Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN BRONKITIS

Disusun Oleh :
1. Nampi Hartati 108216001
2. Oki S 108216035
3. Jumadi 108216046
4. Eni.W 108216002
5. Yeni Nurdiana 108216022
6. Sunoto Catur P 108216023
7. Widuri P 108216010
8. Dwi Martiningsih 108216012

STIKES AL-IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP


2016/2017
PENDAHULUAN

Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kemajuannya dapat


membawa dampak bagi manusia secara langsung maupun tidak langsung dapaat
mempengaruhi kehidupan manusia baik dari segi positif maupun dari segi
negatifnya tergantung dari kita sebagai manusia mampu mengaplikasikan ilmu
pengetahuan maupun teknologi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka makin
berkembang pula berbagai jenis-jenis penyakit yang sebenarnya tidak kita
pikirkan dan tidak kita anggap untuk dapat mungkin terserang.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah supaya kita dapat lebih
mengetahui seberapa jauh tentang penyakit paru yang pada khususnya mengenai
bronkitis. Kita juga mengharapkan agar dapat mencegah lebih dini dan mengobati
secara bertahap terhadap penyakit bronkitis.
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkah, rahmat, taufik, dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan tugas
mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Bronchitis.
Dalam menyusun tugas ini penulis mendapatkan masukkan dari berbagai
pihak. Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami
dan teman-teman lainnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat
membangun, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan mengenai asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis bronkhitis.

Cilacap, Desember 2016


Penulis
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONKITIS

A. KONSEP DASAR
I. Definisi
Bronkitis adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus, dan trakea
oleh berbagai sebab (Purnawan Juadi; 1982; 206)
Bronkitis adalah inflamasi lapisan mukosa jalan napas trakeobronkial
dan produksi mukus yang berlebihan. Hal ini dapat akut atau kronis
Bronkitis akut adalah penyakit infeksi saluran napas akut (inflamasi
bronkus) yang biasanya terjadi pada bayi dan anak yang biasanya juga
disertai dengan trakeitis (radang tekak : lubang atau rongga
kerongkongan; faring) (Ngastiyah; 1997; 36)
Bronkitis kronis adalah inflamasi luas jalan napas dengan penyempitan
atau hambatan jalan dan peningkatan produksi spuntum mokoid,
menyebabkan sinosis. (Amin Muhamad, dkk. Ilmu Penyakit Paru.
Airlangga University Press, Surabaya)
Bronkitis biasa juga disebut dengan laringo trakeobronkitis akut atau
croup dan paling sering menyerang anak usia 3 tahun.

II. Etiologi
Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus seperti
Rhinovirus, Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus influenza, virus
para influenza, dan coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai
pada anak yang sedang menderita morbili, pertusis dan infeksi
mycoplasma pneumoniae.
Penyebab lain dari bronkitis akut dapat juga oleh bakteri (staphy
lokokus, streptokokus, pneumokokus, nemo phylus influenzae).
Bronkitis dapat juga disebabkan oleh parasit seperti askarasis dan jamur.
(Purnawan Junadi; 1982; 206).
Penyebab non infeksi adalah akibat aspirasi terhadap bahan fisik
atau kimia.
Faktor predesposisi terjadinya bronkitis akut adalah perubahan cuaca,
alergi, polusi udara dan infeksi saluran napas atas kronik memudahkan
terjadinya bronkitis.
Faktor predesposisi terjadinya bronkitis kronik adalah batuk-batuk
kronik dengan mengeluarkan dahak sepanjang hari dan kadang-kadang
disertai sesak napas.

III. Patofisiologi
Virus dan kuman biasa masuk melalui part de entry mulut dan hidung
dropplet intechan (berhenti untuk menular) yang selanjutnya akan
menimbulkan viremia/bakterimia dengan gejala atau reaksi tubuh untuk
melawan perlawanan.
Pathway

Alergen

Aktivasi IG. E

Edema mukosa sel goblet


Memproduksi mukus

Infeksi sekunder oleh Virus/bakteri memasuki tubuh


beberapa penyakit (bakterimia/viremia)

Batuk kering, setelah 2-3


batuk mulai berdahak dan Demam
timbul lendir

Hipertermi
a
Ketidakefektifan bersihan Mungkin dahak berwarna
jalan napas kuning (infeksi sekunder)
Malaise
Peningkatan frekwensi
pernapasan
Nutrisi
kurang dari
Perubahan pola napas Penggunaan otot-otot bantu kebutuhan
pernapasan

Nyeri pada retrosternal Gangguan


keseimbangan
cairan

IV. Manifestasi Klinik


1. Gejala yang timbul : malaise (keadaan lesu atau perasaan kurang
sehat), demam, badan terasa lemas, banyak keringat, tachycardia,
tachypnoe.
2. Tanda iritasi : batuk, ekspektorasi/peningkatan produksi sekret, rasa
sakit di bawah sternum
3. Tanda obstruksi (hambatan) : sesak napas, rasa mau muntah

V. Diagnostik Klinik
Untuk terapi disesuaikan dengan penyebab, karena bronkitis biasanya
disebabkan oleh virus maka belum ada obat kasual. Obat yang diberikan
biasanya untuk mengatasi gejala simptomatis (antipiretika, ekspektoran,
antitusia, rohurantia). Bila ada unsur alergi maka bisa diberikan
antihistamin. Bila terdapat bronkopasme berikan bronkodilator.

VI. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah istirahat yang cukup, kurangi rokok (bila
merokok), minum lebih banyak dari pada biasanya dan tingkatkan intake
nutrisi yang adekuat.
Bila pengobatan sudah dilakukan selama 2 minggu tetapi tidak ada
perbaikan maka perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan
antibiotik boleh diberikan, pemberian antibiotik adalah 7-10 hari, jika
ada perbaikan perlu dilakukan thorak foto untuk menyingkirkan
kemungkinan kolaps perlu segmental dan lobaris, benda asing dalam
saluran pernapasan dan tuberkulosis.
VII. Komplikasi
- Bronkitis akut yang berulang maka terjadi kecenderungan untuk
menjadi bronkitis kronik (pada usia dewasa)
- Pneumonia (radang paru-paru)
- Asma bronkial
- Bronkietasis
B. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
- Biodata : ( nama Ny. X umur 40tahun, jenis kelamin Perempuan,
agama Islam, suku bangsa Jawa, pekerjaan Karyawan pabrik
perusahaan mebel )
- Keluhan Utama pasien mengeluh sesak napas.nafas cepat dan dangkal,
pernafasan takipnu, pernafasan menggunakan cuping hidung dan
sianosis (+), bibir sianosis tampak biru, retraksi kostae melebar, Vocal
vremitus menurun, hipersonor, paru-paru suara pernafasan ekspirasi
memanjang (vesikular), wheezing serta crackles, suara tambahan
ronchi yang nyaring halus.
- Riwayat Penyakit Sekarang pasien mengeluh sesak napas mulai dua
hari yang lalu, napas pendek dan cepat, napas disertai bunyi mengi
yang tidak hilang timbul dan tidak dipengaruhi keadaan lingkungan
seperti dingin dan mengi baru dirasakan pertama kali ini.
- Riwayat Penyakit Dahulu
Empat hari sebelumnya os mengalami batuk pilek dan sedikit demam,
juga susah makan dan minum, kemudian disusul batuk. Riwayat
penyakit sepeti Asma, Jantung dan alergi disangkal.
- Riwayat Penyakit Keluarga
Kaka yang berumur 50 tahun menderita gejala yang sama.
- Riwayat Sosial ekonomi
Os bekerja sebagai karyawan pabrik sebuah perusahaan mebel
II. Pemeriksaan Fisik
- Observasi tanda-tanda vital TD 130/90 mmHg, Nadi 89 kali/menit,
suhu 37.9 C, pernafasan cepat dan dangkal 30 kali/menit.
- Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, Os tampak sesak nafas
- Melakukan observasi tingkat kesadaran
Compos mentis : sadar sepenuhnya dapat menjawab semua pernyataan
tentang keadaan sekelilingnya

III. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


- Pola makan
Nafsu makan pasien cenderung menurun.
- Pola minum
Selama dirumah sakit minum Os sedikit berkurang.
- Eliminasi alvi (BAB)
Pola teratur 1x sehari dengan konsistensi lunak dan warna kuning.
- Eliminasi urine
Pola kebiasaannya dalam batas normal (5-6 x/hari) dengan warna
kuning jernih.
- Istirahat tidur
Os tampak nyaman dengan posisi telungkup ke kanan atau ke kiri.
- Aktivitas
Aktivitas Os selama dirumah sakit dibantu sebagian oleh keluarga.

IV. Pengkajian persistem


- Sistem muskuloketel
Pergerakan sendi dan tulang dapat digerakkan secara normal.
- Sistem penglihatan
Pergerakan bola mata yang normal, tidak terdapat pelebaran
isokhor (pelebaran pupil pada mata).
- Sistem pernapasan
Inspeksi : bentuk dada simetris, pernafasan cuping hidung dan
sianosis, Retraksi costae melebar, Vocal vremitus : menurun,
hipersonor
Auskultasi : pernafasan takipnu, ekspirasi memanjang (Vasikuler),
wheezing serta crackles, suara tambahan ronchi nyaring halus.
Produksi seckret meningkat

- Pemeriksaan penunjang
X-foto dada : diameter AP yang bertambah dan diafragma tertekan
kebawah.
- Laboratorium :
Leukosit : PMN dan bentuk batang meningkat
Gas darah (+), menunjukan adanya hipoksia akibat V/Q mismatch dan
asidosis metabolik jika terdapat dehidrasi
Pemeriksaan aspirasi atau bilasan nasofaring : RSV (+)
Imunofluoresen atau ELISA (+) (perubahan warna enzim)

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Hipertemia
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Resiko infeksi
5. Kurang pengetahuan

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/
Masalah Tujuan dan Intervensi
Kolaborasi Kriteria Hasil

Bersihan Jalan NOC: Pastikan kebutuhan oral /


Nafas tidak Respiratory tracheal
efektif berhubu status : suctioning.
ngan dengan: Ventilation Berikan O2 l/mnt,
- Hiperplasia Respiratory metode
dinding bronkus. status : Anjurkan pasien untuk
- Obstruksi jalan Airway patency istirahat dan napas
nafas : Aspiration dalam
spasme jalan Control Posisikan pasien untuk
nafas, sekresi Setelah dilakukan memaksimalkan
tertahan, tindakan ventilasi
banyaknya keperawatan Lakukan fisioterapi dada
mukus,sekresi selama jika perlu
bronkus. ..pasien Keluarkan sekret dengan
DS: menunjukkan batuk atau
- Pasien keefektifan suction
mengeluh sesak jalan nafas Auskultasi suara nafas,
nafas, batuk dibuktikan catat adanya suara
pilek, nafas dengan kriteria tambahan
berbunyi mengi. hasil : Berikan bronkodilator :
DO: Mendemonstrasi -
- Nafas pendek ka - .
dan cepat n batuk efektif dan -
- Pernafasan suara nafas yang Monitor status
takipnu, cuping bersih,
hidung tidak ada sianosis hemodinamik
- Cyanosis dan Berikan pelembab udara
- Kelainan suara dyspneu (mampu Kassa basah NaCl
nafas (rales, mengeluarkan Lembab
wheezing)ekspir sputum, Berikan antibiotik :
asi memanjang bernafas dengan .
atau fasicular mudah, tidak ada .
- Suara pursed Atur intake untuk cairan
tambahan ronchi lips) mengoptimalkan
nyaring halus, Menunjukkan keseimbangan.
Retraksi costae jalan Monitor respirasi dan
melebar nafas yang paten status O2
- vocal premitus (klien Pertahankan hidrasi yang
menurun, tidak merasa adekuat untuk
hipersonor tercekik, mengencerkan sekret
- Produksi irama nafas, Jelaskan pada pasien dan
sputum frekuensi keluarga tentang
- Perubahan pernafasan dalam penggunaan peralatan : O2,
frekuensi dan rentang normal, Suction,
irama nafas RR tidak Inhalasi
30x/mnt ada suara nafas
- Gambaran RO abnormal)
lateral Mampu
diameter AP mengidentifikasika
bertambah dan n dan
diafragma mencegah faktor
tertekan yang
kebawah penyebab.
Saturasi O2
dalam
batas normal
Foto thorak
dalam
batas normal
Hipertermia NOC: NIC :
Berhubungan Thermoregulasi Monitor suhu sesering
dengan Setelah dilakukan mungkin
- penyakit/ tindakan Monitor warna dan suhu
trauma keperawatan kulit
- peningkatan selama..pasi Monitor tekanan darah,
metabolisme en nadi dan RR
- aktivitas yang menunjukkan : Monitor penurunan tingkat
berlebih Suhu tubuh dalam kesadaran
- dehidrasi batas Monitor WBC, Hb, dan Hct
DO/DS: normal dengan Monitor intake dan output
kenaikan suhu kreiteria Berikan anti piretik:
tubuh diatas hasil: Kelola Antibiotik:
rentang Suhu 36 ..
normal suhu 37C Selimuti pasien
37.9 Nadi dan Berikan cairan intravena
serangan atau RR dalam rentang Kompres pasien pada lipat
konvulsi (kejang) normal paha dan
kulit Tidak ada aksila
kemerahan perubahan warna Tingkatkan sirkulasi udara
pertambahan kulit Tingkatkan intake cairan
RR dan tidak ada dan nutrisi
takikardi pusing, Monitor TD, nadi, suhu,
Kulit teraba dan RR
panas/ hangat Catat adanya fluktuasi
tekanan
darah
Monitor hidrasi seperti
turgor kulit,
kelembaban membran
mukosa)
Ketidakseimba NOC: Kaji adanya alergi
ngan nutrisi a. Nutritional makanan
kurang dari status: Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan Adequacy of untuk
tubuh nutrient menentukan jumlah kalori
Berhubungan b. Nutritional dan nutrisi yang
dengan : Status : food dibutuhkan pasien
Ketidakmampua and Fluid Intake Yakinkan diet yang
n untuk c. Weight Control dimakan mengandung
memasukkan Setelah dilakukan tinggi serat untuk mencegah
atau mencerna tindakan konstipasi
nutrisi oleh keperawatan Ajarkan pasien bagaimana
karena faktor selama.nutrisi membuat
biologis, kurang catatan makanan harian.
psikologis atau teratasi dengan Monitor adanya penurunan
ekonomi. indikator: BB dan gula
DS: Albumin serum darah
- Nyeri abdomen Pre albumin Monitor lingkungan selama
- Muntah serum makan
- Kejang perut Hematokrit Jadwalkan pengobatan dan
- Rasa penuh Hemoglobin tindakan tidak
tiba-tiba setelah Total iron binding selama jam makan
makan capacity Monitor turgor kulit
DO: Jumlah limfosit Monitor kekeringan,
- Kurang nafsu
makan rambut kusam, total
- Bising usus protein, Hb dan kadar Ht
berlebih Monitor mual dan muntah
- Konjungtiva Monitor pucat, kemerahan,
pucat dan kekeringan
- Denyut nadi jaringan konjungtiva
lemah Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien
dan keluarga
tentang manfaat nutrisi
Kolaborasi dengan dokter
tentang
kebutuhan suplemen
makanan seperti
NGT/ TPN sehingga intake
cairan yang
adekuat dapat
dipertahankan.
Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi
selama makan
Kelola pemberan anti
emetik:.....
Anjurkan banyak minum
Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas oval
Risiko infeksi NOC : NIC :
Faktor-faktor Immune Status Pertahankan teknik aseptif
risiko : Knowledge : Batasi pengunjung bila
- Prosedur Infasif Infection perlu
- Kerusakan control Cuci tangan setiap
jaringan dan Risk control sebelum dan sesudah
peningkatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
paparan tindakan Gunakan baju, sarung
lingkungan keperawatan tangan sebagai
- Malnutrisi selama alat pelindung
- Peningkatan pasien tidak Ganti letak IV perifer dan
paparan mengalami dressing sesuai
lingkungan infeksi dengan dengan petunjuk umum
patogen kriteria Gunakan kateter
- Imonusupresi hasil: intermiten untuk
- Tidak adekuat Klien bebas dari menurunkan infeksi kandung
pertahanan
sekunder tanda kencing
(penurunan Hb, Tingkatkan intake nutrisi
dan gejala infeksi
Leukopenia, Menunjukkan Berikan terapi
penekanan kemampuan untukantibiotik:..............................
respon mencegah ...
inflamasi) timbulnya Monitor tanda dan gejala
- Penyakit kronik infeksi infeksi sistemik
- Imunosupresi Jumlah leukosit
dan lokal
- Malnutrisi dalam Pertahankan teknik isolasi
- Pertahan batas normal k/p
primer tidak Menunjukkan Inspeksi kulit dan
adekuat perilaku membran mukosa
(kerusakan kulit, hidup sehat terhadap kemerahan, panas,
trauma jaringan, Status imun, drainase
gangguan gastrointestinal,
Monitor adanya luka
peristaltik) genitourinaria Dorong masukan cairan
dalam Dorong istirahat
batas normal Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
Kaji suhu badan pada
pasien neutropenia
setiap 4 jam
Kurang NOC: NIC :
Pengetahuan Kowlwdge : Kaji tingkat pengetahuan
Berhubungan disease pasien dan
dengan : process keluarga
keterbatasan Kowledge : Jelaskan patofisiologi dari
kognitif, health penyakit dan
interpretasi Behavior bagaimana hal ini
terhadap Setelah dilakukan berhubungan dengan
informasi yang tindakan anatomi dan fisiologi,
salah, keperawatan dengan cara yang
kurangnya selama . tepat.
keinginan untuk pasien Gambarkan tanda dan
mencari menunjukkan gejala yang biasa
informasi, tidak pengetahuan muncul pada penyakit,
mengetahui tentang dengan cara
sumber-sumber proses penyakit yang tepat
informasi. dengan Gambarkan proses
DS: Menyatakan kriteria hasil: penyakit, dengan
secara verbal Pasien dan cara yang tepat
adanya masalah keluarga Identifikasi kemungkinan
DO: menyatakan penyebab,
ketidakakuratan
mengikuti pemahaman dengan cara yang tepat
instruksi, tentang Sediakan informasi pada
perilaku tidak penyakit, kondisi, pasien tentang
sesuai prognosis dan kondisi, dengan cara yang
program tepat
pengobatan Sediakan bagi keluarga
Pasien dan informasi
keluarga tentang kemajuan pasien
mampu dengan cara
melaksanakan yang tepat
prosedur yang Diskusikan pilihan terapi
dijelaskan secara atau
benar penanganan
Pasien dan Dukung pasien untuk
keluarga mengeksplorasi
mampu atau mendapatkan second
menjelaskan opinion
kembali apa yang dengan cara yang tepat atau
dijelaskan diindikasikan
perawat/tim Eksplorasi kemungkinan
kesehatan lainnya sumber atau
dukungan, dengan cara yang
tepat
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. dkk. ( ). Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press : Surabaya.


Baughman. C. (2002). Keperawatan Medical Bedah. EGC : Jakarta.
Manyoer, A. dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta.
Sarwono, W. dkk. (2001). Ilmu Penyakit Dalam Edisi III Jilid 2. FKUI : Jakarta.
Swearingen. C. (2000). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 2. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai