Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjat kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
kesehatan, dan memberi kita akal untuk membedakan yang baik dan yang buruk serta
sebagai, menganugerahkan kita kemampuan untuk menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

Sholawat serta salam kita tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW bin
Abdullah, semoga kita semua syafaat dan ridho-Nya dan termasuk pengikut – pengikut beliau
yang setia hingga akhir zaman nanti. Amin.

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran “KEWIRAUSAHAAN”. Dalam
makalah ini saya mengangkat tema yang membahas tentang “ ETIKA BERWRAUSAHA”.

Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, baik bantuan sepatah
atau dua patah kata, saya ucapkan banyak terimakasih. Kedua kalinya saya ucapkan banyak
terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaan karena telah
membimbing dan memberikan arahan dan masukan kepada saya. Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya mengharap kritik dan saran
yang membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah ini. Saya berharap semoga
makalah ini dapat membawa manfaat khususnya bagi saya selaku penulis dan umumnya bagi
anda selaku pembaca. Amin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I (PENDAHULUAN)

I.1. Latar Belakang Masalah.

I.2. Rumusan Masalah.

I.3. Tujuan Penulisan.

BAB II (PEMBAHASAN)

II.1. pengertian Wirausaha.

II.2. Etika Wirausaha.

II.3. Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha.

II.4. Sikap dan perilaku wirausaha.

II.5. Ciri-ciri wirausaha yang berhasil.

II.6.

BAB VI ( PENUTUP)

III.1. Kesimpulan.

III.2. Saran.

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Etika wirausaha merupakan ilmu mengenai bagaimana tata cara seorang pengusaha
dalam berperilaku didalam suatu usahanya tersebut. Banyak seorang wirausaha mengabikan
betapa pentingnya etika didalam mendirikan sutu bisnis, karena mereka berfikir dengan
kemampuan yang mereka miliki serta modal yang sangat besar suatu usaha dengan mudahnya
didirikan. Padahal tanpa adanya etika yang dimiliki seorang wirausaha suatu usaha tersebut
akan tidak berjalan sesuai rencana. Karena etika ialah suatu studi mengenai yang benar dan
yang salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika ialah suatu hal yang
benar mengenai perilaku standar. Etika wirausaha mencakup hubungan antara perusahaan
dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai
kreditur, saingan dan sebagainya. Orang – orang wirausahawan diharapkan bertindak etis
dalam berbagai aktivitasnya di masayarakat.

Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan.
Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam keseharian kegiatan wirausaha,
namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai perusahaan yang etis tidak
dibentuk dalam waktu pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan
asset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusahaan.

Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika
bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua
anggota suatu kelompok. Dunia wirausaha yang bermoral akan mampu mengembangkan
etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan kewirausahaan yang seimbang,
selaras, dan serasi.

Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan
mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus
selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam wirausaha sudah tentu harus disepakati oleh
orang-orang yang berada dalam kelompok wirausaha serta kelompok yang terkait lainnya.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Apa Pengertian wirausaha?


2.      Bagaimana Etika wirausaha?

3.      Apa Tujuan dan manfaat etika wirausaha?

4.     Bagaimana Sikap dan perilaku wirausaha?

5.      Apa Ciri-ciri wirausaha yang berhasil?

C.     Tujuan

Adapun tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Mengetahui penjelasan wirausaha.

2.      Mengetahui penjelasanbagaimana etika wirausaha.

3.      Mengetahui tujuan dan manfaat etika wirausaha.

4.      Mengetahuibagaimana sikap dan perilaku wirausaha.

5.      Mengetahuiciri-ciri wirausaha yang berhasil.


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian wirausaha

Secara sederhana wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani


mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani
mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa
takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

Menurut Peter F. Drucker kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu


yang baru dan berbeda. Maksudnya, bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau
mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Menurut Zimmerer kewirausahaan merupakan suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(usaha). Maksudnya, untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kreativitas dan jiwa
inovator yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreativitas dan jiwa inovator tentu berpikir
untuk mencari atau menciptakan peluan yang baru agar lebih baik dari sebelumnya.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan
dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya
kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang
sudah ada sebelumnya yang akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat
banyak.

Jadi, untuk berwirausaha dapat dilakukan dengan cara:

1. Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola.

2. Menyetor modal dan pengelolaan ditangani oleh pihak mitra.

3. Hanya menyerahkan tenaga namun dikonversikan ke dalam bentuk saham sebagai bukti
kepemilikan usaha.

B.     Etika wirausaha

Etika berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti kartu undangan, pada saat itu Raja-
raja perancis sering mengundang para tamu dengan menggunakan kartu undangan. Dalam
kartu undangan tercantum persyaratan atau ketentuan untuk menghadiri acara seperti waktu
acara dan pakaian yang harus dikenakan.
Dalam arti luas etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lain. Etika sering disebut
sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan masyarakat.  Tingkah
laku perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma atau kebiasaan yang berlaku di
masyarakat, karena norma-norma atau kebiasaan masyarakat disetiap daerah negara berbeda-
beda.

Dalam etika berwriausaha perlu ada ketentuan-ketentuan yang mengaturnya, yaitu:

1.    Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku dalam suatu
negara atau masyarakat.

2.    Penampilan yang ditunjukan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan, terutama dalam
menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.

3.   Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan waktu yang
berlaku.

4.   Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya, sopan, penuh tata
karma, tidak menyinggung atau mencela orang lain.

5.   Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain, hindarkan gerak-
gerik yang dapat mencurigakan.

Etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusa adalah sebagai
berikut:

1.Kejujuran

2. Bertanggung jawab

3. Menepati janji

4. Disiplin

5.  Taat hukum

6. Suka membantu

7. Komitmen dan menghormati

8.  Mengejar prestasi
C.     Tujuan dan manfaat etika wirausaha

Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan, ada beberapa tujuan etika yang selalu
ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:

1. Untuk persahabatan dan pergaulan

2. Menyenangkan orang lain

3. Membujuk pelanggan

4. Mempertahankan pelanggan

5. Membina dan menjaga hubungan

D. Sikap dan perilaku wirausaha

Sikap dan tingkah laku menunjukan kepribadian karyawan suatu perusahaan, dan diberikan
kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu.

Ada beberapa sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh
karyawan, yaitu:

1. Jujur dalam bertindak dan bersikap

2. Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas

3. Selalu murah senyum

4. Lemah-lembut dan ramah-tamah

5. Sopan santu dan hormat

6. Selalu ceria dan padai bergaul

7. Fleksibel dan suka menolong pelanggan

8. Serius dan memiliki rasa tanggung jawab

9. Rasa memiliki persahaan yang tinggi

E. Ciri-ciri wirausaha yang berhasil

Berwirausaha tidak selalu emberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan keinginan
pengusaha, ada pengusaha yang mengalami kerugian dan akhirnya bangkrut, dan ada juga
pengusaha yang awalnya hidup sederhana menjadi sukses dengan ketekunannya.
Ada beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil, yaitu:

1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Berfungsi untuk menebak kemana langkah dan arah
yang dituju sehingga dapat diketahui apa yang akan dilakukan oleh pengusaha tersebut.

2. Inisiatif dan selalu proaktif. Merupakan ciri mendasar dimana pengusaha tidak hanya
menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai
pelopor dalam berbagai kegiatan.

3.Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik
daripada prestasi sebelumnya, seperti mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama.

4.Berani mengambil risiko. Merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapan
pun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

5. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, dimana ada peluang disitu ia
memikirkan kemajuan usahanya, dan ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja
keras meralisasikannya.

6. Bartanggung jawab terhadap segala aktiitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun
yang akan datang. Tanggung jawabnya tidak hanya pada material tetapi juga moral kepada
berbagai pihak.

7. Komitmen pada berbagai pihak merupakan cirri yang harus diipegang teguh dan harus
ditepati.

8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang
berhubungan lansung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak, seperti kepada para
pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
BAB III
KEPEMIMPINAN YANG BERJIWA USAHA
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian
suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak
dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan
pemimpin memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil
jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan
keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan. Para wirausaha memiliki gaya
kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri
sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam memajukan perusahaannya.
Kepemimpinan dibutuhkan dalam Kewirausahaan agar pelaksanaan dalam dapat
terorganisir dengan baik. Karena hakikatnya kepemimpinan merupakan  proses mengarahkan
perilaku rang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu, sehingga dengan adanya
kepemimpinan suatu usaha akan terorganisir dan mencapai tujuan.Dalam berwirausaha
dibutuhkan sosok yang dapat memimpin dan bertanggung jawab dalam mengurus dan
mengelola suatu usaha.
Pemimpin merupakan jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat penting dan
vital dalam kewirausahaan seperti pengambil keputusan, penanggung jawab tindakan yang
dilakukan oleh setiap bawahannya, memberikan wewenang, dan lain-lain. Sehingga
pemimpin menentukan tumbuh dan berkembangnya sebuah organisasi, ke arah mana
jalannya sebuah organsasi tersebut. Bila dalam mengelola suatu usaha tidak ada pemimpin,
maka akan terjadi kekacauan dan kerancuan dalam pembagian tugas-tugas yang
mengakibatkan kebangkrutan. Sehingga pemimpin merupakan salah satu syarat utama dalam
berwirausaha.
A. Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan
Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wirausaha adalah suatu
proses yang menuntut pertumbuhan seiring dengan tiga komponen,yaitu pengembangan
pribadi individu, efektifitas kerja sama tim dan perubahaan organisasi. Keseluruhan butir
kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan yang terbaik dari setiap
individu, tim dan organisasi, ingat bahwa kepemimpinan wirausaha adalah menanamkan
keyakinan untuk berpikir, berprilaku dan bertindak dengan cara wirausaha dengan
pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan organisasi demi
pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders yang terlibat. Berikut ini  10
prinsip dan pelaksanaan atau sikap-sikap pemimpin yang mengajarkan dan menumbuhkan
prinsip kegiatan yang akan mengembangkan atribut kepemimpinan wirausaha kepada
seluruh organisasi.
Purposeful (memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai)Memiliki tujuan yang jelas
berarti punya pendirian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan keputusannya, memiliki
kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya merupakan kualitas
pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun.
Responsible
Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya membutuhkan evaluasi yang teratur.
Kebiasaan memahami tanggung jawab terhadap apa yang dipikirkan dan dilakukan
merupakan hal bernilai. Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada diri orang lain
membutuhkan pujian dan evaluasi kinerja yang teratur. kebiasaan semacam ini  akan
mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih besar
sebagaimana tanggungjawab yang kita harapkan dari orang lain.
·          Integritas (nilai yang sejati)
Kualitas yang tidak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar
berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Serta
memahami apa yang benar untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti
memilki integritas.
·         Nonconformity (ketidakcocokan)
Konformis tidak dilahirkan, mereka dibuat. Sesungguhnya tekanan terus-menerus
memborbadir individu dengan maksud bahwa mereka dapat diizinkan untuk mendaki dari
tangga penerimaan untuk sukses, datang dari semua sisi, hanya berbeda sedikit dari
generasi ke genarasi.
·         Coureqeous (keberanian)
Ketika keberanian terhadap pendirian dan keberanian untuk menjadi diri  sendiri dan
mengikuti jalan yang dipercaya sebagai yang terbaik merupakan kekuatan sejati yang
berkembang secara alami.
·         Intuitive (keputusan yang sebenarnya)
Keputusan yang sebenarnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan
keberhasilan. Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang
terpenting dalam bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain.
·         Patience (kesabaran)
Sabar terhadap sesuatu yang hasilnya sudah tertentu karena dalam kepastian, hanya
sedikit ruang untuk kecemasan. Kesabaran merupakan kunci dasar dalam membangun
maupun mempertahankan hubungan.ketidak sabaran merupakan pembalasan keadilan dari
relasi dengan relasi konsumen.keyakinan dalam apa yang anda kerjakan dan memiliki
kepastian bahwa segala sesuatu terjadi pada saat yang tepat dan ditempat yang tepat.
·          Listen (mendengarkan)
Mendengarkan merupakan suatu hal vital dalam bisnis, khususnya dalam tiga area
utama, namun jarang kita menyediakan waktu untuk mereka satu persatu area pertama
berkaitan dengan siapa saja memiliki tanggung jawab besar untuk mengajarkan. Area
kedua adalah siapa saja yang terlibat dalam suatu posisi tanggungjawab seharusnya selalu
memiliki kemauan untuk mendengarkan ide dan pemikiran kolega –koleganya. Area
ketiga berkaitan dengan mendengarkan menggunakan suatu cara hingga meyadari pada
kenyataan dipasaran.
·         Enthusiasm (antusiasme)
Optimisme dan anthusiasme keduanya saling membantu tidak mungkin ada seseorang
yang pesimis sekaligus antusias. Antuasisme satu orang akan berbeda dengan yang lain.
Namun, kita akan mengenali ketika orang lain memilikinya. Dia bergairah dalam apa yang
mereka kerjakan dan keyakinan mereka menular kepada yang lain.
·         Service (layanan)
Layanan produk atau ide haruslah menciptakan nilai tambah, supaya keberhasilan itu
dapat bertahan. Kepemimpinan wirausaha melibatkan penciptaan nilai melalui layanan
yang maksimal melalui kesempatan /peluang.
B. Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan dan Kewirausahaan
Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas
pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas naik dan semua
tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang berhasil.
Sedang apabila produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif
dalam jangka waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin yang gagal.
Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan
kepemimpinan dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut:
 Pengelolaan SDM, alam, dana, sarana dan waktu semakin ekonomis dan efesien.
 Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi dari semua
bagian.
 Target dan sasaran sesuai dengan ketentuan jadwal waktu.
 Organisasi cepat dan tepat dapat adaptasi terhadap perkembangan dan perubahan dari
luar organisasi (masyarakat, situasi dan kondisi sosial politik dan ekonomis).
 Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang human
sifatnya, antara lain berupa.
 Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggungjawab, dan moral yang tinggi dalam
organisasi. 
 Terdapat suasana saling mempercayai, kerjasama kooperatif dan etik kerja yang
tinggi.
 Komunikasi forma dan informal yang lancar dan akrab.
 Ada kegairahan kerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi.
 Tidak banyak terdapat penyelewengan dalam organisasi.
 Ada jaminan-jaminan sosial yang memuaskan.

C. Keterampilan yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin dalam Dunia


Wirausaha
 Keterampilan konseptual
Conceptual skills adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi. Ini mencakup
kemampuan manajer untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan
memahami hubungan antara bagian yang saling bergantung, serta mendapatkan,
menganalisa dan menginterpretasikan yang diterima dari bermacam-macam sumber.
 Keterampilan kemanusiaan ( Human Skills)
Human skills adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasi
orang lain, baik sebagai individu ataupun kelompok. Manajer membutuhkan
keterampilan ini agar dapat memperoleh partisipasi dan mengarahkan kelompoknya
dalam pencapaian tujuan.
 Keterampilan administrative
Administrative skills adalah seluruh keterampilan yang berkaitan dengan
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, kepegawaian dan pengawasan.
Keterampilan ini mencakup kemampuan untuk mengikuti kebijaksanaan dan
prosedur, mengelola dengan anggaran terbatas dan sebagainya. Keterampilan
administrative ini adalah suatu perluasan dari keterampilan konsepsual. Manajer
melaksanakan keputusan-keputusan melalui penggunaan keterampilan administrative
dan kemanusiaan.
 Keterampilan teknik
Technical skills adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan,
prosedur-prosesudr atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi,
produksi, penjualan atau pemesinan dan sebagainya.

D. Keefektifan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan


Dari berbagai teori kepemimpinan, maka bagi kewirausahaan yang ingin memiliki
kepemimpinan yang efektif, dia harus memperhatikan hal-hal sebagi berikut :

 Ciptakan tatanan nilai dan keyakinan untuk para karyawan dan buatlah agar
mereka bergairah mengejarnya.
 Hargai dan dukung hal-hal positif yang dicapai para karyawan.
 Berikan contoh.
 Fokuskan upaya para karyawan terhadap tujuan yang menantang dan terus arahkan
mereka pada tujuan tersebut.
 Sediakan sumber daya yang dibutuhkan karyawan untuk mencapai tujuan.
 Berkomunikasilah dengan para karyawan.
 Hargai keragaman para pekerja.
 Rayakan setiap keberhasilan bersama para pekerja.
 Doronglah kreatifitas antara para pekerja.
 Pertahankan selera humor.
 Tataplah terus masa depan.

E . Tantangan dan Hambatan Kepemimpinan dalam Kewirausahaan


1. Ketidakmampuan Manajemen. Dalam kebanyakan UKMK, kurangnya pengalaman
manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah
utama dari kegagalan usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.
2. Kurang Pengalaman. Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis
yang memadai (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan
konsep yang mencukupi); kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan
mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.
3. Lemahnya Kendali Keuangan. Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu
digarisbawahi, yaitu: kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit
terhadap pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis dengan
hanya “modal dengkul,” yang merupakan kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung
sangat optimis dan sering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam
bisnis. Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan
tampaknya permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai mengingat perusahaan
mereka memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai pertumbuhannya. Selain itu,
tekanan terhadap UKMK untuk menjual secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa
manajer melihat peluang untuk mendapatkan keunggulan persaingan terhadap
pesaingnya dengan cara menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis
kecil harus mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan
mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.
4. Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis. Terlalu banyak wirausahawan yang
mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya
bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun, kegagalan perencanaan biasanya
mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini berlaku untuk keduanya usaha
besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas,
sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan
memelihara keunggulan bersaing di pasar.
5. Pertumbuhan Tak Terkendali. Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan
didambakan oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan
terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru
berdiri dapat diperkirakan mengalami pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan
basis modal mereka apabila penjualan meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya,
perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau dari tambahan modal pemiliknya,
tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk sebagian investasi
modal.
6. Lokasi yang buruk. Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian
merupakan suatu seni – dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih
tanpa penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan
memilih lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini,
penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut terancam gagal.
7. Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik. Umumnya, investasi terbesar yang harus
dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam persediaan, namun pengendalian persediaan
adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat
persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok,
yang akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.
8. Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan. Berhasil melewati “tahap awal
kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis. Setelah berdiri, pertumbuhan
biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar drastis berbeda.
Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan berhasil
seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan mengharuskan
wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan pengendalian
sehari-hari – sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak wirausahwan.
F. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang perilaku
kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah : Kekuatan
dalam diri wirausahawan, kekuatan pada bawahan, dan kekuatan dalam situasi
kepemimpinan. Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia mem-
bangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi. Kelima macam langkah
dalam pengambilan keputusan adalah:
 Mengidentifikasi dan merumuskan problem yang dihadapi.
 Mengupayakan dan mengevaluasi solusi-solusi yang mungkin dapat diterapkan.
 Memilih sebuah pemecahan (solusi) yang diinferensi.
 Menerapkan solusi tersebut.
 Mengevaluasi hasil-hasil yang dicapai
Langkah pertama berupa menemukan dan merumuskan problem yang bersangkutan,
merupakan suatu tahapan pengumpulan informasi, pemrosesan informasi dan pertimbangan-
pertimbangan. Setelah masalah selesai dirumuskan, maka pada tahap berikutnya orang dapat
merumuskan sebuah atau beberapa buah solusi potensial. Pada tahap ini orang
mengumpulkan lebih banyak informasi, kemudian data dianalisis, dan pro serta kontra
berbagai pilihan tindakan diidentifikasi. Selanjutnya, pada langkah ketiga telah diambil
sebuah keputusan, guna memilih rangkaian tindakan tertentu. Bagaimana cara hal tersebut
dilakukan dan oleh siapa, perlu diselesaikan secara berhasil pada masing-masing situasi
problem.
          Setelah mengetahui yang dipreferensi, maka perlu disusun rencana-rencana kegiatan
yang tepat dan kemudian mengimplementasi mereka secara lengkap. Inilah tahapan dimana
penentuan arah dipastikan dan dimulai rangkaian tindakan untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan pemecahan masalah. Terakhir adalah eveluasi, proses pengambilan keputusan
tidaklah lengkap, sampai hasil-hasil dievaluasi. Seandainya hasil-hasil yang diinginkan tidak
dicapai, maka proses yang bersangkutan harus diulangi, guna memungkinkan adanya
tindakan-tindakan korektif.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan oleh seorang
pemimpin, diantaranya:
 Kekuatan dari diri wirausahawan
Wirausahawan harus memiliki kekuatan dari dalam diri sendiri, nilai-nilai wirausahawan
seperti efisiensi organisasional bagi wirausaha,pertumbuhan pribadi, pertumbuhan bawahan
dan laba perusahaan. Pertumbuhan bawahan dinilai sangat baik karena dari situ
wirausahawan memiliki pengalaman dan dapat membuat keputusan dari pengalaman tersebut.
Derajat kepercayaan wirausahawan pada bawahan dapat membuat keputusan secara
demokratis, kekuatan pemimpin itu sendiri juga menentukan karena dalam membuat
keputusan dibutuh kpercayaan diri dalam menentukan keputusan tersebut.
 Kekuatan pada bawahan
Seorang pemimpin harus mengerti kemampuan bawahan yang mempengaruhi
kebijakannya dalam mengambil keputusan, harus mengingat bahwa setiap bawahan memiliki
perbedaan karakter dan juga kemampuan, untuk itu seorang pemimpin harus jeli dalam
mengambil keputusan.
 Kekuatan pada situasi atau keadaan
Kuatan ini melibatkan tipe organisasi dimana seorang pemimpin bekerja. Fungsi
oraginasi kelompok kerja dan geografis menjasi penting dalam membuat keputusan.
Efektifitas anggota-anggota kelompok bekerja bersama untuk tujuan ini seorang
wirausahawan harus mengevaluasi isu-isu pengalaman kelompok dalam kerjasama dan
derajat yang dimiliki para anggota kelompok dalam kemampuan mereka di dalam
memecahkan masalah sebagai suatu kelompok. Sebagai aturan umum sorang wirausahawan
hendaknya hanya memberikan tanggung jawab perbuat keputusan kepada kelompoknya yang
efektif. Kekuatan mempengaruhi agar bawahan dapat bekerjasama.

G. Perbedaan Pemimpin dengan Manajer


Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa
wirasahawan adalah seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah wirausahawan,
memimpin dan mengelola bukanlah merupakan aktifitas yang identik. Kepemimpinan
adalah bagian dari manajemen. Pengelolaan (manage) adalah bidang yang lebih luas
dibandingkan memimpin dan dipusatkan pada masalah perilaku maupun non perilaku.
Kepemimpinan terutama ditekabkan pada isu perilaku. Pemimpin yang tidak bisa
mengelola (to manage) akan gagal dalam kepemimpinannya, sementara manajer yang
tidak bisa memimpin (to lead) akan gagal dalam aktivitas manajerialnya.  Namun
sesungguhnya pemimpin (leader) dan manajer merupakan dua konsep yang berbeda dan
terdapat perbedaan diantara keduanya. 
Pemimpin (leader) adalah seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat
kepemimpinan personality atau authority(berwibawa).  Ia disegani dan berwibawa
terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan kemampuan serta didukung
perilakunnya yang baik.  Pemimpin (leader) dapat memimpin organisasi formal maupun
informal, dan menjadi panutan bagi bawahan (pengikut)nya.  Biasanya tipe
kepemimpinannya adalah “partisipatif leader” dan falsafah kepemimpinannya adalah
“pimpinan untuk bawahan”.
Sedangkan manajer juga merupakan seorang pemimpin, yang dalam praktek
kepemimpinannya hanya berdasarkan “kekuasaan atau authority formalnya”
saja.  Bawahan atau karyawan atau staf menuruti perintah-perintahnya karena takut
dikenakan hukuman oleh manajer tersebut.  Manajer biasanya hanya dapat memimpin
organisasi formal saja dan tipe kepemimpinannya ialah “autocratis leader” dengan
falsafahnya ialah bahwa “bawahan adalah untuk pemimpin”.

Manajer Pemimpin

         Mengelola          Berinovasi
         Dapat di cetak          Tidak dapat di cetak
         Memelihara          Mengembangkan
         Memfokuskan pada sistem dan struktur          Memfokuskan pada orang-orang
(bawahan)
         Mengandalkan kontrol
         Menumbuhkan kepercayaan
         Berorientasi jangka pendek
         Memiliki perspektif jangka panjang
         Bertanya bagaimana dan kapan
         Bertanya apa dan mengapa
         Berorientasi pada hasil
         Berorientasi pada peluang-peluang
         Meniru
masa depan
         Menerima status quo
         Menciptakan
         Seperti tentara yang siap selalu diperintah
         Menentang status quo
         Melakukan dengan benar
         Adalah dirinya sendiri
         Melakukan hal yang benar

Lebih spesifik, perbedaan pemimpin (leader) dan manajer dapat dilihat dari tiga hal
yang selalu berkaitan dengannya, yaitu: sumber kekuasaan yang diperoleh, bawahan, dan
lingkungan kerja.
Berdasarkan sumber kekuasaan yang diperoleh, seorang manajer dipilih melalui jalur
formal (seperti dipilih oleh komisaris atau direktur) dengan dasar yuridis yang
dimiliki.  Artinya seseorang dapat menjadi manajer jika mempunyai dasar yuridis yaitu
adanya surat keputusan atau surat pengangkatan.  Sedangkan pemimpin (leader)
kekuasaan yang dimiliki berdasarkan kontrak  sosial dengan anggota atau bawahan.
Berkaitan dengan bawahan, manajer memiliki bawahan yang biasanya disebut
sebagai staf atau karyawan yang memiliki posisi formal dalam struktur hierarki
organisasi.  Bawahan atau karyawan menuruti perintah-perintahmya, karena takut
dikenakan hukuman oleh manajer.  Sedangkan Pemimpin (leader) memiliki bawahan
yang biasanya disebut sebagai pengikut.  Bawahan atau pengikut menjalankan perintah
dari pimpinan (leader) atas dasar kewibawaan pemimpin terhadap bawahan atau
pengikutnya karena kecakapan dan kemampuan serta perlakuannya yang baik.
Adapun dari segi lingkungan kerja, manajer biasanya hanya dapat memimpin pada
lingkungan kerja organisasi formal saja dan bertanggung jawab kepada
atasannya.  Sedangkan pemimpin (leader) dapat memimpin lingkungan kerja organisasi
baik formal maupun informal dan bertanggung jawab kepada anak buahnya.   Seorang
pemimpin (leader) merupakan bagian dari pengikut sedangkan manager merupakan
bagian dari organisasi.
Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa pimpinan (leader) memiliki fungsi
dasar  mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan untuk bergerak pada arah yang
sama yaitu tujuan. Sedangkan fungsi seorang manajer berkaitan dengan manajemen,
yaitu kegiatan-kegiatan seputar perencanaan (planning), pengorganisasian (organising),
penempatan staff (staffing), pengarahan (directing) dan kontrol (controlling). Dalam
menjalankan fungsinya, seorang manajer lebih sering memanfaatkan wewenang dan
kekuasaan jabatan secara struktural yang memiliki kekuatan mengikat dengan dapat
melakukan paksaan atau hukuman untuk mengarahkan bawahan. Sedangkan seorang
pemimpin (leader) lebih menekankan pengaruh atau karisma yang dimilikinya sehingga
bawahan secara sadar untuk mengikuti arahan sang pemimpin. Ia menstimulasi,
memfasiltasi, dan berpastisipasi dalam setiap kegiatan yang menginginkan bawahan
mengikutinya. Tidak dengan hadiah, paksaan atau hukuman.
Pemimpin dan manajer merupakan salah satu intisari, sumber daya pokok, dan titik
sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi ataupun perusahaan.  
Bagaimana kreativitas dan dinamikanya seorang pemimpin atau manajer dalam
menjalankan wewenangnya akan sangat menentukan apakah tujuan organisasi atau
perusahaan tersebut dapat tercapai atau tidak.  Hal yang perlu di tekankan adalah bahwa
tidak selamanya manajer buruk dan pemimpin adalah baik.  Perlunya kombinasi dan
campuran yang tepat di antara keduanya, sangat dibutuhkan dalam organisasi, pada
berbagai tingkat jabatan yang berbeda-beda.  Sehingga organisasi yang tengah dijalani
dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
H. Kepemimpinan dalam Organisasi Sektor Publik
Mark Tucci (2008) menyebutkan beberapa karakteristik penting kepemimpinan dalam
sektor publik atau kepemerintahan.
Membangun kesatuan tujuan (building unity of purpose) dengan cara berbagi visi
(shared vision). Yaitu, melibatkan sekaligus mendidik aparatur dan mempertegas hal-hal
yang menjadi tanggung jawab pada dirinya, sehingga tidak berkembang buruk dengan
pola-pola mengambil manfaat pribadi.
Melakukan klarifikasi arahan (clarifying direction) berupa langkah-langkah strategis
yang diturunkan dari visi dan pola-pola aksi terukur. Ini penting supaya aparat
memahami sasaran ideal yang ingin dicapai dan rencana kerja detail yang menjadi bagian
tugasnya. Inilah kesempatan terbaik untuk menjabarkan visi menjadi kenyataan. Arahan
dan penjabaran sekaligus dapal dikembangkan dalam ukuran serta nilai-nilai Pancasila
dan Wawasan Kebangsaan.
Melakukan pergeseran dari pendekatan transaksi menjadi transformasi, untuk
menghindari fokus yang sempit dan hanya berorientasi transaksi individual. Pergeseran
dari transaksi menjadi transformasi dapat terjadi apabila aparat memahami bahwa tugas
sehari-hari mereka merupakan bagian dari tujuan organisasi; mampu menghubungkan
antara program operasional, proyek dan isu secara jelas; serta paham atas kebutuhan
akan berbagai inovasi untuk berbagai solusi; mampu berkolaborasi, koordinasi, dan
mendukung tim kerja sehari-hari secara terus menerus meningkatkan proses kerja.
Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang berhubungan dengan
kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui
pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum. Dengan kata lain, organisasi
sektor publik berorientasi pada penyediaan pelayanan yang memadai bagi masyarakat
bukannya mencari keuntungan. Penjelasan tentang hubungan antara faktor kepemimpinan
dan kualitas pelayanan publik dikemukakan oleh Katz dan Kahn dalam Richard M. Steer
(Tangkilisan, 2005), dimana kualitas kepemimpinan dalam berbagai bentuk
memperlihatkan perbedaan antara organisasi yang mampu mencapai tujuan dan yang
tidak. Dikatakan bahwa kepemimpinan dapat mengisi beberapa fungsi penting yang
diperlukan bagi organisasi untuk mencapai tujuannya, seperti berikut ini :
Dalam fungsi mengisi kekosongan akibat ketidaklengkapan atau ketidaksempurnaan
desain organisasi. Ada banyak hal dalam aktivitas organisasi publik yang tidak diatur
dalam peraturan perundangan sebagai dasar pembentukan organisasi publik. Karena itu
tugas pemimpin adalah mewakili organisasi publik dalam setiap kegiatan yang
menyangkut tugas dan fungsi pokok birokrasi publik. Tugas-tugas lain, baik internal
maupun eksternal, yang belum diatur dalam perundangan yang ada, menjadi tanggung
jawab pimpinan.
Membangun mempertahankan stabilitas organisasi dalam lingkungan yang bergolak,
dengan memungkinkan dilakukan penyesuaian dan adaptasi yang segera pada kondisi
lingkungannyang bergolak atau yang sedang berubah. Dalam menindaklanjuti aktivitas
layanan, sudah menjadi tugas pimpinan dan para stafnya untuk melakukan persiapan diri
jika mekanisme, metode, dan teknik yang bersifat substansial maupun peraturan
perundangan yang melatarbelakanginya.
 Membantu koordinasi internal dari unit-unit organisasi yang berbeda-beda,
khususnya selama nasa pertumbuhan dan perubahan. Kepemimpinan dapat meredam serta
menjadi pemisah bagi kelompok-kelompok yang berkomflik dalam organisasi. Tugas dan
fungsi organisasi publik tidaklah ringan, karena keberhasilan layanan sangat ditentukan
oleh kualitas kerjanya. Inilah tugas berat dari organisasi publik, karena itu dibutuhkan
seorang pimpinan yang mampu mengatasi gejolak atau konflik internal sehingga tidak
mengganggu kinerja serta prestasi organisasi publik.
  Memainkan peranan dalam mempertahankan susunan anggota yang stabil dengan
cara pemenuhan kebutuhan anggota secara memuaskan. Untuk mensukseskan organisasi
publik dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pimpinan dan stafnya perlu memikirkan
kesejahteraan karyawan, baik kebutuhan fisik, spritual, maupun kepuasan-kepuasan lain
yang menjadi ukuran karyawan sendiri. Jika kondisi ini terpenuhi, tidaklah sukar bagi
organisasi publik untuk mengemban tugas yang diberikan kepadanya.
Dalam mewujudkan pelayanan prima, seorang pemimpin harus berani melakukan
perubahan. Karena itu diperlukan kepemimpinan transformasional yaitu kepemimpinan
yang mampu sebagai agen perubahan. Berbagai perubahan mungkin mendapatkan
tantangan dan hambatan, baik dari dalam maupun luar organisasi namun seorang
pemimpin transformasional harus berani menghadapi kompleksitas, ambiguitas, dan
ketidakpastian tersebut dengan menyiapkan strategi terbaik. Perubahan-perubahan yang
dapat dilakukan seorang pemimpin untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, antara
lain :
 Memangkas berbagai birokrasi yang sudah tidak relevan.
  Menerapkan contestability (membandingkan pelayanan yang dilakukan unit
organisasinya dengan organisasi lain untuk melihat efisiensi dan efektivitasnya)
bahkan mengembangkan kontrak dengan sektor swasta (jika hal ini merupakan jalan
terefektif dan terefisien yang harus ditempuh).
 Menggunakan berbagai teknologi baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik.
 Mengembangkan kebijakan publik yang berorien tasi pada pelanggan (customer
focus)
Dalam perspektif pelayanan publik, pemimpin harus mampu membawa organisasi
publik dalam memberikan pelayanan prima. Karena pada hakekatnya dibentuknya
organisasi publik adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tangkilisan
(2005) mengatakan bahwa organisasi publik dikatakan efektif apabila dalam realita
pelaksanaannya birokrasi dapat berfungsi melayani sesuai dengan kebutuhan masyarakat
(client), artinya tidak ada hambatan (sekat) yang terjadi dalam pelayanan tersebut, cepat
dan tepat dalam memerikan pelayanan, serta mampu memecahkan
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan
usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-
menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya yang
akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Seorang wirausaha
harus memiliki etika dalam menjalankan usahanya, yaitu antara lain: Sikap dan perilaku,
Penampilan, Cara berpakaian, Cara berbicara, dan Gerak-gerik.
Dalam etika ada beberapa manfaat yang dapat dipetik, yaitu: Persahabatan dan
pergaulan, Menyenangkan orang lain, Membujuk pelanggan, Mempertahankan
pelanggan, Membina dan menjaga hubungan, serta Berusaha menarik pelanggan. Sikap
dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan sesuai dengan
etika wirausaha, yaitu: jujur dalam bertindak dan bersikap, rajin, tepat waktu, dan tidak
pemalas, selalu murah senyum, lemah lembut dan ramah-tamah, sopan santun dan
hormat,selalu ceria dan pandai bergaul, fleksibel dan memiliki rasa tanggung jawab,
serius dan suka menolong, serta rasa memiliki perusahaan yang tinggi.
Beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil, yaitu: memiliki visi dan
tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani
mengambil risiko, kerja keras, bertangung jawab, komitmen pada berbagai pihak, serta
mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak

B.  Saran

Kegiatan kewirausahaan merupakan kegiatan sehari-hari yang sering kita lakukan,


namun tidak tau dimana posisinya. Oleh sebab itu untuk menjadi wirausahawan yang
sukses, alangkah baiknya dipahami dan diaplikasikan etika dalam berwirausaha, agar
mudah dalam pencapaian tujuan perusahaan.
DAFTAR  PUSTAKA

Kasmir.2006.Kewirausahaan.JAKARTA.PT. RajaGrafindo Persada.

Click to access DIKTAT%20MEMBANGUN%20ETIKA%20BISNIS


%20KEWIRAUSAHAAN-4.pdf

Anda mungkin juga menyukai