(Tuberculosis Paru)
TUGAS
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
Anggota Kelompok 3 :
Risiko penularan
1) Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB
paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar
dari pasien TB paru dengan BTA negatif.
2) Risiko penularan setiap tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis
Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko Terinfeksi TB selama satu
tahun. ARTI sebesar 1%, berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk
terinfeksi setiap tahun.
3) ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3%.
4) Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif.
Risiko menjadi sakit TB
Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler (cellular
immunity), sehingga jika terjadi infeksi penyerta (oportunistic), seperti tuberkulosis, maka
yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bisa mengakibatkan kematian. Bila
jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah pasien TB akan meningkat, dengan
demikian penularan TB di masyarakat akan meningkat pula.
a) 50% meninggal
b) 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi
c) 25% menjadi kasus kronis yang tetap menular
KASUS
Tn B usia 40 tahun datang ke RS melati dengan keluhan batuk berdahak dan nyeri dada saat
batuk , pasien mengatakan sesak napas dan tampak meringis. Hasil pemeriksaan auskultasi :
creakles pada percabangan bronkus, TTV : TD : 110/70 mmHg, S : 36 C, N : 84 x/menit,
RR : 28 x/menit, sekret kental. pasien mengatakan nyeri pada dada saat batuk, pengkajian
nyeri : P : batuk menetap, Q : menusuk, R : dada, S : 5, T : timbul kadang-kadang saat batuk.
BTA positif Hb = 11,1 g/dl. Pasien mengatakan sering kontak dengan orang lain, pasien
mengatakan batuk di depan orang lain tanpa menutup mulut, pasien mengatakan membuang
dahak pada plastik yang ditali dan dibuang di tempat sampah. pasien hanya ditempat tidur
dan saat beraktivitas dibantu oleh keluarga dan pasien tampak sering batuk di depan orang
lain tanpa menutup mulut. Hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA positif.
PERINTAH
HASIL
A. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d produksi secret d.d batuk berdahak dan
creakles pada percabangan bronkus.
B. Resiko tinggi penyebaran infeksi b.d adanya infeksi kuman tuberkulosis d.d sering
berkontak dengan orang lain.
C. Pola nafas tidak efektif b.d perubahan cairan intrapleura d.d RR meningkat
D. Nyeri akut b.d produktif mediator nyeri meningkat d.d nyeri dada
E. Intoleransi aktivitas b.d reaksi sistematis d.d lemah
Berikut adalah gambaran pathway pada pasien yang dihasilkan diagnosa
keperawatan sebagai berikut :
Sembuh
Infeksi primer
Nyeri akut
Risiko tinggi
penyebaran infeksi
2. Buatlah analisa data dari kasus diatas berdasarkan Problem, Etiologi, dan
Simptom !
GEJALA TBC :
ANALISA DATA
Nyeri akut
1) Nyeri seperti menusuk
4. DS : Inflamasi paru, batuk 2) Nyeri terasa hilang timbul,
menetap
Pasien mengatakan nyeri pada dada tidak menetap
DO :
Pasien meringis kesakitan, BTA
positif. TTV: TD : 110/70 mmHg, S :
36 C, N : 84 x/menit, RR : 28 x/menit
Airway suction
a) Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
b) Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.
c) Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
d) Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
e) Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion
nasotrakeal
f) Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
g) Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter
dikeluarkan dari nasotrakeal
h) Monitor status oksigen pasien
i) Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
j) Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Airway Management
a) Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
b) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
d) Pasang mayo bila perlu
e) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
f) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
g) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
h) Lakukan suction pada mayo
i) Berikan bronkodilator bila perlu
j) Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
k) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
l) Monitor respirasi dan status O2
B. Resiko tinggi penyebaran infeksi b.d adanya infeksi kuman tuberkulosis d.d
sering berkontak dengan orang lain.
C. Pola nafas tidak efektif b.d perubahan cairan intrapleura d.d RR meningkat
Airway Management
a) Berikan oksigen yang cukup
b) Monitor respirasi dan status O2
c) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
d) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
e) Berikan bronkodilator jika perlu
f) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
g) Pertahankan jalan nafas yang paten
h) Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
i) Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
j) Monitor vital sign
k) Monitor pola nafas
D. Nyeri akut b.d produktif mediator nyeri meningkat d.d nyeri dada
Pain Management
a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasifrekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
b) Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan
c) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
d) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
e) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
f) Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri masa Iampau
g) Bantu pasierl dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
h) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
i) Kurangi faktor presipitasi nyeri
j) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi
dan inter personal)
k) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
l) Ajarkan tentang teknik non farmakologi
m) Berikan anaIgetik untuk mengurangi nyeri
n) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
o) Tingkatkan istirahat
p) Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
q) Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
Activity Therapy
a) Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan
program terapi yang tepa
b) Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
c) Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan social
d) Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
e) Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda,
krek
f) Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
g) Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
h) Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
i) Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
j) Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
k) Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual