Anda di halaman 1dari 4

A.

Sejarah Perkembangan Koperasi

Koperasi syariah didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama antara anggota


koperasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta turut membangun tatanan
perekonomian yang berbasis kerakyatan dan berkeadilan serta sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam. Pangsa pasar koperasi syariah yang terus meningkat didorong untuk melakukan
pemberdayaan kalangan masyarakat menengah ke bawah yang diwujudkan melalui pemberian
pembiayaan usaha kecil, mikro, dan menengah.

Koperasi dilahirkan bukan berasal dari ajaran dan kultur Islam, melainkan dari pemikiran
Barat. Koperasi mulai dipraktekkan di negara kapitalis dan negara sosialis. Namun pemanfaatan
koperasi hanya untuk mendukung dan memperkuat sistem perekonomian kapitalis itu sendiri,
tidak ada dalil atau nash mengenai koperasi dan tidak pula dilakukan pada zaman nabi.

Koperasi berbasis Islam di Indonesia sudah ada sejak awal di dirikannya SDI (Serikat
Dagang Islam) di Solo, jawa tengah. Serikat dagang islam selanjutnya menjadi serikat islam
yang cenderung bernuansa politik. Setelah SDI mengkonsentrasikan perjuangannya di bidang
politik, koperasi syariah tidak terdengar lagi di Indonesia, baru sekitar tahun 1990 koperasi
syariah mulai muncul lagi di Indonesia.

Kelahiran Koperasi syariah di indonesia dilandasi oleh ketentuan keputusan menteri


(kepmen) koperasi dan UKM Republik Indonesia Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10
September 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan
Syariah. Dengan adanya sistem ini, membantu koperasi serba usaha di Indonesia memiliki Unit
Jasa Keuangan Syariah.

Moh. Hatta bapak koperasi Indonesia, mendefinisikan koperasi sebagai usaha bersama
untuk memperbaiki nasib kehidupan ekonomi berdasarkan prinsip saling tolong-menolong.
Keberadaan Koperasi diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan
prinsip tolong menolong. Mengingat, sebagian besar masyarakat Indonesia mayoritas muslim.
Ini menjadi landasan kuat bagi masyarakat akan pentingnya koperasi.

Namum, dalam praktiknya, koperasi yang ada pada saat sekarang ini menggunakan sistem
konvensional, yang dinilai oleh sebagian masyarakat masih terdapat riba dan ketidakjelasan
akad dalam syirkah. Sedangkan dalam Islam riba adalah sesuatu yang diharamkan sebagaimana
yang terdapat di dalam QS. Al Baqarah ayat 275 yang berbunyi “ Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba.” Begitu juga dengan akad dalam koperasi yang masih diragukan
di masyarakat, karena dinilai belum sesuai dengan prinsip syariah.

Untuk menjadikan prinsip operasional koperasi agar sesuai dengan prinsip syariah, maka
dibentuk koperasi syariah atau baitul mal wa tamwil (BMT). Saat ini sudah banyak penggerak
koperasi yang berinisiatif untuk mendirikan koperasi syariah dengan tujuan mensejahterakan
para anggotanya yang berlandaskan prinsip syariah. Meski jumlahnya masih minim, namun
perkembangan koperasi syariah sangat berkembang baik di Indonesia. (noer m. a., 2022)

B. Pengertian dan Tujuan Koperasi Syariah

1. Pengertian Koperasi Syariah

Dalam etimologi koperasi berawal dari kata co dan operation. Co bermakna bersama
sedangkan operation bermakna bekerja atau berusaha. Dengan ini cooperation adalah berusaha
bersama dengan orang lain demi mencapai tujuan dan kepentingan yang disepakati. (Yunia)
(Djoko Budi S dan Ika Yunia F, 2020)

Koperasi adalah bentuk kerjasama oleh kelompok orang dalam menghimpun dana dengan
rutin untuk tujuan memajukan kehidupan anggota. Koperasi merupakan usaha bersama untuk
memperbaiki nasib kehidupan finansial yang didasari pada saling membantu yang didorong oleh
keinginan untuk menawarkan bantuan kepada sahabat dengan jiwa satu untuk semua dan semua
untuk satu. (Bernhardi1Limbong, 2010)

Koperasi adalah lembaga keuangan yang berdiri atas dasar asas gotong-royong dan
kebersamaan. Koperasi banyak ditemukan di seluruh daerah, ini dikarenakan koperasi mampu
menjadi akses bagi orang untuk sukses dan berkembang bersama-sama. Ini menjadikan koperasi
sebagai penggerak berkembangnya perekonomian nasional dan mampu menjadi pendorong
usaha dan keberlangsungan hidup banyak orang.

Koperasi syariah adalah bentuk pendekatan koperasi konvensional melalui penyesuian


syariah maupun kegiatan ekonomi Rasululloh maupun para sahabat nabi. Koperasi syariah
didirikan dengan konsep syirkah al-mufawadhoh merupakan kerjasama antara beberapa orang,
dan setiap anggota berpartisipasi dalam usaha dengan beban yang seimbang. Masing-masing
anggota menganggung hak dan kewajiban satu sama lain, tidak diperkenankan satu anggota
menanamkan modal lebih besar dan penghasilan yang lebih banyak dari anggota lain. Usaha
koperasi syariah meliputi kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat (thayib) serta
menguntungkan dengan sistem bagi hasil, dan tidak riba. Untuk menjalankan fungsi perannya,
koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi.
Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. (Sholihin, 2010)

2. Tujuan Koperasi Syariah

Tujuan utama kopersi syariah yakni memajukan kesejahteraan anggotanya sesui dengan
norma dan moral syariah yang ada, yaitu dengan cara halal dan meninggalkan perbuatan yang
haram. Koperasi syariah berfungsi untuk melakukan dua hal penting, yaitu tahsil, yakni
mengamankan manfaat dan ibqa, yaitu mencegah kerusakan atau cedera seperti yang diarahkan
oleh Pemberi Hukum. Maslahah di sisi lain adalah perangkat hukum yang digunakan dalam teori
hukum Islam untuk mempromosikan kepentingan publik dan mencegah kejahatan sosial atau
korupsi.

Koperasi syariah memiliki tujuan untuk mensejahterakan perekonomian anggota sesuai


dengan aturan dan akhlak syariah, menjalin keadilan dan persaudaraan sesama anggota, serta
membagi pendapatan dan kekayaan antar anggota secara merata berdasarkan kontribusi yang
diberikan. Memahami bahwa manusia hanya memiliki pemahaman yang kreatif dan menikmati
kebebasan pribadinya dalam kesejahteraan sosial untuk taat kepada Tuhan, meningkatkan
kesejahteraan anggotanya, terutama seluruh lapisan masyarakat, dan berkontribusi pada
terwujudnya tatanan ekonomi yang berkeadilan sesuai dengan ajaran Islam. (Setiyanti, 2014)
Dengan tujuan yang sudah diatur dalam ias syariat Islam, maka koperasi syariah sudah
seharusnya memperhatikan bagaimana harta itu ias dimanfaatkan tidak hanya untuk kebutuhan
individu, tapi juga ias menjadi manfaat untuk masyarakat seluruhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Djoko Budi S dan Ika Yunia F, Koperasi Syariah di Indonesia : Perspektif maqashid Syariah
(Depok : PT RajaGrafindo Persada, 2020) hlm 1

Bernhardi1Limbong,1Pengusaha0Koperasi, (Jakarta: CV0Rafi Maju0Mandiri, 2010), hlm 65.

Sholihin, A.I., Buku Pintar Ekonomi Syariah. (PT Gramedia Pustaka Utama, 2010)

Warno dan Sri Wiranti Setiyanti, “Konsistensi Penerapan Sak Syariah pada Koperasi Syariah”,
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, No.2, 2014

Anda mungkin juga menyukai