Anda di halaman 1dari 20

KESEHATAN GIGI DAN MULUT YANG EFEKTIF DALAM

MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK

Oleh : Adelina Barus


Email : adelinabarus13@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini dilakukan melalui penyuluhan kesehatan yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan kesehatan dan kecerdasan spiritualitas anak Sekolah Dasar dengan menggunakan
media poster dan leaflet pada murid Sekolah Dasar Widuri Kelas I sampai dengan kelas VI.
Kesehatan fisik dan mental merupakan faktor penentu dalam mewujudkan tujuan pembangunan
nasional khususnya kesehatan individu, seperti kesehatan gigi dan mulut pada siswa. Basil dari
SKRT 2001 (Survey Kesehatan Rumah Tangga) penyakit gigi dan mulut mencapai 60% dan
hasil survey yang dilakukan Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia tahun 2003 terhadap anak-anak
di Jakarta menunjukkan bahwa 70% dari jumlah anak yang menderita karies gigi dan
peradangan gusi. Penyakit gigi pada peradangan merupakan ranking ke-10 di Indonesia.
Karies gigi ini disebabkan oleh berbagai hal antar lain konsumsi makanan, pemeliharan
gigi, dan mulut keadaan gigi itu sendiri. Kesehatan gigi dan mulut tidak lepas dari perilaku
(Soekidjo, 1997). Pendidikan kesehatan anak sekolah khususnya untuk perilaku pencegahan
penyakit gigi dan mulut dengan melakukan penyuluahan menggunakan media poster dan leaflet
dan efektif dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak.
Penelitian Endang Purwaningsih, dkk (Surabaya, 2002) menyatakan bahwa program
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dalam penyuluhan status kesehatan gigi anak
sekolah dengan menggunakan alat pemeriksaan OHIS (Oral hygiene Index Symplified)
mempunyai hasil perubahan setelah dilakukan penyuluhan.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat pengetahuan murid Sekolah Dasar
Widuri Lebak Bulus Jakarta Selatan tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum dan sesudah
diberi penyuluhan dengan menggunakan media poster dan leaflet. Metode penghitungan
penelitian ini menggunakan penelitian Quest experiment (Pre test dan pos test) dengan objek
penelitian murid kelas I sampai dengan kelas VI Sekolah Dasar Widuri Lebak Bulus Jakarta
Selatan dengan jumlah sebanyak 103 murid sebagai responden.
Hasil dari analisis menggambarkan bahwa terdapat perbedaan yang.- signifikan dari
pengaruh metode penyuluhan kesehatan dengan poster dan leaflet, serta dapat efektif dalam
meningkatkan kecerdasan spiritual anak.

Keywords : Penyuluhan kesehatan gigi, leaflet, poster, kecerdasan spiritual


belum ditangani, dan penduduk
PENDAHULUAN yang pernah mengalami karies gigi
sebesar 71,2%. Hasil survey yang
dilakukan Yayasan Kesehatan Gigi
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia (YKGI) tahun 2003
Masalah kesehatan gigi dan
terhadap anak-anak di Jakarta
mulut (gilut) penting dalam
menunjukkan bahwa 70% dari
pembangunan kesehatan, salah
jumlah anak menderita karies gigi
satunya disebabkan oleh rentannya
dan peradangan gusi. Penyakit gigi
kelompok anak usia sekolah dari
akibat perpadangan merupakan
gangguan kesehatan gigi.1 Menurut
ranking ke-10 di Indonesia.
Andini kesehatan mulut dan gigi
Karies gigi adalah penyakit
adalah pintu menuju kesehatan
yang disebabkan oleh banyak faktor
tubuh secara keseluruhan dan
di antaranya terjadi interaksi dari
kesehatan mental.2 Penyakit gigi
empat faktor utama yang ada di
dan mulut yang menjadi masalah
dalam mulut yaitu 1) host (gigi dan
kesehatan masyarakat pada
saliva). 2) microorganisms (plak),
umumnya adalah pada jaringan
3) substrat (diet karbohidrat), 4)
penyangga gigi (priodental desease)
waktu.4 Faktor lain sebagai faktor
dan karies gigi/lubang gigi. Karies
predisposisi adalah a) Jenis kelamin,
gigi ini dapat disebabkan oleh
b) tingkat pendidikan, c) tingkat
berbagai hal antara lain konsumsi
ekonomi, dan d) perilaku.5 Karies
makanan, pemeliharaan gigi dan
gigi merupakan penyakit kronis
keadaan gigi itu sendiri.3
yang bersifat irreversibel di mana
Karies gigi pada anak
kerusakan pada gigi tidak dapat
merupakan masalah yang sangat
sembuh seperti luka jaringan, bila
penting dan utama dari penyakit gigi
dibiarkan berlanjut akan
dan mulut di Indonesia. Survey
menyebabkan kehilangan gigi dan
Departemen Kesehatan pada
kemudian akan mempengaruhi
Kesehatan Rumah Tangga (KRT)
proses pengunyahan, fungsi bicara
tahun 2001 bahwa prevalensi karies
dan penampilan estetis.6
aktif pada penduduk anak usia 10
sampai 12 tahun adalah 52% yang
Memelihara kesehatan gigi Untuk itu, dalam upaya mengatasi
anak usia sekolah dilakukan dengan dan mencegah terjadinya penyakit
cara memberikan pemahaman gigi dan mulut pada anak dilakukan
tentang kebersihan gigi dan mulut. pendidikan kesehatan inasyarakat
Oleh karena itu, kepedulian akan untuk perilaku pencegahan penyakit
kesehatan gigi harus ditanamkan gigi dan mulut melalui penyuluhan.
sejak dini, sehingga menghindarkan Tujuannya adalah agar terjadi
anak dari masalah penyakit gigi. perubahan dalam perilaku pada anak
Seringkali anak lalai untuk menjaga usia sekolah imtuk dapat hidup
kesehatan gigi yang disebabkan oleh sehat.
perilaku anak yang negatif. Namun Usaha promosi kesehatan
demikian, menanamkan kesadaran dengan menggunakan metoda
anak akan pentingnya kebersihan penyuluhan kesehatan gigi dengan
gigi memang tidak bisa dilakukan menggunakan poster dan leaflet
secara instan, bahkan butuh bertujuan agar terjadi perubahan
kesabaran ekstra. Bila hal ini dalam perilaku di bidang kesehatan
dilakukan, maka kesadaran menjaga gigi dan mulut pada anak, dengan
kesehatan gigi ini akan menjadi penekanan pada perilaku saat ini
kebiasaan sampai anak menjadi dan yang akan datang.
dewasa. Dikemukakan oleh Notoatmojo
Hal-hal yang menjadi (2002) bahwa perilaku kesehatan
hambatan dalam membersihkan gigi sebagai respons seseorang terhadap
adalah 1) Anak tidak terbiasa stimulus yang berkaitan dengan
dengan kegiatan menyikat gigi penyakit.8 Lain halnya dengan
sehingga dianggap sebagai hal yang Gochman (1998), yang menjelaskan
menakutkan bahkan menyakitkan, bahwa perilaku atau sifat seseorang
2) Trauma yang diakibatkan seperti harapan, keyakinan, presepsi,
penyikatan gigi yang dipaksa oleh dan elemen kognitif lainnya
orang tua, 3) Pemilihan pasta gigi mempengaruhi perilaku kesehatan.9
maupun sikat gigi yang tidak tepat Pendidikan kesehatan gigi
sehingga anak tidak merasa nyaman adalah suatu upaya atau kegiatan
serta mengakibatkan muntah.7 untuk menyampaikan pesan
mengenai kesehatan gigi kepada suatu kurun waktu tertentu dan
anak sekolah kelompok/individu diselenggarakannya upaya ini secara
dengan harapan mereka dapat berkesinambungan melalui paket
memperoleh pengalaman tentang UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
kesehatan gigi yang lebih baik, dan Usaha yaitu Paket Minimal, Paket
akhimya diharapkan pengetahuan Standar, dan Paket Optimal.11 Di
tersebut, dapat mempengaruhi bawah ini ada beberapa penjelasan
perubahan perilaku mereka. mengenai paket UKGS (Usaha
Perubahan perilaku yang dimaksud Kesehatan Gigi Sekolah) yaitu:
adalah perilaku yang tidak 1. Paket Minimal UKGS Tahap I
menguntungkan terhadap kesehatan yang meliputi a)
giginya. Perubahan perilaku ini juga Pendidikan/penyuluhan
yang menjadi tujuan dari pendidikan kesehatan gigi mulut. b)
secara umum pendidikan kesehatan Pencegahan penyakit gigi mulut.
gigi membutuhkan kesungguhan 2. Paket Standar UKS Yaitu
dalam pengetahuannya, sehingga UKGS tahap II yang meliputi a)
peran pemulihan strategi dalam Pelatihan guru dan tenaga
merencanakan pendidikan kesehatan kesehatan dalam bidang
yang tepat dan sesuai dengan kesehatan gigi mulut. b)
kebutuhan. Diharapkan dengan Pendidikan/ penyuluhan
pembinaan penyuluhan kesehatan kesehatan gigi dan mulut. c)
gigi dapat meningkatkan Pencegahan penyakit gigi dan
pengetahuan pada anak-anak mulut. d) Penjaringan kesehatan
sekolah dasar, tentang struktur gigi dan mulut siswa kelas 1 SD.
kebersihan gigi dan mulut.10 Usaha e) Pengobatan darurat untuk
Kesehatan Gigi Sekolah adalah menghilangkan rasa sakit. f)
bagian Integral dari Usaha Pelayanan medic gigi dasar atas
Kesehatan Sekolah (UKS) yang permintaan pada kelas I sampai
melaksanakan pelayanan kesehatan dengan kelas VI (care on
gigi dan mulut secara terencana demand), g) Rujukan bagi yang
pada para siswa terutama siswa memerlukan.
sekolah tingkat dasar (STD). Dalam
3. Paket Optimal UKS yaitu memandirikan masyarakat untuk
UKGS Tahap III yang meliputi: memelihara, meningkatkan dan
a) Pelatihan guru dan tenaga melindungi kesehatannya melalui
kesehatan dalam bidang peningkatan kesadaran, kemauan
kesehatan gigi mulut b) dan kemampuan serta
Pendidikan/penyuluhan pengembangan lingkungan sehat".
kesehatan gigi mulut, c) Upaya memperoleh kesehatan
Pencegahan penyakit gigi mulut, adalah anjuran semua agama. Dalam
d) Penjaringan kesehatan gigi Alquran maupun hadis Nabi
dan mulut siswa kelas I, e) Muhammad juga merujuk pada
Pengobatan darurat untuk kesehatan jasmani, rohani, dan
menghilangkan rasa sakit, f) sosial upaya yang dilakukan
Pelayanan medic gigi dasar atas berbentuk promotif, prefentif,
permintaan pada kelas I sampai kuratif, rehabilitatif.14 Pencegahan
dengan kelas VI (care on pemeliharaan kesehatan gigi dan
demand), g) Pelayanan medic mulut harus sejak dini, dimulai dari
gigi dasar sesuai kebutuhan keluarga, sehingga meningkatkan
(treatment need) pada kelas kesehatan merupakan perintah
12
terpilih. ajaran agama Islam kebersihan
adalah sebagian dari iman dan
Penyuluhan Kesehatan di bahwa sehat adalah ibadah15.
sekolah meliputi berbagai aspek di
antaranya penyuluhan kesehatan
gigi yang merupakan bagian dari
program pokok Puskesmas melalui
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS). Merujuk pada hasil
Konferensi Internasioal I di Ottawa
tahun 1986 bahwa Promosi
kesehatan mulai dikenal secara
luas.13 Promosi kesehatan adalah:
"proses pemberdayaan/
dilakukan dalam kurun waktu 3
B. Metode Penelitian " bulan.
1. Jenis Penelitian dan Sumber 2. Sumber Penelitian
Data Subyek penelitian ini
Berdasarkan pembatasan adalah informasi dari seluruh
dan perumusan masalah yang Anak SD Widuri Lebak Bulus
telah diuraikan di atas, maka Kec. Cilandak Jakarta Selatan,
judul penelitian mengarah pada data hasil pra tes dan post tes
promosi kesehatan dengan nilai- dokumentasi tentang UKGS
nilai agama dalam poster dan dengan cara pengambilan
leaflet dapat merubah perilaku sampel purpositive sampling,
anak SD dan menjadikan total sampling, simple random
mereka peduli terhadap sampling. Peneliti sebagai
Kesehatan Gigi dan Mulut Yang perawat gigi di Puskesmas
Efektif dalam Meningkatkan Lebak Bulus melakukan
Kecerdasan Spiritual. observasi terhadap kesadaran
Metoda penelitian adalah kesehatan gigi dan muiut dan
kualitatif dengan metode tingkat pelaksanaan
deskriptif, menggunakan pemeliharaan pribadi terhadap
pendekatan jenis penelitian sikat siswa dan kecerdasan
1
potong lintng/croxs sectional spiritual mereka.
dengan desain penelitian Quasi Sumber sekunder dalam
Experiment dengan penelitian ini adalah buku
menggunakan cara pre test dan kepustakaan, majalah Kesehatan
post tes di Sekolah Dasar Widuri Gigi jurnal Kesehatan, hasil
30
Lebak Bulus. Peneliti ingin penelitian (promosi kesehatan
mengetahui apakah ada gigi, Penyuluhan Kesehatan
perubahan perilaku anak tentang Gigi dan mulut menggunakan
kesehatan gigi dan mulut Poster dan Leaflet, merubah
sebelum dan setelah diberikan perilaku).
penyuluhan untuk itu penelitian
September 2012. Sikat gigi
bersama anak-anak dituntun
3. Desain Penelitian langsung oleh peneliti.
Desain penelitian yang 2) Mendapatkan, data awal
digunakan yaitu "Quasi (base line data) tentang
Eksperiment" jenis Pre Test-Post pengetahuan dan sikap
test Nonequivalent Group Design, siswa sebelum penelitian
dengan cara: dimulai. Pre test dibeiikan
a. Tahap Persiapan melalui kuesioner pada
Pendekatan dengan Kepala kelompok yang akan diberi
Sekolah melalui Guru masing penyuluhan dengan media
Kelas 1-6 dengan jumlah sampel poster, untuk mengetahui
103 siswa kemudian sejauh mana siswa telah
dikelompokkan menjadi tiga mengetahui tentang
bagian, yaitu a) kelompok pencegahan penyakit gigi.
diberikan metode poster, b) Satu Kemudian setelah
kelompok diberikan media penyuiuhan dengan media
leaflet, c) satu kelompok lagi Poster selesai subjek (siswa)
tanpa diberikan perlakuan atau diberi jeda waktu selama
intervensi sebagai (kelompok satu (1) minggu untuk
kontrol). dilakukan post test dengan
b. Pelaksanaan pertanyaan yang sama,
1) Dilakukan penjelasan dari untuk mengetahui
peneliti kepada siswa atau pemahaman\entang apa
pengunjung tentang proses materi yang telah diberikan
pendidikan kesehatan gigi melalui poster.
dan mulut serta maksud dan 3) Di hari kedua, peneliti
tujuannya. Peneliti melakukan hal yang sama
kemudian membagikan dengan hari pertama, hanya
sikat gigi kepada semua saja pada hari kedua

siswa. Waktu penelitian kelompok yang diteliti


adalah kelompok yang
yakni pada bulan Juni-
diberikan penyuluhan
dengan memberikan media
leaflet ke setiap anak, Gambar 3.1
adapun teknis Diagram Variable Kelas
pelaksanaannya sama
dengan hari pertama.
4) Satu minggu setelah Poster
dan pemberian leaflet
mengenai kesehatan gigi,
Tabel 3.1
peneliti melakukan pos test
Frekuensi Variabel Kelas
terhadap semua kelompok
termasuk kelompok kontrol,
dengan hari kedatangan Kelas Jumlah Persentase
yang telah ditentukan Kelas I 17 16.5%
sebelumnya untuk masing- Kelas II 9 8.7%
masing kelompok. Setelah Kelas III 20 19.4%
post test, dilakukan Kelas IV 15 14.6%
observasi dan awancara Kelas V 23 22.3%
dengan siswa untuk
Kelas VI 19 18.4%
mengetahui peningkatan
Total 103 100.0%
pelaksanaan ibadat

Dari diagram dan tabel di atas


C. Analisis Penelitian
1. Analisis Univariat / Stat dapat dilihat bahwa jumlah responden

Deskriptif dari kelas I ada 17 orang (16.5%), dari


Variabel/parameter yang kelas II ada 9 orang (8.7%), pada saat
digunakan dalam penelitian ini penelitian dilakukan memang jumlah
adalah Kelas, Skor Pile-Test dan murid kelas II paling sedikit dengan
Skor Post-Test. Dari hasil kelas yang lainnya, dari kelas III ada 20
kuesioner yang disebar kepada orang (19.4%), dari kelas IV ada 15
103 responden,mendapat hasil orang (14.6%), dari kelas V ada 23
sebagai berikut:
orang (22.3%), dan dari kelas VI ada 19
(1) Kelas
orang (18.4%).
Untuk variabel Kelas,
diperoleh diagram dan tabel
frekuensi sebagai berikut:
Dari jumlah responden Dari tabel di atas dapat dilihat
keseluruhan berjumlah 103 murid jumlah responden yang berusia 10 tahun
dengan usia rata-rata sebagai berikut : ada sejumlah 57 orang (49,5%),
<10 tahun dengan jumlah 51 sedangkan yang berusia > 10 tahun ada
orang (49.5%). sejumlah 52 orang (50,5%).
>10 tahun dengan jumlah 52
orang (50.5%). (3) Metode Penyuluhan Menggunakan
Media
Artinya karakteristik umur Untuk variable metode
pada responden ini umur diatas 10 penyuluhan dengan menggunakan
tahun, lebih banyak dari umur 10 tahun. media Poster dan Leaflet dapat
Artinya, tingkat pemahaman tentang diperoleh tabel frekuensi sebagai
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, berikut:
dengan menggunakan metode poster
dan media leaflet, lebih baik atau lebih Tabel 3.3
mengerti selain itu rersponden yang Frekuensi Metode Penyuluhan
tinggal dekat sekolah sedikit karena
lokasi lingkungan perumahan atau Jenis/Media Kelas Jumlah Present ase

komplek dibuktikan dengan awal Poster V dan VI 42 40,8%


Leaflet III dan IV 35 34,0%
penerimaan tahun ajaran baru murid-
Tanpa Media I dan II 26 25,2%
murid f yang mendaftar hanya sekitar
Total 103 100,0%
lingkungan perumahan tersebut.
(2) Usia
Dari tabel di atas dapat diambil
Untuk variabel usia
dilihat bahwa jumlah responden yang
diperoleh tabel frekuensi
diberikan promosi dengan media poster
sebagai berikut:
pada kelas V dan VI ada sejumlah 42
Tabel 3.2
orang murid (40,8%) dengan media
Frekuensi Variabel Usia
leafletpada kelas III dan IV ada
sejumlah 35 orang murid (34,0%) dan
Usia Jumlah Present ase
yang tidak diberikan
<10 tahun 51 49,5%
> l0 tahun 52 50,5% Hasil Pre test dengan skor baik
Total 103 100,0% adalah >80 dan jumlah siswa nya
terdapat 4 anak, nilai sedang diperoleh Berikut ini adalah nilai
71 anak dengan nilai <80 dan 28 anak mean dan standar
mendapat skor buruk dengan nilai <60. deviasi dan skor Pre-
Setelah diberikan penyululian tentang Test dan Post-Test:
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
pada liasil pos-test terdapat 98 anak Tabel 3.6
mendapat nilai baik >80 dan 5 anak Nilai Mean Skor Pre-Test dan
mendapat nilai sedang <80, sedangkan Post-Test Skor OHIS
tidak ada satu pun orang yang mendapat Mean N Std Deviation Std. Error
Mean
nilai buruk. Hal ini menunjukkan bahwa
Pair Skor OHIS 2.3806 103 103 75862 07475
premi membawa liasil yang lebih (Pre-Test) 7903 35714 03519
efektifbagi 1 Skor OHIS
(Post -Test)
Dilihat pada liasil Post test
dengan jumlah 98 orang mendapat nilai
Terlihat bahwa mean (rata-rata)
baik, dan 5 orang mendapat nilai
skor Post-Test lebih kecil dan Pre-Test.
sedang. Sedangkan 0 orang mendapat
Artinya penilaian pada Post-Test lebih
nilai buruk. Sebagai perbandingan skor
baik daripada Pre-Test.
Pre test dan Post test ada perbedaan
Berikut ini adalah liasil analisa
sigmifikan.
statistik dan Paired-Samples T Test:

2. Analisis Statistik Bivariat


Analisis bivariat yang digunakan
Tabel 3.7
dalam penelitian ini adalah Paired-
Hasil Analisa Statistik dan Paired-
Samples T Test, karena ingin
Samples T Tes
membandingkan skor Pre-Test dan
Paired Difference
Post-Test. Serta ANOVA (analisis Mean Std. Std. Error 95% Confidence
Deviatio Mean Interval of the
vaniansi), karena ingin melihat n Difference

perbedaan liasil dan metode promosi Lower Upper


Pair Skor OHIS (Pre-Test) 159029 76396 07527 144098 173960
yang dibuat. 1 Skor OHIS (Post-Test)

a. Skor OHIS
1) Perbandingan Skor Pre-Test dan t df Sig (2.tailed
21.126 102 .000
Post-Test
Dari tabel di at as terlihat ada perbedaan yang signifikan di antara
bahwa nilai Sig. sebesar masing-masing kelompok.
0.000<0.05. Artinya ada Tabel di bawah ini untuk
perbedaan yang signifikan melihat apakah ada perbedaan
antara skor Pre-Test dan Post- peningkatan skor OHIS untuk
Test. Di mana nilai skor Post- kelompok siswa yang diberikan metode
Test lebih rendah dari Pre.Jest. promosi dengati yang tidak diberikan
Atau dengan kata lain nilai metode promosi.
pengukuran OHIS pada Post-
Test lebih baik dari Pre-Test. Tabel 3.9
Analisis statistik ANOV Metode
Promosi Terhadap Skor OHIS
2) Pengaruh Metode Promosi
Terhadap Skor OHIS Sum of df Mean F Sig
Squares Squares
Berikut ini adalah analisis
Between Groups 1.322 2 .661 1.135 .325
statistik ANOVA, untuk Within Groups 58.209 100 .582
Total 59.530 102
melihat apakah ada
perbedaan skor post-test
Dari tabel di at as terlihat bahwa
untuk kelompok siswa yang
nilai Sig. sebesar 0.325 0.05. Artinya
diberikan metode promosi
tidak ada perbedaan yang signiflkan di
dengan yang tidak diberikan
antara masing-masing kelompok.
met ode promosi.
Tabel 3.8
b. Skor Pengetahuan
Analisis statistik ANOV
1) Perbandingan Skor Pre-Test dan
Metode Promosi
Post-Test
Terhadap Skor OHIS
Berikut ini adalah nilai mean
dan standar deviasi dan skor
Sum of df Mean F Sig
Squares Squares Pre-Test dan Post-Test:
Between Groups 1.539 2 .769 6.707 .002
Within Groups 11.471 100 .115
Total 13.010 102

Dari tabel di atas terlihat bahwa


nilai Sig. sebesar 0.000 <0.05. Artinya
Tabel 3.10 kata lain pengetahuan siswa pada Post-
Skor Pre-Test dan Post-Test
Test lebih baik dan Pre-Test.
Mean N Std. Std.Error
Deviation Mean
Pair Skor 9.83 103 2.405 .237 2) Pengaruh Met ode Promosi
Pengetahuan
1. (Pre Test) Terhadap Pengetahuan Siswa
Skor Pengetahuan 18.34 103 1.866 .184
(Post-Test) Berikut ini adalah analisis
statistik ANOVA, untuk melihat
apakah ada perbedaan skor post-test
Terlihat bahwa mean (rata-rata)
untuk kelompok siswa yang
skor Post-Test lebih besar dan Pre-Test.
diberikan metode promosi dengan
Artinya penilaian pada Post-Test lebih
yang tidak diberikan metode
baik daripada Pre-Test.
promosi.
Berikut ini adalah hasil analisa
statistik dari Paired-Samples T Test:
Tabel 3.12
Pengaruh Metode Promosi Terhadap
Tabel 3.11
Pengetahuan Siswa
Paired Samples Test
Peirde Differences Sum of Squares df Mean F Sig
95% Confidence Squares
Std. Std Error Interval of the Between Groups 65.559 289.548 2 32.780 11.321 .000
Mean Deviation Mean Difference
Within Groups 355.107 100 2.895
Lower Upper
Total 102
Pair Skor -8.505 2.441 .241 -8.982 -8028
Pengetahuan
1 (Pre Test)
Skor Dari tabel di atas terlihat bahwa
Pengetahuan
(Post-Test) nilai Sig sebesar 0.000<0.05. Artinya
ada perbedaan yang signifikan di antara
T df Sig (2-tailed)
masing-masing kelompok.
-35.361 102 .000 Sedangkan tabel di bawah ini
untuk melihat apakah ada perbedaan
Dari tabel di atas terlihat bahwa
peningkatan pengetahuan untuk
nilai Sig. sebesar 0.000<0.05. Artinya
kelompok siswa yang diberikan metode
ada perbedaan yang signifikan antara
promosi dengan yang tidak diberikan
skor pengetahuan pada Pre-Test dan
metode promosi.
Post-Test. Di mana nilai skor Post-Test
lebih tinggi dan Pre-Test. Atau dengan
Tabel 3.13
Pengaruh Metode Promosi
Terhadap Pengetahuan Siswa

kue diff
Sum of df Mean F Sig
Squares Squares
Between Groups 56.556 2 28.278 5.130 .008
Within Groups 551.192 100 5.512
Total 607.748 102

Dari tabel di atas terlihat bahwa


nilai Sig. sebesSr 0.008 0.05. Artinya
ada perbedaan yang signifikan di
antara masing-masing kelompok.
perencanaan yang baik serta memiliki

PEMBAHASAN ciri-ciri sebagai berikut:


1. Dapat dilaksanakan terus
menerus
Dari penelitian analisis diatas
dapat dilihat adanya pengaruh 2. Berorientasi ke masa depan
3. Dapat menyelesaikan suatu
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
dengan menggunakan media poster dan masalah

media leaflet dalam meningkatkan 4. Mempunyai tujuan


Gigi merupakan organ manusia
pengetahuan terhadap kesehatan gigi
dan mulut (OHI-S) Oral Hygiene Index yang terpenting. Tanpa gigi manusia

Simplefied, sehingga peneliti bermaksud tidak akan enak dalam mencerna


makanan. Gigi berfungsi untuk
lebih jauh tentang penyuluhan
kesehatan gigi lebih ditingkatkan. mengunyah setiap makanan yang masuk

Salah satu upaya untuk ke mulut untuk diteruskan ke tubuh

mencegah terjadinya penyakit gigi dan manusia, tentunya makanan yang sudah

mulut adalah perlu diadakan halus. Masa ini akan terus berlangsung

penyuluhan kesehatan gigi secara dini mulai dari masa anak-anak. sampai

pada anak, karena penyuluhan dewasa.

kesehatan gigi merupakan tindakan Gigi merupakan bagian

pencegahan primer sebelum terjadinya terpenting dalam mulut yang dap at

suatu penyakit. Penyuluhan kesehatan berfungsi untuk makan dan berbicara.

gigi memegang peranan penting di Kerusakan gigi merupakan salah satu

sekolah untuk meningkatkan kesadaran penyakit yang disebabkan oleh

para murid dalam menjaga giginya agar kurangnya kebersihan gigi dan mulut,

bertahan lama. Penyuluhan adalah Anak usia sekolah merupakan usia

penyampaian informasi dari sumber dimana mereka lebih cenderung untuk

informasi kepada seseorang atau memilih makanan yang manis seperti

sekelompok orang mengenai berbagai cokelat dan permen. Hal ini menjadi

hal yang berkaitan dengan suatu faktir utama meningkatnya anak usia

program. sekolah dengan masalah kerusakan gigi.

Program penyuluhan dalam Oleh karena itu, perlu dilakukan

pelaksanaannya harus membuat suatu pendidikan kesehatan terhadap anak


usia sekolah tentang pentingnya
kesehatan gigi dan mulut.
Terlihat bahwa rata-rata

A. KESIMPULAN skor post-test lebih kecil dari pre-


Berdasarkan hasil analisis test artinya penilaian pada post-
penelitian Pengaruh Penyuluhan test lebih baik dari pre-test.
Kesehatan Gigi clan Mulut dengan Berdasarkan metode yang

menggunakan media poster dan digunakan bahwa nilai


media leaflet efektif dalam pengetahuan sebelum dilakukan
meningkatkan pengetahuan intervensi pada kelompok
terhadap kesehatan gigi dan mulut responden dengan metode media

OHIS (Oral Hygene Index poster dan media leaflet pada


Simplified) serta kecerdasan murid-murid Sekolah Dasar
spiritual pada murid-murid Widuri kelas I - VI ada perbedaan

Sekolah Dasar Widuri Lebak skor post-test untuk kelompok

Bulus Jakarta Selatan 2012. murid yang diberikan metode


Adanya pengaruh promosi dimana terlihat bahwa
signifikan dari hasil penelitian dari nilai sig sebesar 0,0000 < 0,05
pre test dan post test pada skor artinya ada perbedaan yang

OHIS. Terlihat tingkat kebersihan signifikan antar skor pre-test dan


gigi dan mulut sebelum diberi post-test lebih rendah dari pre-test
penyuluhan OHIS 2.3806 dan atau dengan kata lain melalui
setelah diberi penyuluhan OHIS pengukuran OHIS (Oral Hygene

0.7903 dari seluruh murid kelas 1 Index Simplified) pada post-test


s/d 6 SD Widuri Lebak Bulus, lebih baik dari pre-test.
Jakarta Selatan sejumlah 103 anak Terlihat bahwa rata-rata
yang diperiksa sebagai responden skor Post-Test lebih besar dan

seluruhnya serta standart deviasi Pre-Test artinya penilaian pada


35714 serta standart eror mean Post-Test lebih baik daripada Pre-

03519 teiiihat bahwa rata-rata skor Test.


post test lebih kecil dari pre tets, Dari hasil statistis yang

artinya penilaian pada post test telah diteliti bahwa terdapat hasil
lebih baik dari pre test. dengan penyuluhan dengan media
poster terjadi penurunan OHIS
menjadi lebih baik sebesar 41kali poster dan media leaflet
sehingga pengetahuan lebih merupakan suatu metode yang
meningkat sebesar 41 kali efektif untuk meneguhkan sikap
sedangkan dengan hasil media responden untuk mencapai tujuan
leafet terjadi penurunan OHIS dengan mengatur alur waktu
sebesar 34 kali dan pengetahuan penyuluhan kepada responden
menjadi meningkat 34 kali dan yang bersifat dua arah sehingga
tanpa menggunakan media harapan yang dituju dapat
penurunan OHIS 25 kali serta tercapai.
pengetahuannya juga meningkat
hanya 25 kali. B. SARAN-SARAN
Media penyuluhan dengan Kesimpulan dari penelitian
menggunakan media poster dan ini dapat diambil saran untuk
media leaflet sering dilakukan upaya pencegahan penyakit karies
dengan harapan dapat gigi/lubang gigi terhadap
menyampaikan informasi dan pengetahuan tingkat kebersihan
meneguhkan sikap yang positif gigi dan mulut pada murid-murid
terhadap topikyang tersampaikan Sekolah Dasar Widuri Cilandak,
dalam informasi. Media poster Jakarta Selatan.
dan leaflet memiliki peran untuk Upaya pencegahan
mengubah atau meneguhkan sikap penyakit karies gigi/lubang gigi
audiensi sesuai dengan keinginan dilakukan setelah mengidentifikasi
yang diharapkan. Keberhasilan karakteristik responden dengan
metode poster dan leaflet ini mempertimbangkan pengetahuan
ditentukan oleh kemampuan dan perilaku responden mengenai
penyuluh untuk menyampaikan tingkat kebersihan gigi dan mulut
informasi tentang pentingnya sebelum dilakukan intervensi.
kesehatan gigi dan mulut pada Untuk Puskesmas
murid-murid Sekolah Dasar Kecamatan Cilandak Barat,
Widuri Jakarta Selatan. Meskipun Jakarta Selatan perlu kerja sama
demikian metode penyuluhan membuat program UKGS (Usaha
dengan menggunakan media Kesehatan Gigi Sekolah) di
Sekolah Dasar Widuri Lebak pada anak-anak atau murid-murid
Bulus Jakarta Selatan, berupa terutama dalam menanamkan
kegiatan penyuluhan tentang perilaku yang positif serta
kesehatan gigi dan mulut menanamkan perilaku bersih dan
(promotif), pencegahan penyakit sehat khusus dalam ibadah selalu
gigi dan mulut (preventif), dan mengingatkan kepada murid-
perawatan gigi dan mulut yang murid agar selalu hidup ersih dan
bermasalah (kuratif), sehmgga sehat (gigi sehat, ibadah dahsyat).
murid-murid mengetahui dan Untuk responden (murid-
mengerti bagaimana memelihara murid) Sekolah Dasar Widuri
kesehatan gigi dan mulut sejak Lebak Bulus Cilandak, Jakarta
dini. Selatan disarankan agar anak-anak
Perlu diadakan kegiatan- dapat lebih meningkatkan
kegiatan seperti promotif, kesehatan gigi dan mulut dengan
preventif, kuratif secara berkala raj in menggosok gigi 3 kali
dan sikat gigi massal, lomba gigi sehari, minimal 2 kali sehari
sehat yang bertujuan dapat setelah sarapan dan sebelum tidur
memotivasi murid-murid untuk malam, perbanyak makanan yang
mempunyai kebiasaan dalam berserat dan berair, menghindari
memelihara kesehatan gigi dan makanan yang manis-manis dan
mulut sejak dini. yang mudah melekat pada gigi,
Untuk Sekolah Dasar kontrol ke klinik gigi atau dokter
Widuri Jakarta Selatan, untuk gigi terdekat setiap 6 bulan sekali
UKS/UKGS agar dapat bekerja sehingga apabila ada kelainan
sama dengan Puskesmas setempat ditangani sedini mungkin.
seperti kegiatan penyuluhan,
pencegahan dan perawratan pada
gigi yang bermasalah. Para guru
juga disarankan bekerja sama
dengan para orang tua murid
untuk ikut berrtanggung jawab
terhadap kesehatan gigi dan mulut
DAFTAR PUSTAKA Pedoman Pelaksanaan Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah
(Departemen Kesehatan RI,
Suwelo, Karies Gigi pada Anak Direktorat Jenderal Pelayanan
dengan Berbagai Faktor Etiologi Medis, Direktorat Kesehatan RI,
21 (Jakarta: EGC, 1992) 1996)
Trisnawati Tjahyadi, Arroyyan Dwi Pedoman Pelaksanaan Usaha
Andini, Gigi Sehat Ibadah Kesehatan Gigi Sekolah
Dahsyat (Jogyakarta: Pro- U (DepKes RI, Direktorat Jenderal
Media, 2011) Pelayanan Medik, Direktorat
Kesehatan Gigi, 1996) 3- 4
Suwelo, Karies Gigi pada Anak
dengan Berbagai Faktor Etiologi _________, Promosi Kesehatan
16 (Jakarta: EGC, 1992) Komitmen Global Dari Otawa-
Jakarta, Nairobi Menuju Rakyat
Reich E. Lussi A & Newbrun,E Sehat (Jakarta: Departemen
Caries- resk Assesmet Kesehatan, 2000) 3
Internasall Dental Jurnal,1999 Al-Hafidzh Ahsin W. A. A, Fikih
Kesehatan (Jakarta: Amzah,
Suwelo, Peranan Pelayanan 2007). 14
Kesehatan Gigi Anak, 32
Al-Hafidzh Ahsin W. A. A, Fikih
Kid,E.A.M and Bechal Sj. Dasar Kesehatan (Jakarta: Amzah,
Caries Penyakit dan 2007). 17
Penanggulangannya, alih bahasa
Narlan Sumawinata,dkk, 18 G.Rizali Noon Mempersiapkan
Praktek Dokter Gigi Menjelang
Trisnawati Tjahyadi A.D.A Gigi Indonesia Sehat 2010 (UI,
Sehat Ibadah Dahsyat, 24 2010) Penelitian
Noto Atmojo S. Ilmu Perilaku Djuita, Ani dkk, "Hubungan
Kesehatan (Jakarta: Tineka Kualitas Pelayanan Dan Promosi
Cipta, 2002), 20 Terhadap Hasil Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut di
Gocman,D.S. Health Behavior, Balai Pengobatan Gigi
Emergency Research Puskesmas Dati II Blora" (1998)
Perspectives (New York: Penelitian.
Plenum.Press, 1998), 10
Ronny Komitour, Metode Penelitian
Noto Atmojo S. Ilmu Perilaku Untuk Penulisan Skripsi dan
Kesehatan (Jakarta: Rineka Tesis (Jakarta: 8PM,2005) 7
Cipta, 2002),20

Anda mungkin juga menyukai