Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

“KOPERASI KONVENSIONAL”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Koperasi dan Lembaga Simpan Pinjam Syariah

Dosen Pengampu : MISKUN, SE., MM

Disusun oleh Kelompok 1 :

1. ARIFAH KURNIAWATI
2. ANGGUN RISMAWATI
3. NUR FAZIRA
4. RIRIN RIATULJANNAH
5. ALDY SAPUTRA

PRODI: EKONOMI SYARIAH


SEMESTER ENAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
STAI AR-RIDHA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi syari’ah merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama dikenal
di Indonesia. Pelopor pengembangan koperasi di Indonesia adalah Bung Hatta, dan sampai
saat ini beliau sangat dikenal sebagai bapak koperasi Indonesia.
Dengan perjalannya koperasi yang sebenarnya sangat sesuai dengan jiwa bangsa
Indonesia justru perkembangannya yang tidak mengembirakan. Koperasi yang dianggap
sebagai anak kandung dan tulang punggung ekonomi kerakyatan justru hidupnya timbul
tenggelam, sekalipun pemeritah telah berjuang keras untuk menghidupkan dan
memberdayakan koperasi ditengah-tengah masyarakat.
Untuk mendapatkan karunia Allah SWT, banyak cara yang dilakukan oleh orang. Sebab
selagi masih hidup banyaknya tuntutan hidup yang harus dipenuhi. Ada orang yang berusaha
secara individual ada pula yang berusaha secara bersama-sama (kolektif). Salah satu usaha
yang berkembang dalam masyarakat di Indonesia adalah koperasi.
Hadirnya koperasi syariah sebagai organisasi yang relatif baru menimbulkan tantangan
besar. Para pakar syari’ah harus mencari dasar bagi penerapan dan pengembangan standar
koperasi syariah yang berbeda dengan koperasi konvensional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Koperasi Konvensional?
2. Bagaimana Prosedur Pendirian Koperasi Konvensional?
3. Apa saja Jenis-Jenis Koperasi?
4. Bagaimana Manajemen Operasional Koperasi Konvensional?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari kata cooperation (Bahasa Inggris) yang berarti kerja sama.
Sedangkan menurut istilah yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu perkumpulan yang
dibentuk oleh para anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para
anggotanya dengan harga yang relative rendah dan bertujuan meningkatkan kesejahteraan
hidup bersama.[1]
Menurut Dr. Fay (1908), definisi koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan
berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan
semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup
menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan
pemanfaatan mereka terhadap organisasi.
Bapak Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang berjudul “10 Tahun
Koperasi” 1941, mengatakan bahwa: “Koperasi ialah perkumpulan manusia seorang-seorang
yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.”
Kata-kata yang tersurat dalam definisi tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Adanya unsur kesukarelaan dalam berkoperasi;
2. Dengan bekerja sama itu, manusia akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkan;
3. Pendirian dari suatu koperasi mempunyai pertimbangan-pertimbangan ekonomis.
Prof. R.S. Soeriaatmadja, dalam kuliahnya pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
memberikan definisi bahwa Koperasi ialah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas
dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan
politik secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat
kebendaan atas tanggungan bersama.[2]
Prof. Marvin, A. Schaars, selaku seorang guru besar dari University of Wisconsin, Madison
USA, yang memberikan definisi bahwa koperasi adalah suatu badan usaha yang secara
sukarela dan dikendalikan oleh anggota yang sekaligus juga pelanggannya dan dioperasikan
oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nirlaba atau atas dasar biaya.
Disamping itu, definisi koperasi di Indonesia sendiri juga mengalami perkembangan atau
perubahan dari suatu Undang-Undang Koperasi ke Undang-Undang Koperasi berikutnya.
UU Koperasi No. 14 Tahun 1965, Bab III Pasal 3 mengatakan koperasi adalah organisasi
ekonomi dan alat revolusi yang berfungsi sebagai tempat persemaian insan masyarakat serta
wahana menuju Sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila.[3]
Menurut UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian, mendefinisikan bahwa koperasi
merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hokum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat, yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi Indonesia mengandung 5
unsur berikut:
1. Koperasi adalah badan usaha (Business Enterprise);
2. Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan atau badan hokum;
3. Koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip koperasi;
4. Koperasi Indonesia adalah Gerakan Ekonomi Rakyat;
5. Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan.[4]
Koperasi syariah adalah suatu organisasi yang beranggotakan orang perorangan atau badan
Hukum yang bekerja sama dengan kesadaran dan berdasarkn syariat islam yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar suka rela dan berasaskan
kekeluargaan.[5]

B. Prosedur Pendirian Koperasi


Secara umum, para pelopor atau calon pengelola koperasi adalah orang-orang yang memiliki
kreteria sebagai berikut :
1. Mempunyai minat besar, jiwa kemasyarakatan, serta cita-cita tinggi untuk bekerja bagi
kepentingan orang banyak.
2. Menyadari peranan koperasi dalam mewujudkan demokrasi ekonomi dan mempertinggi
taraf hidup rakyat.
3. Memiliki keberanian, sikap pantang menyerah, dan keyakinan bahwa koperasi mampu
dijadikan alat untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
4. Memiliki integritas kepribadian tinggi.

Berikut adalah fase-fase pendirian koperasi :


1. Fase Pembentukan/Pendirian
Persyaratan untuk mendirikan koperasi yang biasanya telah tertuang dalam Undang-
Undang Koperasi, antara lain sebagai berikut:
a. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi harus mempunyai kepentingan
ekonomi yang sama.
b. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi harus mempunyai tujuan yang sama.
c. Harus memenuhi syarat jumlah minimum anggota, seperti yang telah ditentukan
oleh pemerintah.
d. Harus dibuat dengan konsep anggaran koperasi.
Jika persyaratan tersebut telah terpenuhi, maka orang-orang yang memprakarsai
pembentukan koperasi tersebut mengundang untuk rapat pertama, sebagai rapat
pendirian koperasi.
Konsep anggaran dasar koperasi seharusnya telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh
panitia pendiri, yang nantinya akan dibahas dan disahkan dalam rapat pendirian. Dalam
rapat tersebut, selain disahkan anggaran dasar koperasi juga dibentuk pengurus dan
pengawas. Selanjutnya pengurus koperasi mempunyai kewajiban mengajukan
permohonan pengesahan kepada pejabat yang berwenang secara tertulis disertai Akta
Pendirian koperasi dan Berita Acara Rapat Pendirian.
2. Fase Pengesahan
Atas dasar permohonan pengesahan yang disampaikan oleh pengurus koperasi yang
juga merupakan pendiri secara tertulis tersebut, maka dalam jangka waktu paling lama 3
bulan sejak diterimanya permohonan tersebut, pejabat yang bersangkutan harus
memberikan keputusan apakah permohonan tersebut diterima atau tidak.
Jika permohonan tersebut ditolak, maka alasan-alasan penolakan tersebut diberitahukan
secara tertulis kepada para pendiri dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak
diterimanya permohonan tersebut. Dalam hal terjadinya penolakan tersebut, para pendiri
atau pengurus dapat mengajukan permohonan ulang paling lama satu bulan sejak
diterimanya penolakan tersebut. Untuk keputusan atas pengulangan tersebut akan
diberikan dalam jangka waktu paling lama satu bulan.
Namun jika permohonan pengesahan tersebut diterima, maka sejak itu koperasi berstatus
sebagai badan hokum. Pengesahannya ditandai dengan diumumkannya akta pendirian
koperasi tersebut, yang didalamnya termuat pula anggaran dasarnya ke dalam Berita Negara
Republik Indonesia.[6]

C. Jenis-Jenis Koperasi
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi (Pasal
2), mengatakan sebagai berikut :
1. Pada dasarnya yang dimaksud dengan penjenisan koperasi ialah pembedaan koperasi
yang didasarkan pada golongan dan fungsi ekonomi.
2. Dalam peraturan ini dasar penjenisan koperasi ditekankan pada lapangan usaha dan atau
tempat tinggal para anggota sesuatu koperasi.[7]
Jika ditinjau dari berbagai sudut pendekatan, maka penjenisan koperasi dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan pendekatan menurut lapangan usaha dan tempat tinggal para anggotanya,
maka dikenal beberapa jenis koperasi sebagai berikut:
a. Koperasi desa
Koperasi Desa yaitu koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari penduduk desa yang
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dalam koperasi dan menjalankan
aneka usaha dalam suatu lingkungan tertentu. Sebaiknya dalam satu daerah kerja
tingkat desa hanya ada satu Koperasi Desa yang tidak hanya menjalankan kegiatan
usaha bersifat single purpose, tetapi juga kegiatan usaha yang bersifat multi purpose
(serba usaha) untuk mencukupi segala kebutuhan para anggotanya dalam satu
lingkungan tertentu, misalnya :
a) Usaha pembelian alat-alat pertanian
b) Usaha pembelian dan penyaluran pupuk
c) Usaha pembelian dan penjualan kebutuhan hidup sehari-hari.[8]
b. Koperasi Unit Desa (KUD)
c. Koperasi Konsumsi
Merupakan koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang
mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. Biasanya koperasi
jenis ini menjalankan usaha untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari para
anggotanya dan masyarakat sekitar.
d. Koperasi Pertanian (Koperta)
Yaitu koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari para petani pemilik tanah,
buruh tani, dan orang-orang yang berkepentingan serta bermata pencarian yang
berhubungan dengan usaha-usaha pertanian.
e. Koperasi Peternakan
Merupakan koperasi yang anggotanya terdiri dari peternak, pengusaha peternakan
dan buruh peternakan yang berkepentingan dan mata pencahariannya langsung
berhubungan dengan soal-soal peternakan.
f. Koperasi Perikanan
Yakni koperasi yang anggotanya terdiri dari para peternak ikan, pengusaha
perikanan, pemilik kolam ikan pemilik alat perikanan, nelayan, dan sebagainya
yang berhubungan dengan bidang perikanan.
g. Koperasi Kerajinan atau Koperasi Industri
Yaitu koperasi yang anggotanya terdiri dari para pengusaha kerajinan/industry dan
buruh yang berkepentingan serta mata pencahariannya langsung berhubungan
dengan kerajinan atau industry.
h. Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit
Yakni koperasi yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai
kepentingan langsung dalam masalah perkreditan.
2. Berdasarkan pendekatan menurut golongan fungsional, maka dikenal jenis-jenis
koperasi berikut :
a. Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
b. Koperasi Angkatan Darat (KOPAD)
c. Koperasi Angkatan Laut (KOPAL)
d. Koperasi Angkatan Udara (KOPAU)
e. Koperasi Angkatan Kepolisian (KOPAK)
f. Koperasi Pensiunan Angkatan Darat
g. Koperasi Pensiunan Pegawai Negeri
h. Koperasi Karyawan.
3. Berdasarkan pendekatan sifat khusus dari aktivitas dan kepentingan ekonominya, terdiri
dari :
a. Koperasi Batik
b. Bank Koperasi
c. Koperasi Asuransi
4. Ditinjau dari segi usahanya, koperasi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Koperasi yang berusaha tunggal (Singel Purpose), yaitu koperasi yang hanya
menjalankan satu bidang usaha, seperti koperasi yang hanya berusaha di bidang
konsumsi, bidang kredit, atau bidang produksi.
b. Koperasi serba usaha (Multi Purpose), yaitu koperasi yang berusaha dalam berbagai
bidang, seperti koperasi yang melakukan pembelian dan penjualan.
5. Dari segi tujuannya , koperasi dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Koperasi produksi, yaitu koperasi yang mengurus pembuatan barang-barang yang
bahan-bahannya dihasilkan oleh anggota koperasi.
b. Koperasi konsumsi, yaitu koperasi yang mengurus pembelian barang-barang guna
memenuhi kebutuhan anggotanya.
c. Koperasi kredit, yaitu koperasi yang memberikan pertolongan kepada anggota-
anggotanya yang membutuhkan modal.[9]

D. Manajemen Operasional Koperasi Konvensional


1. Kelembagaan Koperasi
Di dalam UU No. 25 Tahun 1992, ketentuan mengenai perangkat organisasi koperasi
diatur dalam pasal 21 beserta penjelasannya, yang terdiri dari :
a. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di dalam struktur
kehidupan koperasi dan merupakan perwujudan kehendak dari para anggota
koperasi untuk membicarakan segala sesuatu yang menyangkut dengan kehidupan
serta pelaksanaan koperasi.[10]
Menurut ketentuan Pasal 23 UU No. 25 Tahun 1992, rapat anggota koperasi
menetapkan hal-hal sebagai berikut :
a) Anggaran dasar
b) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi
c) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawasan
d) Rencana kerja, rencana pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan
laporan keuangan
e) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya
f) Pembagian sisa hasil usaha (SHU)
g) Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
Di dalam praktik, pejabat-pejabat pemerintah terutama yang ada kaitannya secara
langsung dengan pembinaan koperasi, biasanya turut diundang dalam rapat anggota
dan diberi kesempatan berbicara untuk memberikan bimbingan. Keputusan yang
dihasilkan dalam rapat anggota tersebut bersifat mengikat seluruh anggota koperasi.
b. Pengurus Koperasi
Pengurus merupakan perangkat organisasi koperasi setingkat di bawah kekuasaan
Rapat Anggota. Pengurus koperasi dipilih dari, dan oleh anggota dalam rapat
anggota, untuk masa jabatannya 5 tahun dengan kemungkinan dapat dipilih
kembali.
Mengenai tugas dan wewenang pengurus sesuai dengan ketentuan Pasal 30 UU No.
25 Tahun 1992, sebagai berikut :
a) Mengelola koperasi dan usaha koperasi
b) Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran
pendapatan dan belanja koperasi
c) Menyelenggarakan rapat anggota
d) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas
e) Memilihara daftar buku anggota dan pengurus
f) Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
c. Pengawas Koperasi
Tugas pengawas secara umum adalah mengawasi jalannya kegiatan koperasi yang
dilaksanakan oleh pengurus, dan hasil pengawasannya tersebut kemudian
dilaporkan pada rapat anggota secara tertulis. Mengenai tugas dan kewenangan
pengawas ditetapkan dalam UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 39, antara lain:
a) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
koperasi
b) Membuat laporan tertullis tentang hasil pengawasan yang dilakukan
c) Meneliti catatan yang ada pada koperasi
d) Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
e) Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga[11]
2. Prosedur Keanggotaan Koperasi
Menurut ketentuan Pasal 17 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992, dinyatakan bahwa anggota
koperasi Indonesia merupakan pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi.
Beberapa ketentuan mengenai anggota koperasi, sebagai berikut :
a. Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesadaran dan kehendak secara bebas dari
para calon anggota tanpa adanya paksaan apapun dan oleh siapapun.
b. Setiap orang yang merasa mempunyai kesadaran berkoperasi, boleh ikut serta
menjadi anggota koperasi.
c. Dalam pasal 19 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992, dinyatakan bahwa keanggotaan
koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha
koperasi.
d. Dalam ketentuan pasal 19 ayat (2) UU No. 25 Tahun 1992 dinyatakan bahwa
keanggotaan koperasi diperoleh maupun diakhiri setelah syarat seperti diatur dalam
anggaran dasar dipenuhi.
e. Dalam ketentuan pasal 18 ayat (1) UU No. 25 Tahun 1992 dinyatakan bahwa yang
dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga Negara Indonesia yang mampu
melakukan tindakan hokum atau koperasi yang memenuhi persyaratan seperti yang
ditetapkan dalam anggaran dasar.[12]
3. Produk Koperasi
a. Koperasi Simpan Pinjam
Yakni koperasi yang melakukan usaha penyimpanan dan peminjaman sejumlah
uang untuk keperluan para anggotanya. Koperasi jenis ini sering disebut dengan
koperasi kredit yang khusus menyediakan dana bagi anggota yang memerlukan
dana yang relative kecil. Keuntungan dari koperasi ini dapat diperoleh dari :
a) Biaya bunga yang dibebankan kepada peminjam
b) Biaya administrasi setiap kali transaksi
c) Hasil investasi di luar kegiatan koperasi.[13]
b. Koperasi Syariah
Pada prinsipnya, usaha yang dilakukan koperasi syariah hamper sama dengan
koperasi lainnya. Usahanya dapat dikategorikan pada dua bagian utama, yakni
sebagai berikut :
1) Usaha Penghimpunan Dana
a. Modal, dapat berupa:
a) Simpanan pokok, yaitu simpanan yang dibayarkan satu kali ketika
mendaftar sebagai anggota.
b) Simpanan wajib, yaitu simpanan yang dibayarkan oleh semua anggota
secara teratur, biasanya dalam jangka waktu per bulan.
c) Simpanan yang berupa tabungan pembiayaan, simpanan berjangka
mudharabah, dan tabungan koperasi mudharabah.
2) Usaha Penyaluran Dana
Menurut A.Djazuli (2002:158) jenis-jenis pembiayaan di koperasi syariah
terdiri dari beberapa macam bergantung pada dasar yang digunakan.
Berdasarkan tujuan penggunaannya, pembiayaan terdiri dari :
a. Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan untuk pengadaan sarana atau alat
produksi;
b. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk pengadaan bahan baku
atau barang yang diperdagangkan.
Berdasarkan sector usaha yang dibiayai, jenis pembiayaan terdiri dari :
a. Perdagangan, seperti took kelontong, warung nasi, pedagang keliling,
pedagang pasar dan sejenisnya.
b. Industry, seperti pembuatan kerupuk, tahu, tempe, batu bata, kerajinan,
konveksi, sepatu dan jenis lainnya.
c. Pertanian, seperti tanaman sayur, palawija dan sebagainya.
d. Peternakan, seperti peternakan ayam, itik, sapi, dan sejenisnya.
e. Jasa, seperti foto copy, cuci cetak foto, sablon, penjahit, dan lain-lain.
Sedangkan pembiayaan berdasarkan jangka waktu terdiri atas :
a. Jangka pendek, yaitu yang kurang dari satu tahun.
b. Jangka menengah, yaitu jangka waktu selama satu tahun.
c. Jangka waktu panjang, yaitu yang lebih dari satu tahun.[14]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa koperasi itu merupakan
suatu lembaga, organisasi atau perkumpulan sekelompok orang yang bekerja sama dalam
membangun kesejahteraan kehidupan dengan meningkatkan kegiatan ekonomi, yang mana
setiap individu yang tergabung dalam organisasi tersebut mempunyai visi, misi serta tujuan
yang sama yakni dalam rangka meningkatkan kebutuhan ekonomi serta kesejahteraan
masyarakat luas.
Orang-orang yang tergabung dalam anggota koperasi tersebut bergabung secara
sukarela atas kesadaran adanya kebutuhan bersama, tanpa paksaan dan ancaman dari pihak
manapun.
Dalam mendirikan koperasi tersebut melalui dua fase, yaitu fase pembentukan pendirian
dan fase pengesahan pendirian koperasi tersebut. Dalam operasionalnya terdapat
kelembagaan yang meliputi keanggotaan, kepengurusan serta pengawasan. Untuk sumber
dana permodalannya sendiri bersumber dari simpanan pokok, simpanan wajib serta
simpanan sukarela yang diberikan oleh setiap anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA

Bahith,Abdul, Islam dan Manajemen Koperasi, (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008).
Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada,2000).
Hendrojogi, Koperasi:Asas-Asas, Teori dan Praktik, (Jakarta:Rajawali Pers.2010).
Iska,Syukri dan Rizal, Lembaga Keuangan Syariah, (Batusangkar:STAIN Batusangkar,2005).
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada,2001).
Sitio,Arifin dan Tamba,Halomoan, Koperasi: Teori dan Praktik, (Jakarta:Erlangga.2001).
[1] Iska,Syukri dan Rizal, Lembaga Keuangan Syariah, (Batusangkar:STAIN
Batusangkar,2005). Hlm.73
[2] Hendrojogi, Koperasi:Asas-Asas, Teori dan Praktik, (Jakarta:Rajawali Pers.2010). hlm.20-21
[3] Ibid,… hlm.25
[4] Sitio,Arifin dan Tamba,Halomoan, Koperasi: Teori dan Praktik, (Jakarta:Erlangga.2001).
hlm.18
[5] Bahith,Abdul, Islam dan Manajemen Koperasi, (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008), hlm
8
[6] Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada,2000).
hlm.66-68
[7] Hendrojogi, Koperasi:Asas-Asas, Teori dan Praktik……. hlm.62
[8] Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia,…... hlm.63-65
[9] Iska,Syukri dan Rizal, Lembaga Keuangan Syariah……….. hlm.75
[10] Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia,…… hlm.81
[11] Ibid,. hlm.90-91
[12] Ibid,. hlm.74-76
[13] Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada,2001).
hlm.256-257
[14] Iska,Syukri dan Rizal, Lembaga Keuangan Syaria,…… hlm.80-81

Anda mungkin juga menyukai