Anda di halaman 1dari 3

B.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pengertian
Pengertian Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan mengidentifikasi
respon individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan (PPNI, 2017). Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar
80%- 100% untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan gejala
yang tidak harus ditemukan, namun dapat mendukung penegakan diagnosis (PPNI, 2017).
Kondisi atau situasi yang berkaitan dengan suatu masalah yang dapat menunjang
kelengkapan data untuk menegakan suatu diagnosis atau masalah keperawatan (PPNI,
2017).
Keputusan tentang penentuan diagnosa keperawatan terkait dengan masalah fisiologis
terhadap kehamilan ibu dan mengurangi penyebab hiperemesis gravidarum pada ibu
hamil.
Sumber : Dzikirullah Rizki (2013), WOC Hiperemesis (2019) dan Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017)

Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017) diagnosa keperawatan


yang muncul sebagai berikut :
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan, penurunan energi,
kecemasan.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia,
neoplasma)
c. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kekurangan intake cairan
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan
mencerna makanan, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor psikologis (mis. stress,
keengganan untuk makan)
e. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan Perubahan status nutrisi
(kelebihan atau kekurangan), kekurangan/kelebihan volume cairan, penurunan mobilitas,
perubahan hormonal, suhu lingkungan yang ekstrem
f. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit, ketidakadekuatan sumber
daya (mis.dukungan finansial, social dan pengetahuan), gangguan adaptasi kehamilan
g. Konstipasi berhubungan dengan fisiologis (penurunan motilitas gastrointestinal,
ketidakcukupan asupan serat, ketidakcukupan asupan cairan, kelemahan otot abdomen),
psikologis (depresi), situasional (ketidakadekuatan toileting)
h. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi, terpapar lingkungan panas, ketidaksesuaian
pakaian dengan suhu lingkungan, peningkatan laju metabolism
i. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, tirah baring, kelemahan, imobilitas

Anda mungkin juga menyukai