Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha dan wirausaha terdiri dari 2 kata yaitu, wira

yang berarti kesatria, pahlawan, pejuang, unggul, gagah berani, sedangkan satu lagi adalah

kata usaha yang berarti bekerja, melakukan sesuatu. Dengan demikian pengertian dari

wirausaha ditinjau dari segi arti kata adalah orang tangguh yang melakukan sesuatu.

        Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam

menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta

menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam

rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih

besar.

        Tumbuhnya minat berwirausaha yang terdapat jiwa-jiwa muda sekarang semakin besar,

makin kreatif, inovtif, dan sangat bersungguh-sungguh untuk berwirausaha, apapun resiko

yang akan diterima, itulah beban yang akan ditanggung oleh wirausaha, dan kegagalan

mimpi paling terburuk yang selalu membayangi para wirausahawan. Wirausahawan sekarang

tidak pernah takut dengan terbatasnya akses, perlengkapan, dan lahan.

Komitmen adalah suatu perjanjian atau kesepakatan untuk melakukan sesuatu. Wirausaha

yang mempunyai komitmen tinggi, mentaati atau memenuhi janjinya untuk memajukan

usaha bisnisnya sampai berhasil. Dalam berwirausaha benar-benar sangat yang dibutuhkan

yang namanya konsisten, karena konsisten inilah yang menentukan keberhasilan. Dalam

dunia bisnis atau wirausaha konsisten itu juga berpengaruh kepada konsumen yang sangat

menentukan keberhasilan yang akan kita peroleh nantinya.

Selain dibutuhkan komitmen tinggi, seorang wirausahawan juga membutuhkan yang

namanya etika dalam berwirusaha, dalam rangka untuk menjaga silahturahmi dan kemajuan

antar relasi dan juga rekan bisnis. Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai

etika-etika dalam berwirausaha dan juga filosofi serta tanggung jawab sosial sebagai seorang

wirausahawan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana masyarakat memahami etika dalam berwirausaha?

1.2.2 Bagaimana masyarakat memahami dan menjalankan filosofi dan tanggung jawab sosial

dalam bidang wirausaha?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui cara mengatasi rasa takut kegagalan dalam berwirausaha.

1.3.2 Untuk menumbuhkan jiwa-jiwa wirausahawan di kalangan mahasiswa

1.4 Manfaat

1.4.1 Memberikan wawasan untuk mengatasi rasa takut akan kegagalan dalam

berwirausaha

1.4.2  Menumbuhkan jiwa-jiwa wirausahawan di kalangan mahasiswa

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Dan Wirausaha

A. Pengertian Wirausaha

Secara sederhana wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil

risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko

artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas

sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Dalam pelaksanaannya, wirausaha sangat berhubungan erat

dengan banyak orang dan sistem yang mengatur dan menuntun pengusaha untuk menjalankan

organisasinya sesuai dengan nilai-nilai moral dan norma yang berlaku.

B. Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti kartu undangan, pada saat itu

Raja-raja perancis sering mengundang para tamu dengan menggunakan kartu undangan. Dalam

kartu undangan tercantum persyaratan atau ketentuan untuk menghadiri acara seperti waktu

acara dan pakaian yang harus dikenakan. Menurut Suryana (1993, hal. 177), etika adalah falsafah

moral dan merupakan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut pandang budaya, susila,

dan agama. Etika merupakan suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari

apa yang tidak benar.

2.2 Etika Dalam Berwirausaha

Dalam arti luas etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lain. Etika sering

disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan masyarakat.

Tingkah laku perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma atau kebiasaan yang berlaku di

masyarakat, karena norma-norma atau kebiasaan masyarakat disetiap daerah negara berbeda-

beda. Menurut Zimmerer (1996, hal 20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha

yang berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat

keputusan dan memecahkan persoalan.


3
Etika bisnis sangat diperlukan untuk mempertahankan loyalitas stakeholders dalam

membuat keputusan-keputasan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan. Hal

ini dikarenakan stakeholders mempengaruhi keputusan. Ada beberapa kelompok stakeholders

yang mempengaruhi keputusan-keputusan bisnis demi kelangsungan hidup perusahaan, yaitu:

konsumen, karyawan, inverstor, pemilik dan manajemen, pemasok bahan-bahan, organisasi

pekerja, pemerintah, bank, masyarakat, dan mitra usaha.

Berlaku sesuai etika dan bertindak sebagai warga perusahaan yang baik merupakan

sesuatu yang harus dilakukan karena akan mendatangkan manfaat (Hunger & Whellen, 2000).

Adapun manfaat perusahaan yang berperilaku etis adalah:

1. Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan

dengan reputasi.

2. Kerangka kerja yang kokoh memandu para manajer dan karyawan perusahaan

sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja

perusahaan yang semakin kompleks.

3. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat

dari stakeholders.

4. Banyak perusahaan yang menetapkan perilaku etis dan tanggung jawab social dapat

menambah uang dalam bisnis mereka.

Secara logika (pencarian laba) mendominasi dalam pengambilan keputusan bisnis, tetapi

keputusan tersebut juga memiliki konsekuensi terhadapa kemanusiaan (pekerja, supplier,

konsumen, maupun kehidupan social), seperti: kelalaian nuklir, penggajian berbeda karena ras.

Konsekuensi pengambilan keputusan tersebut akan menentukan eksistensi perusahaan kedepan.

Keputusan etika yang tepat yang sesuai dengan keinginan perusahaan dan stakeholders akan

memberikan beberapa keuntungan seperti reputasi yang baik.

Etika dalam berwirausaha yaitu mengatur tata cara atau tindakan dalam mengatur tingkah

laku manusia dalam berwirausaha. Dalam berwirausaha perlu ada etika atau ketentuan-ketentuan

yang mengaturnya, yaitu:

4
1.      Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku dalam suatu negara

atau masyarakat.

2.      Penampilan yang ditunjukan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan, terutama dalam

menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.

3.      Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan waktu yang berlaku.

4.      Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya, sopan, penuh tata karma, tidak

menyinggung atau mencela orang lain.

5.      Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain, hindarkan gerak-gerik

yang dapat mencurigakan.

Etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha adalah sebagai berikut:

1.      Kejujuran

Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara maupun bertindak. Jujur

perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran usaha

tidak akan maju dan tidak dipercaya konsumen atau mitra kerjanya.

2.      Bertanggung jawab

Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan dalam bidang

usahanya. Kawajiban terhadap berbagai pihak harus segera diselesaikan. Tanggung jawab tidak

hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat, dan

pemerintah.

3.      Menepati janji

Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran, pengiriman

barang atau penggantian. Sekali saja seorang pengusaha ingkar janji, hilanglah kepercayaan

pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan

disepakati sebelumnya.

4.      Disiplin

Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan

usahnya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan usahanya.

5
5.      Taat hukum

Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang berkaitan dengan

masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang telah

dibuatkan berakibat fatal dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi beban moral bagi

penguasaha apabila tidak diselesaikan.

6.      Suka membantu

Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang memerlukan bantuan.

Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha

yang terkesan pelit akan dimusuhi banyak orang.

7.      Komitmen dan menghormati

Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan menghargai komitmen dengan

pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung tinggi komitmen terhadap apa yang telah

diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak.

8.      Mengejar prestasi

Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin. Tujuannya

agar perusahaan dapat terus bertahan dari waktu ke waktu. Prestasi yang berhasil dicapai perlu

terus ditingkatkan. Disamping itu, pengusaha juga harus tahan mental dan tidak mudah putus asa

terhadap berbagai kondisi dan situasi yang dihadapinya.

2.3 Prinsip-prinsip etika dan perilaku bisnis

Secara umum, etika bisnis merupakan acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, bisnis etika memiliki prinsip-

prinsip umum yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis

yang dimaksud. Adapun prinsip-prinsip etika bisnis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prinsip otonomi: adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki kewenangan sesuai

dengan bidang garap yang dilakukan dan pelaksaannya dengan visi dan misi yang

dipunyainya. Misalnya, perusahaan tidak bergantung pada pihak lain untuk mengambil

6
keputusan, tetapi perusahaan memiliki kekuatan tertentu sesuai dengan visi dan misi yang

diembannya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.

2. Prinsip kejujuran: nilai kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam

mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Penerapan prinsip kejujuran misalnya

penawaran barang dengan kualitas dan fakta riil seperti produk yang dibuat dan

dipasarkan harus benar-benar mencerminkan produk yang sesuai dengan fakta, tidak

terdapat unsur manipulasi seperti barang yang berkualitas rendah dinyatakan sebagai

barang berkualitas tinggi.

3. Prinsip tidak berniat jahat: bisnis didirikan dengan maksud untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, konsumen, dan lain-lain.

4. Prinsip keadilan: prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis

menggunakan etika bisnis adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait. Tolak ukur

yang dipakai menentukan atau memberikan kelayakan sesuai dengan ukuran-ukuran

umum yang telah diterima oleh masyarakat bisnis dan umum. Contoh: memberi upah

yang layak bagi para pegawai, memberi harga yang sesuai dengan kualitas produk.

5. Prinsip hormat pada diri sendiri: pengertian prinsip ini merupakan tindakan bisnis yang

dampaknya berpulang kembali pada bisnis itu sendiri. Jika bisnis memberikan kontribusi

yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat akan memberi respon yang sama.

2.4 Filosofi Etika dan Tanggung – Jawab Sosial

Etika adalah tatanan nilai moral dan standar, perilaku yang membentuk dasar bagi orang-

orang dalam suatu organisasi sewaktu mereka membuat keputusan dan berinteraksi dengan pihak

stakeholders dalam membuat perusahaan. Etika merajuk pada prinsip-prinsip perilaku yang

membedakan antara baik, buruk, benar, dan salah (Cullen & John, 2005). Tujuan etika adalah

memungkinkan individu membuat berbagai pilihan diantara perilaku, karena tindakan individu

menjadi lebih terkait terhadap yang lain, contohnya ketika manajer lebih bertanggung-jawab

terhadap stakeholders.

7
Banyak praktik manajemen perusahaan yang bahan kajian menjadi dengan mudah

mendapatkan maasalah dalam tindakan tidak etis dan illegal. Praktik-praktik yang sampai

sekarang masih dipertanyakan dan menjadi bahan kajian atau penelitian antara lain:

1. Kelalaian praktik manajemen pada tenaga nuklir, persenjataan, dan parbik bahan kimia

serta limbah industri.

2. Menolak memberikan perlindungan, pinjaman kepada minoritas.

3. Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.

4. Produksi dan penjualan produk rusak.

5. Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi sosial.

6. Diskriminasi dalam suku dan agama.

Dari sudut pandang strategi, suatu perusahaan wajib mempertimbangkan tanggung jawab

sosial dimana bisnis menjadi bagiannya. Hunger & Whellen (2000) menyampaikan argumen

yang berkaitan dengan perilaku manajemen perusahaan dalam etika dan tanggung jawab adalah:

1. Moralitas: perusahaan harus bertanggung jawab kepada stakeholders karena hal ini

merupakan hal yang benar baik secara profesional maupun agama.

2. Pemurnian kepentingan diri sendiri: pertanggungjawaban atas dasar kompensasi.

3. Teori investasi: reputasi memberikan keuntungan dalam jangka panjang.

4. Mempertahankan otonomi.

Filosofi moral sebagai sebuah bahasa dan struktur berpikir mendasari keputusan etika dan

dilema. Donaldson (1992) mengungkapkan bahwa etika bisnis merupakan dasar perilaku anggota

dalam membuat keputusan dan pilihan etika jika ingin terjun dalam bisnis. Dalam pengambilan

keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk membuat keputusan itu. Ada sepuluh

prinsip etika yang mengarahkan perilaku (Zimmerer, 1996 and Michael Josephson, 1998):

1. Kejujuran

2. Integritas; memegang prinsip kebenaran, terhormat, penuh pendirian.

3. Memelihara janji; mentaati janji, berkomitmen dan dapat dipercaya.

8
4. Kesetiaan; hormat dan loyal terhadap perusahaan, stakeholders, dan lain-lain.

5. Kewajaran atau keadilan; berlkau adil, toleransi terhadapa keberagaman.

6. Suka membantu orang lain; memiliki belas kasihan terhadap orang lain.

7. Hormat kepada orang lain; menghormati hak dan kebebasan orang lain.

8. Bertanggung jawab; menaati aturan-aturan yang ada, penuh kesadaran sosial.

9. Mengejar keunggulan; melakukan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan dan

kompetensi.

10. Dapat dipertanggungjawabkan; setelah kegiatan dapat dipertanggungjawabakan

secara moral, legal, formal.

2.5 Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Dalam menjalankan bisnis seorang wirausaha memiliki kepentingan dengan berbagai

pihak (pihak internal dan eskternal) yang tentunya dapat mempengaruhi keputusan dan masa

depan usahanya. Sehingga secara tidak langsung seorang wirausaha memiliki tanggung jawab

terhadap semua pihak yang bersangkutan dan mengambil tindakan yang akan meningkatkan

kesejahteraan.

Untuk memahami peran etika di dalam lingkungan bisnis, kita perlu menggunakan etiaka

dalam proses pengambilan keputusam. Pengambilan keputusan etis dapat menumbuhkan

kepercayaan bagi hubungan anatar para pelanggan, karyawan, dan perusahaan lain.

Selain etika, yang juga sama penting ialah pertanggungjawaban sosial perusahaan. Etika

sangat berpengaruh peada tingkah laku individual. Tanggung jawab sosial mencoba

menjembatani komitmen individu dan kelompok dalam suatu lingkungan sosial seperti

pelanggan, perusahaan lain, karyawan, investor, dan alam. Menurut Zimmerer, ada beberapa

pertanggung jawaban perusahaan, yaitu:

1. Tanggung jawab terhadap lingkungan.

Perusahaan harus ramah lingkungan. Artinya perusahaan harus menjaga dan

memilihara lingkungan.

9
2. Tanggung jawab terhadap karyawan.

Mendengarkan keluhan karyawan, memberikan pelatihan demi kemajuan kinerja

karyawan, dan lain-lain.

3. Tanggung jawab terhadap pelanggan.

Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas, memberikan harga yang adil dan

wajar sesuai dengan kualitas, juga melindungi hak-hak pelanggan.

4. Tanggung jawab terhadap investor

Menyiapkan pengembalian (retur) investasi yang menarik, melaporkan kinerja

keuangan kepada investor seakurat dan setepat mungkin.

5. Tanggung jawab terhadap masyarakat.

Bertanggung jawab dengan memberi kontribusi terhadap masyarakat.

2.6 Cara-cara Mempertahankan Standar Etika

Cara-cara dalam mempertahankan standar etika adalah:

- Menciptakan kepercayaan perusahaan; menetapkan nilai-nilai perusahaan yang

mendasari tanggung jawab etika terhadap pemilik kepentingan.

- Kembangkan kode etik; membuat pernyataan tertulis mengenai standar perilaku dan

prinsip etis. Pada perilaku yang diharapkan dapat menjadi panduan konkrit kepada

pihak manajemen bagaimana berperilaku etis.

- Jalankan kode etik secara adil dan konsisten; jalankan perilaku etis setiap hari dan

memberikan hukuman bagi yang melanggar kode etik.

- Lindungi hak perorangan; melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip moral dan

nilainya merupakan jaminan terbaik untuk menghindari penyimpangan etika.

- Adakan latihan etika; workshop merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran para

karyawan.

- Lakukan audit etika secara periodik; audit dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas

sistem etika.

10
- Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku; berperilaku baik dalam organisasi.

- Etika dimulai dari atasan dan hindari contoh etika yang tercela; atasan haruslah

menjadi teladan baik yang dapat dicontoh.

- Komunikasi dua arah; menciptakan komunikasi dua arah, saling mendengarkan, dan

saling memberi masukan dan pendapat.

- Melibatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika; karyawan diberi

kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar etika

dipertahankan.

2.7 Tujuan, Pengaruh dan Manfaat Etika Wirausaha

Tujuan, pengaruh dan manfaat etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan, ada

beberapa tujuan etika yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:

1.      Untuk persahabatan dan pergaulan

Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-pihak lain yang

berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi persahabatan dan menambah luasnya

pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat menjadi akrab, segala urusan akan

menjadi lebih mudah dan lancer.

2.      Menyenangkan orang lain

Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin dihormati, maka

hormatilah orang lain. Menyenangkan orang berarti membuat orang menjadi suka dan puas

terhadap pelayanan yang diberikan. Jika pelanggan merasa senang dan puas atas pelayanan yang

diberikan, diharapkan mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu.

3.      Membujuk pelanggan

Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang calon pelanggan perlu

dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

membujuk calon pelanggan, salah satunya dengan cara melalui etika yang ditunjukan seluruh

karyawan perusahaan.

11
4.      Mempertahankan pelanggan

Ada anggapan mempertahankan planggan jauh lebih sulit daripada mencari pelanggan, dan ada

juga yang beranggapan bahwa mempertahankan pelanggan lebih mudah karena mereka sudah

merasakan produk atau layanan yang diberikan.

5.      Membina dan menjaga hubungan

Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya perbedaan

paham atau konflik. Dengan etika ciptakan hubungan dalam suasana akrab dan lebih baik.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

 Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.

Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus menerus untuk

menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya yang akhirnya mampu

memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Seorang wirausaha harus memiliki etika dalam

menjalankan usahanya, yaitu antara lain: sikap dan perilaku, penampilan, cara berpakaian, cara

berbicara dan gerak-gerik.

            Dalam etika ada beberapa manfaat yang dapat dipetik, yaitu: persahabatan dan pergaulan,

Menyenangkan orang lain, membujuk pelanggan, mempertahankan pelanggan, membina dan

menjaga hubungan, serta berusaha menarik pelanggan. Sikap dan perilaku yang harus dijalankan

oleh pengusaha dan seluruh karyawan sesuai dengan etika wirausaha, yaitu: jujur dalam

bertindak dan bersikap rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas, selalu murah senyum, lemah

lembut dan ramah tamah, sopan santun dan hormat, selalu ceria dan pandai bergaul, fleksibel dan

memiliki perusahaan yang tinggi.

            Beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil yaitu: memiliki visi dan tujuan yang

jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani mengambil resiko, kerja

keras, bertanggung jawab, komitmen pada berbagai pihak, serta mengembangkan dan

memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak.

B.     Saran

            Kegiatan kewirausahaan merupakan kegiatan sehari-hari yang sering kita lakukan, namun

tidak tahu dimana posisinya. Oleh sebab itu untuk menjadi wirausahawan yang sukses, alangkah

baiknya dipahami dan di aplikasikan etika dalam berwirausaha, agar mudah dalam pencapaian

tujuan perusahaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abas, Nurain. Etika kewirausahaan. 2020. Retrieved from,

https://www.academia.edu/6886944/Etika_Kewirausahaan?auto=download

Alma Buchari, kewirausahaan, Bandung: ALFABETA, cv, cet. Ke-19, 2013

Alma Buchari, kewirausahaan, Bandung: ALFABETA, cv, cet. ke-9, 2010

Etika bisnis dan perusahaan. 12 October, 2017. Pusat Akademik. Retrieved from,

http://pustakademik.blogspot.com/2017/10/etika-bisnis-dan-kewirausahaan.html

Kasmir, kewirausahaan, jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006.

Kasmir, kewirausahaan, jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet. Ke8, 2013

14

Anda mungkin juga menyukai