MATA KULIAH
NAMA :
FEBBY WIDIANTO
2024
Silahkan baca referensi buku/jurnal kemudian buat resume dari pertanyaan dibawah ini
1. Jelaskan definisi, etiologi serta tanda dan gejala dari Hiper dan Hipotiroid
2. Buat pathway dari penyakit Hipo dan hipertiroid sampai menemukan masalah keperawatan
3. Buat data mayor dan minor secara subjektif dan objektif dari masalah keperawatan yang ditemukan di
nomor 3 merujuk pada referensi yang dibaca dan buku SDKI
4. Buat Intervensi keperawatan (dengan urutan observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi) dari
masalah keperawatan yang ditemukan merujuk pada buku referensi yang dibaca serta buku SIKI
PEMBAHASAN
1. Definisi
Hipertiroid adalah penyaakit yang disebabkan oleh penyakit Graves yaitu jenis masalah
autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid untuk memproduksi terlalu banyak hormon tiroid.
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi
hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjer tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi
hormon tiroksin dari iodium, maka iodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk
mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Hipertiroidisme adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif dan membuat berlebihan
hormon tiroid. Kelenjar tiroid adalah organ yang terletak dibagian depan leher dan hormon ini
yang mengontrol metabolisme, bernapas, denyut jantung, sistem saraf, berat badan,suhu tubuh,
dan banyak fungsi lainnya dalam tubuh. Ketika kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme)
proses tubuh mempercepat dan mungkin mengalami kegelisahan, kecemasan, denyut jantung
yang cepat, tremor tangan, keringat berlebihan, penurunan berat badan, dan masalah tidur, antara
gejala lainnya.
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang
berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar
hormone tiroid berada di bawah nilai optimal.
Hipotiroidisme merujuk pada kondisi yang dikarakteristikkan oleh tak disekresikannya hormon-
hormon tiroid. Ini dimanifestasikan dengan pelambatan semua fungsi tubuh dan mental secara
umum.
2. Etiologi
Hipertiroid Kelenjar tiroid membuat hormon tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3) yang
memainkan peran penting dalam cara fungsi seluruh tubuh. Jika kelenjar tiroid membuat terlalu
banyak T4 dan T3, ini didefinisikan sebagai hipertiroid.
Penyebab paling umum dari hipertiroid adalah penyakit gangguan autoimun Graves '. Dalam
gangguan ini, tubuh membuat antibodi (protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk melindungi
terhadap virus atau bakteri) yang disebut thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI) yang
menyebabkan kelenjar tiroid membuat terlalu banyak hormon tiroid. Penyakit Graves berjalan
dalam keluarga dan lebih sering ditemukan pada wanita.
Hipotiroidisme pada dewasa
a. Produksi hormone tiroid yang tidak adekuat, biasanya sesudah tiroidektomi atau terapi
radiasi (terutama dengan preparat I 131) atau akibat inflamasi, tiroiditis autoimun yang kronis
(penyakit Hashimoto) atau keadaan seperti amyloidosis serta sarkoidosis (jarang).
b. Kegagalan hipofisis memproduksi TSH, kegagalan hipotalamus memproduksi TRH
(Thyrotropin-Releasing Hormone), kelainan bawaan sintetis hormone tiroid, defisiensi
yodium (biasanya dari makanan), atau pemakaian obat-obat antitiroid, seperti propiltiourasil.
Hipotiroidisme pada anak
a. Perkembangan embrionik mengalami defek (penyebab paling sering) sehingga timbul
kelainan konginital, yakni kelenjar tiroid tidak terdapat atau tidak berkembang (kretinisme
pada bayi)
b. Defek resesif autosom yang diturunkan pada sintesis tiroksin (penyebab paling sering
berikiutnya).
c. Obat-obat anti tiroid yang digunakan selama kehamilan dan menyebabkan kretinisme pada
bayi (penyebab yang jarang dijumpai).
d. Tiroiditis autoimun yang kronik (kretinisme trjadi sesudah usia 2 tahun)
e. Defisiensi yodum selama kehamilan
Hipertiroid
Antibodi menyerang Atropi kelenjar tiroid Atropi kelenjar tyroid Produksi hormon
antigenya
sendiri tyroid menurun
Jumlah sel kelenjar
T3 dan T4 tiroid menurun
dihancurkan
Produksi hormon
Destruksi kelenjar tiroid tiroid menurun
HIPOTIROIDISME
MK:
- Perubahan pola seksual
KASUS
Ny. C (46 tahun) bekerja sebagai pedagang ke RS pada tanggal 2 Maret 2020 Jam 21.30 dengan
keluhan utama sesak napas secara tiba-tiba. Sebelumnya pasien tidak pernah merasakan hal
yang sama. Sesak napasnya dirasakan ketika pasien berjalan sekitar 200 meter dan ketika pasien
berjalan ke ketinggian (seperti menaiki anak tangga). Selain itu pasien juga merasa nyeri seperti
ditusuk - tusuk pada dada sebelah kiri ketika bernafas namun tidak menjalar dan dirasakan
semakin memberat jika dibuat bernafas atau berubah posisi. Pasien sering merasa berdebar-debar
tanpa didahului perasaan yang tidak enak atau sebagainya. Pasien juga sering berkeringat walau
tidak berada dibawah sinar matahari maupun saat bekerja (saat beristirahat). Jika diminta untuk
memilih antara suhu panas dan dingin, pasien lebih memilih suhu yang dingin karena merasa
lebih nyaman. Pasien mengalami penurunan berat badan sedangkan nafsu makan meningkat dan
pasien sering merasa cepat lapar. Pasien sering merasa lemas dan sedikit gemetar di daerah jari
kedua tangan. Pasien juga mengeluhkan merasa sangat mudah lelah walau hanya melakukan
aktivitas yang sangat sederhana dan ringan. Dari hasil anamnesis, diketahui pasien sudah tidak
mengalami menstruasi lagi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg,
denyut nadi 120 kali/menit, suhu tubuh 38∘C, respirasi rate 26x/ menit BB 46 turun dari 50 kg
selama. Pada daerah leher didapatkan pembesaran kelenjar tiroid dengan ukuran 3x2x5cm. Selain
itu, pada pasien ini juga didapatkan tremor halus. Dari pemeriksaan hasil laboratorium didapatkan
: 1. Peningkatan Total T3 : 270 ng/Dl (Normal: 80- 180 ng/Dl) 2. Peningkatan T4 bebas : 4,5
ng/Dl (Normal: 0,7- 1,9 ng/Dl) 3. Penurunan hasil TSH (0.018 Miu/L) (Normal: 0,5- 4,7 Miu/L)
4. Berdasarkan EKG didapatkan Sinus Takikardia Pasien didiagnosis mengalami hipertiroid
dengan score indeks Wayne: 24.
TERAPI
Pasien memperoleh terapi Methimazol 30 mg per hari sebagai dosis awal selama 6 bulan pertama
dan dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 5 mg-15 mg yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
Terapi diberikan selama selama 1 tahun. Selain itu pasien juga memperoleh propranolol 2 x 10
mg sebagai terapi.
Analisa Data Dan Diagnosa Keperawatan
Data ditemukan pada saat analisa data pertama pada tanggal 2 Maret 2020 Jam 21.30.
Didapatkan data Subjektif pertama : Paien mengeluh sesak napas secara tiba-tiba. Sebelumnya
pasien tidak pernah merasakan hal yang sama. Sesak napasnya dirasakan ketika pasien berjalan
sekitar 200 meter dan ketika pasien berjalan ke ketinggian (seperti menaiki anak tangga). Data
Objektif didapatkan pasien tampak menggunaan otot bantu pernafasan dada, perrnafasan tampak
cepat, TD : 140/90 mmHg, Nadi : 120x/Menit, Suhu : 38’C, RR : 26x/Menit. Dari data tersebut
maka dapat ditegakan diagnosa keperawatan Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan
Kecemasan.
Analisa data yang kedua pada tanggal 2 Maret 2020 Jam 21.30. didapatkan data Subjektif
: Pasien mengatakan mengalami penurunan berat badan sedangkan nafsu makan meningkat dan
pasien sering merasa cepat lapar. Data Objektif didapatkan pasien tampak lemas, BB 46 turun
dari 50 Kg, Selain itu, pada pasien ini juga didapatkan tremor halus. Dari data tersebut maka
dapat ditegakan diagnosa keperawatan Defisit Nutrisi berhubungan Ketidakmampuan mencerna
makanan.
Intervensi Keperawatan
D.0005 Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Kecemasan. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 2x24 jam sesak nafas berkurang, penggunaan otot bantu pernafasan tidak
ada, pernafasan cepat berkurang, cemas berkurang, tekanan darah membaik, nadi dalam batas
normal, pernafasan dalam batas normal. Intervensi yang dilakukan antara lain : Identifikasi pola
nafas tidak efektif, berikan dan ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi sesak, ajarkan
teknik pernafasan, pemahaman dan manajemen kecemasan, relaksasi dan meditasi, kolaborasi
pemberian analgetik.
D.0019 Defisit Nutrisi berhubungan Ketidakmampuan mencerna makanan. Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam Status nutisi terpenuhi, berat badan naik, perilaku
meningkatkan berat badan, fungsi gastrointetinal membaik. Intervensi yang dilakukan antara
lain : Identifikasi status nutrisi, manajemen nutrisi, pemantauan nutrisi, pemantauan tanda vital,
edukasi diet, konseling nutrisi, promosi berat badan, kolaborasi dengan ahli gizi dan sertakan
keluarga.