“KOPERASI KONVENSIONAL”
1. ARIFAH KURNIAWATI
2. ANGGUN RISMAWATI
3. NUR FAZIRA
4. RIRIN RIATULJANNAH
5. ALDY SAPUTRA
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Koperasi Konvensional?
2. Bagaimana Prosedur Pendirian Koperasi Konvensional?
3. Apa saja Jenis-Jenis Koperasi?
4. Bagaimana Manajemen Operasional Koperasi Konvensional?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari kata cooperation (Bahasa Inggris) yang berarti kerja sama.
Sedangkan menurut istilah yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu perkumpulan yang
dibentuk oleh para anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para
anggotanya dengan harga yang relative rendah dan bertujuan meningkatkan kesejahteraan
hidup bersama.[1]
Menurut Dr. Fay (1908), definisi koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan
berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan
semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup
menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan
pemanfaatan mereka terhadap organisasi.
Bapak Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang berjudul “10 Tahun
Koperasi” 1941, mengatakan bahwa: “Koperasi ialah perkumpulan manusia seorang-seorang
yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.”
Kata-kata yang tersurat dalam definisi tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Adanya unsur kesukarelaan dalam berkoperasi;
2. Dengan bekerja sama itu, manusia akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkan;
3. Pendirian dari suatu koperasi mempunyai pertimbangan-pertimbangan ekonomis.
Prof. R.S. Soeriaatmadja, dalam kuliahnya pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
memberikan definisi bahwa Koperasi ialah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas
dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan
politik secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat
kebendaan atas tanggungan bersama.[2]
Prof. Marvin, A. Schaars, selaku seorang guru besar dari University of Wisconsin, Madison
USA, yang memberikan definisi bahwa koperasi adalah suatu badan usaha yang secara
sukarela dan dikendalikan oleh anggota yang sekaligus juga pelanggannya dan dioperasikan
oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nirlaba atau atas dasar biaya.
Disamping itu, definisi koperasi di Indonesia sendiri juga mengalami perkembangan atau
perubahan dari suatu Undang-Undang Koperasi ke Undang-Undang Koperasi berikutnya.
UU Koperasi No. 14 Tahun 1965, Bab III Pasal 3 mengatakan koperasi adalah organisasi
ekonomi dan alat revolusi yang berfungsi sebagai tempat persemaian insan masyarakat serta
wahana menuju Sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila.[3]
Menurut UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian, mendefinisikan bahwa koperasi
merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hokum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat, yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi Indonesia mengandung 5
unsur berikut:
1. Koperasi adalah badan usaha (Business Enterprise);
2. Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan atau badan hokum;
3. Koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip koperasi;
4. Koperasi Indonesia adalah Gerakan Ekonomi Rakyat;
5. Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan.[4]
Koperasi syariah adalah suatu organisasi yang beranggotakan orang perorangan atau badan
Hukum yang bekerja sama dengan kesadaran dan berdasarkn syariat islam yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar suka rela dan berasaskan
kekeluargaan.[5]
C. Jenis-Jenis Koperasi
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi (Pasal
2), mengatakan sebagai berikut :
1. Pada dasarnya yang dimaksud dengan penjenisan koperasi ialah pembedaan koperasi
yang didasarkan pada golongan dan fungsi ekonomi.
2. Dalam peraturan ini dasar penjenisan koperasi ditekankan pada lapangan usaha dan atau
tempat tinggal para anggota sesuatu koperasi.[7]
Jika ditinjau dari berbagai sudut pendekatan, maka penjenisan koperasi dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan pendekatan menurut lapangan usaha dan tempat tinggal para anggotanya,
maka dikenal beberapa jenis koperasi sebagai berikut:
a. Koperasi desa
Koperasi Desa yaitu koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari penduduk desa yang
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dalam koperasi dan menjalankan
aneka usaha dalam suatu lingkungan tertentu. Sebaiknya dalam satu daerah kerja
tingkat desa hanya ada satu Koperasi Desa yang tidak hanya menjalankan kegiatan
usaha bersifat single purpose, tetapi juga kegiatan usaha yang bersifat multi purpose
(serba usaha) untuk mencukupi segala kebutuhan para anggotanya dalam satu
lingkungan tertentu, misalnya :
a) Usaha pembelian alat-alat pertanian
b) Usaha pembelian dan penyaluran pupuk
c) Usaha pembelian dan penjualan kebutuhan hidup sehari-hari.[8]
b. Koperasi Unit Desa (KUD)
c. Koperasi Konsumsi
Merupakan koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang
mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. Biasanya koperasi
jenis ini menjalankan usaha untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari para
anggotanya dan masyarakat sekitar.
d. Koperasi Pertanian (Koperta)
Yaitu koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari para petani pemilik tanah,
buruh tani, dan orang-orang yang berkepentingan serta bermata pencarian yang
berhubungan dengan usaha-usaha pertanian.
e. Koperasi Peternakan
Merupakan koperasi yang anggotanya terdiri dari peternak, pengusaha peternakan
dan buruh peternakan yang berkepentingan dan mata pencahariannya langsung
berhubungan dengan soal-soal peternakan.
f. Koperasi Perikanan
Yakni koperasi yang anggotanya terdiri dari para peternak ikan, pengusaha
perikanan, pemilik kolam ikan pemilik alat perikanan, nelayan, dan sebagainya
yang berhubungan dengan bidang perikanan.
g. Koperasi Kerajinan atau Koperasi Industri
Yaitu koperasi yang anggotanya terdiri dari para pengusaha kerajinan/industry dan
buruh yang berkepentingan serta mata pencahariannya langsung berhubungan
dengan kerajinan atau industry.
h. Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit
Yakni koperasi yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai
kepentingan langsung dalam masalah perkreditan.
2. Berdasarkan pendekatan menurut golongan fungsional, maka dikenal jenis-jenis
koperasi berikut :
a. Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
b. Koperasi Angkatan Darat (KOPAD)
c. Koperasi Angkatan Laut (KOPAL)
d. Koperasi Angkatan Udara (KOPAU)
e. Koperasi Angkatan Kepolisian (KOPAK)
f. Koperasi Pensiunan Angkatan Darat
g. Koperasi Pensiunan Pegawai Negeri
h. Koperasi Karyawan.
3. Berdasarkan pendekatan sifat khusus dari aktivitas dan kepentingan ekonominya, terdiri
dari :
a. Koperasi Batik
b. Bank Koperasi
c. Koperasi Asuransi
4. Ditinjau dari segi usahanya, koperasi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Koperasi yang berusaha tunggal (Singel Purpose), yaitu koperasi yang hanya
menjalankan satu bidang usaha, seperti koperasi yang hanya berusaha di bidang
konsumsi, bidang kredit, atau bidang produksi.
b. Koperasi serba usaha (Multi Purpose), yaitu koperasi yang berusaha dalam berbagai
bidang, seperti koperasi yang melakukan pembelian dan penjualan.
5. Dari segi tujuannya , koperasi dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Koperasi produksi, yaitu koperasi yang mengurus pembuatan barang-barang yang
bahan-bahannya dihasilkan oleh anggota koperasi.
b. Koperasi konsumsi, yaitu koperasi yang mengurus pembelian barang-barang guna
memenuhi kebutuhan anggotanya.
c. Koperasi kredit, yaitu koperasi yang memberikan pertolongan kepada anggota-
anggotanya yang membutuhkan modal.[9]
Bahith,Abdul, Islam dan Manajemen Koperasi, (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008).
Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada,2000).
Hendrojogi, Koperasi:Asas-Asas, Teori dan Praktik, (Jakarta:Rajawali Pers.2010).
Iska,Syukri dan Rizal, Lembaga Keuangan Syariah, (Batusangkar:STAIN Batusangkar,2005).
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada,2001).
Sitio,Arifin dan Tamba,Halomoan, Koperasi: Teori dan Praktik, (Jakarta:Erlangga.2001).
[1] Iska,Syukri dan Rizal, Lembaga Keuangan Syariah, (Batusangkar:STAIN
Batusangkar,2005). Hlm.73
[2] Hendrojogi, Koperasi:Asas-Asas, Teori dan Praktik, (Jakarta:Rajawali Pers.2010). hlm.20-21
[3] Ibid,… hlm.25
[4] Sitio,Arifin dan Tamba,Halomoan, Koperasi: Teori dan Praktik, (Jakarta:Erlangga.2001).
hlm.18
[5] Bahith,Abdul, Islam dan Manajemen Koperasi, (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008), hlm
8
[6] Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada,2000).
hlm.66-68
[7] Hendrojogi, Koperasi:Asas-Asas, Teori dan Praktik……. hlm.62
[8] Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia,…... hlm.63-65
[9] Iska,Syukri dan Rizal, Lembaga Keuangan Syariah……….. hlm.75
[10] Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia,…… hlm.81
[11] Ibid,. hlm.90-91
[12] Ibid,. hlm.74-76
[13] Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada,2001).
hlm.256-257
[14] Iska,Syukri dan Rizal, Lembaga Keuangan Syaria,…… hlm.80-81