2. Etiologi
Endokarditis lebih sering disebabkan oleh bakteri, cendawan, atau
mikroorganisme lainnya,dapat disebabkan akibat operasi ; akibat dari
suntikan intravena menggunakan jarum yang kotor atau melalui luka yang terdapat
pada kulit dan mukus. Organisme dapat berjalan dalam aliran darah menuju ke
jantung. Akibatnya, katup jantung menjadi inflamasi, katup menjadi rusak, dan
terbentuknya gumpalan darah di daerah yang terinfeksi. Seseorang yang telah
mengalami luka atau penyakit pada bagian endokardium maka akan semakin mudah
bagi orang tersebut mengalami endokarditis. Hal ini diakibatkan gumpalan darah dari
permukaan yang terluka dapat menjerab mikroorganisme, yang dapat bereproduksi
semakin banyak pada area yang luka Obat intravena dapat menyembuhkan
endokarditis.
4. Patofisiologi
Kuman paling sering masuk melalui saluran nafas bagian atas selain itu juga
melalui alat genital dan saluran pencernaan serta pembuluh darah dan kulit ( melalui
jarum suntik yang tidak steril). Pada saluran pencernaan bakteri dapat masuk melalui
makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Ketika terjadi luka pada mulut
(misalnya sariawan, gigi yang berlubang) akan memudahkan bakteri masuk
kepembuluh darah, bakteri terbawa ke jantung sehingga menyebabkan kerusakan
pada lapisan endocardium.
Endokard yang rusak dengan permukaannya tidak rata mudah sekali
terinfeksi dan menimbulkan vegetasi yang terdiri atas thrombosis dan fibrin.
Vaskularisasi jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga memudahkan
mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya akan menambah kerusakan katub
dan endokard, kuman yang sangat pathogen akan menyebabkan robeknya katub
hingga terjadinya kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya,
menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik. Bila infeksi mengenai korda
tendinae maka dapat terjadi rupture yang mengakibatkan terjadinya kebocoran katub.
Pembentukan thrombus yang mengandung kuman dan kemudian lepas dari
endokard merupakan gambaran yang khas pada endocarditis infeksi. Besarnya
emboli bermacam-macam. Emboli yang disebabkan jamur biasanya lebih besar,
umumnya menyumbat pembuluh darah yang besar pula. Tromboemboli yang
terinfeksi dapat terangkut sampai di otak, limpa, ginjal, saluran cerna, jantung,
anggota gerak, kulit dan paru. Bila emboli menyangkut di ginjal, akan menyebabkan
infark ginjal, glomerulonephritis. Bila emboli pada kulit akan menimbulkan rasa
sakit dan nyeri tekan
5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED meningkat,
immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama globulin positif, total
hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum menurun, kadar bilirubin
sedikit meningkat.
c. echocardiografi
d. pemeriksaan rontgen, untuk melihat adanya klasifikasi pada katub
e. sinar x dada, dapat menunjukkan pembesaran jantung, infiltrasi pulmonal
f. kultur darah dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus dan jamur penyebab
7. Penatalaksanaan
a. Konsumsi Obat-Obatan
Dokter akan meresepkan obat antibiotik atau antijamur untuk menghilangkan
mikroorganisme yang menyebabkan infeksi endokarditis. Pasien endokarditis
dengan gejala parah akan mendapatkan terapi obat melalui suntikan atau injeksi
dan perlu dirawat di rumah sakit selama 2 sampai 6 minggu. Apabila kondisinya
berangsur-angsur membaik, pasien endokarditis dapat melanjutkan terapi obat di
rumah dan melakukan rawat jalan.
b. Tindakan Operasi
Operasi akan dilakukan oleh dokter apabila pasien endokarditis telah mengalami
kerusakan katup jantung cukup parah.
Selain itu, dokter umumnya akan memilih tindakan operasi untuk menangani
pasien endokarditis berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti :
1) Endokarditis menyebabkan aliran darah pasien terganggu dan berisiko
terjadi gagal jantung.
2) Endokarditis menyebabkan munculnya gumpalan darah.
3) Endokarditis disebabkan oleh infeksi jamur ganas atau bakteri yang resisten
dengan antibiotik.
c. Asuhan Keperawatan
Do:
batuk tidak efektif atau
tidak mampu batuk
sputum berlebihan/
obstruki jalan nafas/
meconium dijalan
nafas( pada neonates)
mengi, wheezing , dan
ronchi kering
Gejala Minor
Ds :
dyspnoe
sulit berbicara
ortopnea
Do:
gelisah
sianosis
bunyi nafas menurun
frekuensi nafas berubah
pola nafas berubah
3 Gangguan pertukaran gas (L.01001) Setelah dilakukan Monitor frekuensi, irama,
(D.0003 ) tindakan tindakan kedalaman, upaya dan upaya
Gejala dan Tanda Mayor : keperawatan selama 1 x 24 nafas
Subjektif : jam, maka bersihan jalan Monitor kemampuan batuk
Dyspnea nafas meningkat. Dengan efektif
Objektif : kriteria hasil : Monitor saturasi oksigen
PCO2 meningkat/ Batuk efektif meningkat Monitor nilai agd
menurun Produksi sputum Auskultasi suara nafas
PO2 menurun menurun Posisikan semi fowler atau
Takikardia Pola nafas membaik fowler
ph arteri meningkat / Frekuensi nafas membaik Berikan oksigen
tambahan, jika perlu
menurun Dyspnea menurun
Bunyi nafas tambahan Suara nafas tambahan
Gejala dan Tanda Minor : menurun
Subjektif :
Pusing
Penglihatan kabur
Objektif :
Sianosis
Diaphoresis
Gelisah
Nafas cuping hidung
Pola nafas abnormal
Warna kulit abnormal
Infark Miokard
1. Pengertian
Infrak miokard adalah kematian sebagian otot jantung (miokard) secara
mendadak akibat terhentinya siklulasi koroner yang ditandai dengan adanya sakit
dada yang khas lebih dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat dan dengan
pemberian terapi farmakologi. Infrak miokard mengacu pada proses rusaknya
jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat, Reny (2014).
2. Etiologi
Menurut Fakih Ruhyanudin (2006) dalam Wijaya (2013), penyebab akut miokard
infark adalah :
1. Gangguan pada arteri koronaria berkaitan dengan atherosclerosis, kekakuan, atau
penyumbatan total pada arteri oleh emboli atau trombus.
2. Penurunan aliran darah sistem koronaria menyebabkan ketidakseimbangan antara
miokardial O2 suplai dan kebutuhan jaringan terhadap O2. Penyebab suplai
oksigen ke miokard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor yaitu
1) faktor pembuluh darah (Aterosklerosis, spasme, dan arteritis)
2) faktor sirkulasi (hipotensi, stenosis aorta, dan insufisiensi)
3) faktor darah (anemia, hipoksemia, dan polisitemia)
Adapun penyebab lain seperti curah jantung yang meningkat (aktivitas
berlebihan, emosi, makan terlalu banyak, hipertiroidisme), kebutuhan oksigen
miokard meningkat (kerusakan miokard, hipertropi miokard, dan hipertensi
diastolic).
Faktor Predisposisi:
A. Faktor risiko biologis yang tidak dapat diubah
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Jenis kelamin : Insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita
meningkat setelah menopause.
c. Hereditas
d. Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam
B. Faktor risiko yang dapat diubah:
a. Mayor :
1) Hiperlipidemia
2) Hipertensi
3) Merokok
4) Diabetes Melitus
5) Obesitas
6) Diet tinggi lemah jenuh, kalori
b. Minor :
1) Inaktivitas fisik
2) Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
3) Stress psikologis berlebihan ketidak adekuatan aliran darah akibat
dari penyempitan, sumbatan arteri koronaria akibat terjadinya
aterosklerosis, atau penurunan aliran darah akibat syok atau
perdarahan.
Faktor risiko menurut Framingham :
1) Hiperkolesterolemia : > 275 mg/dl
2) Merokok sigaret : > 20/hari
3) Kegemukan : > 120 % dari BB ideal
4) Hipertensi : > 160/90 mmHg
5) Gaya hidup monoton
4. Patofisiologi
Infark Miokard Akut terjadi ketika iskemik yang terjadi berlangsung cukup
lama yaitu lebih dari 30 – 40 menit,dan akibatnya akan merusak bagian jantung
yang terkena infrak.Iskemik biasa nya terjadi karena penyakit arteri koroner pada
penyakit ini terdapat materi lemak (plaque) yang telah terbentuk dalam arteri
koronaria. Plaque dapat rupture sehingga menyebabkan terbentuknya bekuan
darah ,jika bekuan menjadi cukup besar maka bisa menghambat aliran darah
pada arteri koroner (Kasron 2016).
Terbendungnya aliran darah menghambat darah yang kaya akan oksigen
mencapai bagian otot jantung yang disuplai oleh arteri. Kurangnya oksigen akan
merusak otot jantung. Jika sumbatan itu tidak segera tertolong dengan cepat
maka akan mengakibatkan otot jantung yang rusak akan segera mati (Kasron
2016).
Letak infark ditentukan oleh sumbatan arteri koroner yang mensuplai darah
ke jantung.Terdapat dua arteri koroner besar yaitu arteri koironer kanan dan kiri,
kemudian arteri koroner kiri bercabang menjadi dua yaitu desenden arterior dan
arteri sirkumpeks kiri.Berdasarkan ketebalan dinding otot jantung yang terkena
maka infark bisa dibedakan menjadi dua yaitu infrak transmural merupakan
kerusakan pada seluruh lapisan miokardium, sedangkan infrak subendokardial
mengenai lapisan bagian dalam saja (Kasron 2016)
Secara fungsional infark miokardium menyebabkan perubahan – perubahan
sebagai berikut (Kasron 2016) :
1) Daya kontraksi menurun
2) Gerakan dinding abnormal (daerah yang terkena infrak akan menonjol
keluar saat melakukan kontraksi)
3) Perubahan daya kembang dinding ventrikel
4) Penurunan volume sekuncup
5) Penurunan fraksi ejeks
Gangguan fungsional yang terjadi tergantung pada beberapa faktor yaitu
(Kasron 2016) :
a. Ukuran infark, jika mencapai 40% bisa menyebabkan syok kardiogenik
b. Likasi infrak, dinding anterior mengurangi fungsi jantung lebih besar
dibandingkan jika terjadi di bagian inferior
c. Sirkulasi kolateral, sebagai berkembangnya respon terhadap iskemi
kronik dan hiperferfusi untuk memperbaiki aliran darah yang menuji ke
miokardium
d. Mekanisme kompensasi,bertujuan mempertahankan curah jantung dan
perfusi perifer.
5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Kasron (2016) Dignosa serangang jantung dapat ditegakan
berdasarkan riwayat kesehatan keluarga dan diri sendiri gejala dan hasil
penegakan dengan test dianostik antara lain :
a. EKG (Electrocardiogram), saat EKG jaringan iskemik akan menghasilkan
gelombang T, dan jaringa iskemik akan mengubah segmen ST menyebabkan
depresi ST
b. Test Laboratorium Darah
Saat sel-sel otot jantung mati dan pecah dan protein – protein tertentu akan
keluar masuk melalui aliran darah.
Kreatinin Pospokinase (CKP) terdeteksi setelah 6-8 jam mencapai puncak
setelah 24 jam dan kembali normal setelah 24 jam
LDH (Laktat Dehidrogenisasi) terjadi saat tahap lanjut infrak miokard
yaitu setelah 24 jam kemudian dan akan mencapai dalam 3 – 6 hari.
Troponin T & I merupakn protein yang paling spesifik pada cedera otot
jantung.
Leokosit tampak pada hari ke 2 setelah AMI yang berhubungan pada
tahap infamasi
Kolesterol atau Trigliserida yang merupakan penyebab terjadinya AMI
Gda menunjukan proses hypoksia atau proses penyakit paru akut atau
kronis
c. Tes Radiologis
Coronary Angiography merupakan pemeriksaan khusus dengan bantuan
sinar X pada jntung dan pembuluh darah, dilakukan dengan sering karena
untuk mengetahui letak sumbatan pada arteri koroner.Proses ini dinamakan
kateterisas jantung atau angiografi korone.
Foto dada untuk menunjukan pembesaran jantung.
Pencitraan darah menunjukan penampilam ventrikel secara khusus dan
umum, gerakan umum dan fraksi ejeksi.
Angiografikoroner merupakan gambaran dari penyempitan sumbatan
arteri coroner
Digital subtraksion angiografi (PSA) teknik yang digunakan untuk
mengambarkan pembulu darah yang mengarah ke jantung atau dari
jantung.
Nuclear magnetic resonance (NMR) memungkinkan visualitasi aliran
darah,serambi jantung, atau katup ventrikel,pembentukan plak area
nekrosis atau infark dan bekuan darah.
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan AMI menurut Kasron ( 2016) yaitu :
Diagnose berdasarkan riwayat penyakit dan keluhan atau tanda – tanda
EKG awal tidak menentukan hanya 24 – 60 %
Diet makanan lunak atau saring serta rendah garam (bila ada gagal
jantung)
Terapi oksigen
1) Hipoksia menimbulkan metabolisme anaerob dan asidosis yang akan
menurunkan efektifitas obat-obatan dan terapi elektrik
2) Pemberian oksigen menurunkan perluasan daerah iskemik
3) Penolong harus siap dengan bantuan pernafasan bila diperlukan
Monitor EKG ,penyebab utama kematian beberapa jam pertama AMI
adalah aretmia jantung
Akses Interavenaa
1) Larutan fisiologis RL dengan jarum infuse besar untuk pemberian obat
melalui intera vena
2) Bila pada kejadian henti jantung ,tidak ada nafas, saluran infuse
terpasang maka vena cubiti anterior dan vena jagularis dipasang aliran
infuse
Penghilang rasa sakit
1) Keuntungan:menurunkan kegelisahan dan rasa sakit,dapat menurunkan
tekanan darah
2) Terapi:tablet dibawah lidah atau spray
3) Komplikasi :karena kurang nya miokard atau reperfusi,obat-obata yang
diberikan merupakan penghilang rasa sakit
b. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis AMI menurut Kasron ( 2016) yaitu :
1) Angioplasti
Merupakan tindakan Non-bedah dapat dilakukan dengan cara memnbuka
arteri koroner tang tersumbat oleh bekuan darah. Masukan angioplasty
kateter melalui pembulu darah menuju arteri koroner yang tersumbat
kemudian balon dikembangkan untuk mendorong plaq melawan dinding
arteri melebarnya bagian dalam arteri akan mengembalikan aliran darah.
2) CABG (cotonary arteri bypass grafthing)
Merupakan tindakan pembedahan dimana arteri diambil dari bagian tubu
lain kemudian disambungkan untuk membentuk jalan pintas melewati
arteri koroner yang tersumbat.
C. Asuhan keperawatan