Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KELOMPOK 7

“BERORIENTASI PADA TINDAKAN”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu: Sunardin, M.Pd

OLEH

KELOMPOK 7 KELAS 4E PGSD

1. DWI PUTRI NUR OKTADIA (1886206155)


2. PUSPA ANGGRAINI (1886206259)
3. LAYSIA USTIANINGSIH (1886206262)
4. FARADITHA MADHOFI (1886206306)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
maupun pedoman.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan. Baik itu yang
datang dari diri penulis maupun dari luar. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak,
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran terhadap kesempurnaan
makalah ini.

Tangerang, 20 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Faktor Persekutuan Terbesar................................................................................. 3

B. Kelipatan Persekutuan Terkecil............................................................................. 7

C. Hubungan Antara FPB dan KPK........................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................ 9

B. Saran.................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Covey, manusia yang efektif adalah manusia yang dilandasi oleh sikap-sikap
adil (fairness), mengedepankan persamaan (equity), memiliki (integrity), jujur (honesty),
martabat dan keseimbangan, serta senantiasa berfikir positif.

Nilai nilai seperti diatas sangat penting karena akan membuat lebih percaya diri lebih
ringan dalam bertindak. Orang-orang yang tidak memiliki integritas, kurang adil, dan
tidak jujur cenderung tidak stabil emosinya dan hidupnya tidak damai. Dia bisa memiliki
usaha tetapi sulit menjadi besar. Selain itu, Covey juga mengemukakan bahwa karakter
seseorang itu dibentuk oleh kebiasaan (habit). Oleh karena itu, kebiasaan yang harus
dikembangkan oleh seseorang wirausaha adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
produktif secara spesifik,  kedelapan kebiasan tersebut adalah be proactive, begin with the
end in mind, put first things first, think win/win, seek first to understand-the to be
understood, synergize, sharpen the saw, they friend their voice, and help others find theirs
(Covey,2004).

Salah satu ciri seseorang pengusaha adalah pikirannya yang lebih berorientasi pada
tindakan (action). Dari pada sekedar bermimipi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau
berwacana. Seorang pengusaha selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan
keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Jika seorang wirausaha hanya berkata-
kata dan tak bertindak, segala kesempatan yang ada berubah menjadi bencana (kerugian).

Wirausaha harus cepat mengambil suatu keputusan agar dapat menggunakan


kesempatan sebaik-baiknya. Wirausaha yang ingin maju dalam bisnisnya, harus dapat
memutar akal dengan mengandalkan intuisi, ide-ide yang penuh kreatif dan inovatif.
Mereka juga harus memandang persoalan dalam konteks yang lebih luas, sambil
mengingat bahwa keputusan-keputusan utama akan mempunyai akibat-akibat jangka
panjang atas operasi bisnisnya.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud karakter berorientasi pada tindakan?
2. Bagaimana karakter yang berorientasi pada tindakan?
3. Apa pengertian resiko menurut para ahli?
4. Bagaimana sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan?
5. Bagaimana identifikasi resiko potensial?
6. Apa saja langkah-langkah pengelolaan resiko?
7. Bagimana upaya mendanai dampak yang ditimbulkan oleh resiko?
8. Bagaimana pengelolaan resiko?
9. Bagaimana pengendalian resiko

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari karakter berorientasi pada tindakan.
2. Untuk mengetahui karakter yang berorientasi pada tindakan.
3. Untuk mengetahui definisi resiko menurut para ahli.
4. Untuk mengetahui sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan.
5. Untuk menidentifikasi resiko potensial.
6. Untuk mengetahui langkah-langkah pengelolaan resiko.
7. Untuk mengetahui upaya mendanai dampak yang ditimbulkan oleh resiko.
8. Untuk mengetahui pengelolaan resiko.
9. Untuk mengetahui pengendalian resiko.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karakter Berorientasi Pada Tindakan


Karakter seorang pribadi yang berorientasi pada tindakan adalah memiliki pemikiran
yang lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekadar bermimpi, berkata-kata,
berpikir-pikir atau berwacana. Seorang pribadi selalu menghadapi resiko, ketidakpastian,
dan keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya
berkata-kata dan tidak bertindak, segala kesempatan yang ada akan berubah menjadi
kerugian semata.

B. Karakter yang Berorientasi Pada Tindakan

Merupakan karakter yang harus dimiliki dan dilakukan oleh pengusaha. Hal ini sangat
penting karena salah satu ciri seorang pengusaha adalah pikirannya lebih berorientasi
pada tindakan (action) daripada sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau
berwacana. Seseorang pengusaha selalu menghadapi resiko, ketidakpastian, dan
keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya berkata-
kata dan tidak bertindak, segala kesempatan yang ada akan berubah menjadi kerugian
semata.

Karakter untuk menjadi pengusaha yang perlu dikembangkan diantaranya yaitu


pemikirannya harus out of the box, harus berani mengambil langkah ke depan tanpa
flashback ke belakang.
Sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan merupakan sikap yang
harus/wajib dilakukan oleh pengusaha itu sendiri. Tidak hanya sekedar bicara dan
bermimpi. Mereka seharusnya memiliki orientasi PDCA (plan, do, check, and action).
Hal ini berarti dia tidak hanya sekedar merencanakan berbagai strategi dan taktik tetapi
juga melaksanakannya.
C. Pengertian Resiko Menurut Para Ahli
1) Arthur Williams dan Richard, M.H
Pengertian risiko menurut Arthur Williams dan Richard, M.H adalah suatu
variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu.

6
2) Abas Salim
Pengertian risiko menurut A.Abas Salim adalah ketidakpastian (uncertainly)
yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian.

3) Soekarno

Pengertian risiko menurut Soekarno adalah ketidapastian atas terjadinya suatu


peristiwa

4) Herman Darmawi

Pengertian risiko menurut Herman Darmawi adlah sesuatu hasil (outcome)


yang berbeda dengan yang diharapkan.

5) Prof. Dr. Ir. Soemarno, M.S

Pengertian risiko menurut Prof.Dr.Ir.Soemarno, M.S adalah suatu kondisi


yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan
yang mungkin terjadi disebut resiko.

6) KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Pengertian risiko menurut KBBI adalah kemungkinan terjadinya peristiwa


yang dapat merugikan perusahaan.

D. Sikap dan Tindakan Bagi Pribadi yang Berorientasi Pada Tindakan

Setiap orang memiliki perencanaan dalam hidupnya khususnya dalam berusaha.


Rencana akan menjadi mimpi yang tidak akan terwujud tanpa adanya tindakan.
Keberanian mengambil tindakan ada pada seseorang yang mantap dalam menentukan
nilai hidupnya. Dalam menentukan perencanaan terhadap tindakan yang diambil berarti
memerlukan cara pengambilan keputusan yang baik dan cepat. Hal ini tentunya akan
mempengaruhi hasil akhir dari keputusan dan tindakan yang kita ambil.

Pribadi yang berorientasi pada tindakan akan berpikir dan bertindak cepat terhadap
suatu keadaan yang dianggap menghasilkan solusi terbaik dan efektif dalam suatu
permasalahan. Menurut Stephen Covey, pribadi seseorang itu dibentuk karena kebiasaan.

7
Oleh karena itu, kebiasaan yang harus dikembangkan oleh seseorang adalah kebiasaan-
kebiasaan yang bersifat produktif. Berikut ini merupakan sikap dan tindakan pribadi yang
berorientasi pada tindakan dalam melakukan suatu tindakan:

1) Proaktif

Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu


atau berwacana. Orang yang efektif adalah orang yang proaktif. Bertindak proaktif
merupakan pengambilan tindakan sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki
muncul. Dengan kata lain, orang-orang proaktif selalu mengantisipasi hal-hal yang
akan terjadi dan cepat mengambil tindakan sebelum kejadian.

2) Bermula dari Ujung Pemikiran (end of mind) atau Tujuan

Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar pencapaian tujuan,
akan tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar tujuan tercapai dengan baik maka
perlu menyusun rencana tujuan yang jelas dan tepat.

3) Mendahulukan Hal yang Utama

Intinya adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang urgent (mendesak)
dengan membuat prioritas, dan menyadari bahwa tidak semua hal dikategorikan
prioritas. Hal yang paling penting atau membutuhkan perhatian besar harus
diutamakan.

4) Berpikir dan bertindak Menang-Menang

Berpikir menang-menang, dalam hal ini individu berusaha memenangkan


kehidupan dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi akhir yang
sama-sama menguntungkan atau baik.

5) Memahami untuk dipahami

Individu harus dapat memahami dan memiliki keterbukaan terhadap apa yang
di utarakan orang lain. Dengan demikian akan terjadi komunikasi antar dua belah
pihak dengan baik, dan tujuan yang ingin dicapai antara kedua belah pihak dapat
berjalan dengan efektif.

8
6) Sinergi

Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang
lebih besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Misalnya, ada 2 pihak A
dan B, dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri, masing-masing hanya akan
menghasilkan 5 buah, dan kalau dijumlahkan A+B=10. Dengan sinergi antara A dan
B maka 5+5=10, inilah yang disebut sinergi.

7) Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan

Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk
melatih ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat dilakukan adalah
memberi makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan spiritual, hidup yang
seimbang, melakukan meditasi atau bisa juga dengan membaca buku-buku self hep
yang membangkitkan semangat dengan kata-kata yang memotivasi.

8) Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya

Menemukan keunikan berarti mengenal potensi yang dimiliki, yang tersebar pada
empat elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh, hati, dan jiwa. Jika pikiran terus
dikembangkan dan visi yang hebat dapat dirumuskan, maka hal tersebut dapat
memampukan seseorang untuk mengembangkan potensi terbesar seseorang, lembaga,
atau perusahaan. Hal ini berlaku juga dalam kaitannya membantu orang lain
menemukan keunikan pribadinya.

E. Megidentifikasi Resiko Potensial

9
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

10

Anda mungkin juga menyukai