H DENGAN TB PARU DI
NIM:20144010072
KELAS:V/B KEPERAWATAN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1) PENGERTIAN
TB paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman TB
(mycobacterium tuberculosis). Kuman tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui
udara ke dalam paru-paru,dan menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui
peredaran darah seperti kelenjar limfe, saluran pernapasan atau penyebaran langsung ke
organ tubuh lainnya (Febrian, 2015).
2) ETIOLOGI
penyebab tuberkolosis adalah mycobacterium tuberculosis.basil berspora sehingga
mudah dibasmi dengan pemanasan,sinar matahri dan sinar ultraviolet (jong dalam huda
dan kusuma,2015).
setelah organisme terinhalasi dan masuk paru-paru bakteri dapat bertahan hidup
dan menyebar kenodus limfatikus lokal penyebaran melalui aliran darah ini dapat
menyebabkan TB pada organ lain dimana infeksi laten dapat bertahan sampai bertahun-
tahun (davey dalam huda dan kusuma,2015).
3). PATOFISOLOGI
Penyakit tuberculosis paru ditularkan melalui udara secara langsung dari penderita penyakit
tuberculosis kepada orang lain. Dengan demikian, penularan penyakit tuberculosis terjadi melalui
hubungan dekat antara penderita dan orang yang tertular (terinfeksi), misalnya berada di dalam
ruangan tidur atau ruang kerja yang sama. Penyebaran penyakit tuberculosis sering tidak
mengetahui bahwa ia menderita sakit tuberculosis. Droplet yang mengandung basil tuberculosis
yang dihasilkan dari batuk dapat melayang di udara sehingga kurang lebih 1 - 2 jam tergantung ada
atau tidaknya sinar matahari serta kualitas ventilasi ruangan dan kelembaban.
4) MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada TB paru yaitu batuk >3 minggu, nyeri dada, malaise, sesak nafas, batuk
darah, demam. Tanda dan gejala pada TB paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu gejala sistemik dan
respiratorik (Padila,2013).
1. Gejala sistemik yaitu :
a) Demam
b) Malaise
2. Gejala respiratorik yaitu :
a) Batuk
b) Batuk darah
c) Sesak nafas
d) Nyeri dada
5) PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Laboratorium
a) Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit.
b) Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairandarah): Positif untuk
basil asam-cepat.
c) Tes kulit (Mantoux, potongan Vollmer) : Reaksi positif (area indurasi 10mm atau lebih besar, terjadi
48-72 jam setelah injeksi intradcrmal antigen) menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi
tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.
d) Histologi atau kultur jaringan (termasuk pembersihan gaster; urine dan cairan serebrospinal, biopsi
kulit): Positif untuk Mycobacteriumtuberculosis.
e) Biopsi jarum pada jaringan paru: Positif untuk granuloma TB; adanya selraksasa menunjukkan
nekrosis.
f) Elektrolit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi;contoh hiponatremia
disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapatditemukan pada TB paru kronis luas.
g) Pemeriksaan Radiologis
Foto thorak: Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas,simpanan kalsium lesi
sembuh primer, atau effusi cairan. Perubahan menunjukkan lebih luas TB dapat termasuk rongga
area fibrosa
6) PENATALAKSANAAN MEDIS
Tuberkulosis paru terutama diobati dengan agens kemoterapi selama periode 6-12 bulan. 5
medikasi garis depan digunakan: isoniasid (INH), rifampin (RIF),Streptomisin (SM), etambutol (EMB),
dan Pirasinamid (PZA).
Pengobatan yang direkomendasikan bagi kasus tuberkulosis paru yang barudidiagnosa adalah
regimen pengobatan beragam, terutama INH, RIF, PZA selama4 bulan, dengan INH dan RIF
dilanjutkan untuk tambahan 2 bulan (totalnya 6 bulan).
7) KOMPLIKASI
Menurut Wahid&Imam (2013), komplikasi yang muncul pada TB paru yaitu
1) Pneumothorak (adanya udara di dalam rongga pleura) spontan : kolaps spontan karena
kerusakan jaringan paru.
2) Bronki ektasis (peleburan bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada
proses pemulihan atau reaktif) di paru.
3) Penyebaran infeksi keorgan lainnya seperti otak,tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.H DENGAN TB PARU
2. Riwayat alergi:
ada, klien mengatakan alergi obat asam afenamet
f. ekstermitas
klien dapat mengerakan ekstermitas
1. Psikososial
kecemasan dan ketakutan: sedang
8. Pemeriksaan Penunjang
UKURAN HASIL SATUAN NORMAL
WBC 9.16 [103/ul] 3.80 - 10.60
RBC 5.14 [103/ul] 4.40 - 5.90
HGB 14.9 [g/dl] 13.2 – 17.3
HCT 41.9 [%] 40.0 – 52.0
MCV 81.5 [fl] 80.0 – 100.0
MCH 29.0 [pg] 27.0 -35.0
MCHC 35.6 [g/dl] 30.0 – 40.0
PLT 203 [103/ul] 150 – 440
RDW-SD 36.6 [fl] 35.0 – 56.0
RDW-CV 12.5 [%] 13.0 – 15.0
PDW 9.9 [fl] 12.0 – 18.0
MPV 9.8 [fl] 5.0 -10.0
P-LCR 22.6 [%] 13.0 – 43.0
PCT 0.20 [%] 0.17 – 0.35
NEUT 5.96 [103/ul] 1.50 – 7.00
3
LYMPH 1.80 [10 /ul] 1.00 – 3.70
3
MONO 1.17 + [10 /ul] 0.00 – 0.70
ED 0.19 [103/ul] 10.00 – 40.9
BASO 0.04 [103/ul] 0.00 – 99.99
Klarifikasi Data
Data Subjektif:
Do:
- klien tampak lemas
- kepatenan jalan nafas tidak bebas karena adanya sputum
- pola nafas dyspnea
- frekuensi nafas 28 x/menit
- Spo2: 98 %
- klien tampak pucat
- akral teraba hangat
- CRT < 2 detik
- frekuensi nadi 120x/menit
- terpasang O2 nasal kanul 3 liter/menit
- TD: 140/90 mmHg
- GCS: : E: 4 M:6 V:5 =15 / Composmetis
- bunyi nafas tambahan ronkhi
- batuk tidak efektif dan dahak tidak keluar
- klien tampak cemas
2) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologi ditandai dengan:
Ds:
- klien mengatakan nyeri dada disaat batuk
P: Klien mengatakan sesak Muncul saat ia batuk.
Q: klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk.
R: Klien mengatakan Nyeri yang dirasakan Di dada.
S: klien mengatakan skala nyeri (4) sedang.
T: klien mengatakan nyeri Muncul pada saat batuk
dengan interval 1-4 menit.
Do:
- klien tampak meringis
- klien tampak gelisah
Rencana Keperawatan
Nama pasien: Tn. H
No RM: 001823
Tanggal: Kamis,03/11/2022
No DIAGNOSA KRITERIA INTERVENSI
DX KEPERAWATAN OBJEKTIF KEPERAWATAN
1 bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi Setelah dilakukan 1. idetifikasi kemampuan
yang tertahan ditandai dengan: tindakan keperwatan batuk
Ds: 1x3 jam diharapkan
- Klien mengatakan sesak nafas.
2. monitor adanya sputum
bersihan jalan nafas
- klien mengatakan membaik dengan 3. monitor bunyi nafas
Batuk dan lendir kriteria hasil: 4. monitor pola nafas
Tidak keluar -dispnea menurun 5. posisi semi fowler
Do: -penggunaan otot 6. berikan minum air
- klien tampak lemas bantu nafas menurun hangat
- kepatenan jalan -frekuesnsi nafas
membaik
7. jelaskan tujuan dan
Nafas tidak bebas
- batuk efektif prosedur batuk
Karena adanya
Sputum. meningkat
- ronchi menurun
- produksi sputum
menurun
No DIAGNOSA KRITERIA INTERVENSI
DX KEPERAWATAN OBJEKTIF KEPERAWATAN
S: klien mengatakan
Skala nyeri (4)
Sedang.
T: klien mengatakan
Nyeri muncul
Pada saat batuk
Dengan interval
1-4 menit
Do:
-Klien tampak Meringis
-klien tampak gelisah
Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Nama Pasien: Tn. H
No.RM: 001823
Ruang Rawat: IGD (isolasi)
Tanggal: Kamis,03/11/2022
No JAM IMPLEMENTASI JAM EVALUASI (SOAP)
DX
1 TGL: Kamis,03/11/2022 21.00 S: -klien mengatakan masih
19.00 1. mengidentifikasi kemampuan Sesak
batuk -klien mengatakan masih
Hasil: klien mengatakan klien Dan lendir keluar
batuk
19.01 Tetapi lendirnya tidak keluar. O:-klien terpasang O2 nasal
Kanul
2. memonitor adanya sputum -bunyi nafas tambahan
19.03
Hasil: sputum tidak keluar. Ronchi
3. memonitor bunyi nafas
Hasil: bunyi nafas tambahan
ronchi
JAM IMPLEMENTASI JAM EVALUASI (SOAP)