Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH EKONOMI MONETER ISLAM

“Pasar Uang Syariah”

DI SUSUN OLEH

Muh.Aqsal Sahib ( 905000119057 )


Eva Rismayanti (90500119050)
Ikram(90500119036)

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT


yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidakakan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.Penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar
fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikanpembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Sistem Lembaga
Keuangan Syariah dengan judul “Pasar Uang Syariah”.Penulis tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga
makalah ini dapat bermanfaat kepada banyak orang dan semoga dengan pembuatan
makalah ini juga menjadi acuan dan pembelajaran untuk lebih baik lagi dalam
membuat makalah.Terima kasih.

Makassar 20 okt 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Perbedaan pasar uang dan pasar modal


2. Fungsi,perserta dan tujuan Pasar Uang
3. Instrumen Pasar Uang Di Indonesia ( Konvensional Dan Islam)
4. Pasar Uang antar Bank Berdasarkan Syariah
5. Pasar Valuta Asing

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan

6.
LATAR BELAKANG

Timbulnya pasar uang syariah dilatar belakangi akan adanyapemenuhan


kebutuhan untuk mendapatkan sejumlah dana dalamjangka pendek atau sifatnya
harus segera dipenuhi tanpamengabaikan prinsip-prinsip syariah. Prinsip-prinsip
syariah inidilandaskan pada QS. Al-Baqarah ayat 275 yang artinya Allah
telahmenghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Sehingga dalammelaksanakan
manajemennya, perbankan syariah haruslah benar-benar menerapkan sistem yang
berbasis syariah denganmendahulukan kemaslahatan dan mencegah dari berbuat
kezholiman.Pasar uang merupakan sarana alternatif khususnya bagilembaga-
lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non keuangan,dan peserta-peserta
lainnya, baik dalam menginvestasikan dananyajika memiliki kelebihan likuiditas
dan menjual instrumen yang telahditebitkan untuk mendapatkan dana tunai dari
pasar uang jikalembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non
keuanganmengalami kekurangan likuiditas.

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen


keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain
(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan
demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual
beli dan kegiatan terkait lainnya. Pasar modal merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para
investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli
emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak
sebagai penghubung.
B.Rumusan Masalah

1.Apa Perbedaan Pasar Uang Dan Pasar Modal


2. Apa Fungsi,Peserta dan Tujuan Pasar Uang
3.Bagaimana Instrumen Pasar Uang di Indonesia ( Konvensional dan Islam)
4. Bagaimana Pasar uang antar Bank Berdasarkan prinsip syariah
5. Apa itu pasar Valuta Asing

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui perbedaan pasar uang dan pasar modal

2. Untuk mengetahui apa fungsi, peserta dan tujuan pasar uang

3. Untuk mengetahui bagaimana Instrumen Pasar Uang di Indonesia ( Konvensional dan


Islam)
4. Untuk mengetahui . Bagaimana Pasar uang antar Bank Berdasarkan prinsip syariah
5. Untuk mengetahui Apa itu pasar Valuta Asinng
PEMBAHASAN

A. Perbedaan antara Pasar Uang dengan Pasar Modal


Pasar uang dan pasar modal memiliki persamaan, yaitu sebagai sarana bagi investor
dalam melakukan investasi disamping sebagai sarana mobilisasi dana bagi pihak yang
mebutuhkan dana. Namun, pasar uang memiliki karakteristik tertentu yang
membedakannya dengan pasar modal, baik dari segi jangka waktu instrumen
diperjualbelikan, tempat penjualannya, serta tujuan para penjual dan pembelinya.
Perbedaan tersebut antara lain :
1. Terletak pada instrumen yang diperjualbelikan. Pasar uang menyediakan sarana
pengalokasian dan pinjaman dana jangka pendek yang jangka waktunya tidak
lebih dari satu tahun dan merupakan pasar likuiditas primer. Sebaliknya dalam
pasar modal instrumen yang diperjualbelikan adalah surat-surat berharga jangka
panjang dan merupakan dana yang bersifat permanen atau semi permanen.
2. Terletak pada pasar tempat pelaksanaan transaksi. Pasar modal memiliki tempat
transaksi tertentu yang disebut bursa efek. Sedang pasar uang tempat transaksinya
abstrak.
3. Terletak pada struktur organisasinya. Pasar  modal adalah pasar yang terorganisas
karena disamping memiliki tempat transaksi khusus, pelaksanaannya juga
diatur dan diawasi oleh otoritas pasar modal, yaitu Bapepam-LK, sedangkan pasar
uang adalah pasar yang tidak terorganisasi.
4. Terletak pada tujuan para penjual atau pihak yang mengeuarkan surat-surat
berharga. Dalam pasar uang tujuannya adalah memenuhi kebutuhan modl jangka
pendek, sedangkan pasar modal lebih ditekankan kepada tujuan investasi atau
untuk ekspansi perusahaan.

Pasar uang (money market) adalah mekanisme untuk memperdagangkan dana


jangka pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun. Kegiatan di pasar
ini juga terjadi karena ada dua pihak, pihak pertama yang kekurangan dana yang
sifatnya jangka pendek, pihak kedua memiliki kelebihan dana dalam waktu jangka
pendek juga. Mereka itu dipertemukan di dalam pasar uang, sehingga unit yang
kekurangan memperoleh dana yang di butuhkan, sedangkan unit yang kelebihan
memperoleh penghasilan atas uang yang lebih tersebut. Hermansyah, Hukum
Perbankan Nasional Indonesia...

Pasar modal adalah pasar yang beroperasi secara terorganisir dimana terdapat


aktivitas perdagangan surat-surat berharga seperti saham, ekuitas, surat pengakuan
hutang, obligasi, dan surat berharga lainnya yang diterbitkan oleh pemerintah maupun
perusahaan swasta dengan memanfaatkan jasa perantara, komisioner, dan
underwriter.

Pelaku Pasar Modal

1. Emiten, perusahaan yang melakukan emisi, baik yang berupa saham ataupun
obligasi.
2. Investor, pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di
perusahaan yang melakukan emisi.
3. Penjamin Emisi (underwriter), lembaga yang menjamin terjualnya
saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang
diinginkan emiten.
4. Agen Penjualan, pihak yang menjual efek dari perusahaan yang akan "Go
Public" tanpa kontrak dengan emiten yang bersangkutan.
5. Pialang (broker), perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli
(investor) dalam jual beli efek
B. Fungsi Peserta  dan Tujuan Pasar Uang
Pasar uang pada prinsipnya merupakan sarana alternatif bagi lembaga-lembaga
keuangan, perusahaan-perusahaan non keungan dan peserta lainnya baik dalam
memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan
penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.
28Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah... h. 225

OMS ditujukan untuk mencapai target opersional pengendalian moneter sari’ah yang
dapat berupa :

1. Kecukupan likuiditas perbankan syari’ah; dapat berupa target uang primer atau
komponennya yang terdiri dari uang kartal yang ada di bank dan masyarakat,
dan saldo giro bank dalam rupiah di bank indonesia.
2. Variabel lain yang ditetapkan oleh bank indonesia; yaitu berupa tingkat imbalan
pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syari’ah dalam rangka mendukung
pencapaian sasaran akhir kebijakan moneter bank Indonesia yang antara lain
berupa tingkat imbalan pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syari’ah.

Di samping itu, pasar uang juga dapat berfungsi informasi dimana pasar uang dapat
memberikan informasi bagi perusahaan, pemerintah, masyarakat, perorangan,
sektor luar negri dan peserta pasar uang lainnya mengenai kondisi moneter,
preferensi dan tingkah laku pasar uang, pengruh kebijakan moneter serta pengaruh
dari interaksi kegiatan ekonomi dalam dan luar negeri.

Para peserta dalam pasar uang syari’ah adalah lembaga keuangan, perusahaan
besar, lembaga pemerintah dan individu yang memerlukan dana jangka pendek dan
biasanya pembelian surat-surat berharga pasar uang hanya didasarkan kepada
kepercayaan semata, hal ini disebabkan surat-surat berharga pasar uang biasanya
tanpa jaminan tertentu.

https://dosenekonomi.com/bisnis/investasi/instrumen-pasar-uang, diakses tanggal


12 Oktober 2017.
13 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Kencana,
2015), h. 203.

C. Instrumen Pasar Uang di Indonesia (konvensional dan islam)


Pasar uang adalah pasar dimana aneka instrumen diperdagangkan dalam jangka
pendek dengan rentang kurang dari 12 bulan. Pada umumnya, pasar uang digunakan
oleh institusi keuangan untuk mengelola kebutuhan atau kelebihan kas jangka pendek.
Dengan kata lain, pasar uang memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan
dengan pasar obligasi khususnya dalam hal tenor (jangka waktu). Jangka waktu
obligasi biasanya lebih dari satu tahun bahkan ada yang mencapai belasan hingga
puluhan tahun.
Dengan demikian, tingkat keuntungan atau return yang ditawarkan oleh instrumen
pasar uang biasanya lebih rendah dibandingkan dengan pasar obligasi. Tingkat
keuntungan itu biasanya sebanding dengan risiko instrumen pasar uang yang biasa
juga lebih rendah.Baik instrumen obligasi maupun instrumen pasar uang digunakan
oleh manajer investasi untuk penempatan dana investasi reksadana. Dalam reksadana
pasar uang, menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan, hanya diperbolehkan
berinvestasi di instrumen efek bersifat utang yang diterbitkan dengan jangka waktu
tidak lebih dari satu tahun dan sisa jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun

Beberapa Instrumen pasar uang

1. Surat Perbendaharaan Negara (SPN)

Surat Perbendaharaan Negara (SPN) adalah instrumen pasar uang yang diterbitkan
oleh pemerintah dengan tenor beragam, mulai dari 3 bulan, 6 bulan dan satu tahun.

2.Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga dalam Rupiah yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun
Jonni Manurung & Adler Haymans Manurung, Ekonomi Keuangan dan Kebijakan
Moneter, (Jakarta : Salemba Empat,2009), h. 64 6 Bob Steiner, Foreign Exchange
and Money Markets : Theory, Parctice, and Risk Management, (London :
Butterworth-Heinemann, 2002), h. 63

3. Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito termasuk yang


berdasarkan prinsip syariah yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat
dipindahtangankan.

4. Surat Berharga Komersial (Commercial Paper)

Commercial paper merupakan instrumen pasar uang yang diterbitkan korporasi


nonbank dengan tenor maksimal 12 bulan dan dicatatkan di Bank Indonesia.

5. Repo (Repurchase Agreement)

Repo adalah perjanjian yang melibatkan penjual dan pembeli efek dimana penjual
efek akan membeli kembali efek tersebut di harga dan waktu yang telah ditentukan.

Pengertian Pasar Uang Syariah

Pasar Uang (money market) adalah mekanisme untuk memperdagang kan dana
jangka pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun.

Sedangkan Pasar Uang Syariah adalah mekanisme yang memungkinkan lembaga


keuangan syariah untuk menggunakan instrumen pasar dengan mekanisme yang
sesuai dengan prinsip syariah baik untuk mengatasi persoalan kekurangan likuiditas
maupun kelebihan likuiditas. Kegiatan di pasar uang ini terjadi karena ada dua
pihak; pihak pertama yang kekurangan dana yang sifatnya jangka pendek, pihak
kedua memiliki kelebihan dana dalam waktu jangka pendek juga.
Veithzal Rivai dkk, Bank and Financial Institution Management Conventional & Sharia
System, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 849.

Jenis-jenis Instrumen Pasar Uang yang ditawarkan dalam pasar uang dengan system
Syariah di Indonesia, yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah  SBIS, Repurchase
Agreement (Repo) SBIS, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Repurchase
Agreement (Repo) SBSN, Instrument Pasar Uang Antarbank Syariah ( PUAS ), dan
surat berharga lain yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan.
o Sertifikat Bank Indonesia Syariah atau SBIS adalah surat berharga berdasarkan
prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia.
o Repurchase Agreement SBIS yang disebut Repo SBIS adalah transaksi
pemberian pinjaman oleh Bank Indonesia kepada Bank Umum Syariah ( BUS )
atau Unit Usaha Syariah ( UUS ) dengan agunan SBIS ( collateralized
borrowing ).
o SBSN atau Surat Berharga Syariah Negara adalah surat berharga Negara yang
diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan
terhadap asset SBSN dalam mata uang rupiah.
o Repo SBSN adalah transaksi penjualan SBSN oleh bank kepada Bank
Indonesia dengan janji Pembelian kembali sesuai dengan harga dan jangka
waktu yang disepakati dalam rangka standing facilities syariah.
o PUAS atau Instrumen Pasar Uang Syariah adalah kegiatan transaksi keuangan
jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip syariah baik dalam rupiah
maupun valuta asing.
o Surat berharga lain yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yaitu surat
berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh badan hukum lain yang
mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil penilaian lembaga pemeringkat
yang diakui Bank Indonesia.
D. Pasar uang antar bank berdasarkan syariah
Pasar uang antarbank atau sering juga disebut interbank call money market
merupakan salah satu sarana penting untuk mendorong pengembangan pasar uang. Pasar
uang antarbank pada dasarnya adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank
dengan bank lainnya untuk jangka waktu pendek. Yang pada umumnya digunakan untuk
menghindarkan bank dari status “kalah kliring”. Kalah kliring artinya sebuah bank
kekurangan dana untuk membayar kepada nasabahnya
Instrumen Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) adalah instrumen keuangan
berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah
(UUS) yang digunakan sebagai sarana transaksi di Pasar Uang Antarbank Syariah
(PUAS).41 Pada dasarnya, PUAS dimaksudkan sebagai sarana investasi antarbank
syariah sehingga bank syariah tidak di perkenankan menanamkan dana kepada bank
konvensional untuk menghindari pemanfaatan dana yang menghasilkan bunga. Peserta
PUAS adalah bank syariah dan bank konvensional. Bank syariah dapat melakukan
penanaman dana dan/atau pengelolaan dana sedangkan bank konvensional hanya dapat
menanamkan dananya
Menurut Fatwa DSN MUI No. 37/DSN-MUI/2002, perngertian Pasar Uang
Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS) adalah kegiatan investasi jangka pendek
antarpeserta pasar berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Pasal 1 butir 4 Peraturan Bank
Indonesia No. 2/8/PBI/2000, memberikan definisi PUAS yang lebih teknis, yaitu kegiatan
investasi jangka pendek dalam rupiah antarpeserta pasar berdasarkan prinsip
mudharabah.
Landasan Syariah Pasar Uang Antarbank Berikut ini landasan hukum Islam yaitu:

QS. Al-Maidah (5): 1 ...ِ ‫د ْ ُو ق ُ الْع ِ ا ب ْ ُو ف ْ ا أَو ْ ُو ن َ آم َ ْن ي ِذ َّ ا ال َ ه ُّ اأَي َ ي‬


Mengingat dalam rangka meningkatkan efisiensi pengelolahan dana agar bank
syari’ah dapat melakukan kegiatan usahanya pada pasar uang antarbank berdasarkan
prinsip syari’ah maka diperlukan suatu instrumen yang dapat digunakan dalam pasar
uang antarbank yang sesuai dengan prinsip syari’ah, maka dikeluarkan Fatwa Dewan
Syari’ah Nasional No.38/DSN-MUI/X/2002 menetapkan bahwa Sertifikat Investasi
Mudrabah Antarbank (IMA) merupakan piranti dalam kegiatan pasar uang antarbank dan
dibenarkan menurut syari’ah. Sedangkan sertifikat investasi lain yang berdasar bunga
tidak dibenarkan menurut syari’ah.
Wirdyaningsih, dkk., (ed), Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005),

Diantara keputusan fatwa Dewan Syariah Nasional No: 38/DSN-MUI/X/2002,


tentang pasar uang antar bank berdasar prinsip syariah adalah sebagai berikut.

1. Pasar uang antar bank yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu pasar uang
antar bank yang berdasarkan bunga.
2. Pasar uang antar bank yang dibenarkan menurut syariah yaitu pasar uang antar
bank yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
3. Pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah adalah kegiatan transaksi
keuangan jangka pendek antar peserta pasar berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Dari segi keputusan-keputusan yang tertuang dalam dalam fatwa tersebut disebutkan
bahwa pasar uang antar bank yang dibenarkan adalah yang tidak menggunakan bunga, dan
akad-akad yang dianjurkan adalah mudharabah, musyarakah, qard, wadiah, maupun sharf,
dan kepemilikan atas instrumen pasar hanya dapat dipindahtangankan satu kali saja.
Namun dalam realitanya akad akad yang sering digunakan adalah mudharabah dan
wadi’ah. Sedangkan untuk akad-akad seperti qard dan sharf jarang digunakan. Hal ini
terjadi karena pada bank syariah instrumen yang disediakan dalam pasar uang ini berupa
IMA (Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank), SBPU (Surat Berharga Pasar Uang)
Mudharabah dan SWBI (Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia). Sedangkan mengenai
instrumen apa yang dipakai dalam pasar uang berprinsip syariah, di dalam fatwa itu juga
tidak diberikan penjelasan bagaimana mekanismenya jika dilakukan dalam pasar uang.
Namun dalam Islam, sebuah instrumen merupakan perwakilan dari kepemilikan atau harta.
Oleh karena itu instrumen dapat diperjualbelikan jika terdapat asset atau transaksi yang
mendasarinya. Ada dua metode dalam penerbitan instrumen oleh bank syariah, pertama,
satu prinsip untuk berbagai transaksi. Prinsip yang digunakan adalah bagi hasil
(mudharabah/musyarakah) untuk berbagai transaksi, seperti jual-beli, sewa, dan lain-lain;
kedua, satu prinsip untuk satu transaksi.

Adapun implikasi dari adanya fatwa Dewan Syariah Nasional No. 38 tentang pasar
uang antar bank berdasarkan prinsip syariah ini adalah, bahwa karena dalam pasar uang
antar bank berdasarkan prinsip syariah tidak dibenarkan mengunakan bunga, maka bisa
diganti dengan menggunakan alternatif akad-akad lain seperti:
o Pertama: Mudharabah, yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama (malik, shahib al-maal) menyediakan seluruh modal, sedang pihak
kedua (‘amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan
usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
o Kedua: Musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk usaha
tertentu, dimana masing-masing pihak menberikan kontribusi dana (modal) dengan
ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.
o Ketiga: al-Qardh, yaitu suatu akad pembiayaan kepada nasabah tertentu dengan
ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada
lembaga keuangan syariah pada waktu yang telah disepakati oleh lembaga
keuangan syariah dan nasabah.
o Keempat: Wadiah (titipan uang, barang dan surat-surat berharga), yaitu akad
seseorang kepada yang lain dengan menitipkan suatu benda untuk dijaganya secara
layak (sebagaimana halnya kebiasaan). Kelima: al-Sharf (jual beli valuta asing).

E. Pasar Valuta asing


Pasar valuta asing atau disingkat valas merupakan sebuah jenis perdagangan atau
transaksi yang memperdagangkan mata uang sebuah negara terhadap mata uang negara
lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia
selama 24 jam secara berkesinambungan.
Pandangan konvensional
Valuta atau yang biasa disebut dengan valas, atau dalam bahasa asing dikenal dengan
foreign exchange ( Forex ) merupakan mata uang yang dikeluarkan sebagai alat
pembayaran yang sah di negara lain.

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah... h. 96

Pertukaran valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi keuangan


perdagangan internasional dapat dilakukan di pasar valuta asing. Pasar uang adalah
suatu kelompok pasar dimana instrumen-instrumen jangka pendek yang umumnya
berkualitas tinggi diperjualbelikan. Fungsi pasar uang adalah sebagai sarana alternatif
bagi lembaga-lembaga keuangan,

Perusahaan perusahaan non keuangan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka


pendek maupun untuk menempatkan dana atas kelebihan likuaditasnya Seperti yang
kita ketahui disetiap negara memiliki mata uang yang berbeda-beda antara negara
yang satu dengan negara yang lain, sehingga dalam melakukan transaksi perdagangan
dengan negara lain dibutuhkan suatu perhitungan, suatu nilai tukar antar mata uang
suatu negara terhadap negara lain. Perhitungan ini lebih dikenal dengan kurs valuta
asing. Kurs ini bisa memberikan patokan berapa nilai mata uang asing dilihat dari
rupiah kita

Valuta Asing Menurut Syari’ah.

Dalam Islam valuta asing dapat diibaratkan dengan pertukaran antara emas dan
perak ( al-sharf ). Secara harfiah al–sharf berarti penambahan, penukaran,
penghindaran, pemalingan atau transaksi jual beli.3 Adapun dalam referensi keuangan
syari’ah, bai’al-sharf didefinisikan sebagai jual beli, atau pertukaran mata uang asing
dengan mata uang yang lain, seperti antara rupiah dan dolar, dolar dengan yen dan
sebagainya.
Suhendi, Hendi. Fiqh Mu’a>malah. Bandung: Gunung Djati Press, 1997.

Sulhan, Muhammad. “Transaksi Valuta Asing (As-S{arf) Dalam Perspektif Islam”. Jurnal
Iqtishoduna. http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/257 diakses 8
Januari 2013.

Sebagai dalil dalam transaksi valuta asing, dapat merujuk pada Al Qur’an
surah An Nahal ayat 14, Surah Al Anbiya ayat 107, dan surah Al- Jatsiyah ayat

Heri Sudarsono dalam bukunya “ Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah


Deskripsi dan Ilustrasi “ menyebutkan beberapa ketentuan umum dalam alsharf
sebagai berikut :

1). Nilai tukar yang diperjualbelikan harus tetap dikuasai, baik oleh pembeli
maupun oleh penjual, sebelum berpisah. Penguasaan tersebut dapat berbentuk
penguasaan secara material maupun hukum. Penguasaan secara material. Misalnya
pembeli langsung menerima dolar AS yang dibeli dan penjual langsung menerima
uang rupiah. Adapun penguasaan secara hukum, misalnya pembayaran dengan
menggunakan cek.

2). Transaksi valuta asing dari jenis yang sama harus dilakukan dengan mata uang
sejenis yang memiliki kuantitas dan kualitas yang sama, sekalipun model mata uang
itu berbeda.

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah

Zahrah, Muhammad Abu. Us}ul al-Fiqh. Beirut: Dar al-Fikr al-Arabi, 1958.
3). Dalam sharf tidak dipersyaratkan dalam akadnya hak khiyar syarat bagi
pembeli. Khiyar syarat adalah hak pilih bagi pembeli untuk dapat melanjutkan jual
beli tersebut setelah selesai berlangsungnya transaksi terdahulu tersebut.

Sehubungan hal ini menurut fatwa Dewan Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor :
28/DSN-MUI/III/2002 tanggal 28 Maret 2002 tentang hukum transaksi valuta asing
yang sekarang berjalan di pasar valas sebagai berikut :

1. Transaksisport yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing untuk


penyerahan pada saat itu ( over the counter ) atau penyelesaiannya paling lambat
dalam jangka waktu 2 hari. Menurut syari’ah, hukumnya transaksi yang seperti
ini adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap
sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksin
Internasional.
2. Transaksiforward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing yang
nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan
datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun, hukumnya adalah haram,
karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan ( muwa’adah )
dan penyerahannya dilakukan dikemudian hari, padahal harga pada waktu
penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali
dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat
dihindari ( li al-hajah
3. Transaksi Currency Futures/Swap yaitu kontrak pembelian dan penjualan valuta
asing dengan harga sport yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjual
valuta asing yang sama dengan harga forward dalam jangka waktu dimasa
depan, atau dengan kata lain pertukaran mata uang dengan mata uang lainnya
tidak dilakukan dengan tunai melainkan berjangka waktu yang cukup lama.
Terhadap hal ini hukumnya haram, karena mengandung maisir ( spikulasi ).

Mustafa Hj Nil Hasan, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Thaher, Asmuni. Jual Beli Valuta Asing. http://www.msi-uii.net. diakses 8 Januari 2013.

4. Transaksi Currency 0ptions, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka
membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta
asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu, hukumnya haram karena
mengandung unsur maisir ( spikulasi ).15 Dengan demikian, jenis transaksi valuta asing
yang memiliki dasar syari’ah adalah transaksi spot yang dalam pelaksanaannya telah
sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah. Adapun jenis transaksi valuta asing lainnya,
nampaknya tidak sejalan dengan prinsip-prinsip syari’ah, karena dalam prakteknya tidak
dilakukan secara tunai dan mengandung unsur spikulasi. Berkenaan dengan hal ini, perlu
disadari bahwa pada dasarnya Islam memandang uang hanya sebagai alat tukar, bukan
sebagai barang dagangan (komoditas). 0leh karena itu, motif permintaan uang adalah
untuk memenuhi kebutuhan transaksi, bukan untuk spikulasi. Dengan kata lain Islam
tidak dikenal money demand for speculation karena spikulasi tidak dibenarkan. Islam
juga tidak mengenal konsep time value of money, namun Islam mengenal konsep
economic value of time, artinya bahwa yang dinilai adalah waktu itu sendiri.
KESIMPULAN

Pasar uang (money market) adalah mekanisme untuk memperdagangkan dana


jangka pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun. Kegiatan di
pasar ini juga terjadi karena ada dua pihak, pihak pertama yang kekurangan dana
yang sifatnya jangka pendek, pihak kedua memiliki kelebihan dana dalam waktu
jangka pendek juga. Mereka itu dipertemukan di dalam pasar uang, sehingga unit
yang kekurangan memperoleh dana yang di butuhkan, sedangkan unit yang
kelebihan memperoleh penghasilan atas uang yang lebih tersebut.

Pasar uang syari’ah merupakan mekanisme yang memungkinkan lembaga


keuangan syari’ah untuk menggunakan instrumen pasar dengan mekanisme yang
sesuai dengan prinsip-prinsip  syari’ah baik untuk mengatasi persoalan kekurangan
likuiditas maupun kelebihan dana

Pasar modal adalah pasar yang beroperasi secara terorganisir dimana terdapat


aktivitas perdagangan surat-surat berharga seperti saham, ekuitas, surat pengakuan
hutang, obligasi, dan surat berharga lainnya yang diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan swasta dengan memanfaatkan jasa perantara, komisioner, dan
underwriter.

Pasar valuta asing atau disingkat valas merupakan sebuah jenis perdagangan atau


transaksi yang memperdagangkan mata uang sebuah negara terhadap mata uang
negara lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama
di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA

Samsul, S., Hamid, N. M., & Nasution, H. G. (2019). Sistem Pengendalian Inflasi dalam
Sistem Ekonomi Islam. Al-Azhar Journal of Islamic Economics, 1(1), 16-28.

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia...

28Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah... h. 225

https://dosenekonomi.com/bisnis/investasi/instrumen-pasar-uang, diakses tanggal 12 Oktober


2017. 13 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2015),
h. 203.

Suhendi, Hendi. Fiqh Mu’a>malah. Bandung: Gunung Djati Press, 1997.

Sulhan, Muhammad. “Transaksi Valuta Asing (As-S{arf) Dalam Perspektif Islam”. Jurnal
Iqtishoduna. http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/257 diakses 8
Januari 2013.

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah

Zahrah, Muhammad Abu. Us}ul al-Fiqh. Beirut: Dar al-Fikr al-Arabi, 1958.

Mustafa Hj Nil Hasan, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Thaher, Asmuni. Jual Beli Valuta Asing. http://www.msi-uii.net. diakses 8 Januari 2013.

Veithzal Rivai dkk, Bank and Financial Institution Management Conventional & Sharia
System, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 849.

Anda mungkin juga menyukai