Juni 2016 pukul 16:20 WIB pasien datang ke
IGD RSUD Kota Semarang, pasien datang sendiri. Kesadaran pasien
composmentis, BP=140/80 mmHg, HR=89 kali/menit, RR=20kali/menit,
T=36,80C, SPO2 97 %. Pasien datang dengan keluhan perut dan kedua
kakinya bengkak; sudah 3 hari diare, diare lebih dari 10 kali dalam sehari,
mual namun tidak muntah. Di IGD pada pukul 17:00 WIB dilakukan cek
GDS dengan hasil 123; dilakukan pemasangan infuse dengan cairan RL 10
tpm. Pada pukul 17.05 WIB dilakukan pengambilan sample darah vena dan
mendapat injeksi Omeprazole Sodium 1 Vial. Pada pukul 17.25 WIB hasil
laboratorium diterima dengan hasil Hemoglobin=11.5 g/dl (rendah),
hematokrit=33.60 (rendah), jumlah leukosit 24.2/L (tinggi), kadar ureum
tinggi 78.2 mg/dl, creatinin tinggi 8.5 mg/dl, natrium rendah 131.0 mmol/L.
Kemudian pasien dianjurkan rawat inap.
Pada Pada tanggal 16 Juni 2016 pukul 18.00 WIB pasien
dipindahkan di ruang Nakula 2 untuk rawat inap dengan diagnose medis
GEDS, CKD. Kesadaran pasien composmentis, GCS=E 4M6V5, BP=140/80
mmHg, HR=80 kali/menit, RR=20kali/menit, T=36,80C, SPO2 100%.
Berdasarkan assessment awal rawat inap pasien mengatakan bahwa ia diare
dan kedua kakinya bengkak. Pada pengkajian tanggal 20 Juni 2016,
didapatkan bahwa perut pasien tampak mengalami asites, edema pada kedua
4
kaki, terdapat piting edema derajat 4 dengan waktu kembali 7 detik dan
kedalaman 7 mm. Pasien mengeluh kaki bengkak, perutnya juga terasa
membesar, serta pasien juga masih diare namun sudah mulai berkurang,
warna feces hitam, pasien BAB kurang lebih 4 kali dalam sehari.
b. Riwayat keperawatan dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit Diabetes mellitus
kurang lebih sejak satu setengah tahun yang lalu, pasien juga mengatakan
sering hipertensi, dan anemia.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak pernah ada
yang mengalami sakit ginjal seperti dirinya, juga tidak ada anggota keluarga
pasien yang memiliki penyakit kronis seperti TBC, DM, dan penyakit
jantung.
Genogram:
Keterangan
:Laki-laki meninggal
:Perempuan meninggal
:Perempuan
:Laki-laki
:Pasien
:Tinggal serumah
Cairan:
Balance cairan:
Intake Cairan
Air (Makan+ Minum)
Cairan Infus
Therapi Injeksi
Air Metabolisme
Jumlah
= 600 cc
= 720 cc
= 345 cc
= 260 cc (5cc x 52kg)
= 1925 cc
Output Cairan
Urin
= 380 cc
Feses
= 200 cc
IWL
= 780 cc (15cc x 52 kg)
Jumlah
= 1360 cc
Balance Cairan
Keseimbangan cairan = Cairan masuk Cairan keluar
= 1925 1360 = +565
c. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit
Keluarga klien mengatakan sebelum sakit miksi teratur 3-4 kali dalam sehari
dengan warna kuning. Defekasi normal 1 hari sekali dengan warna kuning
kecoklatan dan konsistensi lunak.
Saat dirawat
Saat dirawat pasien terpasang pampes, klien mengatakan bahwa BAKnya
sangat sedikit dengan warna kuning kurang lebih sebanyak 380 cc/hari.
Selama dirawat pasien BAB cair berwarna hitam kurang lebih sebanyak 4
kali sehari, volume kurang lebih 200 cc.
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
1) Keadaan Umum
: lemah
2) Tingkat Kesadaran
: E4M6V5 Composmentis
b. TTV
1) TD
: 140/90 mmHg
2) Nadi : 87 x/menit teratur dan dalam
3) RR
: 20 x/menit teratur
4) Suhu : 36,50C
c. Kepala
1) Bentuk Kepala
Bentuk kepala mesocephale
2) Rambut dan Kulit Kepala
Kulit kepala tidak berketombe, tidak terdapat luka atau jejas, rambut
mudah rontok.
7
d. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek terhadap cahaya positif,
tidak terdapat udem palpebrae.
e. Telinga
Simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen, tidak ada tanda peradangan
ditelinga/mastoid.
f. Mulut
Mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis,gigi utuh dan tidak terdapat
karies, gusi berwarna merah muda.
g. Leher
Tidak terdapat luka pada leher, kondisi leher bersih, tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid.
h. Body of System
1) Pernapasan (B1 : Breathing)
a) Hidung : Simetris, tidak terdapat penumpukan sekret, tidak ada
pernapasan cuping hidung, tidak ada pembesaran polip, tidak keluar
lendir, tidak terpasang Oksigen.
b) Dada
Bentuk dada simetris, yaitu penampang anterior-posterior : lateral
2:1
Pergerakan dada saat ekspirasi dan inspirasi simetris
Inspeksi:Simetris, klien tidak menggunakan otot
bantu
kanan-kiri
Palpasi :Tactile fremitus bergetar sama kuat pada dada kanan dan
ronchi
2) Kardiovaskuler (B2 : Blood)
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
undulasi positif
Perkusi
:Terdengar peralihan suara dari timpani ke redup.
6) Tulang, otot, dan integumen (B6 : Bone)
Tidak terdapat trauma pada ekstremitas maupun anggota tubuh lainnya.
Terdapat udem pada kedua kaki derajat 4 kedalaman 7 mm waktu
kembali 7 detik, terdapat asites, pasien mampu melakukan mobilisasi
walaupun kondisinya tampak lemah.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium tanggal 16-06-2016
PEMERIKSAAN
HASIL
SATUAN
NILAI RUJUKAN
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
L 11.5
L 33.60
g/dl
11.7-15.5
35-47
9
Jumlah leukosit
Jumlah trombosit
Kimia klinik
Ureum
Creatinin
SGOT
SGPT
Natrium
Kalium
Calsium
H 24.2
376
/L
/L
3.6-11.0
150-400
H 76.2
H 8.5
19
9
L 131.0
4.80
1.20
mg/dl
mg/dl
U/L
U/L
mmol/L
mmol/L
mmol/L
17.0-42.0
0.5-0.8
0-35
0-35
135.0-147.0
3.50-5.0
1.12-1.32
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Jumlah leukosit
Jumlah trombosit
Kimia klinik
Ureum
Creatinin
Natrium
Kalium
Calsium
HASIL
SATUAN
NILAI RUJUKAN
L 11.6
L 33.20
H 28.7
296
g/dl
/L
/L
11.7-15.5
35-47
3.6-11.0
150-400
39.9
H 4.2
136.0
L 2.70
H 1.38
mg/dl
mg/dl
mmol/L
mmol/L
mmol/L
17.0-42.0
0.5-0.8
135.0-147.0
3.50-5.0
1.12-1.32
Natrium
Kalium
Calsium
HASIL
SATUAN
NILAI RUJUKAN
L 134.0
4.20
1.13
mmol/L
mmol/L
mmol/L
135.0-147.0
3.50-5.0
1.12-1.32
HASIL
SATUAN
NILAI RUJUKAN
10
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Jumlah leukosit
Jumlah trombosit
Kimia klinik
Ureum
Creatinin
Albumin
12.1
L 34.80
27.00
255
g/dl
/L
/L
11.7-15.5
35-47
3.6-11.0
150-400
H 72.2
H 9.4
L 2.6
mg/dl
mg/dl
g/dl
17.0-42.0
0.5-0.8
3.4-4.6
7. PROGRAM TERAPI
Infus RL 10 tpm
intravena
11
B. DAFTAR MASALAH
No. Tanggal/jam
1.
Senin, 20
Juni 2016
07.30 WIB
Data focus
DS:
-Pasien mengatakan bahwa kedua
kakinya bengkak dan perutnya
membesar.
-Pasien mengatakan BAKnya
hanya sedikit, kurang lebih hanya 1
setengah gelas aqua saja dalam
sehari.
Diagnosa
keperawatan
Tanggal
teratasi
Kelebihan
volume cairan
berhubungan
dengan
gangguan
mekanisme
regulasi
TTD
Perawat
Ita F
DO:
-Tampak edema pada kedua kaki,
terdapat pitting edema derajat 4
dengan kedalaman 7 mm dan
waktu kembali 7 detik.
-Terdapat asites, pada inspeksi
tampak bentuk dari perut pasien
tampak cembung dan mengkilat,
pada palpasi undulasi positif.
-Balance cairan = +565
-Albumin 2.6 g/dl
-hematokrit 34.8
-Ureum 72.2 mg/dl
-Creatinin 9.4 mg/dl
-Pasien tampak gelisah
12
C. RENCANA KEPERAWATAN
No. Tanggal/jam
Diagnosa
keperawatan
Tujuan
Intervensi
1.
Kelebihan
volume
cairan
berhubungan
dengan
gangguan
mekanisme
regulasi
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3x24 jam kelebihan
volume cairan
teratasi , dengan
kriteria hasil:
Senin, 20
Juni 2016
08.00 WIB
TTD
Perawat
Ita F
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
13
No. Diagnosa
keperawatan
Tanggal
/jam
Tindakan keperawatan
1.
Senin,
20 Juni
2016
1. Mengobservasi
status cairan pasien
(balance cairan,
lokasi dan luas
edema, dan asites)
Kelebihan
volume cairan
berhubungan
dengan
gangguan
mekanisme
regulasi
08.00
WIB
08.20
WIB
2. Mengalokasikan dan
pertahankan
pembatasan cairan
pasien.
3. Memonitor hasil
laboratorium yang
relevan terhadap
retensi cairan
08.20
WIB
09.00
WIB
4. Mengkaji komplikasi
pulmonal atau
kardiovaskuler yang
diindikasikan dengan
peningkatan tanda
gawat nafas, nadi,
tekanan darah, bunyi
jantung abnormal
dan suara nafas
tambahan.
5. Mengajarkan pasien
tentang penyebab
dan cara mengatasi
edema
Respon
Ttd
perawat
Ita F
09.00
14
WIB
6. Mengkolaborasi
pemberian diuretic
sesuai advis:
Furosemide 40 mg
Aminoral 3x1
7. Mengkolaborasi
dialysis jika
diindikasikan.
06.00
WIB
10.00
WIB
1.
Kelebihan
volume cairan
berhubungan
dengan
gangguan
mekanisme
regulasi
Selasa,
21 Juni
2016
20.00
WIB
1. Mengobservasi status
cairan pasien (balance
cairan, lokasi dan luas
edema, dan asites)
2. Mengalokasikan dan
pertahankan
pembatasan cairan
Ita F
15
pasien.
20.20
WIB
3. Memonitor hasil
laboratorium yang
relevan terhadap
retensi cairan
20.40
WIB
21.00
WIB
4. Mengkaji komplikasi
pulmonal atau
kardiovaskuler yang
diindikasikan dengan
peningkatan tanda
gawat nafas, nadi,
tekanan darah, bunyi
jantung abnormal dan
suara nafas tambahan.
5. Mengkolaborasi
pemberian diuretic
sesuai advis:
Furosemide 40 mg
Aminoral 3x1
6. Mengkolaborasi
dialysis jika
diindikasikan.
06.00
WIB
HR=88 kali/menit.
RR=18 kali permenit.
21.00
WIB
1.
Kelebihan
volume cairan
berhubungan
dengan
gangguan
mekanisme
regulasi
Rabu,
22 Juni
2016
08.00
WIB
09.00
WIB
1. Mengobservasi status
cairan pasien (balance
cairan, lokasi dan luas
edema, dan asites)
2. Mengalokasikan dan
pertahankan
pembatasan cairan
pasien.
3. Memonitor hasil
laboratorium yang
relevan terhadap
retensi cairan
09.00
WIB
Ita F
S:O:
4. Mengkaji komplikasi
pulmonal atau
kardiovaskuler yang
diindikasikan dengan
peningkatan tanda
gawat nafas, nadi,
tekanan darah, bunyi
jantung abnormal dan
suara nafas tambahan.
10.00
5. Mengkolaborasi
pemberian diuretic
sesuai advis:
WIB
Furosemide 40 mg
Aminoral 3x1
6. Mengkolaborasi
dialysis jika
diindikasikan.
06.00
WIB
nafas.
O:
BP=160/100mmHg
HR=85 kali/menit.
RR=20 kali permenit
10.00
WIB
E. CATATAN PERKEMBANGAN
18
Tanggal
/jam
Diagnosa
keperawatan
Rabu, 22
Juni
2016
Kelebihan
volume cairan
berhubungan
dengan gangguan
mekanisme
regulasi
14.00
WIB
Ttd
Perawat
Ita F
20
III.
PEMBAHASAN
21
peningkatan tanda gawat nafas, nadi, tekanan darah, bunyi jantung abnormal dan
suara nafas tambahan, rasional: peningkatan tekanan darah biasanya berhubungan
dengan kelebihan volume cairan, mungkin tidak terjadi karena perpindahan cairan
keluar area vaskuler, sedangkan peningkatan kongesti pulmonal mengakibatkan
konsolidasi, gangguan pertukaran gas, dan komplikasi, (contoh edema paru);
intervensi yang kelima adalah ajarkan pasien tentang penyebab dan cara mengatasi
edema, rasional: pasien memahami tentang penyebab dan cara mengatasi edema;
intervensi yang keenam adalah kolaborasi pemberian diuretic sesuai advis, rasional:
digunakan dengan perhatian untuk mengontrol edema dan asites, menghambat efek
aldosteron, meningkatkan ekskresi air sambil menghemat kalium, bila terapi
konservatif dengan tirah baring dan pembatasan natrium tidak mengatasi; intervensi
yang ke tujuh adalah kolaborasi dialysis jika diindikasikan.
4. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 20 Juni-22 Juni 2016
yaitu mengobservasi status cairan pasien (balance cairan, lokasi dan luas edema, dan
asites). Setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam, respon pasien adalah pasien
mengatakan kaki dan perutnya tidak bertambah besar, secara obyektif masih
terdapat edema pada kedua kaki derajat II, kedalaman kurang lebih 4 mm, waktu
kembali 4 detik. Terdapat asites, abdomen tampak cembung. Balance cairan=+355
cc.
Tindakan kedua adalah mengalokasikan dan pertahankan pembatasan cairan
pasien didapatkan hasil setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam Pasien
mengatakan sehari minum hanya 400 ml, dari sirup 300 cc dan air putih 100 cc.
Pasien dianjurkan untuk membatasi asupan cairan, maksimal 100-200 cc saja,
selebihnya meminum sirup yang diberikan di rumah sakit.
Tindakan ketiga adalah memonitor hasil laboratorium yang relevan terhadap
retensi cairan didapatkan hasil setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam Pada
hari selasa, 22 Juni 2016 belum ada hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil
pemeriksaan laboratorium tanggal 20 Juni 2016: Albumin 2.6 g/dl dan hematokrit
34.8.
Tindakan keempat adalah mengkaji komplikasi pulmonal atau kardiovaskuler
yang diindikasikan dengan peningkatan tanda gawat nafas, nadi, tekanan darah,
bunyi jantung abnormal dan suara nafas tambahan didapatkan hasil setelah
dilakukan tindakan selama 3x24 jam Pasien mengatakan tidak sesak nafas,
BP=160/100mmHg, HR=85 kali/menit, RR=20 kali permenit.
Tindakan keenam adalah mengajarkan pasien tentang penyebab dan cara
mengatasi edema didapatkan hasil setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam
pasien mengatakan paham bahwa timbulnya bengkak pada kaki dan perutnya adalah
23
IV.
1. Simpulan
Salah satu masalah keperawatan yang muncul pada pasien CKD, GEDS
adalah kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi. Diagnosa kelebihan volume cairan pada pasien CKD, GEDS
ditegakkan berdasarkan beberapa batasan karakteristik yang menunjang yaitu
adanya edema derajad 4 dengan kedalaman 7 mm waktu kembali 7 detik; adanya
asites; balance cairan=+565; oliguri, dimana volume urine pasien dalam sehari
adalah 380 cc; dan adanya penurunan hematokrit yaitu 34.80.
Dalam mengatasi masalah keperawatan maka disusunlah intervensi guna
mengatasi etiologi masalah yaitu gangguan mekanisme regulasi (gangguan
fungsi ginjal). Adapun intervensi yang dimaksud adalah observasi status cairan
pasien (balance cairan, lokasi dan luas edema, dan asites), alokasikan dan
pertahankan pembatasan cairan pasien, monitor hasil laboratorium yang relevan
terhadap retensi cairan, kaji komplikasi pulmonal atau kardiovaskuler yang
diindikasikan dengan peningkatan tanda gawat nafas, nadi, tekanan darah, bunyi
jantung abnormal dan suara nafas tambahan, ajarkan pasien tentang penyebab
dan cara mengatasi edema, kolaborasi pemberian diuretic sesuai advis,
kolaborasi dialysis jika diindikasikan.
Setelah dikukan tindakan keperawatan 3x4 jam didapatkan hasil bahwa
pasien mengatakan BAK masih sedikit, dalam sehari kurang lebih hanya satu
setengah gelas aqua saja, masih terdapat edema pada kedua kaki derajat II,
kedalaman kurang lebih 4 mm, waktu kembali 4 detik. Terdapat asites, abdomen
masih tampak cembung, BP=165/100mmHg, HR=87 kali/menit, RR=22kali
permenit, balance cairan: +355 cc, dengan demikian disimpulkan bahwa
masalah teratasi sebagian.
2. Saran
Setelah membandingkan antara tinjauan teori dengan pengalaman yang
diperoleh penulis, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai
berikut :
a. Praktisi Keperawatan
Bagi praktisi keperawatan yang menangani masalah Kelebihan volume
cairan pada klien CKD,GEDS, bahwa pengelolaan masalah Kelebihan
volume cairan pada klien CKD,GEDS memerlukan dukungan dari berbagai
pihak diantaranya klien,keluarga, perawat, dokter untuk memantau dan
menjaga status cairan pasien.
b. Mahasiswa
25
26