OLEH
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
maupun pedoman.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan. Baik itu yang
datang dari diri penulis maupun dari luar. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak,
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran terhadap kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................................ 9
B. Saran.................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Covey, manusia yang efektif adalah manusia yang dilandasi oleh sikap-sikap
adil (fairness), mengedepankan persamaan (equity), memiliki (integrity), jujur (honesty),
martabat dan keseimbangan, serta senantiasa berfikir positif.
Nilai nilai seperti diatas sangat penting karena akan membuat lebih percaya diri lebih
ringan dalam bertindak. Orang-orang yang tidak memiliki integritas, kurang adil, dan
tidak jujur cenderung tidak stabil emosinya dan hidupnya tidak damai. Dia bisa memiliki
usaha tetapi sulit menjadi besar. Selain itu, Covey juga mengemukakan bahwa karakter
seseorang itu dibentuk oleh kebiasaan (habit). Oleh karena itu, kebiasaan yang harus
dikembangkan oleh seseorang wirausaha adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
produktif secara spesifik, kedelapan kebiasan tersebut adalah be proactive, begin with the
end in mind, put first things first, think win/win, seek first to understand-the to be
understood, synergize, sharpen the saw, they friend their voice, and help others find theirs
(Covey,2004).
Salah satu ciri seseorang pengusaha adalah pikirannya yang lebih berorientasi pada
tindakan (action). Dari pada sekedar bermimipi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau
berwacana. Seorang pengusaha selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan
keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Jika seorang wirausaha hanya berkata-
kata dan tak bertindak, segala kesempatan yang ada berubah menjadi bencana (kerugian).
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud karakter berorientasi pada tindakan?
2. Bagaimana karakter yang berorientasi pada tindakan?
3. Apa pengertian resiko menurut para ahli?
4. Bagaimana sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan?
5. Bagaimana identifikasi resiko potensial?
6. Apa saja langkah-langkah pengelolaan resiko?
7. Bagimana upaya mendanai dampak yang ditimbulkan oleh resiko?
8. Bagaimana pengelolaan resiko?
9. Bagaimana pengendalian resiko
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari karakter berorientasi pada tindakan.
2. Untuk mengetahui karakter yang berorientasi pada tindakan.
3. Untuk mengetahui definisi resiko menurut para ahli.
4. Untuk mengetahui sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan.
5. Untuk menidentifikasi resiko potensial.
6. Untuk mengetahui langkah-langkah pengelolaan resiko.
7. Untuk mengetahui upaya mendanai dampak yang ditimbulkan oleh resiko.
8. Untuk mengetahui pengelolaan resiko.
9. Untuk mengetahui pengendalian resiko.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Merupakan karakter yang harus dimiliki dan dilakukan oleh pengusaha. Hal ini sangat
penting karena salah satu ciri seorang pengusaha adalah pikirannya lebih berorientasi
pada tindakan (action) daripada sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau
berwacana. Seseorang pengusaha selalu menghadapi resiko, ketidakpastian, dan
keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya berkata-
kata dan tidak bertindak, segala kesempatan yang ada akan berubah menjadi kerugian
semata.
6
2) Abas Salim
Pengertian risiko menurut A.Abas Salim adalah ketidakpastian (uncertainly)
yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian.
3) Soekarno
4) Herman Darmawi
Pribadi yang berorientasi pada tindakan akan berpikir dan bertindak cepat terhadap
suatu keadaan yang dianggap menghasilkan solusi terbaik dan efektif dalam suatu
permasalahan. Menurut Stephen Covey, pribadi seseorang itu dibentuk karena kebiasaan.
7
Oleh karena itu, kebiasaan yang harus dikembangkan oleh seseorang adalah kebiasaan-
kebiasaan yang bersifat produktif. Berikut ini merupakan sikap dan tindakan pribadi yang
berorientasi pada tindakan dalam melakukan suatu tindakan:
1) Proaktif
Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar pencapaian tujuan,
akan tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar tujuan tercapai dengan baik maka
perlu menyusun rencana tujuan yang jelas dan tepat.
Intinya adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang urgent (mendesak)
dengan membuat prioritas, dan menyadari bahwa tidak semua hal dikategorikan
prioritas. Hal yang paling penting atau membutuhkan perhatian besar harus
diutamakan.
Individu harus dapat memahami dan memiliki keterbukaan terhadap apa yang
di utarakan orang lain. Dengan demikian akan terjadi komunikasi antar dua belah
pihak dengan baik, dan tujuan yang ingin dicapai antara kedua belah pihak dapat
berjalan dengan efektif.
8
6) Sinergi
Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang
lebih besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Misalnya, ada 2 pihak A
dan B, dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri, masing-masing hanya akan
menghasilkan 5 buah, dan kalau dijumlahkan A+B=10. Dengan sinergi antara A dan
B maka 5+5=10, inilah yang disebut sinergi.
Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk
melatih ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat dilakukan adalah
memberi makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan spiritual, hidup yang
seimbang, melakukan meditasi atau bisa juga dengan membaca buku-buku self hep
yang membangkitkan semangat dengan kata-kata yang memotivasi.
Menemukan keunikan berarti mengenal potensi yang dimiliki, yang tersebar pada
empat elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh, hati, dan jiwa. Jika pikiran terus
dikembangkan dan visi yang hebat dapat dirumuskan, maka hal tersebut dapat
memampukan seseorang untuk mengembangkan potensi terbesar seseorang, lembaga,
atau perusahaan. Hal ini berlaku juga dalam kaitannya membantu orang lain
menemukan keunikan pribadinya.
9
BAB III
10