Disusun Oleh
Sonia pratiwi (F0H021097)
KELAS 1 C SEMESTER 1
Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saua. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………...…………. i
KATA PENGANTAR …………………………………………....…… ii
DAFTAR ISI ……………………………………...……….… iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
STUDI KASUS
A. Simpulan ………………………………………………… 6
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut covey, manusia yang efektif adalah manusia yang dilandasi oleh sikap-sikap adil
(fairness), mengedepankan persamaan (equity), memiliki integrity, jujur(honesty), martabat dan
keseimbangan, mau melayani, sabar, tekun, peduli, keteguhan hati, dan senantiasa berfikir
positif. Nilai-nilai seperti diatas sangat penting karena akan membuat seseorang lebih percaya
diri lebih ringan dalam bertindak. Seseorang yang tidak memiliki integritas, kurang adil,dan
tidak jujur cenderung akan tidak stabil emosinya dan hidupnya tidak damai. Seseorang bisa
memiliki usaha tetapi sulit menjadi besar. Selain itu,covey juga mengemukakan bahwa karakter
seseorang itu dibentuk oleh kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan yang harus dikembangkan oleh
seorang wirausaha adalah kebiasaan yang bersifat produktif. Berorientasi pada tindakan berarti
berpikir cepat dan bertindak terhadap suatu keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan
yang baik dan efektif. Sikap ini terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif
terhadap keadaan, seberapa cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap masalah
yang ada, dan seberapa jauh komitmen orang tersebut atas perkataannya.
Karakter seseorang yang berorientasi pada tindakan adalah memiliki pemikiran yang
lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekadar bermimpi, berkata-kata, berpikir, atau
berwacana. Seorang pribadi selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam
setiap masalah yang dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya berkata-kata dan tidak bertindak,
segala kesempatan yang ada akan berubah menjadi kerugian semata. Selain itu, seorang pribadi
juga harus memiliki orientasi PDCA (Plan, Do, Check, and Action). Hal ini berarti, tidak hanya
sekedar merencanakan berbagai strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya. Seseorang
yang berorientasi pada tindakan adalah orang yang memiliki tingkat efektivitas yang
tinggi. Strategi yang berorientasi pada tindakan adalah strategi yang kaya akan inovasi dan
dilandasi oleh suatu pemikiran atau mindset.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud karakter beriorentasi pada tindakan?
2. Ada berapa nilai yang membuat orang percaya diri terhadap tindakannya?
3. Apa yang dimaksud manusia efektif ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
6). Sinergi
Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang lebih besar dari
penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Misalnya, ada 2 pihak A dan B, dan masing-masing
bekerja sendiri-sendiri, masing-masing hanya akan menghasilkan 5 buah, dan kalau dijumlahkan
A+B=10. Dengan sinergi antara A dan B maka 5+5=10, inilah yang disebut sinergi.
Cerita tentang orang Singapura yang bernama Adam Khoo. Pada umur 26 tahun dia
mempunyai empat bisnis yang beromzet US$ 20juta. Ketika umur 12 tahun Adam dicap sebagai
orang yang malas, bodoh, agak terbelakang dan tidak ada harapan. Ketika masuk SD, dia benci
membaca; maunya hanya main game computer dan nonton TV. Karena tidak belajar, banyak
nilai F yang membuat dia semakin benci kepada gurunya; benci belajar, bahkan juga benci
terhadap sekolah.
Saat duduk di kelas 3 dia dikeluarkan dari sekolah, dan pindah ke sekolah yang lain.
Ketika mau masuk SMP, dia ditolak 6 sekolah, dan akhirnya masuk sekolah yang terjelek. Di
sekolah yang begitu banyak orang bodohnya dan tidak diterima di sekolah yang baik itu, Adam
Khoo termasuk yang paling bodoh. Di antara 160 murid seangkatan, Adam Khoo menduduki
peringkat 10 terbawah. Orangtuanya panik dan mengirim dia ke banyak les, tapi hal itu tidak
menolong sama sekali. Di sebuah sekolah dengan nilai 0-100, rata-rata nilainya adalah 40.
Bahkan guru matematikanya pernah mengundang ibunya dan bertanya, “Kenapa di SMP kelas
1, Adam Khoo tidak bisa mengerjakan soal kelas 4 SD?”
Pada umur 13 tahun, Adam Khoo dikirim ke Super-Teen Program yang diajari oleh
Ernest Wong, yang menggunakan teknologi Accelerated Learning, Neuro Linguistic
Programming (NLP) dan Whole Brain Learning. Sejak saat itu keyakinan Adam Khoo berubah.
Ia yakin bahwa dia bisa. Ditunjukkan oleh Ernest Wong bahwa semua orang bisa menjadi genius
dan menjadi pemimpin walaupun awalnya bodoh sekalipun. Dikatakan oleh Ernest Wong ,
“Satu-satunya hal yang bisa menghalangi kita adalah keyakinan yang salah serta sikap yang
negative.” Kata-kata ini mempengaruhi Adam Khoo. Dia akhirnya memiliki keyakinan bahwa
kalau ada orang yang bisa mendapatkan nilai A, dia juga bisa. Selama ini Adam Khoo bodoh,
karena dia masih muda, naïf, dan menerima sepenuh hati kata-kata orang lain yang negative.
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya Adam Khoo berani menentukan target-nya, yaitu
mendapatkan nilai A semua. Dia menentukan goal jangka pendeknya, yaitu masuk Vitoria Junior
College (SMA terbaik di Singapura), tujuan jangka panjangnya masuk National University of
Singapore dan menjadi murid terbaik disana. Ketika kembali ke sekolah, Adam Khoo langsung
take action dengan menempel kata-kata motivasional yang dia gambar sendiri dan belajar
menggunakan cara belajar yang benar (yang selama ini tidak diajarkan di sekolah manapun),
menggunakan teknik membaca cepat, cara mencatat menggunakan kedua belah otak, dan
menggunakan teknik super memori, dan ketika Adam Khoo ditanyai oleh gurunya, dia bisa
menjawab dengan tepat.
Ketika teman-teman dan gurunya bertanya apa yang akan dia raih, dijawab oleh Adam
Khoo bahwa dia akan menjadi ranking No.1 di sekolahnya, masuk Victoria Junior College dan
National University of Singapore. Semua orang menertawakannya, karena tidak pernah terjadi
dalam sejarah bahwa lulusan SMP tersebut masuk Victoria Junior College dan National
University of Singapore. Bukannya jadi loyo karena di tertawakan, Adam Khoo malah semakin
tertantang untuk semakin bekerja dengan cerdas dan keras untuk mencapai impian dan
mengubah sejarah.
4
Dalam waktu 3 bulan rata-rata nilainya naik menjadi 70. Dalam satu tahun, dari ranking
terbawah dia menduduki ranking 18. dan ketika lulus SMP, dia menduduki ranking 1 dengan
Nilai Ebtanas Murni A semua untuk 6 mata pelajaran yang diuji. Dia kemudian diterima di
Victoria Junior College dan mendapatkan nilai A bulat untuk tiga mata pelajaran favoritnya.
Akhirnya dia diterima di National University of Singapore (NUS) dan karena di universitas itu
dia setiap tahun menjadi juara, akhirnya Adam Khoo dimasukkan ke NUS Talent Development
Program. Program ini diberikan khusus kepada TOP 10 mahasiswa yang dianggap jenius.
Bagaimana seorang yang tadinya dianggap bodoh, agak tebelakang, dan tidak punya
harapan, serta menduduki ranking terendah di kelasnya bisa berubah, menjadi juara kelas dan
dianggap genius? Nah, Anda sudah tahu apa yang dikatakan oleh Ernest Wong, “Yang
menghambat kita adalah keyakinan yang salah dan sikap yang negative”.
Kesuksesan Adam Khoo pertama datang dari perubahan keyakinan yang salah menjadi
keyakinan yang tepat (dari keyakinannya “Saya bodoh, lulus saja susah” menjadi “Kalau orang
lain bisa mendapatkan A, saya juga bisa!”)
Kunci suksesnya yang kedua adakah bahwa dia mempunyai tujuan yang mantap (“Nilai saya
harus A semua, juara 1, masuk Victoria Junior College, masuk NUS dan menjadi terbaik
disana”)
Kunci suksesnya yang ketiga ialah bahwa dia mempunyai alasan yang sangat kuat. Dia bahkan
mengucapkan public commitment di depan taman-teman, bicara di depan kelas dan
ditertawakan. Akibatnya, kalau tidak dapat nilai A, dia akan malu luar biasa; sedangkan bila
mendapat nilai A, dia akan bangga luar biasa.
Kunci suksenya yang keempat adalah bahwa dia mempunyai starategi yang tepat untuk belajar.
Dia menggunaka teknik membaca cepat, cara mencatat menggunakan kedua belah otak, dan
menggunakan kedua belah otak, dan menggunakan teknik super memori.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian Berorientasi pada tindakan berarti berpikir cepat dan bertidak terhadap suatu
keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif. Sikap ini terkadang
dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif terhadap keadaan, seberapa cepat untuk
mengambil tindakan sebagai solusi terhadap masalah yang ada, dan seberapa jauh komitmen
orang tersebut atas perkataannya. Perencanaan dan Tindakan Setiap orang memiliki perencanaan
dalam hidupnya khususnya dalam berusaha. Rencana akan menjadi mimpi yang tidak akan
terwujud tanpa ada tindakan. Keberanian mengambil tindakan ada pada seseorang yang mantap
dalam menentukan nilai hidupnya. Dalam menentukan perencanaan terhadap tindakan yang
diambil berarti memerlukan cara pengambilan keputusan yang baik dan cepat. Hal ini tentunya
akan mempengaruhi hasil akhir dari keputusan dan tindakan yang kita ambil. Membuat
keputusan (decion making) adalah suatu proses memilih alternatif tertentu dari beberapa
alternatif yang ada.