Anda di halaman 1dari 48

HIPERTIROID

1. DEFINISI
Hipertiroidisme dikenal juga sebagai tirotoksikosis, hipertiroidisme juga dapat
didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik
hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau akibat asupan
hormon tiroid secara berlebihan.

2. ETIOLOGI

1. Penyakit graves
Penyakit graves atau toksik goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan
karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibodi yang disebut thyroid-
stimulating immunoglobulin (TSI) yang mendekati sel-sel tiroid. TSI meniru
tindakan TSH dan merangsang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak.
Penyakit ini dicirikan adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid (goiter)
dan eksoftalmus (mata melotot).
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol
oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3. Konsumsi banyak yodium
Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan sintesis
hormon tiroid.
4. Pengobatan hipotiroid
Terapi hipotiroid, pemberian obat-obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi
hormon tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah hormon
tiroid.
5. Adenoma hipofisis
Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi
6. Nodul tiroid (Tiroiditis)
Merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti
streptococcus pyogenes, staphylococcus aureus, dan pneumococcus pneumonia.
Reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel
dan peningkatan jumlah hormon tiroid. Tiroiditis dikelompokan menjadi tiroiditis
subakut, tiroiditis postpartum, dan tiroiditis tersembunyi.

1) Tiroiditis subakut
Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya hilang
dengan sendirinya setelah beberapa bulan.
2) Tiroiditis postpartum
Tiroiditis postpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan
melahirkan. Penyebabnya diyakini autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis
subakut, tiroiditis postpartum sering mengalami hipotiroidisme sebelum
kelenjar tiroid benar-benar sembuh.
3) Tiroiditis tersembunyi
Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan karena autoimun dan pasien tidak
mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga trejadi pembesaran kelenjar. Tiroiditis
tersembunyi dapat mengakibatkan tiroiditis permanen.

7. Struma

Struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar
tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh kurangnya diet iodium yang
dibutuhkan untuk produksi hormon tiroid. Terjadinya pembesaran kelenjar tiroid
dikarenakan sebagai usaha meningkatkan hormon yang dihasilkan.

3. PATOFISIOLOGI
Ada beberapa penyebab terjadinya hipertiroidisme yaitu tiroiditis merupakan
inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri seperti streptococcus
pyogenes, staphylococcus aureus, dan pneumococcus pneumonia. Reaksi peradangan
ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid, kerusakan sel dan peningkatan
jumlah hormon tiroid. Adenoma hipofisis yang berupa tumor jinak kelenjar hipofisis.
Penyakit graves atau toksik goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan
karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibodi yang disebut thyroid-
stimulating immunoglobulin (TSI) yang mendekati sel-sel tiroid. TSI meniru tindakan
TSH dan merangsang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak. Konsusmsi
iodium berlebihan yang dapat menyebabkan peningkatan kerja kelenjar tiroid untuk
menghasilkan hormon tiroid. Serta adanya nodul tiroid toxic.
Dari beberapa penyebab tadi, dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
seksresi hormon tiroid baik T3, T4, maupun kalsitonin. Jika terjadi peningkatan
sekresi hormon T3 dan T4 maka akan menyebabkan peningkatan laju metabolisme
sehingga terjadi hipermetabolisme. Saat terjadi hipermetabolisme ada beberapa hal
yang akan ditimbulkan, yaitu peningkatan suhu tubuh, masukan nutrisi yang kurang
menyebabkan berat badan turun, serta berpengaruh terhadap beberapa sistem yaitu
respirasi menyebabkan terjadinya takipnoe, kardiovaskuler yang menyebabkan
tekanan darah dan denyut jantung meningkat dan jika terjadi dalam waktu yang lama
maka beban kerja jantung menurun menyebabkan dekompensais jantung, integumen
yang menyebabkan peningkatan produksi keringat dan kulit kemerahan, bladder yang
menyebabkan peningkatan reabsorbsi cairan sehingga terjadi retensi urine, bowel
yang menyebabkan peristaltik usus meningkat sehingga reabsorbsi menurun dan
terjadinya diare.
Sedangkan jika terjadi peningkatan kalsitonin akan menyebabkan kalsium
dalam darah menurun, otot kekurangan kalsium dan terjadinya kelemahan otot,
fatigue, gangguan koordinasi dan tremor. Selain peningkatan hormon tiroid,
hipertiroid juga menyebabkan gerakan kelopak mata relatif lambat terhadap bola mata
sehingga jaringan orbita dan otot-otot mata diinfiltrasi oleh limfosit, sel mast dan sel-
sel plasma yang menyebabkan eksoftalmus.
PATHWAY

Tiroiditis Adenoma Graves Konsumsi Nodul tiroid toksik


hipofisis (autoimun) iodium
ANSIETAS
G3 fungsi
Kelenjar tiroid Hiperfungsi Terbentuk antibodi Kerja tiroid
Gelisah, kurang kelenjar tiroid TSI
konsentrasi, cemas
TSI meniru tindakan
Gangguan TSH
Neurologis

Peningkatan
stimulasi Hipersekresi Hormon Kurang Informasi DEFISIT
SSP Tiroid (Hipertiroid) tentang penyakit PENGETAHUAN

Triodotironin Tiroksin Kalsitonin Gerakan kelopak


(T3) (T4) meningkat mata relatif lambat
HIPERTERMI terhadap bola mata
Metabolisme Peningkatan laju Kalsium dalam
metabolisme darah menurun Infiltrasi limfosit, sel
Suhu must kejaringan
Tubuh Hipermetabolisme orbital dan otot
Otot Kurang
meningkat
Kalsium
Masukan nutrisi Kerja otot Eksoftalmus
menurun

RESIKO
Kelemahan otot,
BB KERUSAKAN
fatigue, G3 koordinasi
INTEGRITAS
dan tremor
JARINGAN
KETIDAKSEIMBAN
GAN NUTRISI KELETIHAN
KURANG DARI
KEBUTUHAN
TUBUH

Respirasi kardiovaskuler Integumen Bladder Bowel Peningkatan


aktivitas GI

Takipnoe Peningkatan Peningkatan Peristaltik usus


TD SV HR
produksi reabsorbsi cairan meningkat Sering
keringat, kulit Lapar
GANGGUAN kemerahan
Kompensasi
POLA NAPAS Jantung yang Output urine Reabsorbsi
lama menurun menurun

Beban kerja RETENSI Diare


jantung menurun
URINE
Dekompensasi PENURUNAN DIARE
CURAH
Jantung
JANTUNG
4. MANIFESTASI KLINIS
5.

6. SISTEM ORGAN 7. GEJALA


8. UMUM 9. Menyukai dingin
10. BB turun tetapi nafsu makan baik
11. MATA 12. Penonjolan bola mata
13. Kelopak mata bengkak
14. Penglihatan ganda
15. Motilitas menurun
16. LEHER 17. Goiter
18. JANTUNG 19. Palpitasi
20. Edema perifer
21. GASTROINTESTINAL 22. Peristaltik meningkat
23. GENITOURINARIA 24. Poliuria
25. Penurunan fertilitas
26. NEUROMUSKULAR 27. Kelelahan
28. Kelemahan
29. Gemetar (tremor)
30. EMOSI 31. Nervousness
32. Iribilitas
33. DERMATOLOGI 34. Rambut rontok
35. Banyak berkeringat
36. Perubahan tekstur kulit
37. Perubahan pigmentasi
38.
39.
40. PENATALAKSANAAN
41. Tidak ada pengobatan yang langsung di tunjukan pada penyebab
hipertriodisme. Ada beberapa upaya untuk menurunkan hiperaktifitas tyroid akan
mengurangi gejalanya secara efektif dan menghilangkannya penyebab utama
terjadinya komplikasi serius
42. Terdapat 3 bentuk terapi yang tersedia untuk mengobati hipertriodisme
dan mengendalikan aktifitas tyroid yang berlebihan:
1. Farmakoterapi dengan menggunakan obat-obat yang mempengaruhi
sintesis hormon tyroid serta preparat yang mengendalikan manifes
hipertryodisme
2. Penyinaran atau radiasi yang meliputi penggunaan radio isotop I131 atau I125
untuk menimbulkan efek destruktif pada kelenjar tyroid
3. Pembedahan dengan mengangkat sebagaian besar kelenjar tyroid.terapi
yang di lakukan bergantung pada penyebab hipertrodisme dan mungkin
memerlukan gabungan semua tindakan pendekatan terapeutik di atas
43.
44.
45.
46.
47.

48. TINJAUAN KASUS HIPERTIROID


49.
50. Tanggal Masuk RS : 15 Juni 2011
51. Tanggal Pengkajian : 16 Juni 2011
52. Nomor Register : 0912121
53. Ruangan/RS : Melaty/RSUM Lakipadada
54. Diagnosa Medis : Hipotiroid
55.
56. PENGKAJIAN
1) BIODATA
A. Identitas Pasien
1. Nama Lengkap : Ny B
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur / Tanggal Lahir : 30 Tahun
4. Kawin / Belum Kawin : Sudah kawin
5. Agama : Islam
6. Suku / Bangsa : Bugis
7. Pendidikan : SMA
8. Pendapatan : Tidak menentu
9. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
10. Nomor Askes :-
11. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24
B. Identitas Penaggung
1. Nama Lengkap : Tn A
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur / Tanggal Lahir : 38 tahun
4. Kawin / Belum Kawin : Sudah Kawin
5. Agama : Islam
6. Suku / Bangsa : Bugis
7. Pendidikan : SMA
8. Pendapatan : Tidak menentu
9. Pekerjaan : Wiraswasta
10. Nomor Askes :-
11. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24
57.
2) RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama : Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas
2. Riwayat Keluhan Utama (dengan pendekatan PQRST)
- Provocative/palliative
58. Yang menyebabkan keluhan tubuh terasa lemas adalah terjadinya
peningkatan suhu tubuh akibat peningkatan laju metabolisme tubuh di atas
normal.
59. Yang membuatnya keluhan bertambah baik/ringan jika klien berada
pada tempat yang dingin atau bertambah berat jika melakukan aktivitas yang
menambah peningkatan laju metabolisme
- Quality/quantity
60. Rasa lemas dirasakan di seluruh tubuh seiring dengan peningkatan laju
metabolisme tubuh.
61. Rasa lemas yang di rasakan membuat klien tidak bisa menjalankan
aktivitas seperti biasa.
- Region/radiation
62. Rasa lemas di rasakan di seluruh tubuh
- Severity scale
63. Dengan peningkatan laju metabolisme tubuh, pasien kehilangan energi
yang berlebihan serta terjadi peningkatan suhu tubuh sehingga menyebabkan
terjadinya kelelahan dan rasa lemas yang dapat mempengaruhi aktivitas
64. Kelelahan dan rasa lemas yang dirasakan klien berada pada tingkat
yang berat.
-Timing
65.Keluhan dirasakan klien 2 bulan yang lalu
66.Keluhan sering dirasakan klien sekitar 2 minggu yang lalu
67.Keluhan dirasakan klien secara perlahan-lahan
B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
- Sebelumnya klien belum pernah merasakan penyakit ini
- Klien pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya karena demam tinggi
- Klien alergi terhadap ikan asin, tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya dengan
tidak menghindari penyebab alergi
- Kebiasaan : Klien tidak merokok serta tidak mengonsumsi minuman beralkohol,
klien minum kopi 2 kali sehari sejak 5 tahun terakhir
68.
3) PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Lemah
2. Tingkat kesadaran : Apatis
3. Tanda-tanda vital : (TD: 130/80 mmhg; N: 110x/menit; S: 38 oC; RR: 30x/ menit).
4. Berat Badan : 45 Kg
5. Tinggi Badan : 157 cm
6. Kulit
Inspeksi
- Tidak terdapat lesi,lecet,jaringan parut
- kulit tampak bersih
- Tidak terdapat kelainan kelainan pada kulit Mis ; mokula, papula, ulcus,
Eritema, fistula, eksoreas
Palpasi
- Kulit : hangat
- Kelembaban kulit : kurang
- Tekstur kulit : halus
- Oedema : tidak ada
7. Keadaan kepala
Inspeksi
- bentuk muka dan tengkorak kepala simetrisan
- penyebaran rambut jarang serta halus
- tidak ada luka pada kulit kepala
- rambut tampak bersih
Palpasi
- Tidak ada pembengkakan/ benjolan
- Tidak ada nyeri tekan
- Massa tidak ada
8. Wajah
Inspeksi
- Simertis/tidak : simetris
- Bentuk wajah : Lonjong/oval
- Gerakan abnormal : Tidak ada
- Ekspresi wajah : datar
Palpasi
- Nyeri tekan/tidak : Tidak ada nyeri tekan
- Data lain : -
9. Keadaan mata
Inspeksi
- Palpebrae : tidak ada edema dan radang
- Sclera : Berwarna kemerahan
- Conjuctiva : Tidak Radang/tidakAnemis
- Pupil : isokor
- Posisi mata: Simetris kiri dan kanan
- Gerakan bola mata : Pasien sulit menggerakkan matanya karena nyeri saat
menggerakan mata
- Penutupan kelopak mata: Pasien sulit menutup mata
- Keadaan visus : 15/20
- Penglihatan : Kabur
Palpasi
- Nyeri Tekan (+)
- Tekanan Intra Okuler ( TIO ) (+)
10. Keadaan hidung
Inspeksi
- Simetrisan
- Tidak terdapat pembengkakan dan sekresi
- tulang hidung tidak mengalami pembengkokan
- Tidak mengalami pembengkakan pada sselaput lendir
Palpasi
69. - Tidak terdapat nyeri tekan
70. - Tidak ada benjolan/tumor
11. Keadaan telinga
Inspeksi
- Telinga bagian luar simetris
- Tidak ada serumen/cairan, nanah
-
12. Mulut
Inspeksi
71. a. Gigi
72. - Keadaan gigi : gigi tampak bersih
73. - Karang gigi/karies : -
74. - Pemakaian gigi palsu : -
75. b. Gusi : Tidak mengalami peradangan
76. c. Lidah : Lidah tampak kotor
77. d. Bibir
78. - pucat
79. - kering pecah
80. - mulut tidak berbau
13. Tenggorokan
- Warna mukosa : Pucat.
- Terdapat nyeri tekan
- Terdapat nyeri menelan
14. Leher
Inspeksi
- Kelenjar Thyroid : Membesar
- ada pembengkakan/benjolan pada leher
- tidak ada distensi vena jugularis
Palpasi
- Kelenjar Thyroid : Teraba
- Kaku kuduk/tidak : +
- Kelenjar limfe : tidak ada benjolan
- Mobilisasi leher normal
15. Thorax dan pernafasan
Inspeksi
- Bentuk dada : normal
- Pernafasan : Inspirasi/ekspirasi, frekuensi pernafasan, irama
pernafasan
- Pengembangan diwaktu bernafas
- Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan
- ada retraksi
- Pengamatan tentang adanya batuk ( produktif, kering, pendek/dehem )
Palpasi
- Tidak adanya nyeri tekan
- Tidak ada massa adanya massa
- Vokal fremitus : adanya getaran dinding dada
Perkusi
- Bunyi sonor : Suara perkusi jaringan paru yang normal
Askultasi
- Suara nafas : Vesikuler dan tidak terdapat wheezing; Suara ucapan normal
16. Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis terlihat ditemukan pada ICS 5 linea medio
clavicularis kiri
Palpasi :
- Saat melakukan palpasi iktus teraba
- Frekuensi jantung meningkat
Perkusi
81. Saat dilakukan perkusi, jantung dalam batas normal
Auskultasi
82. a. Irama jantung tidak teratur/ distritmia
83. b. Bising jantung : murmur ada
84. 17. Pengkajian payudara dan ketiak
Inspeksi :
- Payudara melingkar dan agak simetris dan ukuran sedang
- Tidak terdapat udema, tidak terdapat kemerahan atau lesi serta vaskularisasi normal
- Areola mamma agak kecoklatan
- Tidak adanya penonjolan atau retraksi akibat adanya skar atau lesi.
- Tidak ada keluaran, ulkus , pergerakan atau pembengkakan. Posisi kedua puting susu
mempunyai arah yang sama
- ketiak dan klavikula tidak ada pembengkakan atau tanda kemerah-merahan.
Palpasi
- Tidak adanya keluaran serta nyeri tekan.
85. 18. Abdomen
Inspeksi :
- umbilikus tidak menonjol
- Tidak ada pembendungan pembuluh darah vena
- Tidak ada benjolan
- warna kulit normal
Palpasi :
- Tidak ada rasa nyeri
- Tidak ada benjolan/ massa
- Tidak ada pembesaran pada organ hepar
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik keras dan panjang
86. 19. Genetalia dan Anus
87. Genetalia :
Inspeksi :
- Tidak ada prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartolini,
- sekret vagina jernih
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
88. Anus : Keadaan anus normal, tidak ada haemoroid, fissura, fistula.
89. 20. Ekstremitas
90. Ekstremitas atas
91. a. Motorik
92. - Pergerakan kanan/kiri : lemah
93. - Pergerakan abnormal : tidak seimbanngnya pergerakan
94. antara kanan dan kiri.
95. - Kekuatan otot kiri/kanan : kekuatan otot kanan dan kiri lemah
96. - Koordinasi gerak : ada gangguan
97. b. Refleks
98. - Biceps kanan/kiri : Normal
99. - Triceps kana/kiri : Normal
100. c. Sensori
101. - Nyeri :+
102. - Rangsang suhu :+
103. - Rasa raba :+
104. Ekstremitas bawah
105. a. Motorik
106. - Gaya berjalan : Normal
107. - Kekuatan kanan/kiri : kekuatan kanan 4/kiri 4
108. - Tonus otot kanan/kiri : menurun
109. b. Refleks
110. - KPR kanan/kiri : -/-
111. - APR kanan/kiri : -/-
112. - Bebinski kanan/kiri : +/+
113. c. Sensori
114. - Nyeri : +
115. - Rangsang suhu : +
116. - Rasa raba : +

4) PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

117. 1. Pemeriksaan Laboratorium


a) TSH serum (menurun)
b) T3 danT4 serum : meningkat
c) Tiroglobulin : meningkat
d) Ambilan tiroid 131 : meningkat
e) Ikatan protein sodium : meningkat
f) Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
g) Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
h) Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
i) Elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi cairan,
hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI.
j) Kateklamin serum : menurun
k) kreatinin urin : meningkat
l) EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
118. 2. Radiologi
119. USG
120. 3. Pemeriksaan canggih
121. MRI
122.

5) POLA KEGIATAN SEHARI-HARI

123. 1. Nutrisi
124. a. Kebiasaan
125. - Frekwensi makan/hari : 3x/ hari
126. - Nafsu makan : sedang
127. - Makanan pantang : ikan asin
128. - Makanan yang disukai : ayam goreng
129. - Banyak minuman dlm sehari : 7-8 gelas
130. b. Perubahan selama sakit :
131. Klien mengatakan nafsu makan meningkat, sebelum sakit makan klien
3x/hari habis satu porsi, sejak sakit makan klien > 3x/hari dan menghabiskan > satu porsi,
intake cairan sebelum sakit 78 gelas/hari, sejak sakit > 8 gelas/hari, klien alergi dengan
ikan asin,klien mengatakan BB badan turun sejak 1 bulan terakhir dari 57 kg menjadi
45kg.
132. 2. Eliminasi
133. Buang air kecil
134. a. Kebiasaan
135. - Frekuensi/hari : Frekuensi bak klien 2-3x/hari
136. - Warna : Karakter urin kuning jerih
137. b. Perubahan selama sakit : Tidak ada masalah dalam miksi
138. Buang air besar
139. a. Kebiasaan
140. - Fekuensi/hari : klien 1 - 2x/hari
141. - Warna : Kuning
142. - Konsistensi : padat/ normal
143. b. Perubahan setelah sakit
144. Sejak sakit defekasi klien 2-3 x/hari bahkan lebih tapi dengan
konsistensi encer/cair. Klien tidak pernah menggunakan obat pencahar.
145. 3. Olaraga dan Aktivitas
146. a. Klien mengatakan kurang suka olaraga
147. b. Jenis olaraga yang disukai adalah olaraga renang
148. c. Olaraga tersebut tidak dilaksanakan secara teratur
149. a. Kebiasaan
150. - Tidur malam jam : 10 bangun jam 6
151. - Tidur siang jam : 3 bangun jam 4

152. - Jumlah jam tidur 7-8 jam

153. b. Perubahan selama sakit : selama sakit klien susah tidur, tidur 5 jam/hari.

154. 4. Hygiene

155. a. Kebiasaan

156. - Mandi : 2 kali/hari

157. - Penyakit gigi : tidak ada

158. - Rambut : Bersih

159. b. Perubahan selama sakit :


160. Selama sakit klien mengalami kelelahan sehingga pemenuhan kebutuhan
sehari-hari terganggu termasuk personal hygiene, selama sakit klien hanya mandi 1 kali/hari.

6) POLA INTERAKSI SOSIAL


161. Klien mengatakan sejak sakit klien agak tertutup, orang yang terdekat dengan klien
adalah orangtua dan suaminya, sebelumnya sakit klien aktif dengan kegiatan masyarakat/
organisasi, tapi semenjak sakit klien lebih banyak di rumah.
162.
7) KESEHATAN SOSIAL
163. Menurut klien kebersihan rumah sangat penting, klien tinggal di daerah yang bising
dan klien tinggal 5 orang dalam rumah.
164.
8) KEADAAN PSKOLOGIS SELAMA SAKIT
165. Klien mengatakan perubahan yang dirasakan terutama ketika berinteraksi dengan
orang lain, klien kesulitan dalam mengungkapkan apa yang difikirkannya, klien lebih suka
menyendiri dan banyak diam, klien lebih sering cemas, klien tidak menggunakan obat tertentu.
166.
9) KEGIATAN KEAGAMAAAN
167. Klien beranggapan bahwa penyakit yang diderita sekarang merupakan cobaan
untuknya dan pasti terdapat hikmah untuknya, klien menganut agama islam klien taat dan
melakukan sholat 5 waktu selama sakit.
168.
169.
10) PERAWATAN/PENGOBATAN

170. 1. Perawatan
171. Tindakan perawat yang diberikan : Tindakan keperawatan yang diberikan
selama di rumah sakit disesuaikan dengan diagnosa yang dialami oleh pasien

172. 2. Pengobatan

Sebelum masuk rumah sakit :

173. Tidak ada tindakan pengobatan yang


diberikan

Setelah masuk rumah sakit :

174. a. Obat antitiroid


175. b. Pengobatan dengan yodium radioaktif
176. c. Operasi
177. d. Pengobatan tambahan

- Sekat -adrenergik
- Yodium
- Ipodat
- Litium
178.

PENGELOMPOKAN DATA

179. Data subjektif 180. Data Objektif

- Klien mengatakan badannya terasa panas - Klien sering buang air besar, kadang
- Klien mengatakan penglihatan agak kabur
diare
- Klien mengatakan mual
- Jari tangan klien gemetar (tremor)
- Klien mengatakan sering gugup
- Klien tampak tegang
- Klien mengatakan sering terbangun di
- Klien tampak gelisah
malam hari - Klien tampak cemas
- Klien mengatakan mata klien peka - Klien mudah tersinggung
- Jantung klien berdebar cepat
terhadap cahaya / tidak tahan terhadap
- Berat badan klien turun meski nafsu
cahaya.
makan bertambah
- Klien mengatakan haid tidak lancar
- Otot klien lemas, terutama lengan atas
- Klien mengatakan sukar berkonsentrasi
- Klien mengatakan banyak keringat dan paha
- Rambut klien rontok
walaupun di malam hari
- Kulit klien halus dan tipis
- Klien mengatakan tak tahan panas - Kelenjar tyroid klien mengalami
- Klien mengatakan kurnag mengerti
pembesaran
dengan penyakitnya - Kulit klien teras hangat
- Kulit klien memerah
- Wajah dan muka klien tampak pucat
- Klien tampak lemas
- Mata klien tampak bengkak
- Klien tampak capek
- Pernafasan klien pendek.

181.
182.
183. ANALISA DATA

184. 185. Symtom 186. Etiologi 187. Prob


N lem

188. 189. Do - Produksi hormone 198. Resi


1 tiroid meningkat ko
190. TD : - Peningkatan
Penurunan
130/80 mmHg metabolic tubuh
191. ND : curah
- Peningkatan kerja
110 x / menit Jantung
jantung
192. - Takikardi
Nafas klien pendek - Perubahan 199.
193. Klien denyut/irama
cemas dan tegang jantung
197.
194. Ds:

195. Klien
mengatakan
jantungnya
berdebar debar
196. Klien
mengatakan lelah

200. 201. Do : - Produksi hormon 206. Kele


2 tiroid meningkat lahan
202. Klien - Hipermetabolik
tampak lemas dan - Meningkatnya

pucat kebutahan energi


205.
203. DS :

204. Klien
mengatakan
badannya lemah

207. 208. Do : - Produksi hormone 218. Pem


3 tiroid meningkat enuhan
209. Berat - Proses glikogenesis
nutrisi
badan klien turun meningkat
kurang dari
meskipun nafsu - Proses pembakaran
makan bertambah lemak meningkat kebutuhan
210. Klien - Suplai nutrisi yang
tubuh
tamapak lemah tidak adekuat
219.
211. Ds : 216.

212. Klien 217.


mengatakan
terkadang mual
213. Klien
mengatakan
badannya lemah

214.

215.

220. 221. Do : - hipertiroidisme. 231. Risik


- peningkatan
4 o tinggi
222. Klien produksi T3 dan T4
- peningkatan terhadap
tampak gelisah
223. Klien pembentukan kerusakan
tampak tegang limfosit integritas
224. Klien - edema jaringan retro jaringan
tampak sering orbita
menonjolkan mata - eksoftalmus.
- protusi bola mata
225. Ds : menarik saraf optik
- Gangguan
226. Klien penglihatan
mengatakan 230.

Penglihatannya
kabur
227. Klien
mengatakan sukar
berkonsentrasi
228. Klien
mengatakan sulit
menutup matanya
229.
232. 234. Do : - Peningkatan 239. Ansi
5 produksi hormone etas
235. Klien
tiroid
233. tampak lemas dan - Hipermetabolik
- Perubahan status
pucat
kesehatan
236. DS : - Koping tidak
adekuat
237. Klien
mengatakan 238.

badannya lemah

240. 241. Do : - Peningkatan 247. Kura


6 produksi hormone ng
242. Klien
tiroid pengetahuan
tampak bingung - Hipermetabolik
saat ditanya tentang - tidak mengenal

penyakitnya sumber informasi

243. DS : 245.
246.
244. Klien
mengatakan kurang
mengerti tentang
penyakitnya

248. 249. Do : - Peningkatan 258. Risik


7 produksi hormone o tinggi
250. Klien
tiroid perubahan
tampak bingung - perubahan fisiologik
251. - peningkatan proses pikir
Adaanya stimulasi SSP
perubahan tingkah - aktifitas mental

laku pada klien, meningkat

sensitifitas
256.
meningkat.
257.
252. DS :

253. Klien
mengatakan
kemampuan
mengingat
berkurang
254. Klien
mengatakan susah
berkonsentrasi
255.
259.
260. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat
badan.
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan tidak mengenal sumber informasi.
7. Resiko tinggi perubahan pola berfikir.
261.

262. INTERVENSI

263. 264. 265. TUJUA 266. IN 267. RASI


N D N TERVENS ONAL
I

268. 269. 270. Klien - Pantau tekanan - Hipotensi umum


1 I akan darah pada atau ortostatik
mempertahanka posisi baring, dapat terjadi
n curah jantung duduk dan sebagai akibat dari
yang adekuat berdiri jika vasodilatasi perifer
sesuai dengan memungkinkan yang berlebihan
kebutuhan . Perhatikan dan penurunan
tubuh, dengan besarnya volume sirkulasi
279.
kriteria : tekanan nadi
280.
271.
- Merupakan tanda
- Nadi perifer dapat - Periksaan
adanya
teraba normal. kemungkinan
- Vital sign dalam batas peningkatan
adanya nyeri
normal. kebutuhan oksigen
dada atau
- Pengisian kapiler oleh otot jantung
angina yang
normal atau iskemia
dikeluhkan
- Status mental baik pasien. 281.
- Tidak ada disritmia 272. 282.
273. - S1 dan murmur
- Auskultasi
yang menonjol
suara nafas.
berhubungan
Perhatikan
dengan curah
adanya suara
jantung meningkat
yang tidak
pada keadaan
normal (seperti
hipermetabolik
krekels) 283.
274. - Dehidrasi yang
- Observasi tanda
cepat dapat terjadi
dan gejala haus
yang akan
yang hebat,
menurunkan
mukosa
volume sirkulasi
membran
dan menurunkan
kering, nadi
curah jantung
lemah, - Kehilangan cairan
penurunan yang terlalu
produksi urine banyak dapat
dan hipotensi menimbulkan
275.
dehidrasi berat
276.
277.
- Catat masukan 284.
dan haluaran

278.

285. 286. 287. Tujuan : 289. 1. 300. 1.


2 I Klien akan Pantau Nadi secara
mengungkapkan tanda vital luas meningkat
secara verbal dan catat dan bahkan
tentang nadi baik istirahat ,
peningkatan istirahat takikardia
tingkat maupun mungkin
saat ditemukan
288. energi
aktivitas.
290. 301.
291. 2.
Ciptakan 302. 2.

lingkungan Menurunkan
yang stimulasi yang
tenang kemungkinan
292.
besar dapat

293. menimbulkan
agitasi,
294. hiperaktif, dan

295. imsomnia
303.
304. 3.
296. 3.
Membantu
Sarankan
melawan
pasien
pengaruh dari
untuk
peningkatan
mengurang
metabolism
i aktivitas 305. 4.
306.
307.
297. 308.
309.
298. 4. Meningkatkan
Berikan relaksasi
tindakan
yang
membuat
pasien
merasa
nyaman
seperti
massage
299.

310. 311. 312. Klien 316. 1. 328. 1.


3 I akan Catat Rasional :
menunjukkan adanya Peningkatan
berat badan anoreksia, aktivitas
stabil dengan mual dan adrenergic
kriteria : muntah dapat
menyebabkan
313. 1) 317.
gangguan
Nafsu makan
318. sekresi
baik.
314. 2) insulin/terjadi
Berat badan 319. resisten yang
normal mengakibatkan
315. 3) 320.
hiperglikemia
Tidak ada 329. 2.
321.
tanda-tanda Penurunan
malnutrisi 322. berat badan
terus menerus
323. 2.
dalam keadaan
Pantau
masukan kalori
masukan
yang cukup
makanan
merupakan
setiap hari,
indikasi
timbang
kegagalan
berat badan
terhadap terapi
setiap hari
324. antitiroid
325. 330. 3.
Mungkin
326.
memerlukan
327. 3. bantuan untuk

kolaborasi menjamin

untuk pemasukan

pemberian zat-zat

diet tinggi makanan yang

kalori, adekuat dan

protein, mengidentifika

karbohidrat si makanan

dan pengganti yang

vitamin sesuai

331. 332. 333. Klien 335. 1. 344. 1.


4 I akan Observasi Rasional :
mempertahanka adanya Stimulasi
n kelembaban edema umum dari
membran periorbital stimulasi
mukosa mata, adrenergik
336.
terbebas yang
337. 2. berlebihan
334. dari 345. 2.
Evaluasi
ulkus ketajaman Oftalmopati
mata infiltratif
adalah akibat
338.
dari
339. peningkatan
jaringan
340.
retroorbita
346. 3.
341. 3.
Melindungi
Anjurkan
kerusakan
pasien
kornea
mengguna
kan kaca 347.
mata gelap
342. 4. 348.
Bagian
349.
kepala
tempat 350. 4.
tidur Menurunkan
ditinggikan edema jaringan
343.
bila ada
komplikasi

351. 352. 353. Klien 355. 1. 369. 1.


5 V akan Observasi Rasional :
melaporkan tingkah Ansietas
ansietas laku yang ringan dapat
berkurang menunjukk ditunjukkan
sampai tingkat an tingkat dengan peka
dapat diatasi ansietas rangsang dan
356. 370. Imsom
354. dengan 357. 2.
nis
kriteria : Pasien Bicara 371. 2.

tampak rileks singkat Rentang


dengan perhatian
kata yang mungkin
sederhana menjadi
pendek ,
358.
konsentrasi
359. berkurang,
yang
360.
membatasi
361. kemampuan
untuk
362.
mengasimilasi
363. informasi
372. 3.
364. 3. Memberikan
Jelaskan informasi yang
prosedur akurat yang
tindakan dapat
menurunkan
365.
kesalahan
366. interpretasi
373. 4.
367. Menciptakan
lingkungan
368. 4.
yang
Kurangi
terapeutik
stimulasi
dari luar

374. 375. 376. Klien 378. 1. 393. 1.


6 V akan Tinjau Memberikan
melaporkan ulang pengetahuan
pemahaman proses dasar dimana
tentang penyakit pasien dapat
penyakitnya dan menentukan
dengan kriteria harapan pilihan
masa berdasarkana
377. Mengun
depan informasi
gkapkan 394.
pemahaman 379. 395. 2.

tentang Berat
380. ringannya
penyakitnya
381. keadaan,
penyebab, usia
382. 2. dan komplikasi
Berikan yang muncul
informasi akan
yang tepat menentukan
tindakan
383.
pengobatan
396. 3.
384.
Faktor
385. psikogenik
seringkali
386.
sangat penting
387. dalam
memunculkan/
388. 3.
eksaserbasi
Identifikasi dari penyakit
sumber ini
397.
stress 398. 4.
389.
390. Mencegah
Tekankan munculnya
pentingnya kelelahan
399.
perencanaa 400. 5.
n waktu Pasien yang
istirahat mendapat
391. 5.
pengobatan
Berikan
hipertiroid
informasi
besar
tanda dan
kemungkinan
gejala dari 401. menga
hipotiroid lami hipotiroid
392.
yang dapat
terjadi segera
setelah
pengobatan
selama 5 tahun
kedepan

402. 403. 404. 405. 406.


407.
408. EVALUASI

1) Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
2) Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
3) Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4) Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
5) Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
6) Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya

409.

410.

411.

412.

413.

414.

415.

416.

417. ANALISA KASUS

418.

- Pengkajian kasus
419. Pada kasus Ny. B dengan diagnosa medis hipertiroid, pengkajian yang
dilakukan sangat lengkap (melakukan anamnesis; pemeriksaan fisik dengan serta
pemeriksaan diagnostik yang meliputi pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Akan
tetapi, pemeriksaan radiologi pada kasus ini tidak dijelaskan secara rinci gambaran
hasil dari USG dan MRI pada kasus hipertiroid. Selain itu, pemeriksaan fisik yang
dilakukan masih menggunakan cara Head To Toe, yang menurut kami tidak se-
detail/se-lengkap berdasarkan pemeriksaan fisik dengan menggunakan urutan sistem
dalam tubuh.
- Analisa Data
420. Analisa data kasus diatas oleh perawat kurang mendukung diangkatnya
diagnosa atau masalah keperawatan yang dirasakan pasien. Contoh untuk diagnosa
ansietas, data objektif dan subjektif klien tampak lemas dan pucat, Klien mengatakan
badannya lemah. Menurut kami, data ini kuranglah mendukung diangkatnya masalah
keperawatan pasien.
421. 422. Data 423. Masalah
N Keperawatan

1. 424. DO : 427. Keletiha


- Tremor n
- Pasien tampak tegang
- Pasien tampak lemas (lengan dan
paha)
- RR : 30x/menit
425. DS :
- Pasien mengatakan tubuhnya
terasa lemas
- Pasien mengatakan Sebelum sakit
klien aktif dengan kegiatan
masyarakat/ organisasi, tapi
semenjak sakit klien lebih banyak
di rumah
426.
2. 428. DO : 431. Hiperter
- Suhu tubuh : 38 oC mi
- Bibir : kering/pecah dan pucat
429. DS :
- Pasien mengatakan badan
terasa panas
- Tidak tahan panas
- Keluhan lelah berkurang pada
daerah dingin
430.
3. 432. DO : 435. Ketidaks
- BB menurun eimbangan
- Nafsu makan meningkat
nutrisi kurang
433.
dari kebutuhan
434. DS :
tubuh
- Pasien mengatakan sering
mual
- Pasien mengatakan sering
BAB dan diare
4. 436. DO : 439. Kerusak
- Sulit menutup mata an Integritas
- Pasien sulit menggerakkan
jaringan
matanya karena
- Mata tampak bengkak
- Mata peka terhadap cahaya
- Tirod membesar
437. DS :
- Menagatakan nyeri saat
menggerakan mata
438. Pasien mengatakan
penglihatan kabur
5. 440. DO : 442. Ansietas
- Tampak cemas, gelisah dan
tegang
441. DS :
- Pasien mengatakan sering
gugup dan sukar
berkonsentrasi
- Pasien mengatakan
kemampuan mengingat
berkurang
6. 443. DO : 445. Defisit
- Pasien tampak bingung saat Pengetahuan
ditanya tentang penyakitnya
444. DS :
- Klien mengatakan kurang
mengerti tentang penyakitnya

7. 446. DO : 449. Diare


447. Peristaltik keras
dan panjang
448. DS :
- Pasien mengatakan sering
BAB dan diare
- Sejak sakit defekasi klien 2-
3x/hari bahkan lebih tapi
dengan konsistensi encer/cair.
450.
- Diagnosa Keperawatan
1. Keletihan
2. Hipertermi
3. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Kerusakan Integritas jaringan
5. Ansietas
6. Defisit Pengetahuan
7. Diare

451. Pada kasus diatas, perawat menggunakan diagnosa resiko penurunan


curah jantung berdasarkan analisa data hasil pengkajian (pemeriksaan fisik :
TD:130/80 mmhg; N: 110x/menit). Menurut kami diagnosa resiko penurunan curah
jantung kurang tepat diangkat dengan alasan seperti yang telah disebutkan karena
diagnosis tersebut diangkat jika tekanan darah rendah dan denyut jantung rendah
sementara hal itu tidak sesuai dengan pemeriksaan tekanan darah dan nadi pada
pemeriksaan di kasus. Diagnosa penurunan curah jantung bisa diangkat jika tekanan
darah tinggi yang terjadi dalam waktu yang lama yang menyebabkan penurunan
beban kerja jantung sehingga terjadi dekompensasi kerja jantung.

452.

453.

454.

455.

456.

457.

458.

459.

460.

461.

462.

463.
464.

465.
466. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

467. 468. Diagnosa 469. Tujuan dan Kriteria Hasil 470. Intervensi
N Keperawatan 471.

472. 473. Hipertermi 489. NOC : 505. NIC :


1 474. Definisi : suhu tubuh Thermoregulation 506. Observasi
naik diatas rentang normal 490. Kriteria Hasil : Monitor suhu sesering mungkin
475. Suhu tubuh dalam rentang normal Monitor warna dan suhu kulit
476. Batasan Nadi dan RR dalam rentang normal Monitor tekanan darah, nadi dan RR
Karakteristik: Tidak ada perubahan warna kulit dan 507.
- kenaikan suhu tubuh diatas rentang tidak ada pusing, merasa nyaman 508. Mandiri
normal. S: 40C 491. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
- pertambahan RR : 28x/menit 492. Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu
- takikardi 493.
494. dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan
- saat disentuh tangan terasa hangat
495. 509.
477.
496. 510. Kolaborasi
478. Faktor faktor yang
berhubungan : 497. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
498. demam
479. - penyakit/ trauma
499. Berikan cairan intravena
480. - peningkatan 500. 511.
metabolisme 501. 512.
481. - aktivitas yang 502.
513. HE
berlebih 503.
504. Ajarkan pasien/keluarga dalam mengukur
482. -
suhu untuk mencegah dan mengenali secara
ketidakmampuan/penurunan
dini hipertermia (misalnya, sengatan panas,
kemampuan untuk berkeringat
dan keletihan akibat panas)
483. - terpapar dilingkungan
Ajarkan indikasi dari hipetermi dan
panas
484. penanganan yang diperlukan
485.
486.
487.
488.
514. 515. Ketidak Seimbangan 525. NOC : 527. NIC :
2 Nutrisi Kurang Dari - Nutritional Status : food and Fluid 528. Observasi
Kebutuhan Tubuh Intake Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
516. - Nutritional Status : nutrient Intake Monitor adanya penurunan beratbadan
517. Definisi : Intake nutrisi - Weight control Monitor lingkungan selama makan
tidak cukup untuk keperluan 526. KriteriaHasil : Monitor turgor kulit
metabolismetubuh. - Adanya peningkatan berat badan Monitor mual dan muntah
518. sesuai dengan tujuan Monitor makanan kesukaan
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan 529.
519. Batasankarakteristik
nutrisi 530.
:
- Tidak terjadi penurunan berat badan 531. Mandiri
- Dilaporkan atau fakta adanya
yang berarti Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
kekurangan makanan
- Keengganan untuk makan selama jam makan
- Nyeri abdominal dengan atau Kaji adanya alergi makanan
tanpa patologi Anjurkanpasienuntukmeningkatkan protein
- Kurang berminat terhadap dan vitamin C
makanan 532.
520. 533. Kolaborasi
521. Faktor Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
yangberhubungan :Ketidak jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
mampuan pemasukan atau pasien.
mencernamakanan atau 534.
mengabsorpsi zat-zat gizi 535. HE
berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis atau Berikan informasi yang tepat tentang
ekonomi. kebutuhan nutrisi dan bagaimana
522. memenuhinya
523.
524.
536. 537. Pola Nafas tidak 575. NOC : 577. NIC :
3 efektif Respiratory status : Ventilation 578. Observasi
538. Definisi : Pertukaran Respiratory status : Airway patency Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
udara inspirasi dan/atau Vital sign Status setelah aktivitas
ekspirasi tidak adekuat 576. Kriteria Hasil : Monitor frekuensi dan irama pernapasan
539. Batasan 1. Mendemonstrasikan batuk efektif Monitor pola pernapasan abnormal
karakteristik : dan suara nafas yang bersih, dan Monitor aliran oksigen
- Penurunan tekanan inspirasi/ dyspneu (mampu mengeluarkan Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
ekspirasi sputum, mampu bernafas dengan 579. Mandiri
- Penurunan pertukaran udara per mudah) Posisikan pasien untuk memaksimalkan
menit 2. Menunjukkan jalan nafas yang ventilasi
- Menggunakan otot pernafasan paten (klien tidak merasa tercekik, Pertahankan posisi pasien
tambahan irama nafas, frekuensi pernafasan Lakukan fisioterapi dada jika perlu
540. - Nasal flaring dalam rentang normal, tidak ada Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
541. - Dyspnea suara nafas abnormal) tambahan
542. - Orthopnea 3. Tanda Tanda vital dalam rentang Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
543. - Perubahan normal (tekanan darah, nadi, Pertahankan jalan nafas yang paten
penyimpangan dada pernafasan) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
544. - Nafas pendek
580.
545. - Tahap ekspirasi
581. Kolaborasi
berlangsung sangat lama
Atur peralatan oksigenasi
546. - Peningkatan diameter
582.
anterior-posterior
583. HE
547. - Pernafasan rata- Ajarkan tekhnik batuk efektif
rata/minimal
548. - Bayi : < 25 atau > 60
549. - Usia 1-4 : < 20 atau >
30
550. - Usia 5-14 : < 14 atau
> 25
551. - Usia > 14 : < 11 atau
> 24
552. - Kedalaman
pernafasan
553. - Dewasa volume
tidalnya 500 ml saat
554. istirahat
555. - Bayi volume tidalnya
6-8 ml/Kg
556. - Timing rasio
557. - Penurunan kapasitas
vital
558. Faktor yang
berhubungan :
559. - Hiperventilasi
560. - Deformitas tulang
561. - Kelainan bentuk
dinding dada
562. - Penurunan
energi/kelelahan
563. - Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal
564. - Obesitas
565. - Posisi tubuh
566. - Kelelahan otot
pernafasan
567. - Hipoventilasi sindrom
568. - Nyeri
569. - Kecemasan
570. - Disfungsi
Neuromuskuler
571. - Kerusakan
persepsi/kognitif
572. - Perlukaan pada
jaringan syaraf tulang
573. belakang
574. - Imaturitas Neurologis
584. 585. Kerusakan integritas 603. NOC: 609. NIC :
4 Jaringan
586. Definisi: Tissue integrity : skin 610. Observasi
587. Kerusakan pada 604. and mucous membranes
Wound healing : primary and Monitor kulit akan adanya kemerahan pada
membran mukosa, jaringan
secondary intention mata
kornea, integumen, atau
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
subkutan
605. Kriteria hasil:
588. Batasan 611.
Karakteristik: Tidak ada tanda-tanda
589. Kerusakan atau 606. infeksi
kehancuran jaringan (misalnya, Ketebalan dan tekstur
kornea, membran mukosa,
integumen, atau subkutan 607. jaringan normal
590. Berhubungan Menunjukkan pemahaman dalam
Dengan: proses perbaikan kulit dan
591. Gangguan sirkulasi, mencegah terjadinyan cidera
iritasi berulang
592. kimia (ekskresi dan
sekresi 608.
593. tubuh, medikasi),
defisit
594. cairan, kerusakan
mobilitas
595. fisik, keterbatasan
596. pengetahuan, faktor
mekanik
597. (tekanan,
gesekan),kurangnya
598. nutrisi, radiasi, faktor
suhu
599. (suhu yang ekstrim)
600. - Kerusakan jaringan
601. (membran mukosa,
602. integumen, subkutan)
612. 613. Diare 630. NOC: 632. NIC :
5
614. Definisi: Bowl Elimination 633. Observasi
Fluid Balance
615. Pengeluaran feses Hidration Monitor hasil Lab (elektrolit dan leukosit)
lunak dan tidak bermassa Electrolit and Acid Base Balance Monitor turgor kulit, mukosa oral sebagai
616. Batasan 631. Kriteria hasil: indikator dehidrasi
Karakteristik:
Tidak ada diare 634. Mandiri
- Nyeri abdomen Feses tidak ada darah dan mukus
- Kram Nyeri perut tidak ada Kelola pemeriksaan kultur sensitivitas feses
- urgensi Pola BAB normal Evaluasi pengobatan yang berefek samping
- sedikitnya sehari mengalami 3 gastrointestinal
Elektrolit normal
kali defekasi dengan feses cair Evaluasi jenis intake makanan
Asam basa normal
- bising usus hiperaktif Instruksikan pada pasien dan keluarga
Hidrasi baik (membrane mukosa
lembab, tidak panas, vital sign untuk mencatat warna, volume, frekuensi
617.
normal, hematokrit dan urin output dan konsistensi feses
618. Berhubungan dengan: dalam batas normaL
635.
619. - psikologis: stress dan
636. kolaborasi
cemas tinggi

620. - Situasional: efek dari Konsultasi dengan ahli gizi untuk diet yang
medikasi kontaminasi, tepat
penyalahgunaan laksatif, Kolaburasi jika tanda dan gejala diare menetap

621. penyalah gunaan 637. HE


alkohol, radiasi,
Ajarkan pada keluarga penggunaan obat
622. toksin, makanan per anti diare
NGT Ajarkan pada pasien tehnik
638. pengurangan stress jika perlu
623. - Fisiologis: proses
infeksi, inflamasi, 639.

624. iritasi, malabsorbsi, 640.


parasit

625. - Nyeri perut

626. - Urgensi

627. - Kejang perut

628. - Lebih dari 3 x BAB


perhari

629. - Bising usus hiperaktif

641. 642. Penurunan curah 649. NOC : 656. NIC :


6 jantung 650. Cardiac Pump 657. Observasi
643. Definisi : effectiveness Monitor adanya perubahan tekanan darah
644. Ketidakadekuatan 651. Circulation Status Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama,
pompa darah oleh jantung 652. Vital Sign Status dan setelah aktivitas
untuk memenuhi kebutuhan 653. Kriteria Hasil: Monitor kualitas dari nadi
metabolisme tubuh. Tanda Vital dalam rentang normal Monitor jumlah dan irama jantung
645. Batasan Karakteristik 654. (Tekanan darah, Nadi, Monitor respon pasien terhadap efek
: respirasi) pengobatan
646. Aritmia, perubahan Dapat mentoleransi aktivitas, tidak Monitor frekuensi dan irama pernapasan
pola EKG, palpitasi, edema, ada kelelahan 658.
keletihan, distensi vena 655. 659. Mandiri
jugularis, dispnea, kulit dingin Evaluasi adanya nyeri dada
dan berkeringat. Variasi pada ( intensitas,lokasi, durasi)
hasil pemeriksaan TD, batuk, Catat adanya tanda dan gejala penurunan
penurunan curah jantung, cardiac output
ansietas, gelisah. Atur periode latihan dan istirahat untuk
647. Faktor yang menghindari kelelahan
berhubungan : Auskultasi TD pada kedua lengan dan
648. Toksisitas, obat, bandingkan
hipofolemia, gangguan Identifikasi penyebab dari perubahan vital
preload, gangguan afterload, sign
gangguan kontraktilitas 660.
661. Kolaborasi
Konsultasikan dengan dokter menyangkut
parameter pemberian atau penghentian obat
TD
662.
663.
664. 665. Kurang pengetahuan 673. NOC : 684. NIC :
7 Kowlwdge : disease process 685. Mandiri
666. Definisi : Tidak adanya Kowledge : health Behavior Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
atau kurangnya informasi
674. Kriteria Hasil : bagaimana hal ini berhubungan dengan
kognitif sehubungan dengan
675. Pasien dan keluarga anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
topic spesifik.
menyatakan tepat.
676. pemahaman tentang Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
667. Batasan
karakteristik : penyakit, kondisi, muncul pada penyakit, dengan cara yang
668. memverbalisasikan 677. prognosis dan program tepat
pengobatan Sediakan informasi pada pasien tentang
adanya
669. masalah, 678. Pasien dan keluarga kondisi, dengan cara yang tepat.
mampu 686.
ketidakakuratan mengikuti
instruksi, 679. melaksanakan prosedur yang
670. perilaku tidak sesuai. dijelaskan
671. 680. secara benar
672. Faktor yang 681. Pasien dan keluarga
berhubungan : keterbatasan mampu menjelaskan
kognitif, interpretasi terhadap 682. kembali apa yang dijelaskan
informasi yang salah, perawat/tim
kurangnya keinginan untuk 683. kesehatan lainnya
mencari informasi, tidak
mengetahui sumber-sumber
informasi.
687. 688. Keletihan 693. NOC : 696. NIC :
8 Toleransi aktivitas 697. Observasi
689. Definisi : rasa letih Penghematan energi Monitor adanya keletihan fisik dan emosi
yang luar biasa dan terus
694. yang berlebihan.
menerus serta penurunan Monitor dan catat pola tidur pasien dan
695. Kriteria Hasil :
kapasitas kerja fisik serta
1. Dapat mengidentifikasi faktor jumlah jam tidurnya
mental pada tingkat yang Monitor TTV sebelum dan setelah istirahat
psikologis, dan fisiologis yang dapat
biasanya.
menyebabkan keletihan 698.
2. Melaporkan bahwa energi 699. Mandiri
690. Batasan
terpulihkan sesudah istrahat Tingkatkan tirah baring dan pembatasan
karakteristik :
3. Pasien dapat beradaptasi dengan aktivitas
- Penurunan konsentrasi keletihan yang dibuktikan dengan Batasi stimulus lingkungan
- Mengantuk toleransi aktivitas 700.
- Keletihan 701. Kolaborasi
- Menurunnya kinerja
- Lesu (tidak bergairah) Konsultasi dengan ahli gizi tentang cara
untuk meningkatkan asupan makanan yang
691. Faktor yang berenergi tinggi.
berhubungan : 702.
703. HE
- Ansietas Ajarkan pasien/keluarga untuk mengenali
tanda dan gejala keletihan
- Depresi Ajarkan pengaturan aktivitas dan tekhnik
- Suhu manajemen waktu untuk mencegah
- Keadaan penyakit keletihan
- Kondisi fisik yang buruk
- Malnutrisi
692.

704. 705. Retensi Urin 708. NOC : 711. NIC :


9 Urinary elimanation 712. Observasi
706. Definisi : 709. Monitor intake dan output
710. Kriteria Hasil : Monitor tanda dan gejala ISK
707. Batasan Karakteristik
Kandung kemih keluar secara penuh Monitor penggunaan obat
:
Bebas dari ISK 713.
- Disuria, bladder terasa penuh, Intake cairan dalam rentang normal 714. Mandiri
distensi bladder, terdapat urin Balance cairan seimbang Kateterilisasi jika perlu
residu, urin output/tidak ada. Sediakan privasi saat berkemih
715.
716. Kolaborasi
Kolaborasikan dengan dokter untuk
pemberian obat
717.
718. 719. Ansietas 732. NOC : 740. NIC :
1 733. Anxiety control 741. Anxiety Reduction (penurunan
720. Definisi :
734. Coping kecemasan)
721. Perasaan gelisah yang 735. Kriteria Hasil : 742. Mandiri
tak jelas dari ketidaknyamanan - Klien mampu mengidentifikasi dan - Gunakan pendekatan yang menenangkan
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang
atau ketakutan yang disertai mengungkapkan gejala cemas
- Mengidentifikasi, mengungkapkan dirasakan selama prosedur
respon autonom (sumner tidak 736. dan menunjukkan tehnik - Berikan informasi faktual mengenai
spesifik atau tidak diketahui untuk diagnosis, tindakan Prognosis,
- Bantu pasien mengenal situasi yang
oleh individu); perasaan 737. mengontol cemas
menimbulkan kecemasan
keprihatinan disebabkan dari 738. Vital sign dalam batas
- Dorong pasien untuk mengungkapkan
antisipasi terhadap bahaya. normal
perasaan, ketakutan, persepsi
Sinyal ini merupakan 739. Postur tubuh, ekspresi - Identifikasi tingkat kecemasan
-
peringatan adanya ancaman wajah, bahasa tubuh dan tingkat
743. Kolaborasi
yang akan datang dan aktivitas menunjukkan
- Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
memungkinkan individu untuk berkurangnya kecemasan
744. Health Education
722. mengambil langkah - Dorong keluarga untuk menemani anak
untuk menyetujui terhadap - Instruksikan pasien menggunakan teknik

tindakan relaksasi

723. Ditandai dengan 745.

724. Gelisah
725. Insomnia
726. Resah
727. Ketakutan
728. Sedih
729. Fokus pada diri
730. Kekhawatiran
731. Cemas

746.

747.

748.

749.

750.
751.

752.

753. IMPLEMENTASI

1. Diagnosa Keperawatan : Hipertermi


754. Observasi
Memonitor suhu sesering mungkin
Memonitor warna dan suhu kulit
Memonitor tekanan darah, nadi dan RR

755. Mandiri

Mengkompres pasien pada lipat paha dan aksila


Mendiskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif
dari kedinginan

756. Kolaborasi

Memberikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam


Memberikan cairan intravena

757. HE

Mengajarkan pasien/keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali


secara dini hipertermia (misalnya, sengatan panas, dan keletihan akibat panas)
Mengajarkan indikasi dari hipetermi dan penanganan yang diperlukan
758.
2. Diagnosa Keperawatan : Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
759. Observasi

Memonitor lingkungan selama makan


Memonitor turgor kulit
Memonitor makanan kesukaan

760. Mandiri

Mengkaji adanya alergi makanan


Menganjurkanpasienuntukmeningkatkan protein dan vitamin C

761. HE

Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana


memenuhinya
762.
763.
3. Diagnosa Keperawatan : Pola Nafas tidak efektif
764. Observasi
Memonitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Memonitor frekuensi dan irama pernapasan
Memonitor pola pernapasan abnormal
Memonitor aliran oksigen
Memonitor adanya kecemasan pasien terhadap

765. Mandiri

Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi


Mempertahankan posisi pasien
Melakukan fisioterapi dada jika perlu
Mengauskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Membersihkan mulut, hidung dan secret trakea
Mempertahankan jalan nafas yang paten
Mengeluarkan sekret dengan batuk atau suction

766. Kolaborasi

Atur peralatan oksigenasi

767. HE

Ajarkan tekhnik batuk efektif


768.
4. Diagnosa Keperawatan : Kerusakan IntegritasJaringan
769. Observasi
Memonitor aktivitas dan mobilisasi pasien
770.
5. Diagnosa Keperawatan : Diare
771. Mandiri
Mengelola pemeriksaan kultur sensitivitas feses
Mengevaluasi jenis intake makanan
Menginstruksikan pada pasien dan keluarga untuk mencatat warna, volume, frekuensi
dan konsistensi feses
772. HE
Mengajarkan pada keluarga penggunaan obat anti diare
773.
6. Diagnosa Keperawatan : Penurunan curah jantung

774. Observasi

Memonitor adanya perubahan tekanan darah


Memonitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Memonitor kualitas dari nadi
Memonitor jumlah dan irama jantung
Memonitor respon pasien terhadap efek pengobatan
Memonitor frekuensi dan irama pernapasan
775.

776. Mandiri

Mengevaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)


Mencatat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
Mengatur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
Mengauskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Mengidentifikasi penyebab dari perubahan vital sign

777. Kolaborasi

Mengkonsultasikan dengan dokter menyangkut parameter pemberian atau


penghentian obat TD
778.
7. Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan

779. Mandiri

Menjelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
780.
8. Diagnosa keperawatan : Keletihan

781. Observasi

Memonitor adanya keletihan fisik dan emosi yang berlebihan.


Memonitor dan catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya

782. Mandiri

Meningkatkan tirah baring dan pembatasan aktivitas

783. Kolaborasi

Mengkonsultasi dengan ahli gizi tentang cara untuk meningkatkan asupan makanan
yang berenergi tinggi.

784. HE

Mengjarkan pasien/keluarga untuk mengenali tanda dan gejala keletihan


Mengajarkan pengaturan aktivitas dan tekhnik manajemen waktu untuk mencegah
keletihan
785.
9. Diagnosa keperwatan : Retensi urin

786. Observasi

Memonitor intake dan output


Memonitor tanda dan gejala ISK
Memonitor penggunaan obat

787. Mandiri

Mengkateterilisasi jika perlu


Menyediakan privasi saat berkemih

788. Kolaborasi

Mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat

789.

790. EVALUASI

1 Keletihan
791. Pasin mampu menunjukkan peningkatan energi
2 Hipertermi
792. Pasien mampu mempertahankan suhu tubuh yang normal
3 Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
793. Klien akan menunjukkan berat badan stabil dan pola makan yang adekuat
4 Kerusakan Integritas jaringan
794. Pasien mampu mempertahankan kelembaban mukosa
5 Ansietas
795. Pasien mampu melaporkan ansietas berkurang dan dapat diatasi
6 Defisit Pengetahuan
796. Pasien mampu melaporkan secara verbal pemahamannya mengenai
penaykitnya
7 Diare
797. Pasien mampu melaoprkan pola BAB yang normal
798.

799.

800.

801.

802. DAFTAR PUSTAKA

803. Price A. Sylvia, Lorraine M. Wilson. 2013. Patofisiologi Vol.2 Konsep


Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC

804. Referensi: Buku ajar diagnostik fisik

805. Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC
806. Almiradian. 2013. Hipertiroid.
(http://dianalmira.blogspot.com/2013/03/hipertiroid.html ). Diakses pada
tanggal 1 April 2014
807.

808.

Anda mungkin juga menyukai