Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“Berorientasi pada Tindakan & Pengambilan Risiko”

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Rizky Yudha Pratama 2019210600


2. Ahmad Ihza Mahendra 2019210789
3. Frisda Dwi Nurwenda 2019210671
4. Adelia Anggita Putri 2019210673
Kelas AA

STIE PERBANAS SURABAYA


2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat-
Nya, sehingga penulis beserta teman-teman kelompok 4 dapat
menyelesaikan makalah tentang “Berorientasi pada Tindakan & Pengambilan Risiko”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata
kuliah Kewirausahaan yaitu ibu DRA.EC.Aniek Maschudah I.,M.Si.

Penulis mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,


dalam hal menambah pengetahuan dan memahami sikap dan tindakan pribadi yang
berorientasi pada tindakan dalam melakukan suatu tindakan dan juga mengidentifkasi risiko
yang potensial. Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok yang telah
mendukung dan menjalin kerjasama yang baik sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari makalah  ini terdapat banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 20 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berorientasi sendiri memiliki arti melihat-lihat atau meninjau supaya lebih kenal atau
lebih tahu yang mempunyai kecenderungan pandangan atau menitikberatkan
pandangan, kebiasaan yang harus dikembangkan oleh seorang wirausaha adalah
kebiasaan yang bersifat produktif.  Berorientasi pada tindakan berarti berpikir cepat
dan bertindak terhadap suatu keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang
baik dan efektif. Sikap ini terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif
terhadap keadaan, seberapa cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap
masalah yang ada, dan seberapa jauh komitmen orang tersebut atas perkataannya.
Karakter seseorang yang berorientasi pada tindakan adalah memiliki pemikiran yang
lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekadar bermimpi, berkata-kata,
berpikir, atau berwacana. Seorang pribadi selalu menghadapi risiko, ketidakpastian,
dan keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya
berkata-kata dan tidak bertindak, segala kesempatan yang ada akan berubah menjadi
kerugian semata.

Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk


meraihkesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang
yanglebih menyuka ihal-hal yang menantang untuk lebih mencapai kesuksesan
dalamhidupnya. Pengambilan resiko menurut perspektif wirausaha yaitu dengan
mengambilresiko yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena seorang
wirausahaselalu ingin berhasil mereka menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari
resiko yanglebih rendah karena bagi mereka tidak ada tantangan. Dalam pengambilan
resiko parawirausaha selalu memperhitungkan matang-matang keputusan yang akan
diambil.

.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu karakter berorientasi pada tindakan?
2. Bagaimana proses berorientasi pada tindakan?
3. Apa itu pengambilan risiko?
4. Bagaimana upaya memperkecil resiko?
.3 Tujuan
1. Memahami apa itu karakter berorientasi pada tindakan
2. Memahami bagaimana proses berorientasi pada tindakan
3. Memahami apa itu pengambilan risiko
4. Memahami bagaimana upaya memperkecil risiko
Bab II

PEMBAHASAN

2.1 Karakter Berorientasi pada Tindakan

Berorientasi pada tindakan adalah melakukan suatu tindakan yang dilandasi dengan
akal pikiran yang sehat berdasarkan pada keadaan yang sedang terjadi saat ini. Dalam
melakukan tindakan ini, dibutuhkan keberanian dari diri orang itu sendiri dan
tindakan yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuannya. Tujuan disini adalah
untuk mendapatkan reaksi dari orang yang diharapkan. Karakter seorang pribadi yang
berorientasi pada tindakan adalah memiliki pemikiran yang lebih berorientasi pada
tindakan (action) daripada sekadar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau
berwacana. Seorang pribadi selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan
keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya
berkata-kata dan tidak bertindak, segala kesempatan yang ada akan berubah menjadi
kerugian semata.

Seseorang yang berorientasi pada tindakan adalah orang yang memiliki tingkat


efektivitas yang tinggi. Menurut Stephen Covey (2004) manusia yang efektif adalah
manusia yang dilandasi oleh sikap-sikap adil (fairness), mengedepankan persamaan
(equity), memiliki integritas (integrity), jujur (honesty), martabat dan keseimbangan,
mau melayani, sabar, tekun, peduli, keteguhan hati dan senantiasa berpikir positif.
Karakter seseorang itu dibentuk karena kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan yang
harus dikembangkan oleh seseorang adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
produktif. Adapun terdapat beberapa  karakter yang beriorentasi pada tindakan yaitu :

 Pikirannya lebih berorientasi pada tindakan (action) atau berani bertindak


daripada sekedar    bermimpi, berkata-kata, berpikir pikir atau berwacana.
 Berpikir dengan cepat dan bertidak terhadap suatu keadaan untuk
menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif. Karakter ini
terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif terhadap keadaan,
seberapa cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap masalah
yang ada, dan seberapa jauh komitmen orang tersebut atas perkataannya.

2.2 Kebiasaan dalam bersifat produktif. 

Setiap orang memiliki perencanaan dalam hidupnya khususnya dalam berusaha.


Rencana akan menjadi mimpi yang tidak akan terwujud tanpa adanya tindakan.
Keberanian mengambil tindakan ada pada seseorang yang mantap dalam menentukan
nilai hidupnya. Dalam menentukan perencanaan terhadap tindakan yang diambil
berarti memerlukan cara pengambilan keputusan yang baik dan cepat. Hal ini
tentunya akan mempengaruhi hasil akhir dari keputusan dan tindakan yang kita
ambil. Sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan merupakan
hal yang penting. Pribadi yang berorientasi pada tindakan akan berpikir dan bertindak
cepat terhadap suatu keadaan yang dianggap menghasilkan solusi terbaik dan efektif
dalam suatu permasalahan. Menurut Stephen Covey, pribadi seseorang itu dibentuk
karena kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan yang harus dikembangkan oleh
seseorang adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat produktif. Berikut ini merupakan
sikap dan tindakan pribadi yang berorientasi pada tindakan dalam melakukan suatu
tindakan:

1. Proaktif
Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu
atau berwacana. Orang yang efektif adalah orang yang proaktif. Bertindak
proaktif merupakan pengambilan tindakan sebelum sebuah kejadian yang
tidak dikehendaki muncul. Dengan kata lain, orang-orang proaktif selalu
mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi dan cepat mengambil tindakan
sebelum kejadian.
2. Goal Oriented
Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar pencapaian
tujuan, akan tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar tujuan tercapai
dengan baik maka perlu menyusun rencana tujuan yang jelas dan tepat.
Kesulitan manusia menafsirkan dunia ini tidak lepas dari fitrah kita yang
memiliki pancaindra yang terbatas. Memiliki kesempurnaan pancaindra saja
belum cukup untuk menangkap realita kehidupan dan menjadi wirausaha yang
tangguh dan mampu berorientasi pada tindakan (action oriented). Apalagi bila
anda memiliki salah satu indra yang kurang yang satu indra yang kurang
sempurna. Itu saja sudah membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.
3. Mendahulukan hal yang utama
Intinya adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang urgent (mendesak)
dengan membuat prioritas, dan menyadari bahwa tidak semua hal
dikategorikan prioritas. Hal yang paling penting atau membutuhkan perhatian
besar harus diutamakan.
4. Berpikir dan bertindak win-win
Bisnis atau berwirausaha pada dasarnya adalah upaya untuk memenangkan
kehidupan dalam kehidupan sehari-hari, anda akan berhadapan dengan
persaingan dan anda memerlukan kerja sama dari para pendukung anda.
Mereka adalah keluarga anda, karyawan, manajer, investor, bank, konsiltan,
para pemasok dan penyalur produk-roduk/jasa-jasa anda, para pembeli
franchise anda, dan tentu saja konsumen, nasabah, klien, atau pelanggan-
pelanggan anda. Terdapat beberapa alternative solusi dalam berhubungan
dengan rekan rekan bisnis itu, yaitu win win, win-lose, lose-win dan lose lose
solution.Manusia efektif akan selalu bersikap win win. Mereka berusaha agar
semua pihak mencapai kondisi akhirnya yang baik.
5. Memahami dan dipahami
Agar dapat mengembangkan hubungan yang win win seseorang harus dapat
mengetahui apa yang di inginkan oleh pihak lain (rekan usaha) dan apa makna
“menang” bagi mereka. Dalam Hal ini, kita harus dapat memahami apa yang
menjadi kebutuhan dan keinginan orang lain sebelum menguarakan tujuan
pribadi kita.
6. Sinergi
Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang
lebih besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Misalnya, ada 2
pihak A dan B, dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri, masing-masing
hanya akan menghasilkan 5 buah, dan kalau dijumlahkan A+B=10. Dengan
sinergi antara A dan B maka 5+5=10, inilah yang disebut sinergi.
7. Ketahanan, fleksibelitas, dan kekuatan
Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk
melatih ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat
dilakukan adalah memberi makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan
spiritual, hidup yang seimbang, melakukan meditasi atau bisa juga dengan
membaca buku-buku self hep yang membangkitkan semangat dengan kata-
kata yang memotivasi.
8. Menemukan keunikan pribadi
Menemukan keunikan berarti mengenal potensi yang dimiliki, yang tersebar
pada empat elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh, hati, dan jiwa. Jika
pikiran terus dikembangkan dan visi yang hebat dapat dirumuskan, maka hal
tersebut dapat memampukan seseorang untuk mengembangkan potensi
terbesar seseorang, lembaga, atau perusahaan. Hal ini berlaku juga dalam
kaitannya membantu orang lain menemukan keunikan pribadinya.

2.3 Pengambilan Risiko

Resiko merupakn peristiwa/kejadian-kejadian yang potensi untuk terjadi yang


mungkin dapat menimbulkan kerugian padasuatu perusahaan, Sedangkan Resiko
usaha merupakan kemungkinan seorang pemgusaha atau suatu perusahaan menderita
kerugian, mendapat bahaya yang mengancam eksistensi sebuah usaha. Resiko timbul
karena adanya unsur ketidakpastian di masa mendatang, adanya penyimpangan,
terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan, atau tidak terjadinya sesuatuyang
diharapkan . Resiko bersifat dinamis dan memiliki interdependensi satu sama lain.
Demikian pula pengambilan risiko bagi wirausaha berkaitan dengan kepercayaan
pada dirinya. Semakin besar pula keyakinan pada kemampuan dirinya, semakin besar
pada kesanggupan untuk menelurkan hasil dari keputusan yang diambil. Bagi orang
yang bukan wirausaha (misalnya pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko,
tetapi bagi wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil.
Wirausaha berprinsip biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju dua langkah.
Mengelola risiko atau disebut juga dengan manajemen risiko merupakan suatu proses
indentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui
sumber daya yang tersedia. Tujuan dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk
mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah
dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Adapun jenis-jenis strategi
untuk mengelola risiko antara lain:

 Risk Transfer, merupakan sebuah tindakan dengan cara memindahkan risiko


kepada pihak lain.
 Risk Avoidance, merupakan tindakan untuk menghindari atau tidak
melakukan aktivitas yang mengandung risiko.
 Risk Retention, merupakan tindakan untuk menerima sebagian atau seluruh
konsekuensi dari risiko tertentu.
 Risk Deferral, merupakan tindakan untuk menunda aspek suatu proyek hingga
peluang terjadinya suatu risiko itu kecil.

2.4 Upaya untuk Menghindari/Memperkecil Risiko

Resiko yang mungkin akan terjadi harus di perhitungkan dengan sungguh-sungguh


dan sebisa mungkin harus diminimalisir. Cara yang paling tepat dalammeminimalisir
resiko adalah manajemen resiko. Adapun hal-hal yang harus dilakukan yaitu
mengenali sumber risiko dan menghindari risiko.

Mengenali dan mengidentifikasi sebanyak mungkin sumber resiko yangmungkin


terjadi yang sangat penting dilakukan. Karena dengan melakukan haldemikian, dapat
dilaukakukan antisipasi awal agar sumber resiko tersebut tidakmenimbulkan resiko
yang banyak dan besar. Cara mengenali sumber resiko, yaitu dengan membentuk tim
yang melibatkanorang-orang yang berpengalaman dan keterampilan yang berbeda.
Kemudian adakandiskusi atau pembahasan bersama untuk mengevaluasi sumber
resiko. Urutkan mulaidari sumber resiko yang paling potensial untuk dibahas terlebih
dahulu. Kelola sumberresiko tersebut dengan cara melalui pelatihan, meningkatkan
sumberdaya yang ada atau membuat perhitungan-perhitungan yang dapat dibenarkan
dalam perkiraan skala waktu dan biaya.

Menghindari risiko, Kegagalan pemasaran dapat terjadi karena adanya spesifikasi


target yang keliru.Faktor yang menyebabkannya, antara lain:

 Kesalahan mengidentifikasi pasar


 Keasalahan dalam mengetahui kebutuhan pelanggan didalam pasar yang
dipilih
 Kegagalan dalam mengantisipasi kegiatan pesaing
 Kegagalan dalam memprediksi perubahan pasar, misalnya pertumbuhan
pola pemakaian dan sebagainya
 Kesalahan dalam memperhitungkan perubahan ekonomi secara makro,
misalnya peraturan pajak, resesi dan sebagainya
 Kegagalan dalam memprediksi siklus pasar, misalnya rasio pendapatan,
bagian pasar, kepastian waktu, dan sebagainya
Bab III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

http://myakkatbag.blogspot.com/2017/05/wirausaha-berorientasi-pada-tindakan.html

http://teknokelompok10.blogspot.com/2013/03/karakter-yang-berorientasi-pada-
tindakan.html

Anda mungkin juga menyukai