Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KONSEP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA UNDANG –

UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Administrasi Penerimaan Mahasiswa Baru

Pada Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Oleh :

Dani Mulyana

BANDUNG

2023 M/ 1444 H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian........................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................5

C. Tujuan Penelitian.....................................................................................6

D. Kegunaan Penelitian................................................................................6

E. Kerangka Pemikiran................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sistem ekonomi syariah, sebagai suatu sistem yang merujuk pada syari’at,
petunjuk wahyu yang mempunyai kekuatan memakmurkan dan mensejahterakan
dunia akhirat dalam kehidupan masyarakat yang berkeadilan. Pada dasarnya
setiap orang bebas melakukan transaksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Bank Islam atau bank syariah adalah bank yang tidak mengandalkan
bunga dalam operasional produknya, baik penghimpunan maupun penyaluran
dananya dan lalu lintas pembayaran serta peredaran uang dari dan untuk debitur
berdasarkan prinsip-prinsip hukum islam.1
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah mengalami fase
peningkatan setelah berlakunya Undang-undang yang mengatur tentang
perbankan yakni Undang-undang No.10 Tahun 1998 yang kemudian direvisi
dengan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah.2
Di Indonesia, perbankan syariah merupakan institusi/lembaga keuangan
yang tumbuh dan berkembang sejak 16 tahun yang lalu diawali dengan berdirinya
Bank Muamalat Indonesia. Perkembangan bank syariah ini relatif sangat pesat.
Hal ini dilihat dari beberapa indikator, baik indikator keuangan seperti jumlah
aktiva, dana pihak ketiga, volume pembiayaan, maupun dilihat dari kelembagaan
dan jaringan kantor bank.
Bank syariah merupakan kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut
prinsip syariah yang meliputi bank syariah, Lembaga keuangan mikro syariah,
asuransi syariah, reasuransi syariah, reksadana syariah, obligasi syariah, surat
berharga menengah syariah, sekuritas syariah, pembiayaan syariah, pegadaian
syariah, dan pensiunan Lembaga syariah dan bisnis syariah.3

1
Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia, 2012), h. 15-16.
2
Cecep Maskanul Hakim, Belajar Mudah Ekonomi Islam Catatan Kritis Terhadap Dinamika
Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia (Cet. I;Banten : Shuhuf Media Insani, 2011), h.
71.

2
Pengaturan tentang perbankan di Indonesia sudah dimulai sejak zaman
Belanda. Untuk menertibkan praktik lembaga pelepas uang yang banyak terjadi
pada waktu itu, dikeluarkanlah peraturan, baik dalam bentuk undang-undang
maupun berupa surat-surat keputusan resmi dari pihak pemerintah.
Undang – undang RI No 21 Tahun 2008 pasal 2 tentang perbankan syariah
menyebutkan bahwa perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. 4
Selanjutnya dalam pasal 1 ayat 12 disebutkan prinsip syariah merupakan prinsip
hukum islam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
Lembaga yang mempumyai kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang
syariah.
Dari berbagai produk yang dikembangkan oleh Bank Syariah, Murabahah
masih mendominasi pembiayaan yang ditawarkan perbankan syariah. Murabahah
adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.5
Perbankan syariah lebih memilih menggunakan produk murabahah dengan
sistem margin keuntungan ketimbang menggunakan produk syirkah dengan
sistem bagi hasil karena sistem bagi hasil lebih sulit untuk diterapkan, penuh
dengan risiko dan ketidak pastian.
Bai’ al-murabahah merupakan jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’ a-lmurabahah, penjual harus
memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya. Murabahah merupakan salah satu jenis kontrak
(akad) yang paling umum diterapkan dalam aktivitas pembiayaan perbankan
syariah.
Sebagai Lembaga keuanga syariah, mempunyai peran yang sangat penting
untuk meningkatkan sector riil melalui penyaluran kredit. Lembaga keuangan
syariah ialah Lembaga perantara (intermediary).
3
Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama
(Jakarta: Kencana, 2012), h. 427.
4
Republik Indonesia, Undang – Undang No 21 Tahun 2008, bab 1, pasal 1 tentang perbankan.
5
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008 ), h. 113.

3
Aspek Syariah dalam mewujudkan pembiayaan kepada para nasabah Bank
Islam harus tetap berpegang pada syariah Islam antara lain tidak mengandung
unsur maisir, gharar, dan riba serta aspek usahanya harus halal.6
Para ahli ekonomi dan keuangan islam pada umumnya tidak
menganjurkan penggunaan murabahah tetapi menganjurkan modal pembiayaan
berdasarkan profit/loss. Namun ternyata bank-bank justru lebih banyak
menggunakan moda pembiayaan murabahah dari pada moda pembiayaan
berdasarkan profit/loss sharing seperti mudharabah dan musyarakah.7
Sesuai dengan kaidah fiqh muamalah dalam fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) bahwa bank membeli barang yang
diperlukan nasabah atas nama bank dan bank kemudian menjual barang tersebut
kepada nasabah dengan harga jual senilai harga beli ditambahkan keuntungan.8
Dengan berlakunya UU perbankan syariah, diatur untuk diberlakukan dua
Undang – undang mengenai perbankan di Indonesia yaitu undang – undang No 10
Tahun 1998 dan udang – undang No 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah.
Perbankan syariah merupakan Lembaga yang menyangkut tantang bank syariah
dan unit usaha syariah yang meliputi kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.9
Dalam pelaksanaan Murabahah dapat kita lihat dari aspek akad, uang
muka dan iuran perbulan. Bagaimana kemudian penerapan ketiga aspek ini dalam
perbankan syariah ketika diterapkan. Akad dalam suatu bentuk kerjasama mutlak
ada karena akad ini menjadi legalitas dari kedua belah pihak. Dan uang muka
diberikan di awal akad sebagai tanda jadi akan suatu pembelian serta iuran
perbulan ini merupakan kewajiban pembeli atas barang yang dibelinya ketika
barang tersebut tidak dibeli secara tunai.
Permasalahan kemudian ialah bagaimana penerapan aspek akad, uang
muka dan iuran perbulan ini dalam perbankan Islam. Apakah penerapan ketiga
6
Muhammad, management keuangan Syariah analisis fiqh&keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2014), h.5.
7
Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, S.H. (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2009), Cet 1, h.190.
8
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah.
9
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah, Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2015), h. 95

4
aspek ini dalam sistem murabahah telah sesuai dengan konsep Undang – Undang
Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah.
Dalam ekonomi islam, terdapat penetapan hukum – hukum islam dalam
segala bentuk transaksi yang berlandsakan pada Al-Qur’an dan hadits.
Pelaksaan transaksi terdapat dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut :

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َع ْن َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل‬

‫َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم َر ِح ْيًم ا‬

“wahai orang – orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta


sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan
atas dasar suka sam asuka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh
dirimu. Sesuangguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu”.10

Ayat diatas menjelaskan bahwa transaksi merupakan amal kebaikan.


Manfaat transaksi menjadi salah satu sarana dalam pertumbuhan ekonomi dan
mengoptimalkan untuk dikalangan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini mencoba memperlihatkan
perkembangan dengan mengangkat judul “ANALISIS KONSEP
PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA UNDANG – UNDANG NOMOR 21
TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH “

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas. Masalah pokok penelitian ini
bagaimana konsep pembiayaan murabahah pada undang-undang no 21 tahun 2008
tentang perbankan syariah. Dapat dirumuskan masalah penelitian dalam tiga
pokok yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah pembentukan undang – undang nomor 21 tahun
2008 tentang perbankan syariah?
2. Bagaimana konsep penerapan pembiayaan murabahah dalam undang –
undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah?
10
QS. An-Nisa’ (4): 29.

5
3. Bagaimana tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap ketentuan
murabahah pada undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang
perbankan syariah?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejarah pembentukan undang – undang nomor 21
tahun 2008 tentang perbankan syariah.
2. Untuk mengetahui konsep penerapan pembiayaan murabahah dalam
undang – undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah.
3. Untuk menganalisis tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap undang
– undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah.

D. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat teoritis
1. Untuk memberikan referensi kepada pembaca mengenai konsep
murabahah dalam undang -undang nomor 21 tahun 2008 tentang
perbankan syariah dan menjadi bahan diskusi bagi akademisi dan
praktisi.
2. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai murabahah
secara luas.
3. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta memperkaya
khazanah intelektual.
b. Manfaat praktis
1. Memberikan sumbangsih kepada semua pihak dalam
pemberdayaan murabahah untuk memahami pentingnya konsep
murabahah.
2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terkait konsep
murabahah dalam undang – undang nomor 21 tahun 2008 tentang
perbankan.

E. Kerangka Pemikiran

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Konsep Murabahah

6
1. Bagaimana sejarah pembentukan undang – undang nomor 21 tahun
2008 tentang perbankan syariah?
2. Bagaimana konsep penerapan pembiayaan murabahah dalam undang –
undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah?
3. Bagaimana tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap ketentuan
murabahah pada undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang
perbankan syariah?

Teori hukum
Undang-Undang

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Qur’an

B. Buku-Buku
Abdullah Boedi, Saebani Beni Ahmad, 2018, Perbandingan Kaidah Fiqhiyah,
Bandung: CV Pustaka Setia.

7
Adam Muchtar, Ulum Al-Quran, Bandung: Makrifat Media Utama.
Adang, Anwar Yesmil, 2009, Hukum Tak Pernah Tidur, Bandung: Asosiasi Ilmu
Politik Indonesia (AIPI).
Ahmad Rifa’i, Penemuan Hukum oleh Hakim dalam Perspektif Hukum Progresif,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2014).
Aibak Kutbuddin,2008, Metodologi Pembaharuan Hukum Islam, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset,
2004.
Ali, Zainuddin, 2008, Hukum Ekonomi Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.
Al-Munawar Said Agil, 2004, Hukum Islam dan Pluralis Sosial, Jakarta:
Permadani.
Antonio, Muhammad Syafi'I, 2001, Bank Syariah dari Teori ke Praktek.
Jakarta:Gema Insani.
Coulson Noel J, 1987, Hukum Islam dalam Perspektif Sejarah, Jakarta: PT Midas
Surya Grafindo.
Departemen Agama Republik Indonesia, 1998, Al-Quran dan Terjemahan,
Surabaya: Alhidayah.
Djuwaini, Dimyauddin, 2008, Pengantar Fiqih Muamalah, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Friatno Pandia, Dkk, 2005, Lembaga Keuangan, Jakarta:PT Rineka Cipta.
Hakim maskanul cecep, 2012, Belajar Mudah Ekonomi Islam Catatan Kritis
Terhadap Dinamika Perbankan Syariah di Indonesia, Banten: Shuhuf
Media Insani.
Karim A. Adimarwan, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Manan Abdul, 2012, Hukum Ekonomi Syariah dalam Perspektif Kewenangan
Peradilan Agama, Jakarta: Kencana.
Muhammad, 2014, management keuangan Syariah analisis
fiqh&keuangan,Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

8
Sjahdaeni Remi Sutan, 2015, Perbankan Syariah, Produk-Produk dan Aspek-
Aspek Hukumnya, Jakarta: Prenada Media Group.

Sabiq, Sayyid. 1984, Fiqh Sunnah, Jilid III. Beirut: Dar al Fikr.

C. Peraturan perundang-undangan dan Fatwa


Undang – undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah.
Undang – undang No. 10 Tahun 1998. Tentang perubahan Undang-Undang No.
7 Tahun 1992 tentang perbankan, pasal 1 ayat 12.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang
murabahah.

D. Artikel, Jurnal Penelitian

http://idr.uin-antasari.ac.id/11695/3/BAB%20I%20.pdf , diakses pada tanggal 20


mei 2023, pukul 14.00 WIB.

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/2010/1/skripsi%20harnia.pdf , diakses pada


tanggal 20 mei 2023, pukul 14.05 WIB.

http://lib.unnes.ac.id/41812/1/8111415039.pdf#, diakses pada 21 Mei 2023,


pukul 17.00 WIB.

file:///C:/Users/advda/Downloads/471-860-1-PB.pdf , diakses pada tanggal 22


Mei 2023 pukul 19.35 WIB.

Anda mungkin juga menyukai