2. Mazhab Mainstream
Mazhab mainstream cenderung sependapat dengan ekonomi klasik
bahwa terdapat keterbatasan sumber daya dalam memenuhi keinginan
manusia yang tidak terbatas. Sehingga kelangkaan menjadi sumber
permasalahan utama dalam sistem ekonomi. Dalam ekonomi
konvensional, skala prioritas dibuat berdasarkan keinginan masing-
masing individu. Sedangkan dalam Islam, skala prioritas dibuat
berdasar pada Al-Quran dan Sunnah.
Perbdedaan madzhab ekonomi
3. Madzhab Alternatif-Kritis
Mazhab ini muncul sebagai kritik atas mazhab Baqir dan mazhab
Mainstream. Menurut mazhab ini, mazhab Baqir hanya mencari teori
baru atas teori yang sudah ada sebelumnya, sedangkan mazhab
mainstream hanya mengikuti teori dari ekonomi neoklasik namun
menghapuskan riba dan menambah variable zakat serta niat.
Nilai universal ekonomi islam
Nilai-nilai dasar teori ekonomi Islam tersebut meliputi:
1. Tauhid (Ketuhanan)
2. Keadilan (al-adl)
3. Kenabian (an-Nubuwah)
4. Pemerintahan (al-Khilafah)
5. Keuntungan (al-ma’ad)
Prinsip-prinsip ekonomi islam
Terdapat 3 prinsip ekonomi Islam, yaitu:
1. Kepemilikan multijenis (multitype ownership)
2. Kebebasan bertindak atau berusaha (freedom to act)
3. Keadialn social (social justice)
Perilaku ekonomi muslim sebagai atap
Akhlak mulia dalam berekinomi dapat diwujudkan dengan menegakkan
nilai-nilai moralitas, diantaranya:
1. Persaingan yang sehat (fair play)
2. Kejujuran (honestly)
3. Keterbukaan (transparency)
4. Keadilan (justice)
Rancang bangun ekonomi islam
Rancang bangun ekonomi Islam diibaratkan sebagai bangunan,
maka dapat disusun bagian fondasi, pilar dan atap yang jika
digambarkan memiliki tiga bagian. Nilai-nilai universal yang
mengacu pada teori ekkonomi Islam, disusun menjadi fondasi.
Fondasri akan mendasari bangunan yang berada di atasnya, yaitu
berupa pilar. Pilar dalam rancang bangun ekonomi Islam berupa
prinsip atau ciri ekonomi Islam. Adapun puncuk atau atapnya
adalah akhlak, yang diwujudkan dalam perilaku ekonomi muslim
sehari-hari.