A. Definisi
Hypertiroidisme adalah gangguan endokrin kedua yang paling sering terjadi, dan
penyakit graves adalah jenis yang paling banyak dijumpai. Kondisi ini terjadi akibat
pengeluaran hormon tiroid yang berlebihan yang disebabkan oleh abdormalitas stimulsi
kelenjar tiroid imunoglobulin sirkulasi. Gangguan ini delapan kali lebih sering dialami oleh
wanita dibandingkan pria dan mencapai puncak dekade kedua dan ke empat kehidupan.
Kondisi ini dapat muncul setelah syok emosional, stress, atau infeksi tetapi signifikasi pasti
dari hubungan ini tidak dipahami. Penyebab umum lainnya mencangkup tiroiditis dan
kelebihan mengkonsumsi hormon tiroid (mis., dari terapi hipotioidisme)
B. Etiologi
Penyebab penyebabnya diantara lain:
1) Herediter
2) Toksik adanoma
3) Tumor kelenjar hipofise
4) Tiroiditis sub akut
5) Kanker tiroid
6) Terapi hormon tiroid berlebihan
(price A, syivia,2006, hal 1074 dan dongoes E, marilynn , 2000 hal 708)
Faktor resiko
1) Terjadi lebih banyak pada wanita daripada laki laki
2) Pada usia lebih dari 50 tahun
3) Post trauma emosional
4) Peningkatan stress
(long C, Barbara 1996 hal 109)
C. Manisfestasi klinis
Hipertiroidisme memunculkan sekelompok tanda dan gejala yang khas (tirotoksikosis).
Kecemasan (hipereksitabilitasi emosional), iritabilitas, ketakutan; ketidak mampuan
untuk duduk diam; palpitasi nadi cepat saat istirahat dan ketika mengeluarkan
tenaga.
Toleransi buruk terhadap panas; berkeringat berlebihan; kulit yang memerah
dengan warna salmon yang khas, dan cenderung menjadi hangat, lunak, dan
lembap.
Kulit kering dan pruritus menyebar.
Tremor halus pada tangan.
Eksoflatmos (mata menonjol) pada beberapa pasien.
Peningkatan nafsu makan dan asupan diet, penurunan berat badan secara progresif,
keletihan otot yang abnormal, kelemehan, amenorea, dan perubahan fungsi usus
(konstipasi atau diare)
Nadi berkisar antara 90 dan 160 kali permenit; tekanan darah sistolik ( terapi bukan
diastolik)meningkat (peningkatan tekanan nadi)
Fibrilasi atrial; dekompensasi jantung dalam bentuk gagal jantung kongestif,
terutama pada lansia
Osteoporosis dan fraktur.
Efek jantung dapat mencakup takikardia sinus atau disritmia, peningkatan tekanan
nadi, dan palpitasi; hipertrofi miokardium dan gagaljantung dapat terjadi jika
hipertiroidisme berat dan tidak diatasi.
Dapat meliputi remisi dan eksaserbasi, diakhiri dengan pemulihan spontan dalam
beberapa bulan atau tahun.
Dapat terus berlanjut, menyebabkan badan kurus, gugup yang berlebihan, delirium,
disorientasi, dan pada akhirnya gagal jantung
D. Pathway
E.
Triodotironi (T3)
Tiroksin T4 meningkat Kalsitonin meningkat
H. meningkat
Otot kekurangan Ca
Hipermetabolisme
J. Peningkatan suhu tubuh
Penurunan kerja otot
kardiovaskuler Hipertermi
M.
Thakipnea (napas pendek,cepat) Peningkatan produksi
N. keingat,kulit kemerahan
F. Penataklasanaan klinis
a. Medis
Terapi dirujukan untuk mengurangi hiperaktivitas tiroid guna meredakan gejala dan
mencegah komplikasi. Tiga bentuk terapi yang tersedia:
Terapi iodin radioaktif untuk efek destruktif pada kelenjar tiroid
Medikasi antitiroid
Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid.
Ion radioaktif
131
I diberikan untuk menghancurkan sel sel tiroid yang hiperaktif (terapi yang
paling sering dilakukan pada lansia).
131
I dikontraindikasikan pada ibu hamil dan ibu menyusui karena radoiodin
melintasi plasenta dan disekresikan ke dalam ASI
Obat antitiroid
Terapi pelengkap
Kalium iodida, larutan lugol, dan larutan kalium iodida jenuh (saturated solution
of potassium iodide [SSKI] dapat ditambahkan.
Agens beta-adrenergik dapat digunakan untuk mengontrol efek sisten saraf yang
terjadi pada pasien hipertiroidisme ; misalnya propranolog digunakan untuk
mengatasi kecemasan, takikardia, tremor, ansietas, dan intoleransi terhadap
panas
Keperawatan
G. Pengkajian keperawatan
a. Keluhan utama
Biasanya pasien darang ke RS dengan keluahan, badan terasa lemas, sering gemeteran,
keringat berlebih dan jantung terasa berdetak cepat.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pada saat dilakukan pengkjian pasien mengeluh gemeteran, badan terasa
lemas, mual muntah, tidak nafsu makan, tidak bisa tidur.
c. Riwayat kesehatan sebelumnya
Biasanya penyakit hipertiroid ini gejalanya timbul dalam waktu yang lama dan belum
dirasakan oleh pasien, dam merupakan penyakit yang susah
d. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya penyakit bukan merupakan penyakit keturunan, dan bisa juga ada anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti yang dialami oleh pasien.
e. Riwayat psikososial spritual
f. Pemfis persystem
1) Sistem endokrin
2) Sistem kardiovaskuler
3) Sistem pernapasan
4) Sistem pencernaan
H. Analisa data
I. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan curah jantung b.d hipermetabolisme
b. Gangguan mobilitas fisik b.d Kelemahan otot, patikue gangguan koordinasi dan
tremor
c. Defisit nutrisi b.d Peningkatan metabolisme
d. Hipertermia b.d Tiroksin (T4) meningkat
e. Pola napas tidak efektif b.d Hipermetabolisme
f. Gangguan integritas kulit b.d Peningkatan produksi keringat,kulit kemerahan
J. Perencanaan keperawatan
dalam batas normal 4) Monitor intake dan output keseimbangan intake dan
- Oliguria berkurang hari pada waktu yang yang sering terjadi pada
sama penurunan curah jantung
- Warna kulit tampak segar
6) Mengetahui saturasi
oksigen (lebih,
6) Monitor saturasi oksigen
kekurangan)
7) Untuk mengetahui
7) Monitor keluhan nyeri
penyebab nyeri dada
dada (mis. Intensitas,
lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang
8) Penurunan curah jantung
mengurangi nyeri)
bisa menyebabkan
8) Monitor EKG 12 sadapan
perubahan gambaran EKG
9) Aritmia terjadi karena
beban jantung yang
9) Monitor aretmia ( kelainan bertambah
irama dan frekuensi) 10) Untuk mengetahui
10) Monitor nilai apakah terjadi komplikasi
labolatorium jantung akibat dari penurunan
( mis, elektrolit, enzim curah jantung
jantung, BNP, NTpro- 11) Agar tidak terjadi
BNP) kesalahan dalam
melakukan tindakan
11) Monitor fungsi alat keperawatan
pacu jantung 12) Tekanan darah
meningkat ketika aktivitas
12) Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi 13) Obat dapat
sebelum dan sesudah meyebabkan
aktivitas peningkatan/penurunan
13) Periksa tekanan darah tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum pemberian obat
(mis. Beta bloker , ACE
inhibitor, calcium channel
blocker, digoksin
)
2) Rujuk ke orogram
rehabilitas jantung
b. Terapeutik
1) Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi 1) Untuk menjaga interval