2023
A. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi Paru
Paru-paru manusia terletak pada rongga dada, bentuk dari paru- paru adalah
berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya
berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu bagian yaitu, paru kanan dan
paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri
mempunyai dua lobus. Setiap paru- paru terbagi lagi menjadi beberapa sub-bagian,
terdapat sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary segments.
Paru-paru bagian kanan dan bagian kiri dipisahkan oleh sebuah ruang yang
disebut mediastinum (Evelyn, 2009).
Paru-paru manusia dibungkus oleh selaput tipis yang bernama pleura. Pleura terbagi
menjadi pleura viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu selaput tipis
yang langsung membungkus paru, sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang
menempel pada rongga dada. Diantara kedua pleura terdapat rongga yang disebut
cavum pleura (Guyton, 2007).
Menurut Juarfianti (2015) sistem pernafasan manusia dapat dibagi ke dalam sistem
pernafasan bagian atas dan pernafasan bagian bawah.
Menurut Alsagaff (2015)sistem pernapasan terbagi menjadi dari dua proses, yaitu
inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah pergerakan dari atmosfer ke dalam paru,
sedangkan ekspirasi adalah pergerakan dari dalam paru ke atmosfer. Agar proses
ventilasi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik pada otot pernafasan dan
elastisitas jaringan paru. Otot-otot pernafasan dibagi menjadi dua yaitu :
a. Otot inspirasi yang terdiri atas, otot interkostalis eksterna,
sternokleidomastoideus, skalenus dan diafragma.
2. Pengertian
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang menular yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru yang secara khas ditandai oleh
pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosi jaringan. Penyakit ini bersifat
menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain (Manurung, 2013).
3. Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis sejenis kuman berbentuk
batang tipis, lurus atau agak bengkok, bergranular atau tidak mempunyai
selubung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal dan terdiri dari lipoid (terutama asam
mikolat) dengan ukuran panjang 0,5-4 mikron, dan tebal 0,3-0,6 mikron. Kuman terdiri
dari asam lemak, sehingga kuman lebih tahan asam dan tahan terhadap gangguan
kimia dan fisis (Kunoli, 2012).
4. Tanda dan Gejala
Pada stadium awal penyakit TB paru tidak menunjukkan tanda dan gejala yang
spesifik. Namun seiring dengan perjalanan penyakit akan menambah jaringan
parunya mengalami kerusakan, sehingga dapat meingkatkan produksi sputum yang
ditunjukkan dengan seringnya klien batuk sebagai bentuk kompensasi pengeluaran
dahak. Selain itu, klien dapat merasa letih, lemah, berkeringat pada malam hari dan
mengalami penurunan berat badan yang berarti. Secara rinci tanda dan gejala TB paru
ini dapat dibagi atas dua golongan yaitu gejala sistemik (demam dan malaise) dan
gejala respiratorik (batuk, batuk darah, sesak nafas, dan nyeri dada).
Pada kondisi tertentu, TB Paru aktif dapat menyebar ke luar paru-paru ke kelenjar getah
bening, ginjal, tulang, otak, rongga perut, selaput di sekitar jantung (perikardium), sendi,
dan organ reproduksi. Kondisi ini dikenal sebagai tuberkulosis ekstrapulmoner. Gejala
tuberkulosis ekstraparu tergantung pada area yang terkena, antara lain:
Kelenjar getah bening: Jika bakteri menyebar ke kelenjar getah bening di leher, ada
kemungkinan kelenjar tersebut mengeluarkan pus.
Ginjal: Infeksi TB pada ginjal dapat menyebabkan demam, sakit punggung, dan
terkadang darah dalam urin. Infeksi bisa menyebar ke kandung kemih, menyebabkan
nyeri dan sering buang air kecil.
Genital: Tuberkulosis juga dapat menyebar ke organ genital. Pada pria, TBC genital
menyebabkan skrotum membesar. Pada wanita, hal itu menyebabkan nyeri dan radang
panggul, ketidakteraturan menstruasi dan meningkatkan risiko kehamilan ektopi.
5. Patofisiologi
Bakteri
dorman
Bakteri muncul beberapa tahun kemudian