Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Kewirausahaan dengan judul "Prinsip dan Konsep Wirausaha Sosial”.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat masukan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
makalah ini bisa selesai. Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penyusun. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi lebih baik laginya makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Bukittinggi, Desember 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.......... BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan BAB II PEMBAHASAN
1
1
A. Prinsip Wirausaha Sosial B. Pengertian Kewirausahaan Sosial
C. Konsep Wirausaha Sosial BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran DARTAR PUSTAKA
2
6
8
8
8
2.
6
1
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa
Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata
entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko,
kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil
ciptaannya.
Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri Anda untuk
dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda
dimasa mendatang.
Indonesia entrepreneurial skill untuk bisa menekan sekecil mungkin tingkat kemiskinan yang tinggi.
Menngandalkan investor asing untuk membuka lapangan kerja tidaklah cukup, menghimbau kepada
perusahaan untuk tidak memPHK karyawan atau buruhnya juga sulit diwujudkan. Salah satu cara atau jalan
terbaiknya adalah mengandalkan sector pendidikan utnuk mengubah pola piker lulsannya dari berorientasi
mencari kerja menjadi mencetak lapangan kerja sendiri alias menjadi wirausahawan mandiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Prinsip Wirausaha Sosial?
2. Apa yang dimaksud dengan Kewirausahaan Sosial?
3. Bagaimana Konsep Wirausaha Sosial?
C.Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Prinsip Wirausaha Sosial
2. Mengetahui yang dimaksud dengan kewirausahaan sosial
3. Mengetahui Konsep Wirausaha Sosial
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan Sosial
1. Pengertian Prinsip
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Prinsip mempunyai arti kebenaran yang menjadi pokok dasar
berpikir, bertindak, Asas. Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun
individual yang dijadikan oleh seseorang atau kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berfikir atau
bertindak.
Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akulasi dari
pengalaman atau pemaknaan oleh sebuah objek atau subyek tertentu. (id.m.wikepidia.org.09.45)
2.Prinsip-prinsip Kewirausahaan Menurut Para Ahli Menurut Dhidiek. D. Machyudin prinsip dalam
berwirausaha adalah sebagai berikut: 1. Harus optimis 2. Ambisius 3. Dapat membaca peluang pasar 4. Sabar
5. Jangan putus asa 6. Jangan takut gagal 7.Kegagalan pertama dan kedua itu biasa, anggaplah kegagalan
adalah kesuksesan yang tertunda. Sedangkan khafidhul ulum mengemukakan prinsip kewirausahaan sebagai
berikut : 1. Passion (semangat) 2. Independan (mandiri) 3. Marketing sensitivity (kreatif dan inovatif) 4.
Calculated risk taker (mengambil resiko penuh perhitungan ) 5. Persisten (pantang menyerah) 6. High ethical
standart (berdasarkan standar etika)
Apabila pendapat dhidiek D. Machayudin dan kafidhul ulum tersebut digabungkan, maka paling tidak
terdapat 13 prinsip dalam berwirausaha yaitu : 1) Jangan takut gagal
Banyak yang berpendapat bahwa untuk berwirausaha di anolakkan dengan impian seseorang untuk dapat
berenang. Walaupun teori mengenai berbagai gaya berenang sudah dikuasai dengan baik dan literature sudah
lengkap, tidak ada gunanyakalau tidak diikutu dengan nyebur kedalam air (peraktek berenang). Demikian
halnya untuk berusaha, tidak ada gunanya berteori kalau tidak terjun paying, sehinggamengalami
berpengalaman), dan sekali lagi jangan takut gagal, sebab kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. 2)
Semangat
Dari nasehat Harvey mckey (pada nomor 1) hal yang menjadi penghargaan terbesar bagi wirausahaan
bukanlah tujuannya, melainkan lebih kepada proses dan atau perjalanannya. Dari sarana ini, maka
bersemangatlah dalam usaha anda, pasti kedepannya akan berhasil. dan inovatif
3) Kreatif
Kreativitas dan inovasi adalah model utama bagi seorang wirausaha. Seorang wirausaha tidak boleh berhenti
berkreasi dan berinovasi dalam segala hal. Berfikir kreatif merupakan sebuah proses yang dapat
dikembangkan dan ditingkatkan. Namun setiap orang memiliki kemampuan kretif berbeda. Selama ini ada
anggapan yang salah mengenai orang yang kreatif. ada yang mengatakan hanya orang kjenius atau orang
pintar saja yang memiliki kratifitas. Kreatifitas bukanlah suatu bakat misterius yang diperuntukakkan bago
sekelompok orang tertentu. Menurut Munandar, bahwa kratifitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa
saja tidak tergantung usia, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi, atau tingkat pendidikan tertentu.
Kreatifitas dimiliiki oleh semua orang dan dapat ditingkatkan, oleh sebab itu harus dipupuk dan
dikembangkan agar tidak terpendam dan tidak dapat diwujudkan
Proses berfikir kreatif dilakukan secara sistematis dan memaluli tahaptahapan berikut :
1. pengumpulan informasi
2. proses inkubasi 3. melahirkan ide 4. evaluasi dan tindak lanjut (menjadi wurausaha sukses. Disamping
kreatif, juga dituntut inovatif, berikut pola pikir inofatif: 1. Imajinatif 2. Spekulatif 5. Impulsif 6. Belajar,
mau bertanya 7. Mencari 8. Reseptif 4) Bertindak dengan penuh perhitungan dalam mengambil resiko
3. Konseptual
4. Interpersonal
Resiko selalu ada dimanapun berada. Sering kali kita menghindar dari resiko dari yang satu, tetapi memenuhi
resiko yang lainnya. Namun yang harus dipertimbangkan adalah perhitungan dengan sebaik-baiknya sebelum
memutuskan sesuatu, terutama dalam bisnis yang tingkat resikonya tinggal. Sering kali menjadi
pertimbangan utama dalam berusaha terutama dalam pengambilan keputusan bukan hanya pada seberapa
besar manfaat atau keuntungan yang akan di peroleh, tetapi pada seberapa besar kemungkinan kita mampu
menanggung resiko dan seberapa kita mampu menanggung kerugian atas konsekuensi dari sebuah keputusan.
5) Sabar, ulet dan tekun.
Prinsip lain yang tidak kalah penting dalam berusaha dalah kesabaran dan ketekunan meskipun harus
menghadapi berbagai bentuk permasalahan, percobaan dan kendala, bahkan diremekan oleh orang lain.
Dengan kesabaran biasanya akan memahami dengan baik bagaimana mengatasi permasalahan yang timbul,
sehingga mampu memecahkan dan menghadpinya dengan baik dan optimal. 6) Harus optimis.
Optimis adalah modal usaha yang cukup penting bagi usahawan, sebab kata optimis merupakan sebuah
prinsip yang dapat memotivasi kesadaran kita,
sehingga apapun usaha yang kita lakukan harus penuh optimis bahwa usaha yang kita jalankan akan sukses.
Dengan optimis, kita akan semangkin yakin bahwa yang kita kerjakan akan berhasil dengan baik.
7) Ambisius. 9) Peka terhadap pasar atau baca peluang pasar. Peluang pasar sekecil apapun harus di
identifikasi dengan baik sehingga dapat mengambil peluang pasar tersebut dengan baik. 10) Berbisnis dengan
standar etika 11) Mandiri
Demikian juga prinsip ambisius, seorang wirausahawan harus berambisi, apapun jenis usaha yang akan
dikelola.
8) Pantang menyerah / jangan putus asa.
Prinsip pantang menyerah adalah bagian yang harus dilakukan kapanpun waktunya. Entah dalam kondisi
mendukung maupun kurang mendukung atau bahkan usaha kita mengalami kemunduran, tetapi tidak boleh
putus asa. Orang yang tidak mudah putus asa akan lebih menarik dan dikagumi oleh orang-orang sekitarnya.
Prinsip peka terhadap pasar atau dapat membaca peluang pasar adalah prinsip mutlak yang harus dilakukan
oleh wirausahawan, baik pasar ditingkat local, regional, maupun internasional.
Prinsip bahwa setiap pebisnis harus senantiasa memegang standar etika yang berlaku secara universal. Yang
menjadi perhatian adalah apakah standar etika yang berlaku disetiap Negara dikenali dengan baik dan
disesuaikan dengan budaya bangsa yang besangkutan. Indonesia memiliki undang-undang perlindungan
konsumen yang dapat dipakai sebagai salah satu pegangan dalam etika berbisnis.
Prinsip kemandirian harus menjadi panduan dalam berwirausaha. Mandiri dalam banyak hal adalah kunci
penting agar kita dapat menghindari ketergantungan dari pihak-pihak atau para pemangku kepentingan atas
usaha kita. 12) Jujur
Menurut pytagoras kejujuran adalah mata uang yang akan laku di mana-mana. Jadi, jujur kepada pemasok
dan pelanggan, atau kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan adalah prinsip dasar yang harus di
nomor satukan dalam berusaha
13) Peduli lingkungan
Pengusaha harus peduli juga terhadap lingkungan sekitarnya, turut menjaga kelastarian lingkungan dimana
tempat usahanya berada.
B. Konsep Wirausaha Sosial
Kewirausahaan sosial telah menjadi perhatian publik selama dua dekade terakhir. Kewirausahaan sosial atau
Social Entrepreneurship merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kewirausahaan, meskipun
kewirausahaan sosial menekankan pada tujuan yang lebih mulia, seperti menanggulangi masalah kemiskinan.
Kewirausahaan sosial dapat memberikan dampak positif dan memberikan solusi sebagai langkah untuk
memajukan Indonesia. Tidak semata menyelesaikan persoalan ekonomi, kewirausahaan sosial juga sekaligus
menyelesaikan berbagai permasalahan sosial di tanah air.
Dengan banyaknya masalah sosial di Indonesia, pemerintah tidak dapat menyelesaikannya sendirian namun
membutuhkan pemuda-pemudi cerdas Indonesia untuk menciptakan perubahan bagi tanah air. Untuk itu, kita
sebagai generasi muda perlu mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana menjadi seorang wirausaha
sosial dengan mempelajari konsep dan model bisnisnya terlebih dahulu. Terdapat lima kriteria dasar usaha
sosial atau Social Enterprise (SE) di Indonesia, diantaranya memiliki misi atau dampak sosial, manfaat
pemberdayaan, memiliki prinsip bisnis yang sesuai etika, reinvestasi untuk misi sosial, dan orientasi
berkelanjutan.
Selain itu, Social Enterprise (SE) di Indonesia juga dikenal memiliki empat corak utama, yaitu (1)
Community Based Social Enterprise (CBSE) yang didirikan berdasarkan kebutuhan komunitas yang
memiliki kesamaan masalah, kondisi, minat (community of interest) atau kebutuhan masyarakat lokal yang
tinggal di lokasi geografis yang sama. Oleh karena itu, di CBSE, konsumen
adalah beneficiaries atau peneriman manfaat karena kegiatannya bersifat pemberdayaan diri sendiri secara
berkelompok (self-empowerment). (2) Not-forprofit Social Enterprise (NFPSE) yang berfokus pada
pemberdayaan masyarakat atau people empowerment dalam ruang lingkup yang lebih luas. Jadi, individu
penerima manfaat adalah orang yang berbeda dengan individu konsumen (beneficiaries # consumers). (3)
Hybrid Social Enterprise (HSE) ini pada umumnya memiliki target yang berorientasi kesinambungan dan
pengembangan (sustainable development). Sumber dana cenderung seimbang antara dana sosial,
semikomersial, dan bahkan komersial. (4) Profit for Benefit Social Enterprise (PFBSE), yang memiliki target
organisasi paling luas karena selain menargetkan continuity dan development, PFBSE juga menargetkan
pertumbuhan skala atau unit bisnisnya (growth). Sifatnya sepenuhnya mandiri dan menghilangkan
ketergantungan terhadap individu atau lembaga penyandang dana.
Seorang wirausaha sosial juga harus dapat mengenal dan memahami pentingya empat prinsip bisnis (ERAT),
yaitu Ethical (menjalankan bisnis sesuai etika, nilai/norma yang berlaku), Responsible (bertanggung jawab
terhadap seluruh pemangku kepentingan), Accountable (tata kelola pelaporan yang baik), dan Transparent
(keterbukaan kejelasan informasi). Pemahaman akan sumber daya yang akan disasar juga merupakan faktor
penting. Seorang wirausaha sosial tidak hanya mempunyai sumber daya yang bersifat tangible atau berwujud
(sumber daya manusia dan sumber daya capital), tetapi juga memiliki sumber daya intangible (tidak
berwujud). Sumber daya intangible adalah nilai (value) dan modal sosial (trust). Value berfungsi sebagai
"pagar' untuk tetap konsisten berjuang demi nilai sosial tanpa tergiur keuntungan semata. Sedangkan modal
sosial (trust), dapat menciptakan perubahan struktural yang besar bagi masyarakat dengan memengaruhi
banyak orang untuk mengubah cara hidup mereka.
Memanfaatkan prinsip bisnis atau kewirausahaan untuk mengatasi masalah sosial adalah suatu konsep yang
realistis. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa wirausaha sosial Indonesia yang melihat masalah sosial
Indonesia sebagai peluang untuk perubahan dan dapat diimplementasikan. Beberapa wirausaha sosial sukses
yang menginspirasi antara lain Bambang Ismawan (Bina Swadaya), Mursida
Rambe (BMT Beringharjo), Goris Mustaqim (Asgar Muda), Helianti Hilman (PT Kampung Kearifan
Indonesia), dan Asep Supriadin (Koperasi Putera Mekar). Corak kegiatan bisnis yang dilakukan memang
beragam, namun semuanya memiliki kesamaan karakter. Mereka memiliki empati yang besar, super kreatif,
berdaya juang tinggi, dan merupakan pribadi yang menyenangkan sehingga banyak orang yang ingin
mendukung dan membantu mewujudkan cita-cita mereka. Perlu diingat, selama ada panggilan dan kemauan,
siapa pun bisa menjadi wirausaha sosial.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kewirausahaan sosial telah menjadi perhatian publik selama dua dekade terakhir. Kewirausahaan sosial atau
Social Entrepreneurship merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kewirausahaan, meskipun
kewirausahaan sosial menekankan pada tujuan yang lebih mulia, seperti menanggulangi masalah kemiskinan.
Kewirausahaan sosial dapat memberikan dampak positif dan memberikan solusi sebagai langkah untuk
memajukan Indonesia. Tidak semata menyelesaikan persoalan ekonomi, kewirausahaan sosial juga sekaligus
menyelesaikan berbagai permasalahan sosial di tanah air.
Memanfaatkan prinsip bisnis atau kewirausahaan untuk mengatasi masalah sosial adalah suatu konsep yang
realistis. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa wirausaha sosial Indonesia yang melihat masalah sosial
Indonesia sebagai peluang untuk perubahan dan dapat diimplementasikan.
B. Saran
Disarankan mahasiswa yang mengkaji tentang Konsep dan Prinsip Wirausaha Sosial yang dikemukakan di
atas, agar menjadi seorang wirausahawan yang handal di bidang wirausaha, seperti yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Yuyus suryana dan Kartib Bayu. 2011. Kewirausahaan. Jakarta: Prenada Media Group
Dr.Suryana, M.Si., Kewirausahaan pedoman praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat.2006
Sunaryo, Sudaryono.2011. Kewirausahaan. Yogyakarta:CV ANDI OFFSET
www.kamusbesar.com/14652/lide bisnisrumahan 19.blogspot.com
Hendro. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2011. Kasali Rhenald. Modul
Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan Publika. 2010.
Justin G Longecker, Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta : Salemba Empat. 2000.
Mas'ud Machfoedz, Kewirausahaan, Suatu Pendekatan Kontemporer, Yogyakarta : UPP AMP YKPN. 2004.

Anda mungkin juga menyukai