PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain
sebagai upaya dari akum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan
sistem Profit dan Loss Sharing2 ini digunakan di Pakistan pada tahun 1940-an.
embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan
simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) pada tahun 1963.
Kemudian pada tahun 70-an, telah berdiri setidaknya 9 bank yang tidak
1
Abdullah Saeed, Islamic Banking and Interest, 1996. Dalam Buku Muhammad Syafi’i
Antonio, Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta, Gema Insani, 2011), hlm.
18.
2
Profit and loss sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan. Dalam
kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Profit secara istilah adalah perbedaan yang timbul
ketika total pendapatan suatu perusahaan lebih besar dari biaya total. Dalam istilah lain profit
sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah
dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Lihat
Muhammad, Manajamen Bank Syariah, (Yogyakarta: UMP AMP YKPN, 2002), hlm. 101.
3
Menurut KBBI kata fundamental sebagai kata sifat yang memberikan pengertian bersifat
dasar (pokok) mendasar, diambil dari kata “fundament” yang berarti dasar, asas, alas, fondasi.
Dengan demikian fundamentalisme dapat diartikan dengan paham yang berusaha untuk
memperjuangkan atau menerapkan apa yang dianggap mendasar.
2
usaha perdagangan dan industri secara langsung dalam bentuk partnership dan
Sejarah awal mula kegiatan Bank Syariah yang pertama sekali dilakukan di
Pakistan dan Malaysia pada sekitar tahun 1940-an. Kemudian di Mesir pada tahun
1936.5 Salah satu negara pelopor utama dalam melaksanakan sistem Perbankan
relatif baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia
AM Saefuddin, dan M Amien Azis. Sebagai uji coba, gagasan perbankan Islam
dipraktekkan dalam skala yang relatif terbatas di antaranya di Bandung (Bait At-
4
Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 18.
5
Dr. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada,
2012), hlm. 166.
6
Dr. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. hlm. 167
7
Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 25.
3
Ide untuk mendirikan Bank yang menggunakan prinsip bagi hasil sudah
muncul sejak 1970-an. Gagasan ini dibicarakan pada seminar nasional hubungan
Indonesia dengan Timur Tengah pada 1974 dan dalam seminar internasional yang
yayasan Bhineka Tunggal Ika pada 1976. Setelah diadakan penelitian yang
mendalam, usaha untuk mrdirikan bank syariah sedikit ada kendala, yaitu tidak
ada payung hukum yang mengatur tentang bank yang oprasionalnya yang
memakai prinsip bagi hasil. Kalau tetap dioprasikan bank syariah itu, maka
perbankan yang berlaku pada waktu itu. Selain hambatan ini lahirnya bank syariah
dianggap sementara oleh pihak ada keterkaitan dengan faktor ideologi yang
Pada periode 1990-2000, K.H. Hasan Basri terpilih sebagai ketua umum
Karya besar dari K.H. Hasan Basri adalah prakarsa MUI untuk mendirikan Bank
8
Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm.25.
4
dalam membina pertumbuhan ekonomi syariah. Hal ini terutama pada awalnya
MUI dalam mendorong Perbankan syariah telah di mulai sejak tahun 1990, jauh
dilakukan tahun 1990. Ide mendirikn Bank Muamalat Indonesia tercetus dalam
sebuah lokakarya MUI bertema “Masalah Bunga Bank dan Perbankan” yang
diadakan pada tanggal 18-20 Agustus tahun tersebut, Majelis Ulama Indonesia
Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih mendalam
Indonesia. Kelompok kerja dimaksud disebut Tim Perbankan MUI dengan diberi
tugas untuk melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak yang
terkait.11
9
Majelis Ulama Indonesia, 35 Tahun Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: Majelis Ulama
Indonesia, 2010), hlm. 23.
10
Majelis Ulama Indonesia, 35 Tahun Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: Majelis Ulama
Indonesia, 2010), hlm. 34.
11
Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 26.
5
dengan prinsip syariah. Maka meski BMI sudah didirikan belum bisa beroperasi.
Payung hukum perbankan syariah baru lahir pada 25 Maret 1992, berupa UU No
Pada akhir 80-an dan awal 90-an di masa Orde Baru kegiatan keislaman
Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah berdirinya PT Bank
November 1991. Sejak tanggal 1 Mei 1992, BMI resmi beroperasi dengan modal
Indonesia pertama telah memiliki lebih dari 45 outlet yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia.14
12
Majelis Ulama Indonesia, 35 Tahun Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: Majelis Ulama
Indonesia, 2010), hlm. 34-35.
13
Eman Mulyatman ,” Ketika Soeharto Ijo Royo-royo”, Sabili, Edisi Khusus Juli 2004,
hlm. 52.
14
Majelis Ulama Indonesia, 35 Tahun Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: Majelis Ulama
Indonesia, 2010), hlm. 35.
6
negara-negara lain sesama anggota OKI. Hal tersebut merupakan ironi, mengingat
kali sidang OKI cukup aktif memperjuangkan realisasi konsep bank Islam, namun
tidak diimplementasikan di dalam negeri. K.H. Hasan Basri, yang pada waktu itu
terguncang akibat krisis yang terjadi di dunia. Bahkan ekonomi syariah dipandang
dunia. Dalam ajaran Islam, ekonomi merupakan salah satu hal yang dibahas dan
mempunyai aturan. Semua sistem dan aturan dalam ekonomi syariah ini mengacu
pada mayoritas penduduk Indonesia yang sebagian besar adalah beragama Islam
dan merupakan negara muslim terbesar di dunia juga turut andil dalam
(MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 di Cisarua. Ide ini kemudian lebih
Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990 yang mengamanahkan kepada Bapak K.H.
15
Dr. K.H. Ma’aruf Amin, Pembaharuan Hukum Ekonomi Syariah Dalam Pengembangan
Produk Keuangan Kontemporer, (Banten: Yayasan An-Nawawi, 2013), hlm. 71.
16
Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 227.
7
Hasan Basri yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum MUI, untuk
utama dilakukan oleh Tim kelompok kerja ini di samping melakukan pendekatan-
tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda Keuangan, dan meyakinkan beberapa
MPA. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut
Dari pembahasan diatas yang menarik dari Bank Muamalat Indonesia yaitu
peran K.H. Hasan Basri seorang pegagas Bank Muamalat Indonesia, dimana
beliau mendirikan Bank Muamalat ini melalui jalan yang cukup panjang. Ketua
Umum dan para anggota MUI menemui 17 Menteri untuk meminta persetujuan
utuk mendirikan Bank yang berbasis syariah, menariknya dari 17 Menteri itu tidak
ada satu pun yang menyetujui untuk mendirikan Bank syariah. 17 menteri itu
diantaranya menteri keungan yang saat itu menjabat pada pemerintahan presiden
17
Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 25.
18
M. Amin, Aziz, Mengembangkan Bank Islam Di Indonesia, dalam Muhammad Syafi’i
Antonio, Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm.
25.
8
Soeharto memberi saran kepada K.H. Hasan Basri untuk menemui langsung
presiden Soeharto. Ketua Umum dan para anggota MUI langsung menemui
Soeharto menyetujui ide pendirian Bank berbasis Syariah dan memberi modal
B. Perumusan Masalah
Muamalat Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
Muamalat Indonesia
9
D. Kajian Pustaka
yang dilakukan, penulis melakukan kajian pustaka. Adapun kajian pustaka yang
penulis lakukan adalah dengan menelusuri hasil penelitian atau karya-karya yang
aspek mengenai Kontribusi K.H. Hasan Basri terhadap berdirinya Bank Muamalat
Indonesia, atau dengan kata lain, tulisan-tulisan tersebut merupakan karya tulis
ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis teliti. Diantaranya ialah
sebagai berikut :
buku ini berasal dari sebuah disertasi yang diajukan oleh DR.
tersebut dibahas mengenai Biografi K.H. Hasan Basri dari tahun 1920-
bahwa K.H. Hasan Basri sesungguhnya adalah seorang tokoh berasal dari
ini pun hanya memfokuskan pada biografi K.H. Hasan Basri. Sedangkan
10
Indonesia 1990-2008”.
dalam penulisan ini penulis lebih kepada pemikiran dan kontribusi K.H.
Hasan Basri
dengan judul penelitian yang peneliti angkat, yaitu “Pemikiran dan Kontribusi
K.H. Hasan Basri Terhadap Pendirian Bank Muamalat Indonesia Tahun 1990-
penelitian yang peneliti lakukan terletak dalam beberapa hal. Pertama, sosok
K.H. Hasan Basri yang dalam karya tersebut di atas membahas biografi K.H.
Hasan Basri mulai dari latar belakang kehidupan hingga wafatnya yang
fokus dalam karya tersebut di atas, bukan pada pemikiran dan kontribusi.
Hasan Basri. Dan pada penelitian yang lainnya pula memfokuskan pada
E. Metode Penelitian
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi
berikut:
1. Heuristik
atau materi sejarah atau evidensi sejarah.20 Dalam metode penelitian sejarah,
berupa sumber tertulis, sumber lisan dan sumber benda yang relevan dengan
pendirian MUI yang saat ini masih bekerja sebagai staff sekretariat MUI.
19
Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hlm.90.
20
Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, hlm. 90.
12
a. Sumber Tertulis
1) Buku
Indonesia.
MUI termasuk K.H Hasan Basri sendiri tahun 1995. Buku ini
yang diterbitkan oleh sekretariat MUI tahun 2010. Buku ini berisi
dikeluarkan oleh MUI yang pada saat itu K.H Hasan Basri masih
kontemporer di Indonesia.
14
MUI tahun 2003. Buku ini berisi kumpulan fatwa dari sejak
2) Majalah
mempertahankan perekonomian.
2. Kritik
Tahapan kedua dari metode sejarah adalah tahapan kritik, yaitu proses
kredibilitas dari sumber tersebut. Adapun tahapan kritik ini terbagai menjadi
dua, yaitu kritik eksternal yang berkaitan dengan otentisitas atau keaslian
a. Kritik Ekstern
utuh atau tidaknya, ataupun asli atau palsu sumber tersebut. Peneliti
menyeleksi segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan. Bila sumber itu
dan segi penampilannya yang lain otentisitas itu minimal diuji berdasarkan
sumber itu dibuat? 3) siapa yang membuat? 4) dari bahan apa sumber itu
21
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 59-61.
22
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, hlm. 59-60.
16
1) Buku
Ulama Indonesia.
MUI termasuk K.H Hasan Basri sendiri tahun 1995. Buku ini
yang dikeluarkan oleh MUI yang pada saat itu K.H Hasan Basri
oleh MUI tahun 2003. Buku ini berisi kumpulan fatwa dari sejak
2) Majalah
1994 M.
meningkatkan perekonomian.
Majalah ini didapat dari kakek yang mempunyai majalah ini sejak
dulu dalam bentuk asli. Isi berita dalam majal ini ialah bagaimana
Indonesia.
b. Kritik Intern
tersebut dari aspek mental penulisnya dan apakah penulis sumber tersebut
tersebut, penulis dapat menentukan shahih tidaknya bukti atau fakta sejarah
1) Buku
23
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, (Jakarta: ,1973), hlm.
114.
20
(MUI).
1995”
Basri yang mendunia. Buku ini ditulis bagimana Hasan Basri Ulama
yang mendunia.
Syariah Nasional”.
diidentifikasi.
segi Hukum”.
21
oleh Adrian Sutedi tahun 2009. Dilihat dari judulnya terlihat jelas
Indonesia.
Teori ke Praktik”
menjelaskan sepak terjang MUI sejauh ini. Dari sini akan terlihat
Buku ini yang disusun oleh para anggota MUI termasuk ketua MUI
pada saat itu K.H Hasan Basri. Buku ini berisi tentang fatwa-fatwa
22
yang dikeluarkan oleh MUI yang pada saat itu K.H Hasan Basri
Indonesia”
Buku ini berisi kumpulan fatwa dari sejak berdirinya MUI hingga
tahun 2000.
Indonesia. Buku ini ditulis oleh K.H Ma’aruf Amin yang saat ini
syariah.
bagi hasil. Buku yang di tulis oleh Kasmir ini berisi tentang produk-
2) Majalah
M.
Berita ini berisi tentang amanat dari Soeharto kepada Majelis Ulama
meningkatkan perekonomian.
Berita ini merupakan biografi K.H Hasan Basri dan perjalan selama
Muamalat Indonesia.
3. Interpretasi
ini dapat berupa analisis atau menguraikan maupun sintesis atau menyatukan
berbagai fakta. Fakta-fakta yang didapat dari hasil kritik di atas, kemudian
24
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (2008), hlm. 102.
24
ini berarti menguraikan secara terminologis objek kajian yang sedang diteliti.
teori kepemimpinan, yaitu teori hubungan yang lebih dikenal dengan teori
maksimal. Hal ini sesuai dengan teori The Great Man yang dikemukakan oleh
a. Pemikiran
25
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1999), hlm. 264-
268.
25
b. Kontribusi
Munas Pada tahun 1988 melalui kerja sama dengan Menteri Keuangan. Di
prakkarsa membuat bank tanpa bunga. Maka dibuatlah kelompok kerja yang
Presiden setuju didirikannya Bank Muamalat. Dan bank tanpa bunga resmi di
dirikan pada tahun 1990. Bank Islam yang terbentuk disepakati bernama
hukum yang mengatur hubungan antar manusia. Nama alternatif lain yang
muncul pada masa pembentukan itu adalah Bank Syariat Islam. Namun
akhirnya nama itu tidak dipilih. Nama lain yang diusulkan adalah Bank
syariah di Indonesia.
4. Historiografi
beberapa proses di atas, yang di mulai dari tahapan heuristik, lalu tahapan
penelitian. Bab II menjelaskan tentang biografi K.H. Hasan Basri mulai dari
aktivitas K.H. Hasan Basri hingga karya-karyanya, dan awal mula berdirinya
K.H. Hasan Basri terhadap pendirian Bank Muamalat Indonesia tahun 1990-
1994, pemikiran politik K.H. Hasan Basri selama menjabat sebagai ketua