Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH

KEWIRAUSAHAAN
SEMESTER GENAP 2021/2022

BERORIENTASI PADA TINDAKAN DAN


PENGAMBILAN RESIKO

Disusun Oleh :
Kelompok : 6 Kelas : AB

Aka Naefs Syaech ; KETUA ;(2020210417)


Debora Icha Ester Y. ; ANGGOTA;(2020210003)
Wahyu Wigati ; ANGGOTA;(2020210027)
Ajeng Trixsiana ; ANGGOTA;(2020210092)
Niken Wulan Hariyanti ; ANGGOTA;(2020210417)

UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS


SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat dan karunia Allah SWT yang telah
mempermudah dan memberi jalan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah “Beriorentasi Pada Tindakan Dan Mengambil Resiko”. Shalawat dan
salam untuk junjungan alamyang mulia yakni Rasulullah Muhammad SAW,
sebagai manusia yang istimewa dan paling berjasa dalam mengantar seluruh umat
manusia khususnya umat Islam kealam yang beradab dan berilmu pengetahuan
untuk bekal kehidupan di dunia dan di akhirat seperti sekarang ini. Makalah ini
adalah sebagai salah satu syarat-syarat mata kuliah kewirausahaan. Proses
penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari bimbingan, arahan, dan motivasi
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis
menyadari bahwa makalah ini belum pada tahap sempurna. Oleh karena itu,
penulis menerima saran, masukan, dan kritikan yang positif untuk kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Semoga bimbingan dan bantuan yang diberikan menjadi amal di sisi Allah SWT.
Harapan penulis semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Surabaya, 25 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I...........................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................2

BAB II..........................................................................................................3

PEMBAHASAN..........................................................................................3

BAB III........................................................................................................9

PENUTUP....................................................................................................9

3.1 Kesimpulan................................................................................9

3.2 Saran...........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................10

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Salah satu ciri seorang pengusaha adalah pikirannya yang lebih


berorientasi pada tindakan (action). Tidak hanya sekedar bermimipi, berkata –
kata, berpikir-pikir, atau berwacana. seseorang pengusaha selalu ingin
menghadapi risiko, ketidak pastian,dan keterbatasan dalam setiap masalah yang
dihadapi. . Kalau dia hanya berkata-kata dan tak bertindak, segala kesempatan
yang ada berubah menjadi bencana (kerugian). Sehebat apapun angan-angan
untuk menciptakan perubahan, belum tentu dapat dijalankan jika tidak
berorientasi pada tindakan dan tidak berani mengambil risiko. Begitu juga
sebaliknya tindakan hebat, jika tidak dilandasi dengan strategi yang betul akan
sia-sia. Strategi dan tindakan adalah dua hal yang penting dalam menciptakan
perubahan. Strategi yang berorientasi pada tindakan adalah strategi yang kaya
akan inovasi dan dilandasi oleh suatu pemikiran atau mindset.
Selain itu, seorang pengusaha juga harus memiliki orientasi PDCA
(plan, do, check, and action). Hal ini berarti dia tidak hanya sekedar
merencanakan berbagai strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya.
Secara spesifik, seorang pengusaha harus menghindari NATO (no action talk
only), NADO (no action dream only) dan NACO (no action concept only).
NATO hanya akan menghasilkan gosip, NADO hanya menghasilkan visi tanpa
tindakan, dan NACO hanya menghasilkan teori dan falsafah. Pada mumnya,
yang berpikiran NACO adalah akademisi yang berpikir menggunakan logika
formal. Seorang konseptor atau teoretikus, bekerja dengan data dan jarang
sekali berada di lapangan. Sebaliknya, seorang wirausaha menghabiskan 90%
dari waktunya di lapangan bersama-sama dengan karyawan, pemasok, dan
pelanggan-pelanggannya. Maka supaya mendapatkan data yang valid dan
ilmiah, seorang konseptor harus terbiasa menguji data-datanya, membangun
model, dan melakukan validasi. Tetapi, kalau seorang konseptor tidak
menguasai keadaan dan informasi di lapangan, dia bisa menjadi ragu akan
2

keputusannya, sehingga cenderung mengulangi lagi siklus di atas, yaitu


mengumpulkan data lagi. Akibatnya, dia bisa berputar-putar dan lebih
berorientasi pada pikiran daripada tindakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Berorientasi Pada Tindakan ?
2. Apa Saja Karakter Berorientasi Pada Tindakan ?
3. Apa Saja Sikap Dan Tindakan Beroriantasi Pada Tindakan Pribadi ?
4. Apa Pengertian Dari Resiko ?
5. Apa Saja Macam – Macam Resiko ?
6. Bagaimana Upaya Menghindari Resiko ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Apa Pengertian Berorientasi Pada Tindakan.
2. Mengetahui Apa Saja Karakter Berorientasi Pada Tindakan.
3. Mengetahui Apa Saja Sikap Dan Tindakan Beroriantasi Pada Tindakan
Pribadi.
4. Mengetahui Apa Pengertian Dari Resiko.
5. Mengetahui Apa Saja Macam – Macam Resiko.
6. Mengetahui Bagaimana Upaya Menghindari Resiko.
3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Berorientasi Pada Tindakan
Menurut Covey, manusia yang efektif adalah manusia yang dilandasi
oleh sikap-sikap adil (fairness), mengedepankan persamaan (equity), memiliki
(integrity), jujur (honesty), martabat dan keseimbangan, serta senantiasa berfikir
positif. Nilai nilai seperti diatas sangat penting karena akan membuat lebih
percaya diri lebih ringan dalam bertindak. Orang-orang yang tidak memiliki
integritas, kurang adil, dan tidak jujur cenderung tidak stabil emosinya dan
hidupnya tidak damai. Dia bisa memiliki usaha tetapi sulit menjadi besar. Covey
juga mengemukakan bahwa karakter seseorang itu dibentuk oleh kebiasaan
(habit). Oleh karena itu, ada kebiasaan-kebiasaan yang harus dikembangkan oleh
seseorang wirausaha. Yaitu kebiasaan-kebiasaan yang bersifat produktif. Adapun
kebiasaan – kebiasaan meliputi :

1. Proaktif
Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan
menunggu atau berwacana. Orang yang efektif adalah orang yang
proaktif. Bertindak proaktif merupakan pengambilan tindakan sebelum
sebuah kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Dengan kata lain,
orang-orang proaktif selalu mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi
dan cepat mengambil tindakan sebelum kejadian.
2. Bermula dari Ujung Pemikiran (end of mind)
Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar
pencapaian tujuan, akan tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar
tujuan tercapai dengan baik maka perlu menyusun rencana tujuan yang
jelas dan tepat.
3. Dahulukan Hal yang Utama
Intinya adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang urgent
(mendesak) dengan membuat prioritas, dan menyadari bahwa tidak
4

semua hal dikategorikan prioritas. Hal yang paling penting atau


membutuhkan perhatian besar harus diutamakan.
4. Berfikir Menang – Menang (win – win )
Berpikir menang-menang, dalam hal ini individu berusaha
memenangkan kehidupan dan membantu masing-masing individu untuk
mencari solusi akhir yang sama-sama menguntungkan atau baik.
5. Memahami Untuk Dipahami
Individu harus dapat memahami dan memiliki keterbukaan terhadap apa
yang di utarakan orang lain. Dengan demikian akan terjadi komunikasi
antar dua belah pihak dengan baik, dan tujuan yang ingin dicapai antara
kedua belah pihak dapat berjalan dengan efektif.
6. Sinergi
Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total
yang lebih besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya.
Misalnya, ada 2 pihak A dan B, dan masing-masing bekerja sendiri-
sendiri, masing-masing hanya akan menghasilkan 5 buah, dan kalau
dijumlahkan A+B=10. Dengan sinergi antara A dan B maka 5+5=10,
inilah yang disebut sinergi.
7. Menajamkan Ketahanan, Fleksibilitas dan Kekuatan
Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang
untuk melatih ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang
dapat dilakukan adalah memberi makanan pada jiwa melalui kegiatan-
kegiatan spiritual, hidup yang seimbang, melakukan meditasi atau bisa
juga dengan membaca buku-buku yang membangkitkan semangat
dengan kata-kata yang memotivasi.
8. Menemukan Keunikan dan Membantu Orang Lain Menemukannya
Menemukan keunikan berarti mengenal potensi yang dimiliki, yang
tersebar pada empat elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh, hati,
dan jiwa. Jika pikiran terus dikembangkan dan visi yang hebat dapat
dirumuskan, maka hal tersebut dapat memampukan seseorang untuk
mengembangkan potensi terbesar seseorang, lembaga, atau perusahaan.
5

Hal ini berlaku juga dalam kaitannya membantu orang lain menemukan
keunikan pribadinya.

Pengusaha harus cepat mengambil suatu keputusan agar dapat


menggunakan kesempatan sebaik-baiknya. Wirausaha yang ingin maju dalam
bisnisnya, harus dapat memutar akal dengan mengandalkan intuisi, ide-ide yang
penuh kreatif dan inovatif. Mereka juga harus memandang persoalan dalam
konteks yang lebih luas, sambil mengingat bahwa keputusan-keputusan utama
akan mempunyai akibat-akibat jangka panjang atas operasi bisnisnya.

Berorientasi pada tindakan berarti berpikir cepat dan bertindak terhadap


suatu keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif.
Sikap ini terkadang dikaitkan dengan seberapa cepat seseorang responsif terhadap
keadaan. Seorang pengusaha selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan
keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Kalau dia hanya berkata-kata
dan tak bertindak, segala kesempatan yang ada berubah menjadi bencana
(kerugian). Selain itu, seorang pengusaha juga harus memiliki orientasi PDCA
(plan, do, check, and action). Hal ini berarti dia tidak hanya sekedar
merencanakan berbagai strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya. Secara
spesifik, seorang pengusaha harus menghindari NATO (no action talk only),
NADO (no action dream only) dan NACO (no action concept only.

2.2 Karakter Berorientasi Pada Tindakan


Berorientasi pada tindakan berarti berpikir cepat dan bertindak terhadap
suatu keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif.
Sikap ini terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif terhadap
keadaan, seberapa cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap
masalah yang ada, dan seberapa jauh komitmen orang tersebut atas perkataannya.
Karakter seorang pribadi yang berorientasi pada tindakan adalah memiliki
pemikiran yang lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekadar
bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau berwacana. Seorang pribadi selalu
6

menghadapi risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam setiap masalah yang


dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya berkata-kata dan tidak bertindak, segala
kesempatan yang ada akan berubah menjadi kerugian semata.
Sehebat apapun angan-angan untuk menciptakan perubahan, belum tentu
dapat dijalankan jika tidak berorientasi pada tindakan dan tidak berani mengambil
risiko. Begitu juga sebaliknya tindakan hebat, jika tidak dilandasi dengan strategi
yang betul akan sia-sia. Strategi dan tindakan adalah dua hal yang penting dalam
menciptakan perubahan. Strategi yang berorientasi pada tindakan adalah strategi
yang kaya akan inovasi dan dilandasi oleh suatu pemikiran atau mindset.

2.3 Sikap Dan Tindakan Beroriantasi Pada Tindakan Pribadi


Setiap orang memiliki perencanaan dalam hidupnya khususnya dalam
berusaha. Rencana akan menjadi mimpi yang tidak akan terwujud tanpa adanya
tindakan. Keberanian mengambil tindakan ada pada seseorang yang mantap dalam
menentukan nilai hidupnya. Dalam menentukan perencanaan terhadap tindakan
yang diambil berarti memerlukan cara pengambilan keputusan yang baik dan
cepat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi hasil akhir dari keputusan dan
tindakan yang kita ambil.
Sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan
merupakan hal yang penting. Pribadi yang berorientasi pada tindakan akan
berpikir dan bertindak cepat terhadap suatu keadaan yang dianggap menghasilkan
solusi terbaik dan efektif dalam suatu permasalahan. Menurut Stephen Covey,
pribadi seseorang itu dibentuk karena kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan yang
harus dikembangkan oleh seseorang adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
produktif.
2.4 Berorientasi Pada Resiko
Seorang wirausaha seharusnya tidak hanya berorientasi pada tindakan,
tetapi juga harus berorintasi pada risiko. Bagi seorang wirausaha (dalam
kewirausahaan), menghadapi risiko adalah tantangan karena mengambil risiko
berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam
mengubah ide menjadi kenyataan. Demikian pula pengambilan risiko bagi
7

wirausaha berkaitan dengan kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula


keyakinan pada kemampuan dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk
menelurkan hasil dari keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan wirausaha
(misalnya pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi bagi
wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil. Wirausaha
berprinsip biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju dua langkah.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah
suatu kemungkinan yang terjadi berupa konsekuensi, akibat, atau bahaya yang
tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan harapan yang terjadi akibat sebuah
proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Risiko ini
biasanya menjurus pada suatu hal yang merugikan bagi pelaku suatu kegiatan.
Berikut ini pengertian resiko menurut beberapa ahli :
1. Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama
periode tertentu (Arthur Williams dan Richard M.H.)
2. Resiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan peristiwa
kerugian (loss)
3. (A.Abbas Salim) Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu
peristiwa (Soekarto)
4. Resiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
diharapkan (Herman Darmawi)
5. Resiko adalah probabilitas seseuatu hasil/outcome yang berbeda dengan
yang diharapkan (Herman Darmawi)
Identifikasi sebuah risiko merupakan sebuah proses memahami kejadian
potensial yang mana dapat merugikan sebuah objek tertentu. Proses ini
mengidentifikasi suatu risiko yang kemungkinan terjadi dalam suatu aktivitas.
Sumber dari risiko potensial adalah semua faktor yang bisa menyebabkan risiko
tersebut. Menentukan risiko potensial harus dilakukan cepat, tetapi juga harus
berlanjut untuk mengidentifikasi risiko berdasar perubahan lingkungan. Berikut
ini merupakan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi risiko
antara lain brainstorming (menghasilkan ide mengenai topik tertentu), survey atau
observasi, wawancara, informasi historis, kelompok kerja, dan eksperimen.
8

2.5 Pengelolaan Resiko


Mengelola risiko atau disebut juga dengan manajemen risiko merupakan
suatu proses indentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk
mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Tujuan dari pelaksanaan
manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang
berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Adapun jenis-jenis strategi untuk mengelola risiko antara lain:
1. Risk Transfer, merupakan sebuah tindakan dengan cara memindahkan
risiko kepada pihak lain.
2. Risk Avoidance, merupakan tindakan untuk menghindari atau tidak
melakukan aktivitas yang mengandung risiko.
3. Risk Retention, merupakan tindakan untuk menerima sebagian atau
seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.
4. Risk Reduction, merupakan tindakan untuk mengurangi efek buruk dari
sebuah risiko.
5. Risk Deferral, merupakan tindakan untuk menunda aspek suatu proyek
hingga peluang terjadinya suatu risiko itu kecil.
Berikut merupakan cara untuk mengelola suatu risiko yaitu:
1. Pahami bahwa risiko yang sedang dihadapi itu bukan hambatan untuk
maju.
2. Sebagai hukum alam, semakin tinggi hasil yang kita inginkan maka akan
semakin tinggi pula risiko yang akan kita terima. Tidak perlu panik, secara
perlahan kita identifikasi risiko dengan teliti. Dari kita mendeteksi risiko
dari lingkungan sekitar hingga kepada risiko dari hubungan kita dengan
pemasok, pelanggan, atau kompetitor.
3. Menentukan seberapa sering risiko akan muncul.
4. Menentukan seberapa besar potensi dampak yang terjadi dari sebuah risiko
yang telah teridentifikasi.
5. Fokus kepada risiko-risiko yang dominan supaya tidak membuang waktu.
9

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tindakan adalah peristiwa yang dilakukan agen untuk suatu tujuan, yang
dipandu oleh niat orang tersebut. Kebiasaan-kebiasaan yang bersifat produktif
seperti, proaktif, bermula dari ujung pemikiran (end of mind), dan dahulukan hal
yang utama, berfikir menang – menang (win – win ), memahami untuk dipahami,
sinergi, menajamkan ketahanan, fleksibilitas dan kekuatan, menemukan keunikan
dan membantu orang lain menemukannya. Berorientasi pada tindakan berarti
berpikir cepat dan bertindak terhadap suatu keadaan untuk menghasilkan solusi
permasalahan yang baik dan efektif. Sikap dan tindakan bagi pribadi yang
berorientasi pada tindakan merupakan hal yang penting. Menentukan perencanaan
terhadap tindakan yang diambil berarti memerlukan cara pengambilan keputusan
yang baik dan cepat. Wirausaha seharusnya tidak hanya berorientasi pada
tindakan, tetapi juga harus berorintasi pada risiko. Risiko adalah suatu kondisi
yang belum pasti, tetapi mengandung unsur bahaya sebagai konsekuensi atau
akibat dari sesuatu. Karakter seorang pribadi yang berorientasi pada tindakan
yaitu memiliki pemikiran yang lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada
sekadar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau berwacana.

3.2 Saran
Ada beberapa saran dari kami, untuk menjadi seorang entrepreneur yang
hebat, berikut ini beberapa hal yang kami sarankan untuk dilakukan :
1. Membuat strategi sebaik mungkin dan perencanaan yang matang lalu
dilanjutkan dengan tindakan sesuai dengan strategi dan perencanaan yang
sudah dibuat.
2. Melakukan segala sesuatu dengan dibarengi pertanggung jawaban.
3. Latihlah pribadi Anda untuk memiliki sifat-sifat yang efektif.
4. Belajarlah dari entrepreneur yang telah sukses sebelumnya, untuk
menambah wawasan.
5. Bentuklah pribadi yang berkomitmen dan memiliki loyalitas yang tinggi.
10

DAFTAR PUSTAKA
https://sdmindonesia.com/
https://text-id.123dok.com/
https://en.wikipedia.org/wiki/Action_(philosophy)
https://klikasuransiku.com/detailArt/id=249/cat=3

Anda mungkin juga menyukai