PANDUAN PRAKTIS
KOPERASI SYARIAH
INDONESIA
1
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
2
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
3
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
4
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Namun demikian, jika melihat dari banyaknya akad-akad muamalah yang ada,
tidak menutup kemungkinan Koperasi Syariah dapat berbentuk Koperasi Serba Usaha
(KSU). Khususnya jika ditinjau dari akad jasa persewaan, Gadai dan jual beli secara
tunai (Bai ‘ Al Musawamah) Sehingga dapat dikatakan KSU Syariah. Disisi lain
kegiatan usaha pembiayaan anggota dalam bentuk tidak tunai dapat dikatagorikan
sebagai Unit Simpan pinjam (USP) atau berdasarkan Kep.Men tersebut dinamakan
Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) yang merupakan unit dari KSU Syariah tersebut.
Karena KSU biasanya hanya diperbolehkan 1 (satu) KSU dalam sebuah kelurahan
maka beberapa dinas koperasi membolehkan dengan sebutan Koperasi Syariah yang
memiliki usaha UJKS dan Unit Sektor Riil lainnya .
Badan hukum Koperasi Syariah dianggap syah setelah Akta pendiriannya
dikeluarkan oleh Notaris yang ditunjuk dan disahkan oleh pemerintah melalui Dinas
Koperasi Daerah untuk keanggotaannya wilayah Kabupaten/Kodya, sedangkan untuk
keanggotaannya meliputi propinsi harus dibuat di Kanwil Koperasi propinsi yang
bersangkutan.
5
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB II
KOPERASI DALAM PANDANGAN ISLAM
6
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
• Merupakan bagian dari nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang mengatur bidang
perekonomian umat yang tidak terpisahkan dari aspek-aspek lain dari
keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif dan integral
“Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah aku
cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah aku ridhoi Islam sebagai agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] Karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(Q.S. Al Maidah : 3)
“ Apa bila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah dimuka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung..” (Q.S Al Jumu’ah : 10)
perbedaan dalam pendapatan dan kekayaan. Hal ini dapat terlihat pada Al
Qur’an :
“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya tuhan
mu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia maha Pengampun lagi
Maha Penyayang” (Q.S Al An’aam (6) : 165)
‘Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal
rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan
rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama
(merasakan) rezki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah…?”
(Q.S An Nahl (16) : 71)
“ Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang
yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah lah kesudahan segala urusan.” (Q.S
Lukman (31) : 22)
10
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
11
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
2) Sebagai Investor
Koperasi Syariah menginvestasikan dana yang dihimpun dari anggota maupun
pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang
sesuai meliputi akad jual beli secara tunai (Al Musawamah) seperti pendirian
waserda dan Jual beli tidak tunai (Al Murabahah), Sewa-menyewa (Ijaroh),
kerjasama penyertaan sebagian modal (Musyarakah) dan penyertaan modal
seluruhnya (Mudharabah). Keuntungan yang diperoleh dibagikan secara
proporsional (sesuai kesepakatan nisbah) pada pihak yang memberikan dana
seperti tabungan sukarela atau investasi pihak lain sisanya damasukan pada
pendapatan Operasi Koperasi Syariah.
3) Fungsi Sosial
Konsep Koperasi Syariah mengharuskan memberikan pelayanan sosial baik
kepada anggota yang membutuhkannya maupun kepada masyarakat dhu’afa.
Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat (emergency loan) dapat
diberikan pinjaman kebajikan dengan pengembalian pokok (Al Qard) yang
sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun. Dimana
anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti di koperasi
konvensional. Sementara bagi anggota masyarakat dhuafa dapat diberikan
pinjaman kebajikan dengan atau tampak pengembalian pokok (Qardhul Hasan)
yang sumber dananya dari dana ZIS (zakat, infak dan shadaqoh). Pinjaman
Qardhul Hasan ini diutamakan sebagai modal usaha bagi masyarakat miskin
agar usahanya menjadi besar, jika usahanya mengalami kemacetan, ia tidak
perlu dibebani dengan pengembalian pokoknya.
Fungsi ini juga yang membedakan antara koperasi konvensional dengan
Koperasi Syariah dimana konsep tolong menolong begitu kentalnya sesuai
dengan ajaran Islam “ Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan
ketaqwaan dan janganlah kamu tolong menolong dalam permusuhan dan
perbuatan dosa.” (QS Al Maidah : 2)
12
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Porsi
Porsi
1.Simp. Berjangka
1. Simp. Wadi’ah Bagi Hasil
2. Investasi pihak lain
Bonus
13
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB III
PRODUK DAN JASA KOPERASI SYARIAH
A. Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana Koperasi Syariah bersumber dari :
1. Simpanan Pokok
Simpanan pokok merupakan modal awal anggota yang disetorkan dimana
besar simpanan pokok tersebut sama dan tidak boleh dibedakan antara anggota.
Akad Syariah simpanan pokok tersebut masuk katagori akad Musyarakah. Konsep
pendirian Koperasi Syariah tepatnya menggunakan konsep Syirkah Mufawadhoh
yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama dua orang atau lebih,
masing-masing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama dan
berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing partner
saling menanggung satu sama lain dalam hak dan kewajiban. Dan tidak
diperkenankan salah seorang memasukan modal yang lebih besar dan memperoleh
keuntungan yang lebih besar pula dibanding dengan partner lainnya.
2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib masuk dalam katagori modal koperasi sebagaimana
simpanan pokok dimana besar kewajibannya diputuskan berdasarkan hasil syuro
(musyawarah) anggota serta penyetorannya dilakukan secara kontinyu setiap
bulannya sampai seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan Koperasi Syariah.
3. Simpanan Sukarela
Simpanan anggota merupakan bentuk investasi dari anggota atau calon
anggota yang memiliki kelebihan dana kemudian menyimpannya di Koperasi
Syariah.
Bentuk simpanan sukarela ini memiliki 2 jenis karakter antara lain :
14
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
1) Karakter pertama bersifat dana titipan yang disebut (Wadi’ah) dan dapat diambil
setiap saat. Titipan (Wadi’ah) terbagi atas 2 macam yaitu titipan (wadiah)
Amanah dan titipan (Wadi’ah) Yad dhomanah.
Titipan (Wadi’ah) Amanah merupakan titipan yang tidak boleh
dipergunakan baik untuk kepentingan koperasi maupun untuk investasi usaha,
melainkan pihak koperasi harus menjaga titipan tersebut sampai diambil oleh
sipemiliknya. Wadi’ah Amanah yang dimaksud disini biasanya berupa dana ZIS
(Zakat,infak dan shadaqoh) yang dimiliki oleh 8 asnaf mustahik dan disalurkan
baik dalam bentuk mustahik produktif maupun konsumtif. Sementara titipan
(wadi’ah) Yad dhomanah adalah dana titipan anggota kepada koperasi yang di
izinkan untuk dikelola dalam usaha riil sepanjang dana tersebut belum diambil
oleh sipemiliknya. Mengingat dana tersebut dapat dikelola maka sepantasnya
Koperasi Syariah memberikan kelebihan berupa bonus kepada sipenitip, meski
tidak ada larangan untuk tidak memberikan bonusnya.
15
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
pengusaha (Mudharib) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah usaha. Sementara Mudharabah
Muqayadah adalah bentuk kerjasama antara pemilik dana dengan Koperasi
Syariah selaku pengusaha (Mudharib) dimana penggunaan dana dibatasi oleh
ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemilik dana. Dan merupakan kebalikan
dari Mudharabah Mutlaqoh.
16
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
B. Penyaluran Dana
1. Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS)
1.1 Investasi/Kerjasama
Kerjasama dapat dilakukan dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah.
Dalam penyaluran dana dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah Koperasi
Syariah bertindak selaku pemilik dana (Shahibul Maal) sedangkan pengguna dana
adalah pengusaha (Mudharib) kerjasama dapat dilakukan untuk mendanai sebuah
usaha yang dinyatakan layak untuk didanai.
Contohnya : untuk pendirian klinik, kantin, toserba dan usaha lainnya
1. Jual beli secara tangguh antara sipenjual dengan sipembeli dimana sudah terjadi
kesepakatan harga dan sipenjual menyatakan harga belinya dan si pembeli
mengetahui besar keuntungan si penjual transaksi ini disebut disebut Bai Al
Murabahah. Jika sipembeli membayar secara tunai tetap dinamakan murabahah
mengingat modal awalnya sudah diketahui dan jumlah keuntungan yang
diterima sipenjual juga diketahui.
2. Jual beli secara pararel yang dilakukan oleh 3 pihak, sebagai contoh pihak 1
memesan pakaian seragam sebanyak 100 stel kepada Koperasi Syariah dan
Koperasi Syariah memesan dari konveksi untuk dibuatkan 100 stel seragam
yang dimaksud dan Koperasi membayarnya dengan DP dan dibayar setelah jadi,
setelah selesai diserahkan ke pihak 1 dan pihak ke 1 membayarnya baik secara
tunai maupun diangsur. Pembiayaan ini disebut Al Bai Istishna jika Koperasi
membayarnya dimuka disebut Bai’ Salam.
17
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
18
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
2. Rahn (Gadai)
Rahn (Gadai) timbul karena adanya kebutuhan keuangan yang mendesak dari
para anggotanya dan Koperasi Syariah dapat memenuhinya dengan cara barang
milik anggota dikuasai oleh koperasi dengan kesepakatan bersama. Pengertian
Rahn sendiri adalah menahan salah satu harta milik sipeminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Dalam produk Gadai ini Koperasi
Syariah tidak mengenakan bunga melainkan mengenakan tarif sewa
penyimpanan dari barang yang digadaikan tersebut seperti contohnya gadai
emas.
19
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Jasa
1. Jasa Wakalah (Perwakilan)
Jasa ini timbul dari hasil pengurusan sesuatu hal yang dibutuhkan
anggotanya dimana anggota mewakilkan urusan tersebut kepada koperasi
seperti contohnya : pengurusan SIM, STNK pembelian barang tertentu disuatu
tempat. Dan lain-lain. Wakalah berarti juga penyerahan, pendelegasian atau
pemberian mandat.
“Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah
orang yang pandai menjaga lagi berpengalaman”. (Q.S Yusuf ayat (12) : 55)
20
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
2.3 Produksi
Disamping perdagangan dan jasa Koperasi Syariah dapat menjadi produsen
barang yaitu memproduksi barang-barang yang dapat dijual kepada
konsumen dengan ukuran/timbangan yang pas dan menghindari kecurangan
dalam hal timbangan. Seperti contohnya Koperasi Syariah memproduksi
makanan-makanan tradisionil daerah seperti dodol, wajid, atau kue kering
yang dapat dikemas dengan memberikan keterangan dan kondisi barang
yang sebenarnya.
curang dalam takaran dan timbangan. Maka Allah menurunkan ayat ini
(S.83:1,2,3) sebagai ancaman kepada orang-orang yang curang dalam
menimbang. Setelah ayat ini turun orang-orang Madinah termasuk orang
yang jujur dalam menimbang dan menakar.
(Diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih
yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
C. Distribusi Pendapatan
Jika dalam koperasi konvensional pendapatan dari jasa pinjaman koperasi
disebut jasa pinjaman (bunga), maka pendapatan Koperasi Syariah memiliki berbagai
karakteristik tersendiri, tergantung dari tujuan penggunaan dana itu sendiri. Pendapatan
yang bersumber dari jasa-jasa koperasi seperti wakalah, Hawalah, kafalah disebut
pendapatan Fee Koperasi Syariah dan pendapatan sewa (Ijaroh). Pendapatan yang
bersumber dari Jual beli (piutang dagang) Murabahah, Salam dan Istishna disebut
Margin sedangkan pendapatan hasil investasi ataupun kerjasama (Musyarakah dan
Mudharabah) disebut pendapatan Bagi Hasil. Pendapatan Bagi hasil dari penempatan
Koperasi Syariah di Bank Syariah, BPRS maupun Koperasi Syariah lainnya tidak
termasuk distribusi pendapatan yang harus dibagi kepada pemilik dana pihak ketiga
melainkan masuk kedalam porsi pendapatan Koperasi Syariah. Setiap pendapatan unit
usaha Koperasi Syariah dibukukan secara tersendiri yang kelak akan dilaporkan dalam
laporan konsolidasi Koperasi Syariah.
22
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB IV
MANAJEMEN KOPERASI SYARIAH
A. Manajemen Umum
1. Strategi Sasaran
Strategi dan Sasaran Koperasi Syariah harus dituangkan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan Koperasi Syariah (RKATKS) sebagai acuan Manager dalam
melakukan kegiatan operasional Koperasi Syariah. RKATKS dibuat oleh Pengelola
dan Pengurus pada periode akhir tahun, sehingga awal tahun sudah dapat digunakan
sebaga acuan Operasional. RKATKS sekurang-kurangnya memuat antara lain :
a) Pendahuluan
1) Visi, Misi dan Tata Nilai
• Visi Koperasi Syariah harus mencerminkan semangat usaha bersama
dengan berpedoman pada Al Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW.
• Misi Koperasi Syariah merupakan penjabaran dari visi yang
diembannya.
• Tata Nilai Koperasi Syariah merupakan karakter kerja yang menjadi
budaya dalam menjalankan operasionalnya .
2) Arah Pengembangan Koperasi Syariah
Pengurus harus dapat memprediksikan pengembangan Koperasi Syariah
kedepan dengan jangka panjang 5 tahun mendatang.
3) Analisa dan Potensi Pasar
Dalam mengembangkan Koperasi Syariah, Pengurus maupun pengelola
harus mengumpulkan data-data potensi usaha yang kemungkinan dapat
dikembangkan.
b) Rencana Strategis Tahunan
1) Segmen Pasar yang dibidik
Segmen pasar yang paling baik dibidik Koperasi Syariah adalah “Ceruk
Pasar” usaha-usaha individu maupun lembaga-lembaga masyarakat, dimana
segmen ini tidak menjadi daya tarik bagi industri perbankan. Kompetiter
23
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
yang ada terdiri dari para rentenir ataupun koperasi lainnya. Sementara bagi
Koperasi Karyawan Syariah yang memiliki segmen pasar yang jelas tinggal
memperhatikan jenis-jenis kebutuhan yang diperlukan karyawan.
2) Target Pasar yang diharapkan
Dari segmen pasar yang dibidik, di buat proyeksi dengan asumsi nominal
rupiah yang diinginkan setiap transaksi penghimpunan maupun penyaluran.
3) Nilai Jual Koperasi Syariah
Koperasi Syariah harus memiliki nilai jual seperti : Serba Mudah, Serba
Murah dan Serba Ada serta pelayanan prima kepada anggota dan
masyarakat. Koperasi Syariah juga harus memiliki penampilan kantor yang
layak dan suasana yang nyaman dengan nuansa Islami.
4) Formulasi Program
Formulasi program disesuaikan dengan segmen pasar dari Koperasi Syariah.
Dalam mengekspresikan programnya dibuat secara sederhana dan dapat
dimengerti dengan mudah oleh anggotanya.
Program Kerja
Menawarkan produk dan jasa kepada anggota, non anggota maupun
lembaga lainnya.
• Operation
Sasaran
Terciptanya kelancaran transaksi keuangan Koperasi Syariah dengan
tertib, rapih dan nyaman. Serta dapat menyajikan laporan keuanagan
yang real time.
Strategi
Menggunakan teori antrian dan menambah petugas sesuai kebutuhan
dan melengkapi dengan software komputer.
Kebijakan
Menciptakan kepuasan pelayanan terhadap anggota dan masyarakat
di Koperasi Syariah.
Program Kerja
Melayani transaksi uang masuk dan uang keluar serta mebukukannya
setiap hari hingga menjadi laporan yang dapat disajikan setiap saat.
25
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
• Bidang Jasa
Sasaran
Terlaksananya usaha dibidang jasa sesuai dengan rencana pencapaian
target yang telah dirumuskan
Strategi
Membuat leaflet /brosur dan feature-feature produk jasa yang
ditawarkan Koperasi Syariah.
Kebijakan
Memilih potensi usaha unggulan dibidang jasa dengan melihat
peluang dan SDM yang ada.
Program Kerja
Menawarkan produk jasa Koperasi Syariah kepada anggota, non
anggota maupun lembaga lainnya secara terus menerus.
26
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Kebijakan
Memilih potensi produk dengan melihat peluang pasar, sumber bahan
baku, penyimpanan dan distribusi dan pengelolaan SDM trampil
dibidangnya.
Program Kerja
Menghasilkan produk barang kebutuhan, penetrasi pasar,
memperbaiki kemasan sesuai tren, pemantauan pesaing melakukan
strategi marketing mix. secara terus menerus.
27
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
b) Pencatatan transaksi-transaksi
Transaksi uang masuk dan keluar dicatat secara teratur dan sistematis dimulai
dari pencatatan bukti-bukti transaksi, buku besar, jurnal sampai menjadi laporan
keuangan
c) Pengamanan dokumen-dokumen penting.
Dokumen-dokumen dikelompokan berdasarkan jenisnya tersendiri dan disimpan
pada lemari arsip dengan menggunakan kode-kode tertentu yang dapat
memudahkan kita untuk mencarinya. Dokumen jaminan disimpan pada lemari
Besi tahan api guna melindungi dari kemungkinan kebakaran ataupun
pencurian.
d) Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Operasional
Kegiatan Operasional harus melibatkan Dewan Pengawas Syariah setiap kali
ada transaksi yang dilakukan pengelola guna menhindari adanya unsur Gharar
(ketidak pastian) ataupun tidak sesuai dengan akad syariah.
28
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
29
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
2. Resiko Pembiayaan
a) Dalam memberikan Pembiayaan perlu ditekankan analisa pembiayaan yang
cermat dengan memperlakukan prinsip kehati-hatian
b) Pemantauan Kepatuhan anggota pembiayaan harus senantiasa dapat dikontrol
melalui Kartu Pembiayaan setiap bulannya oleh bagian pembiayaan maupun
manager Koperasi Syariah.
c) Pengikatan Agunan dilakukan secara nota riel setelah diadakan taksasi agunan
dengan melihat NJOP bagi anggota pembiayaan yang menyerahkan jaminan
dalam bentuk SHM (Sertifikat Hak Milik) atau harga pasaran bagi BPKB
kendaraan mobil maupun motor setelah dibuktikan kebenarannya nomor mesin
dengan BPKB nya.
3. Resiko Operasional
a) Pembentukan Cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva (CPPA) harus
dibentuk oleh manajemen Koperasi Syariah yakni sebesar 0,5 % bagi setiap
pembiayaan lancar, 10 % bagi pembiayaan yang kurang lancar, 50 % bagi
pembiayaan yang diragukan tingkat pengembaliannya dan 100 % bagi
pembiayan dengan katagori macet.
b) Setiap kali dewan pengawas menemukan transaksi yang tidak sesuai dengan
Rencana Kerja yang dibuat pengurus Koperasi Syariah ataupun terjadi
penyimpangan dalam operasional oleh manajemen, maka harus segera
melaporkan pada Pengurus untuk segera mengadakan perbaikan maupun
pembenahan.
4. Resiko hukum
a) Setiap Akad-Akad Perjanjian sedapat mungkin dibuat berdasarkan nota riel, dan
menyebutkan dalam klausul akad tersebut “apabila terjadi permasalahan
dikemudian hari, maka kedua belah pihak sepakat akan diselesaikan oleh
BASYARNAS (Badansyariah Arbitrase Nasional)” atau Pengadilan Agama
setempat.
30
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
31
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
d) Aksesibilitas kendaraan
e) Kondisi makro ekonomi negara dan
f) Stabilitas politik yang tidak kondusip
Sedangkan bagi unit sektor riil untuk jenis jasa resiko tertinggi lebih banyak
bertumpu pada :
a) Reputasi lembaga dan pengeloala
b) Service Customer
c) Komunikasi
C. Manajemen Pemasaran
Pemasaran merupakan ujung tombak dari sebuah usaha, oleh karenanya komponen-
komponen pemasaran Koperasi Syariah harus memenuhi kriteria-kreteria berikut ini :
1. Analisa Pasar (Sasaran Pasar, Pesaing, harga dan kemasan produk )
2. Strategi Pemasaran
3. Periklanan yang berkaitan dengan produk Koperasi Syariah
4. Humas sebagai sarana sosialisasi produk
5. Anggota dan calon anggota atau masyarakat lain.
1) Difinisi
"Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha Koperasi Syariah yang
ditujukan untuk memperkenalkan produk yang ditawarkan, menentukan tingkat
margin, bagi hasil dan fee, mempromosikan, dan mendistribusikan aktiva secara
produktif yang dapat memberikan keuntungan maksimal baik kepada stake holder
maupun share holder potensial."
Dari difinisi tersebut dapat diketahui bahwasanya proses pemasaran
Koperasi Syariah harus dimulai sebelum terjadinya akad-akad pembiayaan.
Keputusan-keputusan pemasaran dibuat untuk :
Memperkenalkan Produk dan jasa Koperasi Syariah yang ditawarkan
Menentukan anggota, calon anggota dan masyarakat yang akan dibidik
Menentukan tingkat margin, bagi hasil dan fee sebagai Agen
32
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
33
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
mudah dari sisi transportasi dengan penampilan dari karyawan yang baik,
ramah dan sopan.
Manfaat kepemilikan
Manfaat bukti kepemilikan diciptakan dengan mempersiapkan pemindahan
hak kepemilikan dari Koperasi Syariah kepada anggota, calon anggota dan
masyarakat atau dengan stake holder lainnya berdasarkan prinsip jual beli,
bagi hasil dan jasa yang dilengkapi surat-surat transaksi. (Surat Jalan,
Faktur, Delivery Order dll).
Manfaat Informasi
Manfaat Informasi dapat diciptakan dengan cara memberikan informasi
mengenai penawaran produk-produk yang dihasilkan Koperasi Syariah
kepada anggota, calon anggota dan masyarakat, sehingga konsumen akan
lebih memahami tentang produk yang ditawarkannya. Sarana-sarana
informasi ini dapat menggunakan :
Brosur, Leaflet, Surat Penawaran
Media-media On Line di Internet
Sumber-sumber informasi pemerintahan dan swasta.
b. Pendekatan Komplementer
Pendekatan Komplementer adalah pendekatan serba sistem yang
mencakup kumpulan simpul-simpul masyarakat yang melakukan tugas
pemasaran, barang, jasa, ide dan faktor-faktor lingkungan yang saling
memberikan pengaruh, dan membentuk serta mempengaruhi hubungan
Koperasi Syariah dengan anggota, calon anggota ataupun masyarakatnya.
34
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Sistem Kop.syariah
Produk Lembaga
Kopsyah
Manajemen
Fungsi
Fungsi Manajemen
35
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pendekatan Lembaga
Pendekatan melalui lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan
pemasaran akan menciptakan mekanisme pasar yang sehat dan sesuai
dengan kebutuhan masing-masing lembaga. Lembaga-lembaga yang
terlibat antara lain :
1. Penyedia kebutuhan anggota, calon anggota dan masyarakat, dalam
hal ini seperti Dealer mobil/motor/ toko-toko elektronik
2. Suplier terhadap produk yang ditawarkan. Pengurus Koperasi Syariah
hendaknya melihat tren yang ada pada masyarakat maupun kebijakan
moneter pemerintah serta situasi politik yang ada. Pada tingkat ini
produk-produk Koperasi Syariah dipesan dan harus didesain menurut
kebutuhan dan permintaan masyarakat luas.
3. Perantara dagang, dalam hal ini Koperasi Syariah memberikan
reverensi produk-produk unggulan yang dihasilkan baik jenis home
industri, jasa-jasa, kerjasama atau sebagai agen. Untuk selanjutnya
dapat langsung menjualnya kepada anggota maupun masyarakat. Bila
Koperasi Syariah sebagai perantara Agen, dapat bertindak selaku
perantara kepada konsumen akhir. Ataupun sebagai pusat informasi
pasar.
o Pendekatan Serba Fungsi
Pendekatan ini tergantung pada produk yang ada dan kebiasaan dalam
Jual Beli (Al Bai), Jasa (Ijaroh) dan kerjasama usaha (Mudharabah atau
Musyarakah). Dengan memperhatikan fungsi pokok pemasaran antara
lain :
1. Kemampuan menjual
Penjualan merupakan fungsi terpenting dalam pemasaran, karena
menjadi tulang punggung sebuah Koperasi Syariah. Untuk itu perlu
berbagai macam cara untuk memajukan penjualan produk dan jasa
Koperasi Syariah. Akan tetapi perlu juga memperhatikan rambu-
36
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
4. Promosi
Promosi dibutuhkan untuk memperluas jaringan keanggotaan yang
berasal dari masyarakat luas, disertai dengan informasi produk dan
jasa Koperasi Syariah meliputi jenis produk pembiayaan ataupun
37
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
5. Pembelian
Pembelian barang yang menjadi obyek pembiayaan Koperasi Syariah
harus dipisahkan berdasarkan jenis, kualitas, harga jual, merk
maupun mekanisme pengirimannya.
Pengelola Koperasi Syariah harus aktif sehingga konsumen tidak lagi
menunggu sampai barang itu ditawarkan kepadanya. Ia akan melihat
sumbernya dari siapa ia akan membeli.
38
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
6. Penyimpanan
Barang-barang yang dimiliki Koperasi Syariah setelah dipilah
berdasarkan jenis dan kualitasnya disimpan dalam penyimpanan
yang aman. Penyimpanan ini juga memiliki alasan antara lain :
Menstabilkan harga, yaitu dengan jalan menimbun hasil komoditi
pada saat hasil produk berlimpah ruah, sehingga harganya
rendah. Kemudian menjualnya pada waktu komoditi dibutuhkan.
Spekulasi, yaitu dengan menampung hasil produksi untuk dijual
pada saat harga naik.
Menjaga kemungkinan terjadi pembelian dalam jumlah besar.
Perlunya penyimpanan barang dan jasa selama waktu antara
dihasilkan dan dijual, kadang dalam fase penyimpanan perlu
diadakan pengolahan lebih lanjut contohnya pengadaan barang-
barang produk retail atau eceran.
39
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
7. Perkuatan Pendanaan
Perkuatan Pendanaan ini merupakan sebuah fungsi untuk
mendapatkan modal dari sumber ekstern. Sumber-sumber tersebut
antara lain : Lingkage dengan Bank Umum Syariah (BUS), Laba
BUMN, Proyek-proyek Pemerintah, dll.
Yakni dengan market financing yang dimaksudkan fungsi mencari,
mengurus modal uang secara profit sharring ataupun revenue
sharring dengan pihak-pihak tertentu guna melancarkan transaksi-
transaksi pengalihan barang dari sumber tertentu kepada Koperasi
Syariah dilanjutkan ke anggotanya. Konsep Islam membenarkan
pemberian imbalan atas modal dengan tanggung jawab untuk
memikul resiko kerugian. Seseorang dapat menginvestasikan modal
kedalam sebuah syirkah (perkongsian, kemitraan) berdasarkan modal
kerja, atau keahliannya.
8. Penanggungan Resiko
Penanggungan resiko adalah fungsi untuk menghindari dan
mengurangi kemungkinan timbulnya resiko dalam pemasaran seperti:
40
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
41
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
o Pendekatan Manajemen
Pendekatan ini menitik beratkan pada sisi manajerial yang mengambil
keputusan-keputusan dalam menentukan kebijakan pemasaran produk Koperasi
Syariah sebagai suatu kerangka yang terdiri atas variabel-variabel yang dapat
dikontrol seperti : pemahaman produk yang dihasilkan, pengaturan likuiditas,
penentuan margin dan promosi, ditambah dengan variabel-variabel yang tidak
dapat dikontrol seperti : kompetiter yang ada, permintaan anggota, calon anggota
dan masyarakat.
D. Laporan Keuangan
1. Fungsi Koperasi Syariah :
a) Manajer Investasi
• Agen Mudharabah
• Agen Investasi
b) Penyedia Jasa Keuangan (Investor)
c) Pengemban fungsi sosial
2. Tujuan :
a) Pedoman penyusunan laporan keuangan Koperasi Syariah agar sesuai tujuan :
• Pengambilan putusan investasi dan pembiayaan
• Menilai prospek arus kas
42
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
4. Ketentuan Umum
a) Tujuan Laporan Keuangan
b) Tanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan Koperasi Syariah
c) Komponen laporan keuangan Koperasi Syariah
d) Bahasa laporan keuangan Koperasi Syariah menggunakan Bahasa Indonesia
e) Mata uang Rupiah jika ada penggunaan mata uang asing maka di kurskan ke
rupiah dengan standar Bank Indonesia. Keuntungan dan kerugian mata uang asing
dikurskan kerupiah dengan kurs standar BI.
f) Kebijakan Akutansi mencerminkan kehati-hatian, Informasi yang material, sesuai
PSAK 27 dan PSAK 59, jika tidak ada dalam PSAK kebijakan harus relevan dan
andal bagi seluruh pengguna
g) Penyajian wajar seluruh komponen laporan Keuangan
h) Penyajian unsur Neraca :
• Aktiva disajikan berdasarkan likuiditasnya
43
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
n) Informasi komparatif
• Laporan Keuangan Tahunan dan interim, atau
• Informasi naratif dan deskriptif (diungkapkan kembali untuk pemahaman
laporan keuangan periode berjalan).
o) Laporan Keuangan Interim
• Bagian integral dari laporan keuangan tahunan
• Komponen laporan keuangan sama dengan laporan keuangan tahunan
p) Laporan Keuangan Konsolidasi
• Menggabungkan pos-pos sejenis yang dimiliki Koperasi Syariah dan
cabang-cabangnya..
• Langkah konsolidasi :
o Transaksi dan saldo resiprokal dieliminasi
o Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dieliminasi
o Tanggal dan periode laporan keuangan pada dasarnya harus sama,
jika berbeda maka konsolidasi masih dapat dilakukan sepanjang :
Tidak lebih dari 3 bulan
Peristiwa/transaksi material di antara tanggal pelaporan
diungkapkan.
Jika kedua syarat tidak terpenuhi harus dilakukan
penyesuaian
• Kebijakan akutansi sama
• Hak minoritas dan hak laba minoritas disajikan tersendiri dalam neraca dan
laporan laba rugi.
46
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
ILUSTRASI NERACA
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
NERACA 31 DESEMBER 200X DAN 31 DESEMBER 200X
1 AKTIVA 2 KEWAJIBAN
1.1 Kas/ Bank 2.1. Kewajiban segera
1.2 Tabungan dan Simpanan 2.2 Tabungan Wadiah
Pada Bank 2.3 Hutang Salam
1.3 Surat Berharga 2.4 Hutang Istishna
1.4 Piutang : 2.5 Kewajiban Lain-Lain
a. Murabahah 2.6 Pembiayaan Yang Diterima
b. Salam
c. Istishna INVESTASI TIDAK TERIKAT
1.5 Pembiayaan Mudharabah 2.7 Tabungan Mudharabah
1.6 Pembiayaan Musyarakah 2.8 Simpanan Berjangka
1.7 Pinjaman Qardh Mudharabah
1.8 (Peny. Penghapusan
Pembiayaan)
1.9 Piutang Anggota dan 3 EKUITAS
Pihak Lain 3.1 Modal Anggota :
1.10 Penyertaan pada Koperasi- a. Simpanan Pokok
Anggota dan Pihak Lain b. Simpanan Wajib
1.11 Persediaan (untuk dijual)
1.12 Ijarah 3.2 Modal Penyetaraan
1.13 Aktiva Istishna Dalam 3.3 Modal Penyertaan
Penyelesaian 3.4 cadangan Umum
1.14 Aktiva tetap 3.5 cadangan Tujuan Resiko
1.15 (Akumulasi Penysusutan- 3.6 Modal Sumbangan
Aktiva tetap) 3.7 SHU Belum Dibagi
1.16 Piutang Pendapatan Jumlah Ekuitas
Bagi Hasil
1.17 Piutang Pendapatan Ijarah
1.18 Aktiva Lain-Lain
47
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
5 Beban Bagi Hasil Pembiayan Yang Diterima : (Rp. XXXXXX) (Rp. XXXXXX)
48
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
KETERANGAN JUMLAH ( Rp )
5. Penerimaan Setoran :
a. Tabungan Mudharabah
b. Simpanan Berjangka Mudharabah
c. Simpanan Pokok
d. Simpanan Wajib
KETERANGAN JUMLAH ( Rp )
49
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
5. Penyerahan : xxxxxxxx
a. Tabungan Mudharabah xxxxxxxx
b. Simpanan Berjangka Mudharabah xxxxxxxx
c. Simpanan Pokok xxxxxxxx
d. Simpanan Wajib xxxxxxxx
50
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
ILUSTRASI NERACA
UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH
NERACA 31 DESEMBER 200X DAN 31 DESEMBER 200X
1 AKTIVA 2 KEWAJIBAN
1.1. Kas / Bank 2.1 Kewajiban segera
1.2 Tabungan dan Simpanan 2.2 Tabungan Wadiah
Pada Bank 2.3 Hutang Salam
1.3 Surat Berharga 2.4 Hutang Istishna
1.4 Piutang : 2.5 Modal Tidak Tetap
a. Murabahah 2.6 Kewajiban Lain-Lain
b. Salam Jumlah Kewajiban
c. Istishna
1.5 Pembiayaan Mudharabah
1.6 Pembiayaan Musyarakah
1.7 Pinjaman Qardh INVESTASI TIDAK TERIKAT
1.8 (Penyisihan Penghapusan 2.7 Tabungan Mudharabah
Pembiayaan) 2.8 Simpanan Berjangka
Mudharabah
1.9 Piutang Anggota dan Jumlah Investasi
Pihak Lain Tidak Terikat
1.10 Persediaan (untuk dijual)
1.11 Ijarah
1.12 Aktiva Istishna Dalam 3 EKUITAS
Penyelesaian 3.1 Modal Disetor
1.13 Aktiva tetap 3.2 Modal Tetap Tambahan
1.14 (Akumulasi Penysusutan 3.3 Cadangan Umum
Aktiva tetap) 3.4 Cadangan Tujuan Resiko
1.15 Piutang Pendapatan 3.5 SHU Belum Dibagi
Bagi Hasil Jumlah Ekuitas
1.16 Piutang Pendapatan Ijarah
1.17 Aktiva Lain-Lain
51
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
5 Beban Bagi Hasil Pembiayan Yang Diterima : (Rp. XXXXXX) (Rp. XXXXXX)
52
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
KETERANGAN JUMLAH ( Rp )
5. Penerimaan Setoran :
a. Tabungan Mudharabah
b. Simpanan Berjangka Mudharabah
53
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
5. Penyerahan : xxxxxxxx
a. Tabungan Mudharabah xxxxxxxx
b. Simpanan Berjangka Mudharabah xxxxxxxx
54
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB V
SISTEM OPERASI DAN PROSEDUR
55
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
56
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
1) Direktur
Memimpin Usaha Koperasi Syariah sesuai dengan RKATKS (Rencana
Kerja dan Anggaran Tahunan Koperasi Syariah)
Membuat rencana kerja dan anggaran tahunan Koperasi Syariah
Menyelenggarakan rapat evaluasi kinerja Koperasi Syariah
Menyusun laporan keuangan setiap bulannya dan pertanggung jawaban
pelaksanaan tugas;
Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;
Memelihara inventaris dan asset-aset Koperasi Syariah
Mewakili Koperasi Syariah dalam urusan setiap usaha koperasi
Memutuskan penerimaan dan penolakan pembiayaan anggota koperasi
bagi UJKS dan menyetujui dan menolak pengadaan barang bagi Unit
Sektor Riil yang diusulkan Manager Unit.
2) Manager Unit
Manager Unit terdiri dari Manager Unit Jasa Keuangan Syariah dan Unit
Sektor Riil, masing-masing manager unit memiliki beberapa staf kerja antara
lain :
2.1) Manager Unit Jasa Keuangan
a) Staf Operation
• Staf Operation terdiri atas :
o Petugas Teller /Kasir
Melayani transaksi uang masuk dan uang keluar setiap harinya
dari para anggota.
57
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
o Petugas Accounting
• Menerima tiket transaksi uang masuk dan uang keluar yang
sudah divalidasi dari teller.
• Membukukan kedalam transaksi dan membuat jurnal transaksi
harian.
• Menyimpan bukti tiket transaksi kedalam File bukti trasaksi.
• Menyusun laporan Keuangan Neraca, L/R, Arus Kas dan
Catatan atas Laporan Keuangan.
• Melaporkannya pada Manager untuk diteruskan pada Pengurus.
b) Staf Marketing
• Staf Marketing terdiri atas :
o Petugas Funding Dana
• Bertugas menghimpun dana-dana anggota atau pihak lain
• Membuat feature-feature produk penghimpunan dana dalam
bentuk simpanan wadi’ah dan berjangka mudharabah.
• Membuat target-target penghimpunan dana
• Melakukan evaluasi target penghimpunan dana
58
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
o Petugas Pembiayaan
• Mencari dan mawarkan produk pembiayaan kepada anggota dan
masyarakat lain.
• Mengusulkan pembiayaan yang akan diabiayai UJKS kepada
komite pembiayaan.
• Melakukan monitoring dan pembinaan terhada penerima
pembiayaan secara berkala.
• Melakukan tagihan-tagihan pembiayaan yang sudah dicairkan
dan menyetorkannya pada teller/kasir.
• Menyusun tingkat kolektibilitas pembiayaan kepada
• Melaporkan kondisi pembiayaan dalam rapat pengelola.
b) Sektor Jasa
• Melakukan survey peluang jasa yang dapat ditawarkan
• Menentukan jenis usaha jasa yang sesuai dengan kebutuhan
dengan memperhatikan biaya dan kemampuan SDM.
• Menjalin hubungan dengan para stake holder
60
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
RAT
Pengurus
Sekretaris Bendahara
Direktur
Pengelolaa
Manager Manager
Unit Jasa Keuangan Syariah Unit Sektor Riil
dana yang harus dihindari meliputi penghimpunan dana yang tidak sesuai Syariah
dan berseberangan dengan peraturan pemerintah seperti hasil korupsi, hasil
perjudian, money laundering atau melalui cara-cara licik dengan iming-iming
hadiah yang tidak masuk akal. Dalam penghimpunan dana ini harus menggunakan
akad titipan (wadi’ah), Investasi (mudharabah mutlaqah ataupun mudharabah
muqayadah), juga dapat berupa akad sosial dalam bentuk zakat, infak, shadaqoh dan
wakaf tunai serta dana-dana hibah lainnya.
Ketua DPS
Direktur
Manajer UJKS
62
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
63
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
64
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
65
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
h) Pemantauan Transaksi
• Pemantauan juga meliputi setiap transaksi yang tidak sesuai dengan
frofil anggota.
66
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
c) Kriteria Rekening
• Aktif, yaitu simpnanan yang transaksi penyetoran, penarikan atau
pendebetan masih dilakukan anggota sekurang-kurangnya dalam kurun
waktu 6 (enam) bulan.
• Pasif, yaitu simpanan yang selama 6 (enam) bulan tidak terdapat
transaksi penyetoran maupun penarikan. Simpanan pasif hendaknya
diberitahukan kepada pemiliknya.
67
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
68
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Keuntungan bagi anggota antara lain : anggota mendapat bagi hasil sesuai
kesepakatan nisbah yang ditentukan, dapat dijadikan sebagai jaminan
pembiayaan
INISIASI
DOKUMENTASI
Kelengkapan dokumen; Form
pembukaan, KTP/SIM dsb
REALISASI
Penerimaan dana anggota
PEMELIHARAAN ACCOUNT
Pengawasan atas transaksi,
pelayanan dan administrasi
Pasif Aktif
Tutup
69
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
1. Inisiasi
Dalam Penghimpunan dana ada dua cara yang dilakukan petugas Funding,
Pertama, anggota Koperasi Syariah datang langsung ke kantor untuk
menyetorkan dananya. Kedua, bagian penghimpunan dana mencari calon
anggota baru yang mau menempatkan dananya di Koperasi Syariah.
Membuat daftar prospek, melakukan presentasi merupakan hal yang mutlak
harus dilakukan oleh petugas funding. Petugas funding dapat melakukan
metode jemput bola ke anggota/calon anggota.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan proses administrasi setelah adanya transaksi
penyetoran dana milik anggota di Koperasi Syariah baik simpanan wadi’ah
maupun simpanan berjangka yang meliputi :
• Pengisian aplikasi anggota baru/pembukaan rekening/ slip setoran.
• Penandatanganan pada kartu specimen yang sesuai dengan KTP.
• Penyerahkan foto copy KTP
• Dokumen dikumpulkan dalam file yang sejenis
3. Realisasi
Realisasi merupakan kejadian transaksi pada saat anggota/ calon anggota
menyetorkan dananya baik simpanan wadi’ah maupun simpanan berjangka
mudharabah pada petugas funding ataupun langsung di Teller/ kasir.
4. Pemeliharaan Account
Bagian penghimpunan dana wajib memelihara account-account dengan cara:
• Melakukan monitoring seluruh rekening yang aktif, volume keluar masuk
dana anggota.
• Membuat laporan perolehan dana anggota dan laporan kinerja bagian
penghimpunan dana kepada manager koperasi setiap bulannya.
• Inventeriasasi status anggota yang aktif dan pasif.
70
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
5. Kerahasiaan anggota
Pengelola dan Pengurus Koperasi Syariah wajib merahasiakan besaran
simpanan para anggotanya dan menjaga kerahasiaan simpanan tersebut dari
keingin tahuan orang lain.
dipastikan dana yang disalurkan terbebas dari unsur riba. Sehingga harus
mendapat rekomendasi Dewan Pengawas Syariah yang menyatakan
penyaluran tersebut masuk katagori halal.
Ketua DPS
Direktur
Manajer UJKS
2. Direktur
• Melaksanakan kebijakan penyaluran dana
• Memimpin pelaksanaan penyaluran dana kepada anggota
• Memantau pelaksanaan penyaluran dana dan indentifikasi anggota
baru sesuai dengan kebijakan yang telah di tetapkan
• Melakukan analisis terhadap transaksi penyaluran yang masuk
• Melaporkan setiap kejadian penyaluran dana kepada ketua
3. Manajer UJKS
• Melaksanakan kebijakan penyaluran dana Koperasi Syariah
• Membuat rencana dan proyeksi penyaluran dana
• Menentukan target dan sasaran penyaluran dana
• Melakukan analisis terhadap dokumen yang masuk
• Melaporkan setiap kejadian penyaluran dana kepada manager
5. Teller/ Kasir
• Mengisisi form stok opname dan menyiapkan dana harian sebagai
volt dari kas hasanah
73
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
6. Accounting
• Menerima bukti-bukti trasaksi dari teller
• Melakukan validasi terhadap bukti transaski yang diterima
• Menyusun laporan pendapatan keuangan harian
• Menyusun laporan keuangan harian
• Melaporkan setiap kejadian transaksi mencurigakan atas
penghimpunan dana kepada Kabag Funding.
5. Skema Pembiayaan
Skema Pembiayaan adalah suatu akad yang dipilih dengan berdasarkan objek
penggunaan dana UJKS oleh anggota Koperasi Syariah yang menggunakannya.
“Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka di antara kamu “. ( Q.S. An – Nisa (04) : 29)
Oleh karena itu, skema yang diterapkan pada UJKS Koperasi Syariah senantiasa
menjauhi kebatilan, perdagangan dan kerjasama sesama anggota dengan suka sama
suka. Skema-skema pembiayan dalam Koperasi Syariah meliputi :
75
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Difinisi menurut teknis Koperasi Syariah adalah akad jual beli barang
sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang
disepakati.
Dalil Qur’an :
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba1 tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila2. keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya
apa yang Telah diambilnya dahulu3 (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.”
( Q.S. Al Baqarah (2) ayat 275)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka diantara kamu..” (Q.S. Annisa (04) : 29)
Dalil Hadits;
“Pendapatan yang paling afdhal adalah hasil karya tangan seseorang dan
jual beli yang mabrur”. (HR. Ahmad, Al Bazzar, Ath – Thabrani)
1
Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh
orang yang meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih
banyak jumlahnya Karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan
emas, padi dengan padi, dan sebagainya. riba yang dimaksud dalam ayat Ini riba nasiah yang berlipat ganda
yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah.
2
Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.
3
riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
76
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
10) Dokumentasi
• Formulir pengajuan pembiayaan
• Kelengkapan dokumen pendukung
• Surat Persetujuan Prinsip
• Akad Jual Beli
• Surat permohonan Realisasi Murabahah
• Tanda terima uang untuk akad wakalah
• Tanda terima barang yang ditandatangani nasabah
78
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
2. Akad Jual
UJKS Anggota
Kop.syariah
4. Kirim
5. Terima Barang
3. Beli Barang Unit Sektor 4. Kirim
Riil Kop Syah
2) Piutang Salam
Difinisi secara fiqih menurut bahasa adalah salaf (pendahuluan) sementara
menurut istilah adalah penjualan suatu barang dengan pesanan yang
disebutkan sifat-sifatnya sebagai persyaratan jual beli dan barang tersebut
masih dalam tanggungan penjual, dimana syarat-syarat tersebut diantaranya
adalah mendahulukan pembayaran pada waktu akad disepakati.
Difinisi menurut teknis UJKS Koperasi Syariah adalah akad jual beli barang
(komoditi) dengan pesanan dimana harganya dibayar dengan segera (pada
saat akad disepakati), sedang barangnya akan diserahkan kemudian dalam
jangka waktu yang disepakati.
Salam pararel adalah suatu transaksi dimana UJKS Koperasi Syariah
melakukan dua akad salam dalam waktu yang sama. Dalam akad salam
pertama UJKS Koperasi Syariah (selaku muslam) melakukan pembelian
suatu barang kepada pihak penyedia barang (muslam ilaihi) diutamakan
melalui Unit Sektor Riil, dengan pembayaran dimuka dan pada akad salam
kedua UJKS Koperasi Syariah (selaku muslam ilaihi) menjual lagi kepada
pihak lain (muslam) dengan jangka waktu penyerahan yang disepakati
bersama. Pelaksanaan kewajiban Koperasi Syariah selaku muslam ilaihi
(penjual) dalam akad salam ke dua tidak tergantung pada akad salam yang
pertama.
79
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Dalil Qur’an :
Dalil Hadits;
“Pendapatan yang paling afdhal adalah hasil karya tangan seseorang dan
jual beli yang mabrur”. (HR. Ahmad, Al Bazzar, Ath – Thabrani)
80
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
7) Penyerahan Barang
Dalam hal seluruh atau sebagian barang tidak tersedia sesuai waktu
penyerahan, kualitas atau jumlahnya sebagaimana kesepakatan maka
UJKS Koperasi Syariah memiliki pilihan untuk membatalkan (mem-
fasakh-kan) akad dan meminta pengembalian dana hak Koperasi
Syariah atau menunggu barang tersedia atau minta anggota untuk
mengganti dengan barang lain yang sejenis.
8) Jaminan
UJKS Koperasi Syariah diperbolehkan untuk meminta jaminan
kepada anggota atas piutang Salam
9) Dokumentasi
• Formulir pengajuan Pembioayaan
• Kelengkapan dokumen pendukung
• Surat permohonan pemesanan barang
• Surat Persetujuan Prinsip
• Akad Salam pararel
• Surat permohonan Realisasi Salam
• Tanda terima barang yang ditandatangani nasabah
3) Piutang Istishna
82
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Dalil Qur’an
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
( Q.S. Al Baqarah (2) ayat 275)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka diantara kamu..” ( Q.S. Annisa *04) 29)
83
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Dalil Hadits;
“Pendapatan yang paling afdhal adalah hasil karya tangan seseorang dan
jual beli yang mabrur”. (HR. Ahmad, Al Bazzar, Ath – Thabrani)
Dari Abdullah Ibnu Haris dari Al Hakim Ibnu Hizam, bahwa Rasulullah
Saw bersabda :
“ Penjual dan Pembeli sama-sama bebas menentukan jual belinya selagi
keduanya belum berpisah, jika keduanya jujur dan berterus terang, maka
jual beli mereka akan diberkati Allah, tetapi jika saling mendustai dan
curang maka berkah dalam jual; beli mereka itu akan terhapus.” Rasulullah
bersabda ; “ Umatku tidak akan sepakat terhadap suatu kesesatan”
(HR. Ahmad bin Ahmbal, Ibnu Majah dan At Thabrani)
1. Pesan
3. Jual 2. Beli
UJKS
Kop. Syah
86
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
• Dalil Syariah
1. Dalil Al Qur’an
”Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sholat)
kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya
dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu.
dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui
bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-
waktu itu, Maka dia memberi keringanan kepadamu, Karena itu Bacalah
apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. dia mengetahui bahwa akan
ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang
berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-
orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka Bacalah apa yang
mudah (bagimu) dari Al Quran dan Dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat
dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan
87
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik
dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Q.S Al Baqarah (2) : 198)
2. Dalil Hadits
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasanya, Sayidina Abbas jikalau
memberikan dana kemitra usahanya secara Mudharabah, ia
mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni
lembah yang berbahaya, menyalahi peraturan maka yang bersangkutan
bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikannya lah syarat-syarat
tersebut ke pada Rasulullah SAW dan Rasulpun memperkenan kannya
“ Rahmat Allah SWT tercurahkan atas dua pihak yang sedang bekerja
sama selama mereka tidak melakukan penghianatan, manakala
berkhianat maka bisnisnya akan tercela dan keberkahan pun akan sirna
dari padanya”. (HR. Abu Daud, Baihaqi dan Al Hakam)
88
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
ANGGOTA KOPERASI
Keahlian/Ketrampilan
(MUDHARIB) SYARIAH
Modal 100%
PROYEK
USAHA
Nisbah x % Nisbah y %
PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN
MODAL
90
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
• Dalil Syariah
1. Dalil Al Qur’an
2. Dalil Haddits
4
Lihat Sayid Sabik, Fiqhih Sunnah, jilid 13 hal.174
91
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
ANGGOTA UJKS
(MUDHARIB) KOP. SYAH
PROYEK
USAHA
Nisbah x % Nisbah y %
PEMBAGIAN
KEUNTUNGAN
MODAL
Keterangan :
• UJKS Koperasi Syariah dan anggota sebagai penyedia dana, sesuai
dengan kemampuan dan kesepakatan bersama..
94
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Definisi secara Fiqih Ijaroh adalah akad pemindahan hak guna (manfaat)
atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/
upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
• Dalil Syariah
1. Dalil Al Qur’an
“ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah
ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya
orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita)
ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya". (QS. Al Qashas(28) : 26)
2. Dalil Hadits
Ahmad, Abu Daud dan An Nasa’i meriwayatkan dari Saad bin Abi
Waqash r,a. berkata : “Dahulu kami menyewa tanah dengan (jalan
membayar dari) tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah melarang kami
cara itu dan memerintahkan kami membayarnya dengan uang emas atau
perak”
95
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
• Obyek sewa dapat berupa barang yang telah dimiliki UJKS Koperasi
Syariah atau barang yang diperoleh dengan menyewa dari pihak
lain untuk kepentingan nasabah.
• Obyek dan manfaat barang sewa harus dapat dinilai dan di
identifikasi secara spesifik dan dinyatakan dengan jelas termasuk
pembayaran sewa dan jangka waktunya.
4. Pemilik sewa dalam hal ini Koperasi Syariah wajib menyediakan barang
sewa, menjamin penentuan kualitas dan kuantitas barang sewa serta
ketepatan waktu penyediaan barang sewa sesuai kesepakatan. Koperasi
Syariah juga dapat mewakilkan kepada anggotanya untuk mencarikan
barang yang akan disewa anggotanya.
5. Penyewa dalam hal ini Anggota/ calon anggota/ masyarakat dilarang
menyewakan kembali barang yang disewanya dan wajib menjaga
keutuhan barang sewa. Jika terjadi kerusakan pada barang sewaan
maka UJKS Koperasi Syariah menanggung kerusakaannya kecuali
disebabkan karena pelanggaran yang dilakukan oleh si penyewa.
6. Pendapatan sewa
• Besarnya sewa harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam
bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.
• Apabila periode pembayaran sewa kurang dari satu tahun, maka
sewa diakui sebagai pendapatan Koperasi Syariah setiap
pembayaran sewa.
• Apabila periode pembayaran sewa lebih dari satu tahun maka
sewa diakui sebagai pendapatan secara proporsional sesuai jangka
waktu.
• Apabila obyek sewa bukan milik Koperasi Syariah, maka
pendapatan koperasi merupakan selisih antara harga perolehan
sewa dengan harga sewa.
• Biaya administrasi, biaya asuransi, dan notaris atau biaya lain
yang telah disepakati diawal dapat dibebankan kepada sipenyewa.
96
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
7. Dokumentasi
• Formulir pengajuan pembiayaan
• Kelengkapan dokumen pendukung
• Surat Persetujuan Prinsip
• Akad Ijaroh
• Perjanjian pengikatan jaminan
• Surat Permohonan Realisasi Ijaroh
PENJUAL/ ANGGOTA/
SUPLIER MASYARAKAT
OBYEK
SEWA
1. Butuh Obyek
Sewa
KOPERASI
SYARIAH
97
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
• Dalil Syariah
1. Dalil Al Qur’an
“ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat
dipercaya". (QS. Al Qashas (28) : 26)
2. Dalil Hadits
Ahmad, Abu Daud dan An Nasa’i meriwayatkan dari Saad bin
Abi Waqash r,a. berkata : “Dahulu kami menyewa tanah dengan
(jalan membayar dari) tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah
melarang kami cara itu dan memerintahkan kami membayarnya
dengan uang emas atau perak”
(a) Jumlah, ukuran, dan jenis obyek sewa harus diketahui jelas
serta tercantum dalam akad.
(b) Obyek sewa dapat berupa barang yang telah dimiliki UJKS
Koperasi Syariah atau barang yang diperoleh dengan
menyewa dari pihak lain untuk kepentingan nasabah.
(c) Obyek dan manfaat barang sewa harus dapat dinilai dan di
identifikasi secara spesifik dan dinyatakan dengan jelas
termasuk pembayaran sewa dan jangka waktunya
4. Pemilik sewa dalm hal ini Koperasi Syariah wajib menyediakan
barang sewa, menjamin penentuan kualitas dan kuantitas barang
sewa serta ketepatan waktu penyediaan barang sewa sesuai
kesepakatan. Koperasi Syariah juga dapat mewakilkan kepada
anggotanya untuk mencarikan barang yang akan disewa
anggotanya.
5. Penyewa dalam hal ini Anggota/ calon anggota/ masyarakat
dilarang menyewakan kembali barang yang disewanya dan wajib
menjaga keutuhan barang sewa. Jika terjadi kerusakan pada
barang sewaan maka Koperasi Syariah menanggung
kerusakaannya kecuali disebabkan karena pelanggaran yang
dilakukan oleh si penyewa.
6. Pendapatan sewa
• Besarnya sewa harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam
bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.
• Apabila periode pembayaran sewa kurang dari satu tahun,
maka sewa diakui sebagai pendapatan Koperasi Syariah setiap
pembayaran sewa.
• Apabila periode pembayaran sewa lebih dari satu tahun maka
sewa diakui sebagai pendapatan secara proporsional sesuai
jangka waktu.
99
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
100
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
PENJUAL/ ANGGOTA/
SUPLIER Menjadi Milik MASYARAKAT
OBYEK
SEWA
1. Butuh Obyek
Sewa
UJKS KOPERASI
SYARIAH
2. Dalil Hadits
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :
Barang siapa yang melepaskan saudaranya yang muslim satu dari
kesusahan-kesusahan didunia, maka Allah akan melepaskan dari
101
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
ANGGOTA
KOPERASI SYARIAH KOPERASI SYARIAH
KEBUTUHAN
ANGGOTA
PENGEMBALIAN
ANGGOTA
2) Al Qardhul Hasan
Al Qardhul Hasan (AQH) secara operasionalnya sama dengan Al Qardh
Difinisi secara fiqihnya pun sama dengan Qard atau disebut Iqrad yang
didasarkan pada perbuatan saling tolong menolong. Yang membedakan
antara Qardh dengan AQH adalah sumber dananya. Pada Al Qardhul
Hasan sumber dana yang dipinjamkan bersumber dari dana ZIS
sementara Qard bersumber dari dana modal Koperasi Syariah atau laba
yang disisihkan.
103
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
1. Dalil Qur’an
“ Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman
yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah) maka Allah akan
memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda
yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan
Kepada –Nya-lah kamu dikembalikan”. (Q.S Al Baqarah : 245)
2. Dalil Hadits
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :
Barang siapa yang melepaskan saudaranya yang muslim satu dari
kesusahan-kesusahan didunia, maka Allah akan melepaskan dari
padanya satu kesusahan di hari akherat (Qiyamat). Barang siapa telah
membantu saudaranya yang sulit/lemah di dunia maka Allah akan
membantunya didunia dan akherat. Sesungguhnya Allah SWT
senantiasa membantu seorang hamba, selama hamba tersebut
membantu saudaranya “. (HR Muslim).
105
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
ANGGOTA
KOPERASI SYARIAH KOPERASI SYARIAH
KEBUTUHAN
ANGGOTA
PENGEMBALIAN
ANGGOTA
INISIASI
Identifikasi dan analisis resiko pembiayaan
DOKUMENTASI
Kelengkapan dokumentasi pembiayaan,
jaminan, perijinan, jatidiri, dll.
KOMITE PEMBIAYAAN
Menolak Menyetujui
PENCAIRAN
LANCAR BERMASALAH
106
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
A. INISIASI
Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh bagian pembiayaan dalam
memperoleh calon anggota penerima pembiayaan yaitu Walk in Client dan
solitasi. Walk in Client adalah calon anggota pembiayaan datang ke kantor
Koperasi Syariah untuk mendapatkan pelayanan dan jasa. Biasanya calon anggota
pembiayaan yang diperoleh dengan cara tersebut sebagian besar adalah memiliki
cukup beresiko tinggi. Hal ini wajar karena ada kemungkinan calon anggota
tersebut sudah mengajukan pembiayaan ke koperasi atau ke bank lain dan ternyata
ditolak. Untuk itu prinsip kehati–hatian sangat diperlukan walaupun calon anggota
pembiayaan mengeluarkan bermacam-macam dalih.
Agar dana pembiayaan UJKS Koperasi Syariah aman dan menguntungkan,
sebaiknya petugas pembiayaan mencari calon anggota pembiayaan yang disebut
solitasi. Kata lain dari solitasi adalah tindakan menjemput bola. Petugas
pembiayaan harus proaktif dalam mencari calon anggota pembiayaan pilihan dan
sesuai criteria yang layak untuk di biayai harus memenuhi syarat 5 C yaitu :
1. Charakter Akhlaq (Karakter Ahlaknya)
Karakter ini dapat dilihat dari interaksi kehidupan keluarga dan para
tetangganya. Untuk mengetahui lebih dalam adalah dengan bertanya kepada
tokoh masyarakat setempat maupun para tetangga tentang karater/akhlaknya
dari si calon penerima pembiayaan.
107
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
4. Capital ( modal )
Calon anggota pembiayaan harus mampu mengatur keuanganya dengan baik.
Pengusaha harus dapat menyisihkan sebagian keuntungan usahanya untuk
menambah modal sehingga skala usahnya dapat ditingkatkan. Satu hal yang
perlu diwaspadai adalah apabila usaha calon anggota pembiayaan yang
sebagian besar struktur permodalannya berasal dari luar (bukan modal
sendiri)maka hal ini akan menimbulkan kerawanan pembiayaan bermasalah.
5. Collateral ( jaminan )
Petugas pembiayaan harus dapat menganalisis usaha calon anggota
pembiayaan di mana sumber utama pelunasan pembiayaan nantinya
dibayarkan dari hasil keuntungan usahanya. Untuk mengatasi kemungkinan
sulitnya pembayaran kembali kepada Koperasi Syariah maka perlu dikenakan
jaminan. Ada dua fungsi jaminan. Pertama, sebagai pengganti pelunasan
pembiayaan apabila nasabah sudah tidak mampu lagi. Namun demikian
Koperasi Syariah tidak dapat langsung mengambil alih jaminan tersebut, tetapi
memberikan tangguh atau tenggang waktu untuk mencari alternatif lain yang
disepakati bersama dengan anggotanya. Kedua, sebagai pelunasan pembiayaan
apabila anggotanya melakukan tindakan wanprestasi.
108
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
B. DOKUMENTASI
Apabila dari hasil proses inisiasi disimpulkan bahwa calon nasabah layak
unuk dibiayai maka Petugas Pembiayaan mengumpulkan data penunjang untuk
pembuatan usulan pembiayaan kepada komite pembiayaan. Data tersebut
adalah :
2. Kelengkapan umum
Permohonan pembiayaan biasanya terbagi tiga usulan yaitu : pembiayaan
kolektif, usaha kecil yang belum berbadan usaha dan pembiayaan usaha yang
telah berbadan usaha. Pada pembiayaan kolektif dan usaha kecil yang belum
berbadan hukum wajib melengkapi :
• Fotocopy KTP suami dan istri.
• Fotocopy kartu keluarga dan surat nikah.
• Surat pernyataan belum menikah ( bagi yang belum ).
• Surat keterangan domisili apabila pemohon bertempat tinggal tidak
menetap.
• Peta lokasi rumah.
• Daftar barang yang akan dibeli apabila pembiayaan dimaksudkan untuk
pembelian suatu barang.
Namun untuk usaha yang berbadan hukum perlu menambahkan kelengkapan
berupa :
109
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
3. Jaminan pembiayaan
Karakteristik jaminan pembiayaan terbagi bagi dua yaitu :
a. Jaminan utama
• Jaminan Utama berbentuk benda tak bergerak, seperti tanah dan
bangunan. Berdasarkan atas hak kepemilikan atas tanah, maka terbagi
menjadi :
Nilai jaminan materi minimal 125 % dan atau sebanding dengan nominal
pembiayaan yang diajukan oleh calon anggota. Kepemilikan jaminan
materi harus milik keluarga inti. Yang dimaksud dengan keluarga inti
adalah suami/istri, anak, orang tua pemohon itu sendiri.
C. KOMITE PEMBIAYAAN
Komite Pembiayaan adalah team yang terdiri dari orang-orang yang
ditunjuk untuk menilai suatu pembiayaan layak atau tidaknya untuk
direalisasikan. Pada proses ini sidang komite dilakukan dengan dua secara
seperti :
111
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
D. PENCAIRAN
Langkah – langkah ke arah pengambilan keputusan pembiayaan yang
dilakukan petugas pembiayaan pada saat pengajuan usulan pembiayaan
disetujui atau ditolak ada empat langkah. Apabila dari hasil analisis
dinyatakan layak, maka terjadilah pencairan pembiayaan kepada calon
nasabah tersebut. Keempat langkah tersebut adalah :
1. Identifikasi kebutuhan pembiayaan
Petugas Pembiayaan harus dapat mengetahui tujuan calon anggota
pembiayaan mengajukan permohonan pembiayaan, apakah untuk modal
kerja, invcestasi atau multiguna.
2. Analisis resiko
112
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
113
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
3. Strukturisasi pembiayaan
Strukturisasi pembiayaan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Seasonal Working Capital Financing (Pembiayaan Modal Kerja
Musiman) yang disebut juga Asset Coversion Lending. Pembiayaan
ini diberikan untuk kenaikan musiman aktiva lancar sehingga jangka
waktunya relatif pendek maksimal 12 bulan. Misalnya pembiayaan
untuk calon nasabah yang berdagang daging sapi. Pada saat
menjelang hingga lebaran usai, permintaan pasar akan daging sapi
melonjak pesat. Oleh karena itu pedagang sapi memerlukan modal
kerja tambahan guna menutupi kebutuhan permintaan yang melonjak
tersebut. Pembiayaan yang diberikan harus terlunasi paling lama dua
bulan setelah lebaran.
114
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
115
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
6. Analisis jaminan
Penilaian bagian legal Koperasi Syariah terhadap kelayakan jaminan calon
anggota pembiayaan dan dihubungkan dengan pembiayaan yang akan
diberikan.
7. Kesimpulan dan rekomandasi
Ringkasan dari keenam butir di atas kemudian disimpulkan. Jika komite
pembiayaan setuju terhadap usulan pembiayaa yang diajukan petugas
pembiayaan maka pencairan pembiayaan dapat dilakukan.
116
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
117
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Form Pengajuan
Pembiayaan
Periksa kebenaran
pengisian aplikasi & Lengkap
dokumen
Terima Aplikasi &
Tidak dokumen
Analisis
Surat Penolakan Pembiayaan
ke Nasabah
Pembiayaan Ditolak Penbiayaan disetujui
Buat kesepakatan
margin/fee/nisbah dan
waktu
Tidak sepakat
Sepakat
Baca Akad Buat Akad
Pembiayaan
Nasabah hadir untuk
menandatangani perjanjian
Menandatangani pembiayaan & pembukaan
Akad dan rekening tabungan
penyerahan
jaminan
ACC / tanda tangan Akad
oleh Ketua Koperasi
Syariah
Ketentuan Pelaksanaan Pencairan Pembiayaan
Perintah Pencairan
118
pembiayaan
ke Bagian Kasir /Teller
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
119
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
penyelesaian kewajiban
Memeriksa kembali status dan kelengkapan
dokumen pembiayaan dan jaminan
3. JT + 74 Hari Ditagih melalui telepon
Diberikan Surat Peringatan III (terakhir)
5 Pelaporan
Setiap realisasi pencairan pembiayaan, wajib melaporkan dalam laporan
pembiayaan setiap bulanan, paling lambat tgl 14 pada bulan berikutnya,
dengan format laporan :
Apabila dalam satu bulan tidak ada suatu realisasi pembiayaan tidak perlu
melapor namun jika ada realisasi dibulan berikutnya agar memberi
keterangan bulan-bulan dimana laporan pembiayaan tidak terjadi.
Contoh :
* Bulan Juni 2007 terjadi realisasi pembayaan maka perlu dilaporkan
* Bulan Juli s/d Agustus 2007 tidak terjadi realisasi pembiayaan maka tidak
perlu dilaporkan.
* Bulan September 2007 terjadi realisasi pembiayaan maka harus
melaporkan sekaligus memberikan keterangan bahwa selama bulan juli
s/d Agustus tidak terjadi realisasi pembiayaan (nihil).
121
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
122
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Ketua DPS
Direktur
124
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB VI
SISTEM DISTRIBUSI BAGI HASIL UJKS
5
Bermuamalah yang dimaksudkan disini ialah seperti berjual beli, hutang piutang atau sewa menyewa dan
sebagainya
125
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
2. Dalil Hadits
Hadits Nabi Riwayat Tirmizi dari Amr bin ‘auf : “Perdamaian dapat dilakukan
antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram “.
Hadits Nabi Riwayat Ibnu Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, riwayat Ahmad dari
Ibnu ‘Abbas, dan Malik dari Yahya : “Tidak boleh membahayakan diri sendiri
dan tidak boleh pula membahayakan orang lain”.
3. Kaidah Fiqh
“Pada Dasarnya, segala bentuk mumalat boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.”
“Dimana ada kemaslahatan disana terdapat hukum Allah”
6
Aqad (perjanjian) mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah dan perjanjian yang dibuat
oleh manusia dalam pergaulan sesamanya. Zaid bin Aslam berkata : Aufu bil Uquud, ada 6 :
Aqdullah (perintah dan larangan Allah), Aqdul Hilf (perjanjian persekutuan suku), Aqdusy
Syarikah (perjanjian persekutuan dagang, Aqdul bai (perjanjian persekutuan jual beli), Aqdun
nikah (aqad nikah), dan Aqdul yamin (perjanjian sumpah). Lihat Ibnu Katsir, jilid 3 hal.3.
126
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
127
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pendapatan
No. Penghimpunan Penyaluran Pendapatan yang Keterangan
Dana Dana Penyaluran dibagikan
Semua pendapatan
1. 150.000 150.000 325 325 penyaluran dibagikan
150.000/175.000=350
2. 150.000 175.000 350.000 312 Sebesar porsi
penghimpunan dana saja
• Semua pendapatan
3. 150.000 125.000 275.000 275.000 dibagikan
• Ada dana yang belum
disalur kan
128
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
3. Keterangan Tabel
A) Rata-Rata Sebulan Saldo Harian (Kolom A)
• Sumbernya dari saldo SSR yang bersangkutan (misalnya : saldo akhir
tgl 1 = a 1 , tgl 2 = a 2 dan seterusnya…… tgl 31 = a 31)
• Perhitungannya :
a 1 + a 2 + a3+ …………………….a 31
Jumlah hari dalam bulan yang bersangkutan
B) Pendapatan (Kolom B)
• Porsi Pendapatan pengelola dana mudharobah yang akan
didistribusikan (sebagai unsur pendapatan pada distribusi bagi hasil/
pendapatan yang berupa :
1. Margin – untuk prinsip jual beli murabahah, istishna, salam.
2. Pendapatan Bagi hasil – untuk prinsip bagi hasil Mudharabah dan
Musyarakah.
3. Pendapatan fee /Jasa – Ijaroh, Ijaroh Multi Jasa, Ijaroh Muntahiya
bittamlik, Hawalah, Wakalah dsb
• Perhitungannya.
Pendapatan perproduk (misalnya simpanan mudharabah kolom B2)
adalah :
Saldo Rata-Rata simpanan Mudharobah (A2) Total porsi Pend.
X
Total jumlah penghimpunan dana mudharobah (A) Mudharabah (B)
C) Nisbah Anggota penyimpan Koperasi Syariah (pemilik Dana/Shahibul Maal)
( Kolom C).
• Angka pembagian untuk pemilik dana (shahibul Maal) yang telah
disepakati dari awal
D) Pendapatan Pemilik Dana/ Shahibul Maal ( Kolom D)
• Adalah porsi pendapatan penyimpan dana dalam rupiah (nominal)
• Perhitungannya : D2 = B2 x nisbah untuk Shahibul Maal.
• Perhitungan indikasi rate masing-masing produk adalah :
129
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
diragukan dan macet disebut Aktiva Produktif yang diklasifikasikan artinya kurang
atau tidak mendatangkan keuntungan/ penghasilan koperasi.
6. Manajemen adalah Kondisi Operasional Koperasi Syariah secara Umum dan Risiko
yang mungkin ditimbulkannya.
• Manajemen Umum meliputi : Strategi, Struktur, Sistem dan Kepemimpinan.
• Manajemen Resiko adalah teknik pengurus dan pengelola dalam
mengendalikan dan meminimalisir resiko yang mungkin terjadi.
7. Cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva (CPPA) adalah dana yang disisihkan dari
SHU berjalan setelah yang dicadangkan untuk menutupi resiko pembiayaan
bermasalah/ NPF (Non Performing Financing).
8. Rentabilitas adalah kemampuan Koperasi Syariah untuk memperoleh pendapatan
sisa hasil usaha
9. Acuan Penyusunan Kesehatan Koperasi Syariah
• SE BI No.30/3/UPPB Tanggal 30 April 1997
• Acuan Manajemen yang tidak bertentangan secara prinsip
• Peraturan Pemerintah Nomor : 227/KEP/M/V/1996
10. Penentuan Penilaian Tingkat Kesehatan
1. Tingkat kesehatan Koperasi Syariah dinilai dengan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif dari berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan
perkembangan Koperasi Syariah.
2. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan penilaian terhadap faktor-faktor
C – A – M – E – L yaitu :
• C Capital Permodalan (Simpanan Pokok, Simpanan
Wajib, Hibah, Cadangan Umum dan Sisa
Hasil Usaha berjalan)
• A Aset Quality Kualitas Aktiva Produktif (Aktiva yang
Menghasilkan)
• M Manajemen Manajemen Pengurus dan pengelola
• E Earnings Rentabilitas (kemampuan untuk
menghasilkan pendapatan)
131
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
lainnya.
Total Bobot dan Komponen 100 %
• Penilaian Modal
a) Sehat > 20,00
b) Cukup Sehat < 20,00 > 12,50
c) Kurang Sehat < 12,50 > 10,00
d) Tidak Sehat < 10,00
133
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
134
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
135
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
3. Penilaian Manajemen
• Penilaian Manajemen terdiri atas :
1) Manajem Umum, bobot 10 %.
2) Manajemen Resiko, bobot 15 %.
137
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
138
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
• Cash Rasio
a) Alat likuid terdiri atas :
1) Kas
2) Giro, tabungan dan deposito di Bank Syariah/ Koperasi Syariah
lainnya.
b) Hutang Lancar
1) Kewajiban segera
2) Simpanan Wadi’ah
3) Simpanan Berjangka
• Perhitungan FDR
a) Rasio > 115 %, NK = 0
b) Setiap Penurunan 1%, NK ditambah 4 maksimal 100
142
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB VIII
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Anggaran Dasar koperasi biasanya sudah disiapkan oleh pihak kantor Dinas Koperasi yang
merupakan standar usaha bagi koperasi, akan tetapi bagi koperasi yang berbasis syariah
perlu adanya penyesuaian terutama pada mekanisme kerjanya dan prinsip operasionalnya.
Bagi pengelola koperasi yang berbasis syariah dapat pula disesuaikan pada Anggran
Rumah Tangganya dengan mengacu pada anggaran dasar koperasi yang ada dengan
menambahkan aspek-aspek operasional secara syariahnya. Anggaran Rumah Tangga
Koperasi Syariah dapat dibuat seperti contoh dibawah ini.
BAB 1
Pasal 1
(1) Badan Usaha ini bernama Koperasi Syariah ”X” dengan nama singkat dalam anggaran
Rumah Tangga disebut Kopsyah ”X”.
(2) Koperasi Syariah ”X” berkedudukan ................................................................................
BAB 2
Pasal 2
143
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB III
Pasal 3
(1) Kopsyah “X” berlandaskan Syari’at Islam yang merujuk kepada Al Qur’an dan
Sunah Rasulullah SAW.
(2) Kopsyah ”X” berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
(3) Kopsya ”X” berdasarkan Azas Kekeluargaan sesuai UU No. 25 Tahun 1992
Tentang Perkoperasian.
Pasal 4
(1) Kopsyah ”X” melakukan kegiatanya berdasarkan prinsip-prinsip :
a. Keanggotaannya bersifat Sukarela dan Tebuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian SHU dilakukan secara Adil sebanding dengan besarnya jasa Usaha
masing-masing anggota.
d. Kemandirian
(2) Dalam mengembangkan Koperasi Syariah ”X”, dilaksanakan pula prinsip-prinsip :
a. Pendidikan Koperasi Syariah
b. Kerjasama antar Koperasi Syariah dan Institusi Pemerintah dan Swasta.
144
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB IV
FUNGSI DAN PERAN
Pasal 5
(1) Membangun, mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota khususnya
dan masyarakat pada umumnya. Serta untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.
(2) Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan anggota dan
masyarakat muslim pada umumnya.
(3) Memperkokoh dan menjaga keberlanjutan perekonomian anggota dan masyarakat
muslim melalui kegiatan ekonomi berlandaskan Syari’at Islam.
BAB V
TUJUAN SERTA USAHA KOPERASI SYARIAH “X”
Pasal 6
(1) Kopsyah “X” bertujuan memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat
muslim pada Umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
Pasal 7
(2) Untuk mencapai tujuan tersebut maka Koperasi Syariah “X” menyelenggarakan usaha-
usaha sebagai berikut :
a. Menggiatkan anggota untuk menyimpan/menabung pada koperasi secara teratur.
b. Menjalankan usaha perdagangan umum (General Trade)
c. Menjalankan usaha Jasa Foto Copy, Periklanan, Percetakan, angkutan karyawan dan
sekolah serta angkutan barang, Suplier dan Kantin.
d. Menyelenggarakan pembiayaan kepada anggota sesuai prinsip syariah Islam.
e. Turut aktif berusaha yang berkaitan dengan dengan program pemerintah.
f. Menyelenggarakan kerjasama/ kemitraan usaha dengan pihak ketiga, perusahaan
swasta dan BUMN.
145
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 8
(1) Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa Koperasi Syariah “X” yang
tercatat di buku anggota Koperasi Syariah “X”
(2) Yang dapat diterima menjadi anggota Koperasi Syariah “X” adalah WNI/Keturunan
yang memenuhi syarat antara lain :
a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum.
b. Beralamat di wilayah Kabupaten maupun Kotamadya “XX”
c. Berprofesi sebagai Guru, Karyawan, profesional, pedagang dan wiraswasta.
d. Telah membayar simpanan Pokok dan simpanan wajib yang ditetapkan dalam
anggaran Rumah Tangga ini.
e. Telah menyetujui isi anggaran Dasar dan Rumah Tangga, Keputusan Rapat
Anggota serta peraturan-peraturan Koperasi Syariah yang berlaku.
(3) Keanggotaan Koperasi Syariah “X” mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan
catatan dalam buku daftar anggota.
(4) Seseorang yang akan masuk menjadi anggota Koperasi Syariah “X” harus mengajukan
permohonan secara tertulis.
(5) Permintaan berhenti sebagai anggota harus diajukan secara tertulis kepada pengurus.
(6) Seseorang anggota yang diberhentikan oleh pengurus dapat meminta pertimbangan
pada rapat anggota berikutnya yang terdekat.
(7) Keanggotaan Koperasi Syariah melekat pada diri anggota sendiri dan tidak dapat
dipindah tangankan.
Pasal 9
Setiap anggota Koperasi Syariah ”X” mempunyai kewajiban :
a. Mematuhi anggaran Dasar dan Rumah Tangga, peraturan khusus dan keputusan
yang telah disepakati dalam rapat anggota.
146
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
b. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib serta simpanan beku yang
diputuskan dalam Rapat Anggota.
c. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan Koperasi Syariah ”X”
d. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan asas kekeluargaan.
e. Menanggung kerugian sesuai dengan pasal 40 Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 10
(1) Setiap anggota Koperasi Syariah “X” mempunyai Hak :
a. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota.
b. Memilih atau dipilih menjadi anggota pengurus dan pengawas
c. Meminta diadakan rapat anggota, rapat anggota luar biasa sesuai dengan ketentuan
pasal 13 dan 14.
d. Mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus diluar rapat anggota baik
diminta maupun tidak diminta.
e. Memanfaatkan Koperasi Syariah dan mendapatkan pelayanan yang sama antara
sesama anggota.
f. Memperoleh sisa pembagian SHU sesuai dengan jasa atau transaksi
Pasal 11
(1) Keanggotaan berakhir bilamana :
a. Meninggal dunia
b. Meminta berhenti atas kehendak sendiri
c. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai
anggota, atau berbuat sesuatu yang merugikan koperasi.
Pasal 12
(1) Disamping anggota dimaksud dalam pasal 7, Koperasi Syariah “X” dapat menerima
anggota luar biasa.
(2) Yang dapat diterima sebagai anggota luar biasa adalah :
147
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB VII
RAPAT ANGGOTA
Pasal 13
(1) Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi Syariah ”X”
(2) Dalam rapat anggota tiap anggota mempunyai hak 1 (satu) hak suara.
(3) Rapat anggota diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setahun dan diselenggarakan
paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku.
(4) Rapat anggota dapat diadakan atas keputusan pengurus dan diberitahukan sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan.
(5) Rapat anggota harus dihadiri 51 % dari jumlah anggota Koperasi Syariah.
Pasal 14
(1) Jika rapat anggota tidak dapat berlangsung karena tidak dapat memenuhi ketentuan
dimaksud pasal 13 ayat 5 maka rapat ditunda selama 1 (satu) bulan, namun jika dalam 1
(satu) bulan tidak juga memenuhi quorum maka pengurus dapat mengadakan Rapat
Anggota Luar Biasa.
(2) Keputusan Rapat anggota diambil secara musyawarah untuk mufakat. Jika dalam hal ini
tidak tercapai kata mufakat keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
(3) Anggota yang tidak hadir tidak dapat diwakili dan dianggap menyetujui hasil mufakat.
148
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pasal 15
(1) Rapat anggota berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban Pengurus dan
Pengawas mengenai segala sesuatu yang terjadi dalam pengelolaan Koperasi Syariah
“X”
(2) Rapat anggota mempunyai wewenang menetapkan antara lain :
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Kebijakan Umum dibidang Organisasi, manajemen dan usaha Koperasi Syariah ”X”
c. Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas.
d. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas dalam pelaksanaan
tugasnya, termasuk laporan keuangan, neraca dan rugi laba.
e. Rencana/ Program kerja Koperasi Syariah ”X” meliputi anggaran belanja dan
pendapatan.
f. Penggabungan, peleburan atau pembubaran Koperasi Syariah ”X”.
g. Pembagian sisa Hasil Usaha.
Pasal 16
(1) Setiap rapat anggota harus dibuat berita acara Rapat.yang ditanda tangani oleh
pimpinan dan notulen rapat.
(2) Keputusan Rapat Anggota Koperasi Syariah ”X” ditanda tangani oleh ketua dan
sekretaris Koperasi Syariah ”X”
Pasal 17
(1) Acara Rapat Anggota Tahunan Koperasi Syariah ”X” memuat antara lain :
a. Pembukaan
♦ Pembacaan kalam Ilahi dan sari tilawah
♦ Pengantar kata dari panitya
♦ Laporan singkat dari pengurus
♦ Sambutan-sambutan
b. Acara Pokok
♦ Penyampaian quorum rapat
149
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
(2) Laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas serta program kerja dari
RKATKS (Rencana Kerja Anggaran Tahunan Koperasi Syariah) disampaikan kepada
anggota paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat anggota tahunan dilaksanakan.
BAB VIII
PENGURUS
Pasal 18
(1) Pengurus Koperasi Syariah “X” dari dan oleh Anggota dalam RAT/ Luar biasa.
(2) Pengurus merupakan pemegang Kuasa RAT/ Luar biasa
(3) Yang dipilih menjadi pengurus adalah anggota yang memenuhi syarat-syarat :
a. Bertaqwa kepada Allah dan Rasulnya
b. Dapat membaca dan menulis Al Qur’an
c. Memiliki sifat jujur dan trampil dan berakhlak/ berprilaku baik di dalam maupun
diluar Koperasi Syariahl.
d. Mempunyai wawasan yang luas tentang perkoperasian syariah
e. Sudah menjadi anggota Koperasi Syariah “X” minimal 1 (satu) tahun dan
memperlihatkan kedisiplinan dan loyalitas kepada Koperasi Syariah “X”
f. Tida menjadi anggota organisasi terlarang atau tersangkut perkara pidana baik
dalam proses maupun terpidana.
150
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pasal 19
(1) Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 5 orang atau sebanyak-banyaknya 7 orang.
(2) Nama-nama pengurus dicatat dalam daftar buku daftar pegurus.
(3) Pengurus setiap waktu dapat diberhentikan oleh rapat anggota apabila :
a. Pengurus melakukan kecurangan dan merugikan Koperasi Syariah ”X”
b. Pengurus tidak mentaati ketetapan AD/ART Koperasi Syariah “X”.
c. Pengurus tidak loyal lagi kepada Koperasi Syariah ”X”
Pasal 20
Tugas dan kewajiban Pengurus antara lain :
(1) Memimpin organisasi dan usaha Koperasi Syariah “X”, melakukan segala perbuatan
hukum untuk dan atas nama Koperasi Syariah “X” serta mewakilinya dihadapan dan
diluar pengadilan.
(2) Menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan/ Luar biasa dan rapat pengurus serta
mempertanggung jawabkan pada rapat anggota mengenai tugas kepengurusannya.
(3) Menyelenggarakan administrasi organisasi secara tertib dan rapih.
(4) Memutuskan menerima dan menolak anggota baru serta pemberhentian anggota.
(5) Membantu pengawas dalam melakukan pengawasan dengan memberikan keterangan
yang diperlukan.
Pasal 21
(1) Setelah tahun buku Koperasi Syariah “X” ditutup, paling lambat setelah satu bulan
sebelum diadakan RAT, pengurus menyusun laporan tahunan yang memuat antara lain :
a. Keadaan organisasi dan usaha Koperasi Syariah “X” yang dicapai.
151
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
b. Perhitungan tahunan yang terdiri atas dari neraca rugi laba, serta penjelasan berupa
Catatan Atas Laporan Keuangan.
(2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditanda tangani oleh semua
anggota yang hadir.
Pasal 22
(1) Pengurus Koperasi Syariah “X” dapat mengangkat Pengelola (Direktur, manager dan
karyawannya) yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha maupun
kegiatan.
(2) Rencana pengangkatan tersebut (ayat 1) diajukan dalam rapat anggota untuk mendapat
persetujuan.
(3) Kegiatan yang dilakukan oleh pengelola tidak mengurangi tanggung jawab pengurus.
(4) Hubungan antara pengelola tersebut (ayat 1) merupakan hubungan kerja atas dasar
perikatan.
(5) Pengelolan bertanggung jawab terhadap pengurus.
BAB VII
PENGAWASAN
Pasal 23
(1) Pengawas dipilih dari dan oleh Anggota dalam Rapat Anggota.
(2) Pengawas terdirii atas Pengawas Syariah dan Pengawas Operasional
(3) Pengawas bertanggung jawab terhadap rapat Anggota.
(4) Yang dipilih menjadi anggota pengawas adalah anggota Koperasi Syariah “X” yang
memenuhi syarat-syarat :
h. Bertaqwa kepada Allah dan Rasulnya
i. Dapat membaca dan menulis Al Qur’an
j. Memiliki sifat jujur dan trampil dan berakhlak/ berprilaku baik di dalam maupun
diluar Koperasi Syariah “X”
k. Mempunyai wawasan yang luas tentang perkoperasian syariah
l. Sudah menjadi anggota Koperasi Syariah “X” minimal 1 (satu) tahun dan
memperlihatkan kedisiplinan dan loyalitas kepada Koperasi Syariah “X”
152
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
m. Tidak menjadi anggota organisasi terlarang atau tersangkut perkara pidana baik
dalam proses maupun terpidana.
n. Tunduk kepada ketetapan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga.
(5) Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali.
Pasal 24
(1) Pengawas bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan pengelolaan
Koperasi Syariah sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali.
(2) Pengawas bertugas untuk membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan dan
disampaikan kepada pengurus dan dilaporkan kepada rapat anggota.
Pasal 25
(1) Pengawas berwenang meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada Koperasi Syariah
“X”
(2) Pengawas berwenang untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan.
(3) Pengawas berwenang memberikan koreksi, saran dan peringatan kepada pengurus.
(4) Dalam hal-hal tertentu pengawas bisa meminta bantuan kantor akuntan publik dengan
persetujuan pengurus.
(5) Biaya akuntan Publik dibeban kan Koperasi Syariah ”X”
Pasal 26
(1) Pengawas tidak menerima gaji tetapi dapat diberikan uang jasa.
(2) Pengawas sebanyak-banyaknya 3 orang dengan susunan Ketua dan anggota.
BAB VIII
DIREKTUR MANAJER DAN KARYAWAN
Pasal 27
(1) Pelaksanakan usaha-usaha Koperasi Syariah “X” dilakukan oleh Direktur, para manajer
dan karyawan yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Pengurus.
153
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
(2) Direktur, manajer-manajer dan karyawan diangkat dan diberhentikan oleh pengurus
serta hubungan kerja antara pengurus dan dan direktur, manajer dan karyawan
dituangkan dalam kontrak kerja yang ditanda tangani bersama kedua pihak.
(3) Direktur dan para manjer bertanggung jawab kepada pengurus Koperasi Syariah ”X”
BAB IX
DEWAN PENASEHAT
Pasal 28
(1) Untuk kepentingan Koperasi Syariah “X” Rapat anggota dapat mengangkat dewan
penasehat
(2) Dewan penasehat tidak menerima gaji tetapi dapat diberikan uang jasa.
(3) Dewan penasehat dapat memberi saran atau pendapat kepada pengurus untuk kemajuan
koperasi baik diminta maupun tidak diminta adan saran-sarannya tidak mutlak
diterima/dilaksanakan.
BAB X
PEMBUKUAN KOPERASI SYARIAH “X”
Pasal 29
(1) Tahun buku Koperasi Syariah “X” dimulai dari tanggal 1 Januari s/d 31 Desember.
(2) Pembukuan Koperasi Syariah ”X” dilakukan oleh Pengelola (Direktur, para manejer
dan karyawan)
(3) Setiap tahun buku dilaporkan oleh pengurus mengenai keadaan rugi/ laba usaha.
(4) Pembukuan Koperasi Syariah ”X” dapat menggunakan sistem akutansi yang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
BAB XI
MODAL KOPERASI SYARIAH “X”
Pasal 30
(1) Modal Koperasi Syariah “X” terdiri dari modal sendiri dan modal luar/ pinjaman.
(2) Modal sendiri dapat berasal dari :
a. Simpanan Pokok
154
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
b. Simpanan Wajib
c. Dana Cadangan
d. Hibah
e. Donasi
Pasal 31
(1) Setiap anggota harus menyimpan atas namanya sendiri pada Koperasi Syariah “X
berupa simpanan pokok sebesar Rp …..,00 (…………. rupiah).
(2) Setiap anggota diwajibkan pula atas namanya sendiri menyimpan simpanan wajib
sebesar Rp ………… (………. rupiah) setiap bulannya dan simpanan beku sebesar Rp
……..,00 (………. rupiah) yang dapat diangsur sesuai kemampuan anggota dan
simpanan sukarela.
Pasal 32
(1) Simpanan Pokok dan simpanan wajib serta simpanan beku tidak dapat diminta kembali
selama masih menjadi anggota Koperasi Syariah “X”
(2) Simpanan yang dimaksud dalam ayat 1 (satu) diatas dapat dikembalikan kepada
amggota setelah dukurangi bagian tanggungan yang ditetapkan jika anggota tersebut
disebabkan kelalaiannya telah merugikan Koperasi Syariah “X”
155
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB XII
SISA HASIL USAHA
Pasal 33
(1) Sisa hasil usaha Koperasi Syariah “X” merupakan pendapatan yang diperoleh dalam
satu tahun buku dukuragi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk
pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
(2) Sisa hasil usaha yang diperoleh pembagiannya diatur sebagai berikut :
a. 35 % untuk dana cadangan Koperasi Syariah ”X”
b. 45 % untuk anggota sebanding dengan partisipasi modal
c. 5 % untuk dana pendidikan.
d. 5 % untuk dana pengurus
e. 5 % untuk dana kesejahteraan karyawan
f. 5 % untuk dana sosial
Pasal 34
(1) Uang cadangan adalah kekayaan Koperasi Syariah yang disediakan untuk menutup
kerugian sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota.
(2) Rapat anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 75 % dari
jumlah cadangan untuk perluasan usaha Koperasi.Syariah “X”
BAB XIII
TANGGUNGAN ANGGOTA
Pasal 35
(1) Apabila Koperasi Syariah ”X” dibubarkan dan pada penyelesaiannya ternyata kekayaan
Koperasi Syariah ”X” tidak mencukupi untuk melunasi segala kewajibannya, maka
sekalian anggota diwajibkan menanggung kerugian masing-masing terbatas pada
simpanan Pokok dan simpanan Wajib. Masing-masing anggota menangung kerugian
sama banyaknya.
156
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
(2) Kerugian yang diderita oleh Koperasi Syariah “X” pada suatu akhir tahun buku ditutup
dengan uang cadangan.
BAB IV
PEMBUBARAN KOPERASI SYARIAH “X” DAN PENYELESAIAN
Pasal 36
(1) Pembubaran Koperasi Syariah “X” dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat
Anggota.
Pasal 37
(1) Pembubaran Koperasi Syariah ”X” harus diadakan Rapat Anggota Khusus mengenai
pembubaran.
(2) Pembubaran Koperasi Syariah ”X” didasarkan pada kondisi tidak adanya kegiatan lagi
serta tidak akan melanjutkan kegiatannya lagi.
(3) Keputusan Pembubaran Koperasi Syariah ”X” oleh rapat anggota dilakukan secara
tertulis oleh kuasa rapat anggota kepada semua kreditor dan Pejabat yang berwenang.
BAB XV
JANGKA WAKTU
Pasal 38
(1) Koperasi Syariah ”X” didirikan dalam jangka waktu tidak terbatas sesuai dengan
maksud dan tujuan sebagai mana dimaksud dalam pasal 6.
BAB XVII
SANGSI-SANGSI
Pasal 39
(1) Seluruh anggota, pengurus dan pengawas wajib mentaati segala ketentuan-ketentuan
dalam anggaran Dasar/ Anggaran RumahTangga dan peraturan lainnya yang berlaku.
(2) Apabila ketentuan-ketentuan tersebut tidak ditepati, dilanggar atau di ingkari maka
kepada anggota, pengurus dan pengawas dapat dikenakan sangsi oleh rapat anggota
berupa :
a. Peringatan.
157
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB XVIII
Pasal 40
PERATURAN KHUSUS
(1) Rapat Anggota menetapkan Peraturan Khusus yang memuat ketentuan yang tidak
tercantum dalam Anggaran Dasar dan Rumah Tangga.
BAB XIX
PENUTUP
Pasal 41
Demikian Anggaran Rumah Tangga Koperasi Syariah “X” ini ditetapkan dan diatur oleh
rapat anggota dan ditanda tangani oleh pengurus yang diberi kuasa oleh Rapat Anggota
Koerasisyariah “X” di “XXX”
Pengurus Koperasi Syariah “X”
(1) ……………………
(2) …………………..
(3) ………………….
(4) ………………….
(5) …………………
158
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB IX
TEKNIS PENDIRIAN KOPERASI SYARIAH
Sebelum Akta pendirian dibuat di notaris, ada baiknya para pendiri mengundang
dinas koperasi setempat untuk memberikan penyuluhan tentang usaha dengan badan
hukum Koperasi Syariah, meskipun masih sedikit pegawai dinas koperasi yang
memahami tentang seluk beluk Koperasi Syariah, namun setidaknya dapat dipahami
tentang mekanisme perkoperasian itu sendiri. Untuk memperoleh pengesahan Akta
Koperasi, para pendiri mengajukan permintaan tertulis disertai Akta pendirian Koperasi.
Saat ini Akta Koperasi Syariah dibuat di kantor Notaris yang ditunjuk, untuk selanjutnya
159
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
B. Tahapan Pendirian
1. Rapat Anggota Pendiri Minimal 20 orang
Sebagaimana UU No.25 tahun 1992 bahwa koperasi didirikan sekurang-
kurangnya oleh 20 orang pendiri. Rapat anggota pendiri mengagendakan antara
lain :
• Bentuk dan jenis koperasi yang akan didirikan seperti Koperasi Jasa
Keuangansyariah (KJKS) jika cor bisnisnya sebatas simpan pinjam atau
Koperasi Syariah jika cor bisnisnya mempunyai beberapa unit bisnis baik
Unit jasa Keuangan Syariah (UJKS) ataupun Int bisnis sector riil
(perdagangan, produksi dan jasa)
• Menunjuk dan mengangkat pengurus dan dewan pengawas. Pengurus
diupayakan berjumlah ganjil yakni sekurang-kurangnya 3 orang. Dewan
Pengawas terdiri atas Dewan Pengawas Operation dan Dewan
Pengawassyariah.
• Merumuskan Permodalan Koperasi yang terdiri atas ketetapan Simpanan
Pokok dan Simpanan wajib anggota dalam Rapat Anggota Pendirian
Koperasi Syariah yang diadakan pertamakalinya..
• Menyiapkan Modal di Setor minimal Rp 15.000.000,00 (lima belas juta )
• Menetapkan Tahun Buku Keuangan Koperasi dengan didahului pembuatan
Neraca Awal Koperasi Syariah. Bagi Koperasi Syariah neraca awal dapat
160
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
D. Modal Awal
Bagi koperasi untuk jenis Simpan Pinjam (Koperasi Jasa Keuangansyariah)
dipersyaratkan modal sebesar Rp 25.000.000,00. Jika anggota pendirinya
berjumlah 25 orang maka simpanan pokok masing-masing anggota sebesar Rp
1.000.000,00 . Sementara bagi Koperasi Syariah meskipun tidak dipersyaratkan
harus disediakan modal secukupnya atau minimal sebesar Rp 15.000.000,00. Jika
modal tersebut belum terkumpul maka dapat pula diupayakan sebagai Pra
Koperasi atau yang sering disebut dengan KSM (Keompok Swadaya
Masyarakat)syariah yang kegiatannya hanya terbatas beberapa anggota yang
terhimpun dalam sebuah kelompok.
Komponen modal awal koperasi dapat bersumber dari Simpanan Pokok,
simpanan Wajib dan modal hibah. Semakin besar modal koperasi maka akan
semakin baik operasional Koperasi Syariah untuk menjadi besar.
Pertimbangan modal Koperasi Syariah harus besar adalah agar dapat
menggaji karyawannya secara baik sesuai dengan Upah Minimum Propinsi
(UMP) dimana Koperasi Syariah tersebut didirikan demi kebaikan dan
perkembangan koperasi syariah tersebut.
162
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
BAB X
LAMPIRAN KELENGKAPAN FORMULIR KOPERASI SYARIAH
Banyaknya Uang :
Teller/Kasir
Untuk Pembayaran :
Penerima :
Rp
Tanggal :
Banyaknya Uang :
Teller/Kasir
Untuk Pembayaran :
Penyetor :
Rp
Tanggal :
163
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
1. SALDO AWAL Rp
Penerimaan Tunai Rp
Penerimaan dari Kas Besar Rp
Selisih Kas Lebih Rp
SUB. TOTAL Rp
Pengeluaran Tunai Rp
Penyetoran Ke Kas Besar Rp
Selisih Kas Kurang Rp
SUB TOTAL Rp
2. SALDO AKHIR Rp
Angsuran Pembiayaan
TOTAL
Jenis Setoran : Tunai Cek/BG Transper
Untuk setoran diatas 100 juta,
Nama : mohon di isi sumber dana :
Terbilang :
2. Lermbaga :
164
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Rp ………. ……………………
Tanda Tangan
MANAGER ACCOUNTING
165
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
166
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
167
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
A. Nama Lengkap :
Tempat Tgl. Lahir :
Identitas Diri . No : 1. KTP 2. SIM 3. Kartu Pelajar/Mahasiswa No.:
(Khusus WNA) : PASPOR No. 1. KIMS 2..KITAS 3.KITAP No.:
Alamat Terakhir :
Pekerjaan :
Jabatan terakhir :
Penghasilan perbulan : 1. < Rp 1.000 000,00 2. Rp 1,000.001 – Rp 3.000.000 3. Rp5.000.000 <
Penghasilan Tambahan : 1. < Rp 1.000 000,00 2. Rp 1,000.001 – Rp 3.000.000 3. Rp5.000.000 <
Sumber Pengh. Tambahan : 1. Kontrakan 2. Dagang 3. Profesional 4.lain-lain
Nama Perusahaan :
Bidang Usaha :
Alamat :
B. Nama Perusahaan :
Badan Usaha : 1. Yayasan 2. Koperasi 3. Perseroan/CV
Bidang Usaha :
Legalitas : 1. Akte Pendirian 2. SIUP 3. NPWP. 4. TDP
Omset Perusahaan : 1. >Rp 10 Juta 2. Rp 10 Juta - Rp 1 00 Juta 3. > Rp 100 juta Alamat
Perusahaan :
C. Nama QQ (Gabungan) :
Tempat Tgl. Lahir :
Identitas Diri . No : 1. KTP 2. SIM 3. Kartu Pelajar/Mahasiswa No.:
(Khusus WNA) : PASPOR No. 1. KIMS 2..KITAS 3.KITAP No.:
Alamat Terakhir :
Pekerjaan :
Jabatan terakhir :
Penghasilan perbulan : 1. < Rp 1.000 000,00 2. Rp 1,000.001 – Rp 3.000.000 3. > 5.000.000
Penghasilan Tambahan : 1. < Rp 1.000 000,00 2. Rp 1,000.001 – Rp 3.000.000 3. < 5.000.000
Sumber Pengh. Tambahan : 1. Kontrakan 2. Dagang 3. Profesional 4. Lain-lain
Nama Perusahaan :
Bidang Usaha :
Alamat :
168
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
PEMBUKAAN PRODUK
1. TABUNGAN BERJANGKA MUDHARABAH
Saya menyatakan data diatas adalah benar oleh karena itu saya menyetujui dan
tunduk pada ketentuan-ketentuan umum dalam formulir Aplikasi pembukaan
rekening maupun ketentuan lain dari waktu kewaktu di Koperasi Syariah “X”.
Nama & Tanda Tangan Pejabat kopsyah Nama & Tanda Tangan Anggota
169
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
• ETIS
• MORALIS
• PROFESIONAL
• AMANAH
• TANGGUH
FOTO 3 X 4
• INOVATIF
Nama : Nama :
No. Anggota : No. Anggota :
Alamat : Alamat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
170
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Koperasi Syariah
3. Contoh “X” Permohonan Pembiayaan
Form
FORMULIR PERMOHONAN PEMBIAYAAN
(Harap di isi lengkap) Nomor : Tanggal :
PERMOHONAN PEMBIAYAAN
Jumlah Pembiayaan yang diajukan : Rp Pengajuan : Baru : Lama: Perubahan :
Jangka Waktu :
Tagihan Penggunaan (dijelaskan) :
DATA PRIBADI PEMOHON
Nama : Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Tempat Tgl Lahir : Status : Menikah Belum menikah
Nomor KTP/SIM : Jumlah Tanggungan :
Nomor NPWP : Pendidikan Terakhir :
Ala mat :
Telepon : Wilayah : Kode pos : Lamanya tinggal :
Status Tempat Tinggal : Pribadi Keluarga Lainnya ……………..
171
( Nama Jelas) (Nama TTD) (Nama TTD)
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
MEMORANDUM PEMBIAYAAN
No. : xxx/PBY-UJKS/bln/thn
Sehubungan dengan permohonan Pembiayaan dari calon Anggota, atas nama _________ tanggal xx-xx-xxxx
dengan ini disampaikan analisa pembiayaan yang telah kami lakukan sebagai berikut:
Sektor Ekonomi
Agunan
172
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
III. LATAR BELAKANG ANGGOTA, GROUP USAHA & KUNCI KEBERHASILAN SELAMA INI
Diisi dengan penjelasan kualitatif (untuk karyawan a.l : kapan mulai bekerja di perusahaan tersebut, bagaimana
perkembangan karirnya, posisi saat ini, dll; untuk wiraswasta : kapan usaha berdiri, apa bidang usahanya, bagaimana
pemasaran produknya, kompetisi bisnis, bagaimana susunan manajemennya, dll).
Diisi dengan penjelasan sarana penunjang, meliputi al. : Tempat Usaha, alat-alat usaha, dll)
173
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
VII. JAMINAN
PERSETUJUAN PERSETUJUAN
MARKETING OFFICER KOMITE PEMBIAYAAN
Nama / Jabatan Tanda Tangan Nama / Jabatan Tanda Tangan
1. xxxxxxxxxxxxxxxx 1. xxxxxxxxxxxxxxxxx
Account Offier Manager Operasional
174
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Nomor : 0021/SPK-IMJ/I/2006
Tanggal : 20 Januari 2006
Hal : Biaya Sewa Perlengkapan Pesta Pernikahan
Kepada Yth
Bapak “X”
Jl. Dewi Sartika Rt 013/010 Margahayu Bekasi.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Sehubungan dengan permohonan pembiayaan sewa yang diajukan nasabah, bersama ini
disampaikan bahwa Kopersisyariah ”X” dapat menyetujui dengan persyaratan sebagai
berikut :
Jenis Pembiayaan : Ijaroh
Kegunaan : Sewa Perlengkapan Pesta Pernikahan
Harga Yang disetujui : Rp.5.000.000,-
Jangka Waktu : 18 bulan
Angsuran perbulan : Rp. 402.800,-
Cara Pembayaran : Potong Gaji setiap bulan
Biaya Adm : Rp. 160.000,-
Asuransi : Rp. 10.000,-
Pengikatan Jaminan : SHM
Persyaratan : Nota riel
1. Surat persetujuan pembiayaan sewa ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dari perjanjian pembiayaan yang akan dibuat dikemudian hari.
2. Semua beban biaya yang timbul atas proses pembiayaan sewa ini menjadi beban
nasabah dan harus dibayar dimuka pada Koperasi Syariah “X”
175
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Demikian persetujuan pembiayaan sewa ini dibuat dan atas perhatian kami ucapkan banyak
terima kasih.
Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.
Koperasi Syariah “X” Menerima dan Menyetujui
176
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Perjanjian Al-Ijaroh ini dibuat dan ditandatangani pada hari Rabu tanggal 20 Januari 2006
oleh dan antara :
1. Nama : XX
Jabatan : Ketua Kopsyah “X”
Nama : XXX
Jabatan : Manager Kopsyah “X”
Dalam hal ini bertindak atas nama Koperasi Syariah “X”, berkedudukan di Bekasi,
Jalan Bengawan Solo V No.5, Bekasi Utara.
( Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA )
Untuk melakukan transaksi hukum ini telah mendapat persetujuan dari Isteri pemohon
sebagaimana ternyata dalam Formulir Permohonan Pembiayaan 020/SPK-IMB/I/2006
tertanggal 20-01-06 PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama
disebut PARA PIHAK.
177
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pasal 1
BARANG YANG DISEWA
Pasal 2
JANGKA WAKTU PEMBIAYAAN DAN ANGSURAN
1) Jangka waktu 18 ( Delapan Belas ) Bulan, terhitung sejak tanggal 20 – 01- 2006,
hingga tanggal 20 –07- 2007.
2) PIHAK KEDUA wajib melakukan pembayaran uang sewa kepada PIHAK
PERTAMA secara angsuran dengan tertib dan teratur sesuai dengan jadwal
angsuran ( terlampir ) sebesar Rp. 402.800,- dalam 18 ( Delapan Belas ) kali
angsuran , pembayaran pertama kali pada tanggal 20-02-06.
Demikian pembayaran selanjutnya setiap tanggal 20 ( Dua Puluh ) dari bulan yang
bersangkutan .
3) Semua pembayaran sewa Perlengkapan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA akan dilaksanakan melalui rekening PIHAK KEDUA yang dibuka oleh
dan atas nama PIHAK KEDUA di PIHAK PERTAMA, dan dengan ini PIHAK
KEDUA memberi kuasa kepada PIHAK PERTAMA untuk mendebet rekening
PIHAK KEDUA guna pembayaran biaya sewa Perlengkapan dan biaya-biaya
lainnya.
Pasal 3
BIAYA ADMINISTRASI
178
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pasal 4
JAMINAN
Untuk menjamin pembiayaan biaya sewa Tempat oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA , maka dengan ini PIHAK KEDUA menjaminkan.
Segala harta kekayaan PIHAK KEDUA, baik yang bergerak maupun tidak bergerak, baik
yang sudah ada maupun yang akan ada dikemudian hari, menjadi jaminan guna pelunasan
angsuran biaya sewa Tempat.
Pasal 5
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1) Membayar biaya sewa Perlengkapan dengan tertib dan teratur sebagaimana diatur
dalam pasal 2 ayat 1 dan 2 perjanjian ini.
2) Memelihara atau merawat Perlengkapan yang disewa dengan baik, biaya perawatan
atau pemeliharaan Perlengkapan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
Pasal 6
PERISTIWA CIDERA JANJI
Apabila terjadi hal-hal di bawah ini ( setiap kejadian demikian , sebelum dan sesudah ini
masing-masing secara tersendiri atau secara bersama-sama disebut sebagai “Peristiwa
Cidera Janji “.
179
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pasal 7
PEMERIKSAAN DAN ONGKOS PERBAIKAN
Pasal 8
HUKUM YANG MENGATUR
Perjanjian ini dibuat oleh dan ditafsirkan sesuai dengan ketentuan hukum Indonesia.
Pasal 9
ARBITRASE
Sesuatu sengketa yag ditimbul dari atau dengan cara apapun yang ada hubungannya dengan
perjanjian ini yang tidak dapat diselesaikan secara damai, akan diselesaikan melalui dan
menurut Peraturan Prosedur Badan syariah Arbitrase Nasional (BASYARNAS), Putusan
BASYARNAS adalah bersifat final dan mengikat dan dapat diberlakukan di semua
Pengadilan yang mempunyai wewenang hukum diatasnya.
Pasal 10
KETENTUAN TAMBAHAN
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian ini, akan diatur berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak ke dalam akta atau surat yang merupakan satu kestuan dengan perjanjian
ini.
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana
dicantumkan di atas.
Saksi- saksi
(……………………………) (………………………..)
180
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesama kamu dengan
jalan bathil, kecuali melalui perniagan yang berlaku dengan suka sama suka diantara
kamu”. (QS. Annisa(4) : 29).
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah
kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang
Telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang Telah
diturunkan Allah), Maka Ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan
Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”.
(QS.Al Maidah (5) : 49).
2. N a m a : Bapak “ X “
No. Angota : 2006012334
Pekerjaan : Ketua Yayasan Sejahtera Umat
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Yayasan Sejahtera Umat, beralamat di Jalan
Karimun Bekasi Barat, Kodya Bekasi.
181
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Selanjutnya kedua belah pihak sepakat menuangkan perjanjian ini dalam perjanjian
pembiayan AL Mudharabah (Selanjutnya disebut “Perjanjian”) dengan syarat-syarat serta
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
DEFINISI
Pasal 2
1. Kopsyah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menyediakan fasilitas
pembiayaan kepada anggota sampai sejumlah Rp 9.900.000,00 (Sembilan juta
sembilan ratus ribu rupiah) secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan permintaan
nasabah yang semata-mata akan dipergunakan untuk kerjasama “Program mudik
bersama” sesuai dengan rencana kerja yang disiapkan oleh anggota yang disetujui
182
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
oleh bank, yang dilampirkan pada dan karenanya merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Jangka (waktu) penggunaan modal tersebut oleh nasabah berlangsung selama 4
(empat) bulan. Terhitung mulai tanggal 6 Agustus 2004 yang dapat diperpanjang
atas atas kesepakatan kedua belah pihak.
Pasal 3
PENARIKAN PEMBIAYAAN
Pasal 4
1. Anggota dan Kopsyah sepakat dan dengan ini mengikatkan diri satu terhadap yang
lain, bahwa nisbah dari masing-masing pihak adalah :
a. 60 % (enam puluh persen) dari pendapatan/keuntungan untuk anggota.
b. 40 % (empat puluh persen) dari pendapatan keuntungan untuk kopsyah.
2. Anggota dan Kopsyah juga sepakat, dan dengan ini saling mengikatkan diri satu
terhadap yang lain, bahwa pelaksanaan bagi hasil akan dilakukan sejak hari ini.
3. Kopsyah baru akan menerima dan mengakui terjadinya kerugian tersebut, apabila
kopsyah telah menerima dan menilai kembali segala perhitungan yang dibuat dan
disampaikan oleh anggota kepada kopsyah, dan kopsyah telah menyerahkan hasil
penilaiannya tersebut secara tertulis kepada anggota.
183
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
4. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri, untuk menyerahkan perhitungan
usaha yang dibiayai dengan fasilitas pembiayaan berdasarkan perjanjian ini, secara
periodik sampai batas waktu kerjasama selesai.
5. Kopsyah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan penilaian
kembali atas perhitungan usaha yang diajukan oleh anggota, selambat- lambatnya
pada hari ke 5 sesudah kopsyah menerima perhitungan usaha tersebut yang disertai
data dan bukti – bukti lengkap dari anggota.
6. Apabila sampai sepekan kopsyah tidak menyerahkan kembali hasil penilaian
tersebut kepada anggota, maka kopsyah dianggap secara sah telah menerima dan
mengakui perhitungan yang dibuat oleh anggota.
7. Anggota dan kopsyah berjanji dan dengan ini saling mengikatkan diri satu terhadap
yang lain, bahwa kopsyah hanya akan menanggung segala kerugian, maksimum
sebesar pembiayaan yang diberikan kepada anggota tersebut pada pasal 2.
Pasal 5
PEMBAYARAN KEMBALI
1. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk mengembalikan kepada
kopsyah, seluruh jumlah pembiayaan pokok dan bagian pendapatan/keuntungan
yang menjadi hak kopsyah sesuai dengan Nisbah sebagaimana ditetapkan pada
pasal 4 perjanjina ini, menurut jadwal pembayaran sebagaimana ditetapkan pada
lampiran yang dilekatkan pada dan karenanya menjadi satu kesatuan yang tak
terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Setiap pembayaran kembali oleh anggota kepada kopsyah atas pembiayaan yang
diberikan oleh kopsyah dilakukan di kantor kpsyah atau di tempat lain yang
ditunjuk kopsyah, atau dilakukan melalui rekening yang dibuka oleh dan atas
anggota di kopsyah.
3. Dalam hal ini pembayaran dilakukan melalui rekening anggota di kopsyah, maka
dengan ini anggota memberi kuasa yang tidak dapat berakhir karena sebab – sebab
yang ditentukan dalam pasal 18 dan 13 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata
kepada kopsyah, untuk mendebet rekening nasabah guna membayar/melunasi
kewajiban anggota kepada kopsyah.
4. Apabila anggota membayar kembali atau melunasi pembiayaan yang diberikan oleh
kopsyah lebih awal dari waktu yang diperjanjikan, maka tidak berarti pembayaran
tersebut akan menghapuskan atau mengurangi bagian dari pendapatan/keuntungan
yang menjadi hak kopsyah sebagaiman yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
5. Apabila anggota membayar kembali atau melunasi pembiayaan yang diberikan oleh
kopsyah melampaui batas waktu yang diperjanjikan dalam surat perjanjian ini ,
maka terhadap anggota dikenakan denda sebesar 1 % per bulan yang harus dibayar
lunas oleh anggota kepada kopsyah. Denda tersebut di masukan kedalam
penerimaan dan ZIS guna kepentingan sosial
6. Apabila anggota tidak dapat mengembalikan Pokok Pembiayaan dikarenakan
Kesalahan Manajemen, dipotong gajinya setiap bulan sampai dengan pembiayaan
dinyatakan lunas .
184
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pasal 6
1. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menanggung segala biaya
yang diperlukan berkenaan dengan pelaksanaan perjanjian ini, termasuk jasa Notaris
dan jasa lainnya, sepanjang hal itu diberitahukan kopsyah kepada anggota sebelum
ditandatanganinya perjanjina ini, dan anggota menyatakan persetujuannya.
2. Dalam hal ini anggota cedera janji tidak melakukan pembayaran kembali/melunasi
kewajibannya kepada kopsyah, sehingga kopsyah perlu menggunakan jasa
Penasihat Hukum/Kuasa untuk menagihnya, maka anggota berjanji dan dengan ini
mengikatkan diri untuk membayar seluruh biaya jasa penasihat Hukum, jasa
penagihan, dan jasa –jasa lainnya yang dapat dibuktikan secara sah menurut hukum.
3. Setiap pembayaran kembali/pelunasan anggota sehubungan dengan perjanjian ini
dan perjanjian lainnya yang mengikat anggota dan kopsyah, dilakukan oleh anggota
kepada kopsyah tanpa potongan, pungutan, bea, pajak dan atau biaya- biaya lainnya,
kecuali jika potongan tersebut diharuskan berdasarkan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
4. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri, bahwa terhadap setiap potongan
yang diharuskan oleh peraturan perundang – undangan yang berlaku, akan
dilakukan pembayarannya oleh anggota melalui kopsyah.
Pasal 7
KAWAJIBAN NASABAH
Pasal 8
Anggota dengan ini menyatakan pengakuan dengan sebenar – benarnya, menjamin dan
karenya mengikatkan diri pada kopsyah, bahwa :
1. Anggota adalah Ketua Yayasan Sejahtera Umat yang tunduk pada hukum Negara
Republik Indonesia.
2. Pada saat ditandatanganinya perjanjian ini, anggota tidak dalam keadaan berselisih,
bersengketa, gugat menggugat di muka atau di luar lembaga peradilan atau abritase,
berutang kepada pihak lain, diselidik atau dituntut oleh yang berwajib baik pada
saat ini atau pun dalam masa penundaaan, yang dapat mempengaruhi asset,
keadaankeuangan, dan atau mengganggu jalannya usaha nasabah.
3. Anggota memiliki semua perijinan yang berlaku untuk menjalankan usahanya.
4. Orang – orang yang bertindak untuk dan atas nama serta mewakili dan atau yang
diberi kuasa oleh anggota adalah sah dan berwenang, serta tidak dalam tekanan atau
paksaan dari pihak manapun.
5. Anggota mengijinkan kopsyah pada saat ini dan untuk masa – masa selam
berlansungnya perjanjian , untuk memasuki tempat usaha dan tempat lainnya yang
berkaitan dengan usaha nasabah, mengadakan pemeriksaan terhadap pembukuan,
catatan – catatan, transaksi, dan atau kegiatan lainnya yang berkaitan dengan usaha
berdasarkan perjanjian ini, baik langsung maupun tidak langsung.
Pasal 9
CIDERA JANJI
Menyimpang dari ketentuan dalam Pasal 2 perjanjian ini, kopsyah berhak untuk
menuntut/menagih pembayaran dari nasabah dan atau siapa pun juga yang memperoleh
hak darinya, atas sebagian atau seluruh jumlah kewajiban anggota kepada kopsyah
berdasarkan perjanjian ini, untuk dibayar dengan seketika dan sekaligus, tanpa
diperlukan adanya surat pemberitahuan, surat teguran, atau surat lainnya, apabila terjadi
salah satu hal atau peristiwa tersebut di bawah ini :
1. Anggota tidak melakukan pembayaran atas kewajiban kepada bank sesuai dengan
saat yang ditetapkan dalam pasal 4 dan atau pasal 2 perjanjian ini.
2. Dokumen, surat – surat bukti kepemilikan atau hak lainnya atau barang – barang
yang dijadikan jaminan, dan atau pernyataan pengakuan sebagaimana tersebut pada
pasal 9 perjanjian ini ternyata palsu atau tidak benar isinya, dan atau anggota
melakukan perbuatan yang melanggar ata bertentangan dengan salah satu hal yang
ditentukan dalam pasal 8 dan atau pasal 11 perjanjian ini.
3. Sebagian atau seluruh harta kekayaan anggota disita oleh pengadilan atau pihak
yang berwajib.
186
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pasal 10
PELANGGARAN
Anggota dianggap telah melanggar syarat – syarat perjanjian ini bila terbukti nasabah
melakukan salah satu dari perbuatan – perbuatan atau lebih sebagai berikut :
1. Menggunakan pembiayaan yang diberikan kopsyah di luar tujuan atau rencana kerja
yang telah mendapatkan persetujuan tertulis dari kopsyah.
2. Melakukan pengalihan usahanya dengan cara apa pun, termasuk dan tidak terbatas
pada melakukan penggabungan, konsolidasi, dan atau akuisisi dengan pihak lain.
3. Menjalankan usahanya tidak sesuai dengan ketentuan teknis yang diharuskan oleh
kopsyah.
4. Lalai tidak memenuhi kewajibannya terhadap pihak lain.
5. Menolak atau menghalang – halangi kopsyah dalam melakukan pengawasan dan
atau pemeriksaan sebagaimana diatur dalam pasal 11 perjanjian ini.
Pasal 11
Kopsyah atau kuasanya berhak untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas
pembukuan dan jalannya pengelolaan usaha yang mendapat fasilitas pembiayaan dari
kopsyah berdasarkan perjanjian ini, serta hal – hal lain yang berkaitan langsung atau
tidak langsung dengannya, termasuk dan tidak terbatas pada membuat fotocopinya.
Pasal 12
ASURANSI
Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menutup asuransi berdasarkan
syariah atas bebannya seluruh barang yang menjadi jaminan atas pembiayaan berdasr
perjanjian ini, pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh kopsyah, dengan menunjuk
dan menetapkan kopsyah sebagai pihak yang berhak untuk menyimpan polis
asuransinya, dan yang karena itu kopsyah berhak menerima pembayaran klaim asuransi
tersebut (banker’s clause ).
Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
a. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat atau penafsiran atas hal – hal yang tercantum
di dalam surat perjanjian ini atau terjadi perselisihan atau sengketa dalam
187
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pasal 14
a. Alamat para pihak sebagaimana yang tercantum pada kalimat – kalimat awal surat
perjanjian ini merupakan alamat tetap dan tidak berubah bagi masing – masing
pihak yang bersangkutan, dan ke alamat – alamat itu pula secara sah segala surat
menyurat atau komunikasi di antara kedua pihak akan dilakukan.
b. Apabila dalam pelaksanaan perjanjian terjadi perubahan alamat, maka pihak yang
berubah alamatnya tersebut wajib memberitahukan kepada pihak lainnya dengan
surat tercatat atau surat tertulis yang disertai tanda bukti penerimaan, alamata
barunya.
c. Selama tidak ada perubahan alamat sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal ini,
maka surat menyurat atau komunikasi yang dilakukan ke alamat yang tercantum
pada awal surat perjanjian dianggap sah menurut hukum.
Pasal 15
PENUTUP
188
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
b. Apabila ada hal – hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam perjanjian
ini, maka anggota dan kopsyah akan mengaturnya bersama secara musyawarah
untuk mufakat dalam suatu Addendum.
c. Tiap Addendum dari perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari perjanjian ini.
Pihak pertama dan pihak kedua sepakat dan dengan ini mengikatkan diri satu terhadap
yang lain, bahwa untuk perjanjian ini dan segala akibatnya memberlakukan syariah
Islam dan peraturan perundang – undangan lain yang tidak bertentangan dengan
syariah.
Demikianlah surat perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh pihak kopsyah dan
anggota di atas kertas yang bermaterai cukup dalam dua rangkap, yang masing –
masing disimpan oleh kopsyah dan anggota, dan masing - masing berlaku sebagai
aslinya.
Saksi-Saksi
189
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
َ َوَأَ
ا
ُ اَْْ َ
َوَ
َم ا
"Dan Allah SWT telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba"
PERJANJIAN JUAL-BELI AL-MURABAHAH dibuat dan ditandatangani pada hari ini, ..…………,
tanggal …… bulan ..…………………… tahun ………. oleh dan antara pihak-pihak :
1. Nama : …………………………………………………………………………
dalam hal yang diuraikan di bawah ini bertindak dalam kedudukannya selaku
…………………………..… dari, dan karenanya berdasarkan …...….………………….
……………………………………, bertindak untuk dan atas nama serta mewakili UJKS KOPSYAH
.............. beralamat di……………………….…………………………………………………………………………..
Untuk selanjutnya disebut : PIHAK PERTAMA, UJKS KOPSYAH atau disebut juga PENJUAL.
2. Nama : …………………………………………………………………………
dalam hal yang diuraikan di bawah ini bertindak untuk diri sendiri / dalam kedu-dukannya
selaku ……………...………………………. dari, dan karenanya berdasarkan
……………..………………………………………………….. bertindak untuk dan atas nama
…………………………………………………………., beralamat di ………………………… Untuk selanjutnya
disebut : PIHAK KEDUA, ANGGOTA atau disebut juga PIHAK PEMBELI;
Para pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa, Anggota telah mengajukan permohonan kepada UJKS KOPSYAH untuk membeli
barang sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian ini, dan berdasarkan permohonan
Anggota tersebut UJKS KOPSYAH menyetujui, dan dengan Perjanjian ini mengikatkan diri
untuk membeli, menyediakan, dan selanjutnya menjual barang tersebut kepada Anggota
sesuai dengan ketentuan-ketentuan serta syarat-syarat yang ditetapkan dan diatur dalam
perjanjian ini.
190
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
2. Bahwa, berdasarkan ketentuan syariah, pembelian barang oleh UJKS KOPSYAH dari
pemasok dan penjualan barang tersebut oleh UJKS KOPSYAH kepada Anggota berlangsung
menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Anggota untuk dan atas nama UJKS KOPSYAH membeli barang dari pemasok, sesuai
dengan permohonan dan untuk memenuhi kepentingan Anggota berdasarkan harga
beli UJKS KOPSYAH yang telah disepakati bersama oleh UJKS KOPSYAH dan Anggota,
dan selanjutnya UJKS KOPSYAH menjual dengan harga jual UJKS KOPSYAH kepada
Anggota yang telah disepakati, tidak termasuk biaya-biaya yang timbul sehubungan
dengan pelak-sanaan Perjanjian ini.
b. Penyerahan barang tersebut dilakukan langsung oleh Pemasok kepada Anggota
dengan sepersetujuan dan sepengetahuan UJKS KOPSYAH.
c. Dalam jangka waktu yang disepakati, Anggota membayar harga pokok yaitu harga
beli barang oleh UJKS KOPSYAH dari pemasok ditambah margin keuntungan yang
diperoleh UJKS KOPSYAH, sehingga karenanya, sebelum Anggota melunasi
pembayaran harga jual kepada UJKS KOPSYAH, Anggota berutang kepada UJKS
KOPSYAH.
Selanjutnya, kedua belah pihak sepakat untuk membuat dan menandatangani Surat Per-janjian ini
yang selengkapnya sebagai berikut :
Pasal 1
DEFINISI
Dalam Perjanjian ini, yang dimaksud dengan :
a. “Jual-beli al murabahah”
adalah jual beli antara Anggota sebagai pemesan untuk membeli, dan UJKS KOPSYAH sebagai
penyedia barang yang berasal dari milik pihak ketiga, yang di dalam perjanjian jual-belinya
dinyatakan dengan jelas dan rinci mengenai barang, harga beli UJKS KOPSYAH dan harga jual
UJKS KOPSYAH kepada Anggota sehingga termasuk di dalamnya keuntungan yang diperoleh
UJKS KOPSYAH, serta persetujuan Anggota untuk membayar harga jual UJKS KOPSYAH tersebut
secara tangguh, baik secara sekaligus (lumpsum) atau secara angsuran.
b. “Barang”
adalah barang yang menjadi objek dalam Perjanjian Jual-Beli al Murabahah ini, yang meliputi
segala jenis atau macam barang yang dihalalkan oleh syariah, baik zat maupun cara
perolehannya.
adalah pihak ketiga yang ditunjuk atau disetujui oleh UJKS KOPSYAH untuk menyediakan
barang yang akan dibeli oleh UJKS KOPSYAH dan selanjutnya akan dijual kepada Anggota.
d. “Harga Beli”
adalah sejumlah uang yang dikeluarkan UJKS KOPSYAH untuk membeli barang dari pemasok
yang diminta oleh Anggota dan disetujui oleh UJKS KOPSYAH berdasar Surat Persetujuan
191
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Prinsip dari UJKS KOPSYAH kepada Anggota, termasuk di dalamnya biaya-biaya langsung yang
terkait dengan pembelian barang tersebut.
e. “Keuntungan”
adalah keuntungan UJKS KOPSYAH atas terjadinya jual-beli al-Murabahah ini yang disetujui
oleh UJKS KOPSYAH dan Anggota yang ditetapkan dalam Perjanjian ini.
f. “Harga Jual”
adalah harga beli ditambah dengan sejumlah keuntungan UJKS KOPSYAH yang disepakati oleh
UJKS KOPSYAH dan Anggota yang ditetapkan dalam Perjanjian ini.
adalah Surat Pengakuan yang dibuat dan ditandatangani oleh Anggota yang me-nyatakan
bahwa Anggota mempunyai utang yang harus dilunasi kepada UJKS KOPSYAH se-
bagaimana UJKS KOPSYAH mengakui dan menerima pengakuan Anggota tersebut sebesar
jumlah yang tercantum di dalam Surat Pengakuan Utang.
adalah surat pernyataan di atas meterei yang cukup yang menyatakan Anggota sanggup
untuk membayar lunas kepada UJKS KOPSYAH utang yang termaktub di dalam Surat
Pengakuan Utang.
h. “Dokumen Jaminan”
adalah segala macam dan bentuk surat bukti tentang kepemilikan atau hak-hak lainnya atas
barang yang dijadikan jaminan bagi terlaksananya kewajiban Anggota terhadap UJKS KOPSYAH
berdasarkan Perjanjian ini.
j. “Cidera Janji”
adalah keadaan tidak dilaksanakannya sebahagian atau seluruh kewajiban Anggota yang
menyebabkan UJKS KOPSYAH dapat menghentikan seluruh atau sebahagian pembayaran atas
harga beli barang termasuk biaya-biaya yang terkait, serta sebelum berakhirnya jangka waktu
perjanjian ini menagih dengan seketika dan sekaligus jumlah kewajiban Anggota kepada UJKS
KOPSYAH.
192
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pasal 2
POKOK PERJANJIAN
1. Pihak Pertama berjanji dan mengikatkan diri untuk menjual ……………………………
…………………………………………………………………………..,- untuk selanjutnya disebut “barang”-,
dan menyerahkannya kepada Pihak Kedua, seba-gaimana Pihak Kedua berjanji dan dengan ini
mengikatkan diri untuk membeli dan me-nerima barang tersebut dari Pihak Pertama.
2. Jual-beli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disepakati oleh kedua belah pihak untuk saat ini
dan seterusnya tidak berubah karena sebab apa pun, termasuk dan tidak terbatas pada
terjadinya perubahan moneter, dengan harga jual UJKS KOPSYAH sebesar Rp ……………
(………………………………………………………………………. ) yang ditetapkan berdasarkan harga beli
UJKS KOPSYAH sebesar Rp. .…………………… ( …..……………………) ditambah keuntungan UJKS
KOPSYAH sebesar Rp .………………… (…………...……………………).
3. Harga jual UJKS KOPSYAH tersebut pada ayat 2 tidak termasuk biaya-biaya administrasi,
seperti biaya notaris, meterai dan lain-lain sejenisnya, yang oleh kedua belah pihak telah di-
sepakati dibebankan sepenuhnya kepada Pihak Kedua.
Pasal 3
REALISASI PERJANJIAN
Dengan tetap memperhatikan dan menaati ketentuan-ketentuan tentang pembatasan pe-nyediaan
fasilitas jual-beli al murabahah yang ditetapkan oleh yang berwenang, UJKS KOPSYAH ber-janji dan
dengan ini mengikatkan diri untuk melaksanakan perjanjian ini setelah Anggota memenuhi seluruh
persyaratan sebagai berikut :
1. telah menyerahkan kepada UJKS KOPSYAH surat atau formulir permohonan pesanan
barang yang berisi rincian barang yang akan dibeli serta tanggal penyerahan barang yang
dikehen-daki berdasarkan perjanjian ini ;
2. telah menyerahkan kepada UJKS KOPSYAH semua dokumen, termasuk tetapi tidak terbatas
pada dokumen-dokumen jaminan yang berkaitan dengan perjanjian ini ;
3. telah menandatangani Perjanjian ini dan perjanjian-perjanjian jaminan yang dipersya-
ratkan ;
4. telah membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan Perjanjian ini ;
5. telah menyerahkan kepada UJKS KOPSYAH Surat Pengakuan Utang sebagai Surat Sanggup
untuk membayar lunas harga jual kepada UJKS KOPSYAH.
Atas penyerahan surat-surat tersebut dari Anggota kepada UJKS KOPSYAH, UJKS KOPSYAH wajib
menerbitkan dan menyerahkan kepada Anggota tanda bukti penerimaannya.
Pasal 4
PENYERAHAN BARANG
1. Berdasarkan syarat-syarat pembelian antara UJKS KOPSYAH dan Pemasok, maka atas
persetujuan dan sepengetahuan UJKS KOPSYAH, penyerahan barang dimaksud pada Pasal
2 akan dilakukan langsung oleh Pemasok kepada Anggota.
2. Apabila pelaksanaan teknis pembelian barang oleh UJKS KOPSYAH dari Pemasok dilakukan
oleh Anggota untuk dan atas nama UJKS KOPSYAH berdasarkan kuasa dari UJKS KOPSYAH,
maka kuasa harus dibuat secara tertulis sesuai dengan ketentuan Pasal 1795 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
3.
193
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pasal 5
JANGKA WAKTU DAN CARA PEMBAYARAN
1. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri kepada UJKS KOPSYAH untuk membayar
harga jual barang sebagaimana tersebut pada pasal 2 perjanjian ini secara tunai dan
sekaligus dalam jangka waktu …….. ( …...…………….. ) bulan terhitung sejak tanggal
ditanda-tanganinya Perjanjian ini, atau pada tanggal …………………………, atau dengan cara
mengangsur pada tiap-tiap bulan pada hari kerja UJKS KOPSYAH, masing-masing sebesar
Rp. …………………… (…………………………………………………………………….) sesuai dengan
jadwal dan besarnya angsuran yang ditetapkan dalam Surat Sanggup untuk membayar
lunas sebagaimana yang dilampirkan pada dan karenanya menjadi satu kesatuan yang tak
terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.
2. Bila tanggal jatuh tempo atau saat pembayaran angsuran jatuh tidak pada hari kerja UJKS
KOPSYAH, maka Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pem-
bayaran kepada UJKS KOPSYAH pada hari pertama UJKS KOPSYAH bekerja kembali.
3. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran oleh Anggota kepada UJKS KOPSYAH, Anggota
berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk membayar penalti kepada UJKS KOPSYAH
sebesar Rp ……………………… (……………………………………………………………).
Pasal 6
PENGAKUAN UTANG DAN PEMBERIAN JAMINAN
1. Berkaitan dengan jual-beli ini, selama harga jual UJKS KOPSYAH sebagaimana dimaksud
Pasal 2 ayat 2 belum dilunasi oleh Anggota kepada UJKS KOPSYAH, maka Anggota dengan
ini mengaku berutang kepada UJKS KOPSYAH sebagaimana UJKS KOPSYAH menerima
pengakuan utang tersebut dari Na-sabah sebesar harga atau sisa harga yang belum
dibayar lunas oleh Anggota.
2. Guna menjamin ketertiban pembayaran atau pelunasan utang tersebut pada ayat 1 tepat
pada waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak berdasarkan perjanjian ini, maka
Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk membuat dan menanda-tangani
pengikatan jaminan dan menyerahkan barang jaminannya kepada UJKS KOPSYAH seba-
gaimana yang dilampirkan pada dan karenanya menjadi satu kesatuan yang tak ter-
pisahkan dari Surat Perjanjian ini.
Pasal 7
TEMPAT PEMBAYARAN
1. Setiap pembayaran atau pelunasan utang atau angsuran oleh Anggota kepada UJKS
KOPSYAH di-lakukan di kantor UJKS KOPSYAH atau di tempat lain yang ditunjuk UJKS
KOPSYAH, atau dilakukan melalui rekening yang dibuka oleh dan atas nama Anggota di
UJKS KOPSYAH.
2. Dalam hal pembayaran dilakukan melalui rekening Anggota di UJKS KOPSYAH, maka
dengan ini Anggota memberi kuasa yang tidak dapat berakhir karena sebab-sebab yang
ditentukan dalam pasal 1813 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata untuk mendebet
rekening Anggota guna membayar/melunasi utang Anggota.
Pasal 8
BIAYA, POTONGAN DAN PAJAK-PAJAK
1. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menanggung segala biaya yang
diperlukan berkenaan dengan pembuatan Perjanjian ini, termasuk jasa Notaris dan jasa
lainnya, sepanjang hal itu diberitahukan UJKS KOPSYAH kepada Anggota sebelum ditanda-
tanganinya Perjanjian ini, dan Anggota menyatakan persetujuannya.
2. Dalam hal Anggota cidera janji tidak melakukan pembayaran/melunasi utangnya ke-pada
UJKS KOPSYAH, sehingga UJKS KOPSYAH perlu menggunakan jasa Penasihat
194
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Hukum/Kuasa untuk me-nagihnya, maka Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri
untuk membayar se-luruh biaya jasa Penasihat Hukum, jasa penagihan dan jasa-jasa
lainnya sepanjang hal itu dapat dibuktikan secara sah menurut hukum.
3. Setiap pembayaran/pelunasan utang sehubungan dengan Perjanjian ini dan/atau perjan-
jian lain yang terkait dengan Perjanjian ini dan mengikat UJKS KOPSYAH dan Anggota,
dilakukan oleh Anggota kepada UJKS KOPSYAH tanpa potongan, pungutan, bea, pajak
dan/atau biaya-biaya lainnya, kecuali jika potongan tersebut diharuskan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk membayar melalui UJKS KOPSYAH,
se-tiap potongan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 9
PERISTIWA CIDERA JANJI
Menyimpang dari ketentuan dalam Pasal 5 Perjanjian ini, UJKS KOPSYAH berhak untuk menagih
pembayaran dari Anggota atau siapa pun juga yang memperoleh hak darinya, atas seluruh atau
sebahagian jumlah utang Anggota kepada UJKS KOPSYAH berdasarkan Perjanjian ini, untuk di-
bayar dengan seketika dan sekaligus, tanpa diperlukan adanya surat pemberitahuan, surat teguran,
atau surat lainnya, apabila terjadi salah satu hal atau peristiwa tersebut di bawah ini :
1. Anggota tidak melaksanakan kewajiban pembayaran/pelunasan utang tepat pada waktu
yang diperjanjikan sesuai dengan tanggal jatuh tempo atau jadwal angsuran yang dite-
tapkan dalam Surat Pengakuan Utang dan Surat Sanggup Membayar yang telah diserahkan
Anggota kepada UJKS KOPSYAH ;
2. dokumen atau keterangan yang dimasukkan/disuruhmasukkan ke dalam dokumen yang
diserahkan Anggota kepada UJKS KOPSYAH sebagaimana tersebut dalam Pasal 11 palsu,
tidak sah, atau tidak benar ;
3. Anggota tidak memenuhi dan/atau melanggar salah satu ketentuan atau lebih sebagai-
mana ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Pasal 12 Perjanjian ini ;
4. apabila berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada saat Perjanjian ini
ditandatangani atau diberlakukan pada kemudian hari, Anggota tidak dapat atau ti-dak
berhak menjadi Anggota ;
5. Anggota atau pihak ketiga telah memohon kepailitan terhadap Anggota ;
6. Anggota dinyatakan dalam pailit, ditaruh di bawah pengampuan, dibubarkan, insolvensi
dan/atau likuidasi ;
7. apabila karena sesuatu sebab, seluruh atau sebahagian Akta Jaminan dinyatakan batal atau
dibatalkan berdasarkan Putusan Pengadilan atau Badan Arbitase ;
8. apabila pihak yang bertindak untuk dan atas nama serta mewakili Anggota dalam Per-
janjian ini menjadi pemboros, pemabuk, atau dihukum berdasarkan putusan Pengadilan
yang telah berkekuatan tetap dan pasti (in kracht van gewijsde) karena tindak pidana yang
dilakukannya, yang diancam dengan hukuman penjara atau kurungan selama satu tahun
atau lebih.
Pasal 10
1. Apabila Anggota tidak melaksanakan kewajibannya tersebut pada Pasal 5 Surat Perjanjian ini,
maka demi hukum UJKS KOPSYAH berhak memohon eksekusi kepada Pengadilan Negeri yang
berwenang atau UJKS KOPSYAH untuk dan atas nama Anggota melaksanakan sendiri penjualan
barang jaminan berdasarkan Surat Kuasa yang diberikan Anggota kepada UJKS KOPSYAH
sebagaimana yang dilampirkan dari Surat Perjanjian ini, yang dilakukan baik melalui pelelangan
195
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
umum atau pun melalui penjualan secara langsung, serta meng-gunakan uang hasil lelang
eksekusi, lelang umum atau penjualan langsung tersebut sebagai pelunas kewajiban Anggota
kepada UJKS KOPSYAH.
2. Apabila penjualan barang jaminan dilakukan UJKS KOPSYAH melalui lelang eksekusi atau lelang
umum, maka Anggota dan UJKS KOPSYAH berjanji dan saling mengikatkan diri untuk
menerima harga lelang tersebut setelah dikurangi biaya-biaya lelang sebagai harga jual barang
jaminan.
3. Apabila penjualan barang jaminan dilakukan secara langsung atau di bawah tangan, maka
Anggota dan UJKS KOPSYAH saling sepakat bahwa harga jual barang jaminan ditetapkan oleh
UJKS KOPSYAH menurut harga pasar pada saat barang jaminan itu dijual yang disertai data
mengenai harga pasar dimaksud.
4. Apabila hasil penjualan barang jaminan tersebut tidak mencukupi untuk membayar seluruh
kewajiban Anggota, maka Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk tetap
melunasi sisa kewajibannya kepada UJKS KOPSYAH. Sebaliknya, apabila hasil pen-jualan
barang jaminan setelah dikurangi biaya-biaya penjualan ternyata melebihi besarnya kewajiban
Anggota kepada UJKS KOPSYAH, maka UJKS KOPSYAH berjanji dan dengan ini meng-ikatkan
diri untuk dengan serta merta menyerahkan seluruh kelebihan penjualan tersebut kepada
Anggota.
Pasal 11
PENGAKUAN DAN PEMBEBASAN UJKS KOPSYAH
DARI TUNTUTAN/GUGATAN PIHAK KETIGA
Anggota dengan ini menyatakan mengakui dengan sebenarnya, dan tidak lain dari yang se-
benarnya, bahwa :
1. Anggota berhak dan berwenang sepenuhnya untuk menandatangani Perjanjian ini dan
semua surat dokumen yang menjadi kelengkapannya serta berhak pula untuk menjalan-
kan usaha tersebut dalam Perjanjian ini.
2. Anggota menjamin, bahwa segala surat dan dokumen serta akta yang Anggota tanda-
tangani dan/atau gunakan berkaitan dengan Perjanjian ini adalah benar, keberadaannya
sah, tindakan Anggota tidak melanggar atau bertentangan dengan Anggaran Dasar
perusahaan.
3. Anggota menyatakan, bahwa pada saat penandatanganan Perjanjian ini para anggota
Direksi dan anggota Komisaris perusahaan Anggota telah mengetahui dan menyetujui hal-
hal yang dilakukan Anggota berkaitan dengan Perjanjian ini.
4. Dalam hal berlum dicukupinya barang jaminan untuk melunasi utang Anggota kepada UJKS
KOPSYAH, Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk dari waktu ke waktu se-
lama utangnya belum lunas akan menyerahkan kepada UJKS KOPSYAH, jaminan-jaminan
tam-bahan yang dinilai cukup oleh UJKS KOPSYAH.
5. Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Na-
sabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri mendahulukan untuk membayar dan
melunasi kewajiban Anggota kepada UJKS KOPSYAH dari kewajiban lainnya.
6. Dalam hal-hak yang berkaitan dengan ayat-ayat 1, 2 dan/atau 3 pasal ini, Anggota ber-
janji dan dengan ini mengikatkan diri untuk membebaskan UJKS KOPSYAH dari segala
tuntutan atau gugatan yang datang dari pihak mana pun dan/atau atas alasan apa pun.
196
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Pasal 12
PEMBATASAN TERHADAP TINDAKAN ANGGOTA
Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri, bahwa selama masa berlangsungnya Perjanjian
ini, kecuali setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari UJKS KOPSYAH, Anggota tidak akan
melakukan salah satu, sebahagian atau seluruh perbuatan-perbuatan sebagai berikut :
1. melakukan akuisisi, merger, restrukturisasi dan/atau konsolidasi perusahaan Anggota
dengan perusahaan atau orang lain ;menjual, baik sebagian atau seluruh asset perusahaan
Anggota yang nyata-nyata akan mempengaruhi kemampuan atau cara membayar atau
melunasi utang-utang atau sisa utang Anggota kepada UJKS KOPSYAH, kecuali menjual
barang dagangan yang menjadi kegiatan usaha Anggota ;
2. membuat utang kepada pihak ketiga (pihak lain) ;
3. mengubah Anggaran Dasar, susunan pemegang saham, Komisaris dan/atau Direksi per-
usahaan Anggota ;
4. melakukan investasi baru, baik yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan tu-
juan perusahaan Anggota ;
5. memindahkan kedudukan/lokasi barang jaminan dari kedudukan/lokasi barang itu se-mula
atau sepatutnya berada, dan/atau mengalihkan hak atas barang atau barang ja-minan
yang bersangkutan kepada pihak lain ;
6. mengajukan permohonan kepada yang berwenang untuk menunjuk eksekutor, kurator,
likuidator atau pengawas atas sebagian atau seluruh harta kekayaan Anggota.
Pasal 13
RISIKO
Anggota atas beban dan tanggung jawabnya, berkewajiban melakukan pemeriksaan, dan
karenanya bertanggung jawab baik terhadap keadaan fisik barang maupun sahnya bukti-bukti,
surat-surat dan/atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kepemilikan atau hak-hak lainnya
atas barang dan barang-barang yang yang dijaminkan, sehingga karena itu Anggota berjanji dan
dengan ini membebaskan UJKS KOPSYAH dari segala tuntutan atau gugatan yang datang dari
pihak mana pun dan/atau berdasar alasan apa pun.
Pasal 14
ASURANSI
Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk atas bebannya menutup asuransi berdasar
syariah terhadap seluruh barang dan jaminan yang berkaitan dengan Perjanjian ini, pada
perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh UJKS KOPSYAH, dan dengan serta merta menunjuk dan
menetapkan UJKS KOPSYAH sebagai pihak yang berhak untuk menyimpan polis asuransinya dan
yang karena itu UJKS KOPSYAH berhak menerima pembayaran klaim atas asuransi tersebut (UJKS
KOPSYAHer’s clause).
Pasal 15
PENGAWASAN/PEMERIKSAAN
Anggota berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk memberikan izin kepada UJKS KOPSYAH atau
petugas yang ditunjuknya, guna melaksanakan pengawasan/pemeriksaan terhadap ba-rang maupun barang
jaminan, serta pembukuan dan catatan pada setiap saat selama ber-langsungnya Perjanjian ini, dan kepada
197
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
petugas UJKS KOPSYAH tersebut diberi hak untuk mengambil gambar (foto), membuat fotokopi dan/atau
catatan-catatan yang dianggap perlu.
Pasal 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat atau penafsiran atas hal-hal yang tercantum di dalam
Surat Perjanjian ini atau terjadi perselisihan atau sengketa dalam pelaksanaan-nya, para pihak
sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila musyawarah untuk mufakat telah diupayakan namun perbedaan pendapat atau
penafsiran, perselisihan atau sengketa tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak, maka
para pihak bersepakat, dan dengan ini berjanji serta mengikatkan diri satu ter-hadap yang lain,
untuk menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Muamalat Indo-nesia (BAMUI) menurut
prosedur beracara yang berlaku di dalam Badan Arbitrase ter-sebut.
3. Para pihak sepakat, dan dengan ini mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa pendapat
hukum (legal opinion) dan/atau putusan yang ditetapkan oleh badan Arbitrase Muamalat
Indonesia tersebut bersifat final dan mengikat (final and binding).
Pasal 17
DOMISILI DAN PEMBERITAHUAN
1. Alamat para pihak sebagaimana yang tercantum pada kalimat-kalimat awal Surat Perjanjian
ini merupakan alamat tetap dan tidak berubah bagi masing-masing pihak yang
bersangkutan, dan ke alamat-alamat itu pula secara sah segala surat-menyurat atau
komunikasi di antara kedua pihak akan dilakukan.
2. Apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini terjadi perubahan alamat, maka pihak yang
berubah alamatnya tersebut wajib memberitahukan kepada pihak lainnya alamat barunya
dengan surat tercatat atau surat tertulis yang disertai tanda bukti penerimaan dari pihak
lainnya.
3. Selama tidak ada pemberitahuan tentang perubahan alamat sebagaimana dimaksud pada
ayat 2 pasal ini, maka surat-menyurat atau komunikasi yang dilakukan ke alamat yang
tercantum pada awal Surat Perjanjian dianggap sah menurut hukum.
Pasal 18
PENUTUP
1. Sebelum Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh Anggota, Anggota mengakui dengan
sebenarnya, dan tidak lain dari yang sebenarnya, bahwa Anggota telah membaca dengan
cermat atau dibacakan kepadanya seluruh isi Perjanjian ini berikut semua surat dan/atau
dokumen yang menjadi lampiran Surat Perjanjian ini, sehingga oleh karena itu Anggota
memahami sepenuhnya segala yang akan menjadi akibat hukum setelah Na-sabah
menandatangani Surat Perjanjian ini.
198
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
2. Apabila ada hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini, maka
Anggota dan UJKS KOPSYAH akan mengaturnya bersama secara musyawarah untuk
mufakat dalam suatu Addendum.
3. Tiap Addendum dari Perjanjian ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat dan dengan ini mengikatkan diri satu terhadap yang lain,
bahwa untuk Perjanjian ini dan segala akibatnya memberlakukan syariah Islam dan peraturan perundang-
undangan lain yang tidak bertentangan dengan syariah.
Demikianlah, Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh UJKS KOPSYAH dan Anggota di
atas kertas yang bermeterai cukup dalam dua rangkap, yang masing-masing disimpan oleh UJKS
KOPSYAH dan Anggota, dan masing-masing berlaku sebagai aslinya.
………..…………………… ….………..………………
Saksi – Saksi
………..…………………… ….………..………………
199
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Abu Syadi, Khalid, (2006). Bisnis Yang Tak Pernah Rugi. Tips Kebahagiaan Dunia
Akherat.. Jakarta. Robbani Press.
A, Karim, Adiwarman, IR.H, SE,M.B.A, M.A.E.P. (2001). Ekonomi Islam, Suatu Kajian
Kontemporer. Jakarta. Gema Insani.
Akram Khan, Muhammad. (1996). Ajaran Nabi Muhammad Saw Tentang Ekonomi,
Kumpulan Hadits-Hadits Pilihan Tentang Ekonomi. Jakarta. Pt. Bank Muamalat
Indonesia.
Amin, A. Riawan. (2004). Zikr, Pikr, Mikr. The Celestial Management. Jakarta. Senayan
Abadi Publishing.
Arifin, Zainul. Drs, MBA. (2002). Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Kerjasama PT.
Bank Muamalat, Tbk dengan Tazkia Institute. Jakarta
Bahreisy, Salim.H. Bahreisy, Said.H. (1980). Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier.
Surabaya. pt. Bina Ilmu.
Bank Indonesia. (2005). Himpunan Ketentuan Perbankan Syariah Indonesia Agustus 1999
– Januari 2005. Jakarta. Dirketorat Perbankan Syariah Bank Indonesia.
Bin Ibrahim, Lam, Abdullah, Bentler, (2005). Fiqih Finansial, Referensi Lengkap Kaum
Hartawan dan Calon Hartawan Muslim untuk Mengelola Hartanya Agar Menjadi
Berkah. Solo. Era Intermedia.
DH, Swastha. DR, MBA, SE. Sukotjo, Ibnu. SE. (1995). Pengantar Bisnis Modern.
(Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern). Edisi ketiga. Yogyakarta. Liberty.
200
Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (2005). Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Jakarta. Kemetrian
Koperasi dan UKM RI.
Pinson. Linda. (2003). Anatomy Of a Business Plan. Panduan Lengkap Menyusun Proposal
dan Rencana Bisnis, Edisi ke Lima. Jakarta Canary.
Qardhawi, Yusuf. DR. (1997). Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam. Jakarta.
Robbani Press.
Sudarsono, Drs, SH,M.Si. Edilius, SE. (1994). Manajemen Koperasi Indonesia. Jakarta.
Rineka Cipta.
Tim SOP B – BMT Baitul Maal Muamalat. (2000). SOP B-BMT. Jakarta BMM
.
Tim SOP Asbisindo (2005) SOP Produk Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bank
Perkreditan Rayat Syariah. Jakarta. DPP Asbisindo.
Tim SOP, Mitra Consulting (2005) SOP PD. BPRS Kota Bekasi. Jakarta. Mitra Consultan.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia. (2001). Konsep, Produk
Dan Implementasi Operasional Bank Syariah.Djambatan. jakarta
Tim Penulis Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia,.(2003) Himpunan Fatwa
Dewan Syariah Nasional. Edisi Kedua. Jakarta. pt. Intermasa.
Waringin, Dasem, Tung (2006). Financial Revolution. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka
Utama..
201