Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang
menyerang bronkus. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang
lingkungannya banyak polutan, misalnya orang tua yang merokok dirumah, asap
kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat masak yang menggunakan
bahan bakar kayu. Di Indonesia masih banyak keluarga yang setiap hari
menghirup polutan ini, kondisi ini menyebabkan angka kejadian penyakit
bronkhitis sangat tinggi . (Marni, 2014).
Pada tahun 2007 di Negara berkembang seperti Indonesia infeksi saluran
pernafasan bawah masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting. Resiko penularan setiap tahun di Indonesia di anggap cukup tinggi. Di
Indonesia yang terinfeksi bronkhitis sekitar 1.6 juta orang. Bronkhitis adalah
suatu peradangan pada bronkus, bronkhiali, dan trakhea (saluran udara ke
paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan usia lanjut,
bronkhitis bisa menjadi masalah serius (Arif, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka sebagai calon perawat harus mengetahui
dan menjelaskan mengenai masalah penyakit bronkitis pada anak guna untuk
memperdalam ilmu pengetahuan mengenai penyakit bronkitis agar dapat menjadi
acuan dan konsep dasar untuk melakukan asuhan keperawatan anak dengan
bronkitis.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk memberi tahu kepada
pembaca khususnya bagi kalangan perawat tentang apa itu bronkitis dan apa
saja asuhan keperawatan anak dengan bronkitis.

1
2. Tujuan khusus
Secara khusus dalam menyusun makalah ini adalah penulis bertujuan untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah Asuhan Keperawatan Anak yang telah
diberikan oleh dosen pembimbing serta mahasiswa dapat mampu :
a. Mengetahui definisi bronkitis
b. Mengetahui etiologi bronkitis
c. Mengetahui manifestasi klinis bronkitis
d. Mengetahui patofisiologi bronkitis
e. Mengetahui pathway bronkitis
f. Mengetahui pemeriksaan penunjang bronkitis
g. Mengetahui penatalaksanaan bronkitis
h. Mengetahui komplikasi bronkitis
i. Mengetahui pengkajian bronkitis
j. Mengetahui diagnosa keperawatan bronkitis
k. Mengetahui intervensi keperawatan bronkitis

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 KONSEP MEDIS
2.1.1 Defenisi
Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang
menyerang bronkus. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang
lingkungannya banyak polutan, misalnya orang tua yang merokok dirumah,
asap kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat masak yang
menggunakan bahan bakar kayu. Di Indonesia masih banyak keluarga yang
setiap hari menghirup polutan ini, kondisi ini menyebabkan angka kejadian
penyakit bronkhitis sangat tinggi. (Marni, 2014).
Bronkitis adalah suatu infeksi pernapasan yang menyebabkan inflamasi
yang mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi
sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu.
(Rahajoe, 2012)
Menurut Sherwood (2014), Bronkitis adalah suatu penyakit peradangan
saluran napas bawah jangka panjang, umumnya dipicu oleh pajanan
berulang ke asap rokok, polutan udara, atau alergen.
Menurut Widagdo (2012), bronkitis ialah inflamasi non spesifik pada
bronkus umumnya (90%) disebabkan oleh virus (adenovirus, influenza,
parainfluenza, RSV, rhinovirus, dan harpes simplex virus) dan 10% oleh
bakteri, dengan batuk sebagai gejala yang paling menonjol.
2.1.2 Klasifikasi
a. Bronkitis akut
Bronkitis akut merupakan infeksi saluran pernapasan akut bawah
ditandai dengan awitan gejala yang mendadak dan berlangsung lebih
singkat. Pada bronkitis jenis ini, inflamasi/peradangan bronkus biasanya
disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, dan kondisinya diperparah
oleh pemaparan terhdapa iritan, seperti asap rokok, udara kotot, debu,
asap kimiawi, dll

3
b. Bronkitis kronik
Bronkitis kronik ditandai dengan gejala yang berlangsung lama (3
bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut). Pada bronkitis
kronik peradangan bronkus tetap berlanjut selama beberapa waktu terjadi
obstruksi/hambatan pada aliran udara yang normal di dalam bronkus.
Bronkitis kronis terbagi menjadi 3 jenis, yakni :
1. Bronkitis kronis ringan (simple chronic bronchitis), ditandai
dengan batuk berdahak dan keluhan lain yang ringan
2. Bronkitis kronis mukopurulen (chronic mucupurulent bronchitis),
ditandai dengan batuk berdahak kental, purulen (berwarna
kekuningan)
3. Bronkitis kronis dengan penyempitan saluran napas (chronic
bronchitis with obstruction), ditandai dengan batuk berdahak yang
disertai dengan sesak napas berat dan suara mengi.
(Amin, 2015)
2.1.3 Etiologi
Pada anak-anak bronkitis paling sering terjadi karena infeksi virus,
terutama virus penyebab flu dan batuk. Kuman tersebut masuk ke dalam
bronkus kemudian berkembang biak, menyebabkan bronkus mengalami
peradangan, membengkak, dan berlendir. Selain penyebab virus, bronkitis
pada anak juga bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu infeksi bakteri,
alergi, iritasi oleh karena asap rokok, asap kendaraan,dan debu. (Mediskus,
2017)
2.1.4 Manifestasi Klinik
Secara umum bronkitis akut pada anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Batuk-batuk yang dapat berlangsung hingga lima hari atau lebih, hal
ini merupakan sebuah reflek dimana tubuh berusaha mengeluarkan
lendir yang ada dalam bronkus akibat proses peradangan
b. Mengeluarkan dahak yang bening atau bewarna, kuning/hijau
c. Mengalami nyeri dada terutama pada saat batuk

4
d. Dapat disertai demam yang sifatnya ringan, menunjukkan adanya
proses perlawanan daya tahan tubuh terhadap bakteri atau virus
penyebab.
Selain akut, bronkitis pada anak juga dapat bersifat kronis. Berikut ciri-
ciri bronkitis kronis pada anak :
a. Batuk yang disertai keluarnya dahak yang bening atau berwarna
kuning/hijau yang paling sedikit terjadi selama tiga bulan dalam
setahun atau lebih dari dua tahun berturut-turut
b. Mengalami sesak dan kesulitan bernapas akibat penyempitan bronkus
c. Kadang-kadang mengeluarkan suara mengi saat bernafas.
d. Merasa sangat kelelahan
(Mediskus, 2017)
2.1.5 Patofisisologi
Bronchitis terjadi karena Respiratory Syncytial Virus (RSV), virus
Influenza, virus Para Influenza, asap rokok, polusi udara yang terhirup
selama masa inkubasi virus kurang lebih 5 sampai 8 hari. Unsur-unsur iritan
ini menimbulkan inflamasipada precabangan trakeobronkial, yang
menyebabkan peningkatan produksi sekret dan penyempitan atau
penyumbatan jalan napas. Seiring berlanjutnya proses inflamasi perubahan
pada sel-sel yang membentuk dinding traktus respiratorius akan
mengakibatkan resistensi jalan napas yang kecil dan ketidak seimbangan
ventilasi-perfusi yang berat sehingga menimbulkan penurunan oksigenasi
daerah arteri.
Efek tambahan lainnya meliputi inflamasi yang menyebar luas,
penyempitan jalan napas dan penumpukan mucus di dalam jalan
napas.Dinding bronkus mengalami inflamasi dan penebalan akibat
edema serta penumpukan sel-sel inflamasi. Selanjutnya efek
bronkospasme otot polos akan mempersempit lumen bronkus. Pada
awalnya hanya bronkus besar yang terlibat inflamasi ini, tetapi
kemudian semua saluran napas turut terkena. Jalan napas menjadi tersumbat
dan terjadi penutupan, khususnya pada saat ekspirasi. Dengan demikian,

5
udara napas akan terperangkap di bagian distal paru. Pada keadaan ini
akan terjadi hipoventilasi yang menyebabkan ketidakcocokan dan akibatnya
timpul hipoksemia.
Hipoksemia dan hiperkapnia terjadi sekunder karena hipoventilasi.
Resistensi vaskuler paru meningkat ketika vasokonstriksi yang terjadi
karena inflamasi dan konpensasi pada daerah-daerah yang mengalami
hipoventilasi membuat arteri pulmonalis menyempit. Inflamasi alveolus
menyebabkan sesak napas. (Kowalak, 2011)

6
2.1.6 Pathway

Virus influenza, asap rokok, asap kendraan, debu

Terhirup dalam waktu yang lama

Inflamasi tracheobronkial

BRONKITIS

Inflamasi meluas Hipertrofi Kontriksi Ketidakseim Distress Kurangnya


kelenjar mukus berlebihan bangan pernapasan pengetahuan
ventilasi- keluarga
Akumulasi perfusi mengenai
monosit Peningkatan Hiperventila Ketidakma proses
makrofag, sel T jumlas sel goblet si paru mpuan penyakit
Helper, dan Suplai O2↓ makan dan anaknya
fibrobas minum
Peningkatan Ateletaksis
produksi mukus Metabolisme
anaerob Penyakit
Pelepasan Asupan makin parah
Hipoksemia nutrisi tidak
pirogen eksogen
Dx. Asidosis adekuat
Ketidakefektifa metabolik Dx. Defisiensi
n bersihan jalan Kompensasi
Merangsang sel-sel pengetahuan
napas frekuensi BB ↓
endotel hipotalamus napas↑ Penumpukan
mengeluarkan asam asam laktat
arakhidonat Dx.
Dx. Ketidakseim
Ketidakefektifa Keletihan bangan
Merangsang n pola napas otot nutrisi
pengeluaran kurang dari
prostaglandin kebutuhan
Dx.
Intoleransi tubuh
Merangsang
Mempengaruhi hipofisis aktivitas
kerja termostat meningkatkan
hipotalamus produksi panas
tubuh

Peningkatan Dx. Hipertermi


suhu tubuh

7
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Analisa Gas Darah menunjukkan adanya hipoksia dan hiperkapnia
b. Foto thorax tampak adanya konsolidasi di bidang paru menunjukkan
terjadinya penurunan kapasitas paru
c. Laboratorium Hematrokrit dan Hb meningkat
d. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
1. Tes fungsi paru-paru
2. Gas darah arteri
3. Rontgen dada
4. Pemeriksaan sputum (menunjukkan adanya mikroorganisme
patogen seperti spesies Streptococcus)
(Amin, 2015)
2.1.8 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1. Antibiotik : Obat ini diperlukan terutama bila bronkitis disebabkan
oleh bakteri. Pemakaian obat antibiotik harus selalu dengan
petunjuk dokter, dan harus diminum sampai habis.
2. Obat batuk : Batuk sebenarnya membantu mengeluarkan penyebab
iritasi dari paru-paru dan saluran udara. Pemberian obat batuk pada
anak sebaiknya hanya untuk membantu meredakannya apabila anak
tidak dapat tidur karena batuk.
3. Obat-obat lain: Pada anak yang menderita alergi, asma, pemakaian
inhaler dan obat lainnya untuk meredakan peradangan dan
penyempitan di saluran udara mungkin diperlukan.
b. Penatalaksanaan Nonmedis
1. Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan
mengeluarakan lender/secret
2. Sering mengubah posisi
3. Banyak minum
4. Inhalasi, nebulizer

8
5. Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan
tenang perlu diberikan minum susu atau makanan lain.Pasien
dengan bronchitis tidak dirawat di Rumahsakit kecuali ada
komplikasi yang menurut dokter perlu perawatan di Rumahsakit,
oleh karenanya perawatan lebih ditujukan sebagai petunjuk kepada
orang tua. Masalah yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk
yang lama dan resiko terjadi komplikasi
6. Diusahakan agar batuk tidak bertambah banyak dengan
memberikan obat secara benar dan membatasi aktivitas anak untuk
mencegah keluar banyak keringat, karena jika baju basah akan
menyebabkan batuk-batuk (karena dingin).
7. Untuk mengurangi batuk pada malam hari berikan obat batuk yang
terakhir sebelum tidur. Anak yang batuk apalagi bronchitis lebih
baik tidak tidur di kamar yang ber AC atau memakai kipas angin.
Jika suhu udara dingin pakaikan baju yang hangat, bila ada yang
tertutup leherya. Obat gosok membuat anak merasa hangat dan
dapat tidur tenang.Bila batuk tidak segera berhenti berikan minum
hangat tidak manis.
8. Pada anak yang sudah agak besar jika ada dahak di dalam
tenggorokannya beritahu supaya dibuang karena adanya dahak
tersebut juga merangsang batuk.
9. Usahakan mengurangi batuk dengan menghindari makanan yang
merangsang seperti gorng-gorengan,permen,atau minum es.Jangan
memandikan anak terlalu pagi atau sore,dan memandikan dengan
air hangat.
10. Untuk menghindarkan terjadinya komplikasi pasien bronchitis
harus mendapatkan pengobatan dan perawatan yang benar sehingga
lender tidak selalu tertinggal dalam paru. Berikan banyak minum
untuk membantu mengencerkan lendir; berikan buah dan makanan
bergizi untuk mempertinggi daya tahan tubuh.

9
11. Pada anak yang sudah mengerti beritahukan bagaimana sikapnya
jika ia sedang batuk dan apa yang perlu dilakukan. Pada bayi
batuk-batuk yang keras sering diakhiri dengan muntah; biasanya
bercampur lendir. Setelah muntah bayi menjadi agak tenang. Tetapi
bila muntah berkelanjutan, maka dengan keluarnya makanan dapat
menyebabkan bayi menjadi kurus serta menurunkan daya tahan
tubuh. Untuk mengurangi kemungkinan tersebut setelah bayi
muntah dan tenang perlu diberikan minum susu atau makanan
lain. (Mediskus, 2017)
2.1.9 Komplikasi
Menurut Marni (2014) komplikasi bronchitis dengan kondisi kesehatan
yang jelek, antara lain :
a. Siniusitis
b. Otitis media
c. Bronkhietasis
d. PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik)
e. Gagal napas

2.2 KONSEP DASAR KEPERAWATAN


2.2.1 Pengkajian
a. Identitas Anak : Nama, umur, alamat, pendidikan, agama, no.
register, diagnose medis
b. Riwayat kesehatan :Riwayat alergi dalam keluarga, gangguan
genetic, riwayat tentang disfungsi pernapasan sebelumnya, bukti
terbaru penularan terhadap infeksi, allergen, atau iritan lain, trauma.
c. Pemeriksaan Fisik :
1. B1 (Breathing) : adanya retraksi dan pernapasan cuping hidung,
warna kulit dan membrane mukosa pucat dan cyanosis, adanya
suara serak, stridor dan batuk. Pada anak yang menderita
bronchitis biasanya disertai dengan demam ringan, secara
bertahap mengalami peningkatan distress pernapasan, dispnea,

10
batuk non produktif paroksimal, takipnea dengan pernapasan
cuping hidung dan retraksi, emfisema.
Gejala
a) Takipnea (barat saat aktivitas)
b) Batuk menetap dengan sputum terutama pagi hari
c) Warna sputum dapat hijau, putih, atau kuning dan dapat
banyak sekali
d) Riwayat infeksi saluran nafas berulang
e) Riwayat terpajan polusi(rokok dll)
Tanda
1) Lebih memilih posisi fowler/semi fowler untuk bernafas
2) Penggunaan otot bantu nafas
3) Cuping hidung
4) Bunyi nafas krekel(kasar)
5) Perkusi redup(pekak)
6) Kesulitan bicara kalimat(umumnya hanya kata-kata yang
terputus-putus)
7) Warna kulit pucat,normal atau sianosis
8) Clubing finger(jari tabuh)
2. B2 (Blood)
Tanda : Peningkatan TD, Takikardi, Distensi vena jugularis,
Bunyi jantung redup (karena cairan di paru-paru), warna kulit
normal atau sianosis
3. B3 (Brain)
Anak tampak gelisah, peka terhadap rangsang, ketakutan
4. B4 (Bladder)
Tidak ditemukan masalah, tidak ditemukan adanya kelainan.
5. B5 (Bowel)
Gejala :
a) Mual/muntah
b) Nafsu makan menurun

11
c) Ketidakmampuan makan karena distres pernafasan
d) Penurunan berat badan
e) Nyeri abdomen
Tanda :
a) Turgor kulit buruk
b) Edema
c) Berkeringat
d) Palpitasi abdomial dapat menunjukkan hepatomegali
6. B6 (Bone)
Gejala :
a) Keletihan,kelelahan
b) Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas karena sulit
bernafas
c) Ketidakmampuan untuk tidur, perlu dalam posisi duduk tinggi
d) Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau
latihan
Tanda
a) Keletihan
b) Gelisah
c) Insomnia
d. Pemeriksaaan diagnostik
1. Rongent : peningkatan tanda bronkovaskuler
2. Tes fungsi paru : memperkirakan derajad disfungsi paru
3. Volume residu : meningkat
4. GDA : memperkirakan progresi penyakit(Pa02 menurun dan
PaCO2 meningkat atau normal)
5. Bronkogram : pembesaran duktus mukosa
6. Sputum : kultur untuk menentukan adanya infeksi,identifikasi
pathogen
7. EKG : disritmia arterial

12
8. EKG latihan : membantu dalam mengkaji derajad disfungsi paru
untuk program latihan
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
NO. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran Gas
Kode diagnosa : 00030
Domain 3 : Eliminasi dan Pertukaran
Kelas 4 : Fungsi Pernapasan
2. Penurunan Curah Jantung
Kode diagnosa : 00029
Domain 4 : Aktivitas/istrahat
Kelas 4 : Respon kardiovaskuler/pulmonal
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kode diagnosa : 00002
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Makan
4. Perfusi Perifer Tidak Efektif
Kode diagnosa : 00007
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 6 : Termoregulasi
5. Intoleransi aktivitas
Kode diagnosa : 00092
Domain 4 : Aktivitas/istrahat
Kelas 4 : Respon kardiovaskular/pulmonal

13
2.2.3 Intervensi Keperawatan

RENCANA KEPERAWATAN
DX. KEPERAWATAN
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1.Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi : kurang dari 1. Status nutrisi : Konseling Nutrisi
kebutuhan tubuh pengukuran biokimia Observasi 1. Untuk mengatur pola makan
Domain 2 : Nutrisi 2. Status nutrisi : Energi 1. Kaji asupan makanan dan dan kebiasaan makan pasien
Kelas 1 : Makan kebiasaan makan pasien 2. Mengukur jumlah pengeluaran
Setelah dilakukan tindakan 2. Kaji ulang pengukuran intake pasien normal darah dan berat
Definisi : keperawatan dalam waktu dan output cairan pasien, nilai badan ideal
Asupan Nutrisi tidak cukup ...x24 jam diharapkan hb, tekanan darah dan 3. Agar status nutrisi pasien ada
untuk memenuhi kebutuhan ketidakefektifan bersihan penambahan, dan penurunan pada batasan normal
metabolik jalan napas dapat teratasi berat badan, sesuai kebutuhan
dengan kriteria hasil :
Batasan Karakteristik 1. Tingkat hemoglobin
1. Berat badan 20% atau pasien berada pada Tindakan Mandiri 4. Agar nafsu makan pasien
lebih dibawah rentang batasan normal 3. Susun tujuan jangka pendek dan bertambah
berat badan ideal 2. Stamina pasien normal jangka panjang yang realistis
2. Bising usus hiperaktiv 3. Daya tahan pasien normal dalam rangka mengubah status 5. Agar pasien dapat mengetahui
3. Cepat kenyang setelah nutrisi program diet sehingga tidak
makan 4. Pasang materi penuntun muncul penyakit yang lain
4. Diare makanan yang menarik dikamar 6. Agar asupan gizi pasien teratur
5. Gangguang sensasi rasa pasien(Misalnya pyramid 7. Agar rujukan yang dilakukan
kehilangan rambut makanan) sesuai dengan kondisi pasien
berlebihan 8. Agar dapat mengetahui intake

14
6. Kelemahan otot makanan/cairan dan
pengunyah HEALTH EDUCATION menghitung masuknya kalori
7. Kelemahan otot untuk 5. Berikan informasi, sesuai perhari sesuai kebutuhan
menelan kebutuhan, mengenai perlunya 9. Agar pasien memenuhi
8. Kerapuhan kapiler modifikasi diet bagi kesehatan, kebutuhan nutrisinya perhari
9. Kesalahan Persepsi penurunan berat badan, dan mengetahui diet yang
10. Ketidakmampuan pembatasan garam, sesuai kebutuhannya.
memakan makanan pengurangan kolestrol,
10. Agar kebutuhan nutrisinya
11. Keram abdomen pembatasan cairan dan sesuai dengan batas dietnya.
12. Kurang informasi seterusnya 11. Agar pasien merasa nyaman
13. Kurang minat pada 6. Diskusikan pengetahuan pasien dan senang dengan suasana
makanan mengenai empat makanan lingkungannya.
14. Membrane mukosa dasar, termasuk juga persepsi 12. Agar pola makan pasien
pucat tentang perlunya modifikasi terpenuhi.
15. Nyeri abdomen 13. Agar pasien dengan keluarga
16. Penurunan berat badan Kolaborasi pasien mengetahui diet,
dengan asupan makanan 7. Sediakan konsultasi/rujukan 14. Agar dapat mengetahui jumlah
adekuat dengan anggota kesehatan lain, kalori dan tipe nutrisi pasien
17. Sariawan rongga sesuai kebutuhan
mulut
18. Tonus otot menurun Terapi nutrisi
Observasi
Faktor yang berhubungan: 8. Monitor intake
1. Faktor Biologis makanan/cairan dan hitung
2. Faktor ekonomi masukan kalori perhari,
3. Gangguan Psikososial sesuai kebutuhan
4. Ketidakmampuan makan 9. Monitor intruksi diet yang
sesuai untuk memenuhi

15
5. Ketidakmampuan kebutuhan nutrisi (pasien)
mencerna makanan perhari , sesuai kebutuhan
6. Ketidakmampuan Tindakan mandiri
mengabsorpsi nutrient 10. Berikan nutrisi yang
7. Kurang Asupan makanan dibutuhkan sesuai dengan
batas diet yang di anjurkan
11. Ciptakan lingkungan yang
membuat suasana yang
menyenagngkan dan
menenangkan
Health Education
12. Motivasi pasien untuk
mengkonsumsi makanan
yang tinggi kalsium, sesuai
kebutuhan
13. Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai diet
yang dianjurkan
Kolaborasi
14. Tentukan jumlah kalori dan
tipe nutrisi yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi dengn berkolaborasi
dengan ahli gizi, sesuai
kebutuhan

16
2.Intoleran aktivitas (00092) NOC NIC
Domain 4 : aktivitas/istrahat 1. Toleransi aktivitas 1. Terapi aktifitas
Kelas 4 : respon 2. Tingkat kelelahan Observasi 1. Untuk mengetahui perubahan
kardiovaskular/pulmonal 3. Istirahat 1. Monitor respon emosi, fisik, respon emosi, fisik, dan
sosial, dan spiritual terhadap spiritual terhadap aktivitas
Defenisi : Setelah dilakukan tindakan aktivitas pasien
Ketidakcukupan energy keperawatan dalam waktu 2. Untuk mempertimbangkan
psikologis atau fisiologis ...x24 jam diharapkan anak Mandiri kemampuan pasien dalam
untuk mempertahankan atau mampu menunjukkan pola 2. Pertimbangkan kemampuan berprartisipasi melalui aktivitas
menyelesaikan aktivitas napas yang efektif dengan pasien dalam berpartisipasi fisik
kehidupan sehari-hari yang kriteria hasil : melalui aktivitas spesifik
harus atau yang ingin 1. Saturasi oksigen pasien 3. Pertimbangkan komitmen 3. Untuk mempertimbangkan
dilakukan. normal ketika beraktifitas pasien untuk `meningkatkan komitmen pasien untuk
2. Tekanan darah sistolik frekuensi dan jarak aktivitas frekuensi dan jarak aktivitas
Batasan karakteristik : pasien normal ketika HEALTH EDUCATION 4. Agar pasien dan keluarga dapat
1. Dispnea setelah beraktifitas 4. Instruksikan pasien dan mempertahankan fungsi dan
beraktivitas 3. Tekanan darah diastolik keluarga untuk kesehatan terkait peran dalam
2. Keletihan pasien normal ketika mempertahankan fungsi dan aktifitas secara fisik,sosial,
3. Ketidaknyamanan setelah beraktifitas kesehatan terkait peran dalam spiritual, dan kognisi
beraktivitas 4. Ditemukan hasil EKG aktifitas secara fisik, sosial, 5. Agar pasien dapat
4. Perubahan (Elektrokardiogram) spiritual, dan kognisi meningkatkan aktifitas fisik
elektrokardiogram (EKG) pasien Normal 5. Sarankan metode-metode untuk yang tepat

17
(Mis., aritmia,
5. Warna kulit pasien normal meningkatkan aktivitas fisik 6. Agar perawat dapat melakukan
abnormalitas konduksi,6. Kecepatan berjalan pasien yang tepat rujukan kepusat komunitas
iskemia) normal Kolaborasi maupun program-program
5. Respons frekuensi jantung
7. Jarak berjalan pasien 6. Rujuk kepusat komunitas aktifitas komunitas, Jika
abnormal terhadap normal maupun program-program memang diperlukan
aktivitas 8. Konsentrasi pasien sudah aktifitas komunitas, Jika
6. Respons tekanan darah tidak terganggu memang diperlukan
abnormal terhadap
9. Jumlah istirahat pasien 2. Perawatan jantung :
aktivitas normal Rehabilitatif 7. Agar perawat dapat mengontrol
10. Pola istrahat pasien Observasi toleransi pasien terhadap
Faktor yang berhubungan : normal 7. Monitor toleransi pasien aktifitas
1. Gaya hidup kurang gerak 11. Kualitas istirahat terhadap aktifitas 8. Agar perawat dapat melihat
2. Imobilitas pasien normal 8. Skirining akan adanya kecemasan dan depresi pada
3. Ketidakseimbangan 12. Pasien mampu kecemasan dan depresi pada pasien, sebagaimana mestinya
antara suplai dan beristirahat secara fisik pasien, sebagaimana mestinya 9. Agar perawat dapat
kebutuhan oksigen 13. Pasien mampu Mandiri mempertahankan jadwal
4. Tirah baring beristirahat secara mental 9. Pertahankan jadwal ambulasi, sesuai toleransi
14. Energi pasien pulih ambulasi, sesuai toleransi pasien
setelah istirahat pasien 10. Agar perawat dapat
15. Pasien tampak segar 10. Berikan dukungan harapan memberikan harapan yang
saat istirahat yang realistis pada pasien dan realistis pada pasien dan
keluarga keluarga
Health Education 11. Agar pasien dan keluarga
11. Instruksikan pasien dan dapat mengetahui factor resiko
keluarga mengenai jantung ( misalnya,
Modifikasi factor resiko menghentikan kebiasaan
jantung ( misalnya, merokok, diet, dan olahraga),
menghentikan kebiasaan sebagaimana mestinya

18
merokok, diet, dan 12. Agar pasien dan keluarga
olahraga), sebagaimana dapat mempertimbangkan
mestinya factor resiko jantung (
12. Instruksikan pasien dan misalnya, menghentikan
keluarga mengenai kebiasaan merokok, diet, dan
pertimbangan khusus terkait olahraga), sebagaimana
dengan aktivitas sehari-hari mestinya
( misalnya, pembatasan 13. Agar pasien dapat
aktifitas dan meluangkan melakukan program rujukan
waktu istrahat), jika pasien (diet, pekerja sosial,
memang tepat. dan fisioterapi)
Kolaborasi 14. Untuk mengontrol
13. Koordinasikan rujukan inlake/asupan nutrisi pasien
pasien (diet, pekerja sosial, agar dapat diketahui sumber
dan fisioterapi) energy yang adekuat
3. Manajemen Energi 15. Untuk mengetahui
Observasi perubahan respon oksigen
14. Monitor inlake/asupan pasien (misalnya, tekanan
nutrisi untuk mengetahui nadi, tekanan darah,
sumber energy yang respirasi) saat melakukan
adekuat perawatan maupun saat
15. Monitor respon oksigen melakukan perawatan diri
pasien (misalnya, tekanan secara mandiri
nadi, tekanan darah, 16. Perawat dapat
respirasi) saat perawatan menggunakan instrument
maupun saat melakukan yang falid untuk mengukur
perawatan diri secara kelelahan
mandiri 17. Perawat dapat menentukan

19
Mandiri jenis dan banyaknya aktifitas
16. Gunakan instrument yang yang dibutuhkan untuk
falid untuk mengukur menjaga ketahanan pasien
kelelahan 18. Agar pasien dapat
17. Tentukan jenis dan melakukan kegiatan
banyaknya aktifitas yang pengalihan yang
dibutuhkan untuk menjaga menenangkan untuk
ketahanan meningkatkan relaksasi
Health education 19. Agar pasien dapat
18. Berikan kegiatan mengontrol jadwal periode
pengalihan yang istrahat
menenangkan untuk 20. Agar pasien dapat
meningkatkan relaksasi meningkatkan energy dari
19. Bantu pasien untuk makanan dengan teratur
menjadwalkan periode
istrahat
Kolaborasi
20. Konsulkan dengan ahli gizi
mengenai cara
meningkatkan asupan
energy dari makanan

3.Ketidakseimbangan NOC NIC


nutrisi kurang dari 1. Nutritional status : Observasi
kebutuhan tubuh (00002) nutrient intake 1. Kaji kemampuan anak sehingga 1. Mengkaji penyebab gangguan
Domain 2 : Nutrisi 2. Weight control tidak makan makan
Kelas 1 : Makan 2. Observasi tanda-tanda 2. Untuk mengkaji zat gizi yang
Setelah dilakukan tindakan kekurangan nutrisi dikonsumsi dan suplemen

20
Definisi : keperawatan dalam waktu yang diperlukan
Asupan nutrisi tidak cukup ...x24 jam diharapkan Tindakan Mandiri
untuk memenuhi kebutuhan ketidakseimbangan nutrisi 3. Berikan makanan sesuai 3. Untuk meningkatkan nafsu
metabolik. anak dapat teratasi dengan kesukaan anak, jika tidak ada makan anak
kriteria hasil : kontraindikasi 4. Pola makan tinggi kalori dan
Batasan Karakteristik 1. Nutrisi anak terpenuhi 4. Berikan makan dengan pola tinggi protein diperlukan oleh
1. Berat badan 20% atau 2. Berat badan anak stabil makan tinggi kalori, tinggi anak untuk memenuhi
lebih di bawah rentang dan tidak ada penurunan protein, selagi hangat peningkatan kebutuhan
berat nadan ideal 3. Membran mukosa lembap metabolik anak
2. Kurang minat pada 4. Lingkar lengan normal 5. Berikan makanan dengan porsi 5. Makanan dalam jumlah
makanan sesuai usia perkembangan kecil tetapi sering sedikit namun sering akan
3. Membran mukosa pucat memerlukan pengeluaran
energi dan penggunaan
Faktor yang berhubungan: pernapsan yang sedikit. Anak
Asupan makanan yang tidak akan menghabiskan makanan
adekuat akibat mual muntah dalam jumlah banyak setiap
kali makan

6. Berikan susu dan sari buah 6. Makanan tersebut mencegah


untuk memenuhi kebutuhan kerusakan protein tubuh dan
nutrisi dan cairan memberikan kalori energi
7. Berikan makanan dengan 7. Agar anak tidak bosan
variasi bentuk, rasa, dan jenis dengan makanan dan untuk
makanan menambah nafsu makan anak
8. Berikan suplemen makanan 8. Membantu untuk memenuhi
untuk meningkatkan nafsu kebutuhan nutrisi
makan
9. Timbang berat badan setiap 2 9. Tindakan ini memberikan

21
hari tanda akurat dan memberikan
pengendalian pada anak
tentang makanan yang
dimakan dan status nutrisinya
serta sebagai keadekuatan
nutrisi
10. Jaga kebersihan mulut anak 10. Agar menambah nafsu makan
dan mencegah kolonisasi
bakteri dan menurunkan
risiko infeksi yang
diturunkan. Penyakit
malnutrisi dapat menurunkan
kelembapan mukosa mulut
dan bibir
HE
11. Jelaskan pada anak serta 11. Untuk mendorong kepatuhan
keluarga tentang pentingnya terhadap program terapeutik,
makanan dan kebersihan bagi khususnya jika sudah berada
kesehatan dan proses di rumah
penyembuhan
Kolaborasi
12. Kolaborasi dengan dokteruntuk 12. Untuk memenuhi kebutuhan
memberikan nutrisi parenteral nutrisi pada anak
jika kebutuhan gizi belum
tercukupi
4.Hipertermia (00007) NOC NIC
Domain 11 : 1. Thermoregulation Observasi
Keamanan/Perlindungan 1. Kaji ketidaknyamanan anak 1. Untuk mendeteksi tanda awal

22
Kelas 6 : Termoregulasi Setelah dilakukan tindakan bahaya pada anak
keperawatan dalam waktu 2. Observasi suhu tubuh dan nadi 2. Peningkatan denyut nadi dan
Definisi : ...x24 jam diharapkan kulit yang dingin
Suhu inti tubuh di atas hipertermia dapat teratasi mengindikasikan hipovolemia,
kisaran yang normal diurnal dengan kriteria hasil : yang mengarah pada
karena kegagalan regulasi. 1. Suhu tubuh pasien normal penurunan perfusi jaringan
(360C-370C) Tindakan Mandiri
Batasan Karakteristik : 2. Anak merasa nyaman 3. Berikan minum yang banyak 3. Untuk mencegah tanda-tanda
1. gelisah 3. Tidak ada keluhan sehingga dapat ditoleransi anak dehidrasi
2. Kulit terasa hangat kegerahan 4. Kenakan pakaian yang longgar, 4. Tindakan tersebut
tipis, dan menyerap keringat meningkatkan kenyamanan dan
Faktor yang berhubungan: menurunkan suhu tubuh
Reaksi virus yang masuk ke 5. Atur suhu ruangan jangan 5. Memberikan rasa nyaman pada
dalam tubuh terlalu panas atau dingin anak
6. Kompres anak dengan air 6. Kompres air hangat akan
hangat pada lipatan-lipatan mengurangi demam dengan
tubuhnya seperti paha dan menormalkan suhu permukaan
ketiak tubuh dengan cara konduksi
7. Libatkan keluarga dalam 7. Orang tua merupakakn sumber
perawatan utama sosialisasi untuk anak
yang diisolasi
HE
8. Jelaskan pendidikan kesehatan 8. Menambah pengetahuan
tentang manfaat cairan bagi tentang kebutuhan cairan untuk
tubuh mengurangi demam dan
mencegah kekurangan cairan
dengan meminum air putih, jus
buah-buahan, serta jus sayuran

23
9. Ajarkan keluarga tentang cara 9. Memberi pengetahuan kepada
menurunkan suhu tubuh dan orang tua untuk mengantisipasi
cara mengevaluasi perubahan anak yang sedang demam saat
suhu di rumah maupun di rumah
sakit
Kolaborasi
10. Kolaborasikan dengan dokter 10. Pemberian obat antipiretik
tentang pemberian antibiotik mengurangi demam secara
dan anti piretik efektif
5.Intoleransi aktivitas NOC NIC
(00092) 1. Energy conservation Observasi
Domain 4 : aktivitas/istrahat 2. Activity tolerance 13. Kaji kemampuan anak sehingga 1. Mengetahui perubahan pola
Kelas 4 : respon 3. Self care : ADLs tidak makan aktivitas anak
kardiovaskular/pulmonal 14. Observasi tanda-tanda
Setelah dilakukan tindakan kekurangan nutrisi 2. Menghindari gangguan pada
Defenisi : keperawatan dalam waktu istrahat tidur anak sehingga
Ketidakcukupan energi ...x24 jam diharapkan Tindakan Mandiri kebutuhan energi dapat dibatasi
psikologis tau fisiologis untuk menunjukkan keseimbangan 15. Berikan makanan sesuai untuk aktivitas lain yang lebih
mempertahankan atau energi yang adekuat dengan kesukaan anak, jika tidak ada penting
menyelesaikan aktivitas kriteria hasil : kontraindikasi 3. Menghindarkan anak dari
kehidupan sehari-hari yang 1. Mampu melakukan 16. Berikan makan dengan pola kegiatan yang melelahkan dan
harus atau yang ingin aktivitas fisik tanpa makan tinggi kalori, tinggi meningkatkan beban kerja
dilakukan. disertai peningkatan protein, selagi hangat jantung
tekanan darah, nadi, dan 4. Perubahan suhu lingkungan
Batasan karakteristik : RR 17. Berikan makanan dengan porsi yang mendadak merangsang
1. Dispnea setelah 2. Anak dapat tidur nyenyak kecil tetapi sering kebutuhan akan oksigen yang
beraktivitas dan segar ketika terbangun meningkat
2. Keletihan 3. Mampu melakukan 5. Membantu anak dalam

24
3. Ketidaknyamanan setelah aktivitas sehari-hari beraktivitas
bertavitas (ADLs) secara mandiri
4. Perubahan 6. Stres dan kecemasan
elektrokardigram (mis., berpengaruh terhadap
aritmia, abnormalitas kebutuhan 02 pada jaringan
konduksi, iskemia) 18. Berikan susu dan sari buah
5. Respons frekuensi jantung untuk memenuhi kebutuhan 7. Melatih anak dalam
abnormalitas terhadap nutrisi dan cairan menjalankan aktivitas secara
aktivitas 19. Berikan makanan dengan adekuat
6. Respons tekanan darah variasi bentuk, rasa, dan jenis
abnormal terhadap makanan
aktivitas 20. Berikan suplemen makanan
untuk meningkatkan nafsu
Faktor yang berhubungan : makan
Insufisiensi oksigenasi dan 21. Timbang berat badan setiap 2
ventilasi hari

22. Jaga kebersihan mulut anak

25
HE
23. Jelaskan pada anak serta
keluarga tentang pentingnya
makanan dan kebersihan bagi
kesehatan dan proses
penyembuhan
Kolaborasi
24. Kolaborasi dengan dokteruntuk
memberikan nutrisi parenteral
jika kebutuhan gizi belum
tercukupi
6.Defisiensi Pengetahuan NOC NIC
(00126) 1. Pengetahuan : Proses Observasi
Domain 5 : Persepsi/Kognisi Penyakit 11. Kaji ketidaknyamanan anak 1. Untuk mengetahui sejauh mana
Kelas 4 : Kognisi 2. Perilaku Patuh orang tua anak tahu tentang
12. Observasi suhu tubuh dan nadi proses penyakit yang dialami
Definisi : Tujuan : anak. Pada beberapa kasus
Ketiadaan atau difisiensi Setelah dilakukan tindakan orang tua anak merasa
informasi kongnitif yang keperawatan ...x24 jam, kebingungan tentang apa yang
berkaitan dengan topic masalah defisiensi terjadi pada anaknya, hal itu
tertentu pengetahuan dapat teratasi Tindakan Mandiri dikarenakan orang tua tidak
13. Berikan minum yang banyak mengetahui tentang proses
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil sehingga dapat ditoleransi anak penyakit yang dialami,
1. Ketidakakuratan mengikuti 1. Keluarga atau orang tua 14. Kenakan pakaian yang longgar, sehingga perawat berperan
perintah anak menyatakan tipis, dan menyerap keringat untuk menyampaikan
2. Ketidakakuratanmelakukan pemahaman tentang bagaimana proses penyakit
tes penyakit, kondisi, 15. Atur suhu ruangan jangan yang dialami oleh pasien

26
3. Kurang pengetahuan prognosis, dan program terlalu panas atau dingin 2. Menambah informasi orang tua
pengobatan 16. Kompres anak dengan air anak mengenai proses
Faktor yang berhubungan : 2. Keluarga atau orang tua hangat pada lipatan-lipatan perjalanan penyakit dan
1. Kurang informasi anak mampu tubuhnya seperti paha dan hubungan dengan anatomi dan
2. Kurang sumber melaksanakan prosedur ketiak fisiologi tubuh anak
pengetahuan yang dijelaskan secara 17. Libatkan keluarga dalam 3. Memberitahukan kondisi anak
benar perawatan sebenar-benarnya agar
3. Keluarga atau orang tua terhindar dari kecemasan akan
anak mampu menjelaskan HE pikiran-pikiran yang tidak baik
kembali apa yang 18. Jelaskan pendidikan kesehatan mengenai kondisi anak
dijelaskan perawat/tim tentang manfaat cairan bagi 4. Agar orang tua anak dapat
kesehatan lainnya tubuh meminimalkan ataupun
menangani secara dini apabila
gejala penyakit timbul
5. Agar anak dan orang tua
19. Ajarkan keluarga tentang cara mampu utnuk mengetahui dan
menurunkan suhu tubuh dan mampu untuk melaporkan pada
cara mengevaluasi perubahan perawat mengenai tanda dan
suhu gejala yang dirasakan agar
dapat ditangani secara dini
Kolaborasi oleh petugas kesehatan
20. Kolaborasikan dengan dokter 6. Banyak factor yang bisa
tentang pemberian antibiotik memepengaruhi perilaku hidup
dan anti piretik sehat seseorang, sehingga
perawat harus mengetahui apa
yang akan meningkatkan dan
mengurangi perilaku hidup
sehat tersebut, sehingga

27
perawat mampu memberikan
motivasi bagaimana perilaku
hidup sehat yang baik pada
pasien
7. Perawat harus tau
kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi sehingga
apabila terjadi komplikasi
pasien dapat langsung
mengatakan kepada perawat
jika sudah mulai merasakan
adanya komplikasi
8. Perawat /tenaga kesehatan
harus mampu untuk
meyakinkan bagaimana efek
yang baik jika hidup sehat dan
nilai-nilai kesehatan

28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang
menyerang bronkus. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang
lingkungannya banyak polutan, misalnya orang tua yang merokok dirumah, asap
kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat masak yang menggunakan
bahan bakar kayu. Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan diantaranya :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. Ketidakefektifan pola napas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Intoleransi aktivitas
5. Defisiensi pengetahuan
3.2 Saran
Semoga penyusunan Laporan Asuhan Keperawatan Anak mengenai
bronkitisini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan
dan praktik keperawatan serta dapat menjadi acuan dalam melakukan tindakan
asuhan keperawatan, khususnya pada anak yang mengalami bronkitis.

29
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif, H. K. 2015. Aplikasi & NANDA NIC-NOC Edisi Revisi Jilid
1. Jogjakarta: Medi Action.
Arif, M. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi III. Jakarta: Penerbitan
Media Aesculapius FKUI.
Heather Herdman, S. K. 2015.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi
2015-2017. Jakarta: ECG.
Juditch M. Wilkinson, N. R. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta:
ECG Medical Publisher.
Kowalak, Jenifer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Marni. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit. Yogyakarta: Goysen
Publishing.
Mediskus. 2017. Penyakit Bronkitis pada Anak. (online). Tersedia di
http://mediskus.com/penyakit/bronkitis-pada-anak-ciri-ciri-penyebab-dan-
obatnya diakses pada tanggal 29 April 2017

30

Anda mungkin juga menyukai