Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PROFIL PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, Tbk.

A. Sejarah Ringkas

PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk, yang berkantor di jalan Jenderal

Ahmad Yani No.2 Medan- Sumatera Utara pada tahun 1904, berdasarkan Akta

Notaris Raden Kadirman No. 93 tanggal 18 Desember 1963. Akta pendirian ini

disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan

No.J.A5/ 121/ 20 Tanggal 14 September 1963, tambahan No.531. Perusahaan ini

mengelola bermacam- macam usaha antara lain :

1. Industri dan Bahan kimia

2. Perkebunan

3. Pauls ( yang terdiri dari bermacam- macam dagang )

4. Perdagangan umum Internasional

Semua usaha di atas tersebar diseluruh dunia tetapi untuk di Indonesia

perusahaan ini hanya bergerak di bidang perkebunan saja. Harrison dan Crosfield

mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1906 dan perkebunan ini pada mulanya
merupakan bekas hak konsensi berdasarkan perjanjian antara Zelf B Elstuut

dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang disahkan residen

Sumatera Timur.

Untuk memperluas usahanya pada tahun 1962 sampai 1963 perusahaan ini

menggabungkan diri dengan perusahaan perkebunan di sumatera utara. Dengan

demikian penggabungan kedua perusahaan ini terbentuk PT. PP. London Sumatra

Indonesia,Tbk.. Pada masa konfrontasi dengan Malaysia, terjadi konflik antara

pemerintah Inggris dengan Indonesia yang menyebabkan kaum buruh perkebunan

dan pemerintah Republik Indonesia berinisiatif mengambil alih kepengurusan

perusahaan untuk meneruskan aktifitas yang terkendala.

Selanjutnya pada tahun 1964 kepengurusan ini diserahkan kepada badan

pengawas pemerintah daerah. Tetapi dalam tahun tersebut terjadi lagi perubahan

berdasarkan ketetapan Presiden No.6 Tahun 1064 diadakan perjanjian ini mulai

berlaku tanggal 20 Maret 1968.

Isi perjanjian tersebut adalah :

1. Pengambilan hak milik kepada Harrison dan Crosfield Ltd di Sumatera

Utara.

2. Kerjasama di bidang perkebunan karet, kelapa sawit, proyek pertanian

lainnya dan proyek bahan pangan.

Perjanjian berdasarkan :

1. Instruksi Presidium Kabinet No.28/ U/ IN/ 12/ 1966, tanggal 12 Desember

1966 dan semua peraturan lain yang berhubungan dengan pengendalian

perusahaan- perusahaan asing.


2. Undang- undang No. 1 Tahun 1967 mengenai Penanaman Modal Asing

Indonesia.

Anggaran Dasar perseroan mengalami beberapa kali perubahan.

Perubahan terakhir terjadi pada tanggal 25 Juli 1967, sehubungan dengan

perubahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan

No.C2- 6275. HT.01.04 tahun 1997. Sehubungan dengan perubahan Anggaran

Dasar Perseroan sebagaimana diatur oleh Undang- undang No.1/ 1995, perubahan

nama perusahaan menjadi PT.PP. London Sumatera Indonesia Tbk. Serta

perubahan tempat kedudukan perusahaan menjadi di Jakarta.

Perusahaan ini mengelola hak tanah perkebunan yang disebut Hak Guna

Usaha ( HGU ), berlaku selama 30 tahun dengan obsi pembaharuan. Semua

Hak Guna Usaha berakhir tahun 1998. Pada tanggal 31 Desember 1997

perusahaan telah memperoleh kembali perpanjangan Hak Guna Usaha selama 25

tahun hingga tahun 2003.

B. Jenis Usaha

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. (PT. LONSUM) merupakan

salah satu perkebunan yang masih membudidayakan tanaman karet selain kelapa

sawit, kakao, teh, kopi dan sebagai produsen benih kelapa sawit dan kakao.

Operasional PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. bergerak dalam bidang

perkebunan yang terdiri dari: Perkebunan kepala sawit, Perkebunan Karet,

Perkebunan Coklat, Perkebunan Kopi, Perkebunan Kelapa, dan Perkebunan Teh.


Perkebunan-perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan ini tersebar diberbagai

daerah-daerah yaitu:

1. Daerah Langkat (Kebun Turangie, Kebun Namu Tongan, Kebun Pulau

Rambong, Kebun Bungara),

2. Daerah Serdang (Kebun Bagerpang, Kebun Sei. Merah)

3. Daerah Rampah (Kebun Rambong Sialang, Kebun Sei. Bulan, Kebun Bah

Bulian)

4. Daerah Asahan, Kebun Gunung Melayu)

5. Daerah Pulau Jawa (Kebun Kertasari, Kebun Baambessie)

6. Daerah Sulawesi (Kebun Balambessie, Kebun Palang Isang).

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. juga melakukan pengelolahan

yang dilakukan dibeberapa pabrik yang terdapat ditiap-tiap daerah. Hal ini

bertujuan untuk mencapai effisiensi kerja yang menghemat biaya angkutan. Hasil

perkebunan dan pengolahan dari pabrik-pabrik yang akan dijual keluar negri

maupun dalam negri terdiri dari: minyak kelapa sawit, biji kelapa sawit, coklat,

kopra dan teh.

C. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan fungsi-fungsi dan tugas-tugas masing-masing serta

mempelancar aktifitas arus kerja perusahaan maka diperlukan struktur organisasi

yang jelas dalam menggambarkan departemen-departemen yang dapat membantu

pimpinan dalam mencapai suatu tujuan serta dapat mengetahui posisi, tugas dan
wewenang setiap departemen dan bagaimana sebenarnya hubungan antara

departemen-departemen tersbut.

Bentuk struktur organisasi pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk.

adalah struktur organisasi garis atau line organization yang menggambarkan

pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab serta wewenang didalam perusahaan.  


Board of

Consulta President Director

DirectorResearc Director Dircector Finance


Production
General Manager
Dev.Estates Deputy
Director Account
Director

Management Account Dept. W


Inspectorate Inspectorate BLRS (NS) Management Dept. O
Dept. ESTABL/Develop
Estate Dept. Estate Dept. BLRS CSS ESTABL/Develop
BLRS CSS Account adm sect
SPS Drafting Sect D.C.V.S
HRD/Training Commodity Sect Information Sys
Tisue Gen Home Q.C.T.L Internal Audit
Culture AFF Clinic Belawan Godown Taxation Sect

North North
Sumatera Sumatera Branch

Sulawesi & Sulawesi & Palembang


Java Kalimanta Surabaya
Makasar
EST ESG Jakarta
MGR/PE MGR/PE

Acting Acting
MGR MGR

Head Asst Asst'(s)

Asst’(s) 1ѕт
Mandor
1ѕт
Mandor Mandors

Mandors Clerks

Clerks Laboures

Laboures

Struktur Organisasi PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk.


D. Job Description and Job Spesification

Tugas dan tanggung jawab dari masing- masing bagian atau departemen

pada PT. PP. London Sumatera Indonesia, Tbk. dapat diketahui sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris

 Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan atau program

kerja yang diajukan Presiden Direktur.

 Menyetujui kebijaksanaan yang diambil oleh Presiden Direktur dalam

menggunakan cadangan dana menurut cara yang terbaik.

 Mengawasi jalannya perseroan

2. Presiden Direktur

 Membuat perencanaan kerja

 Menyusun kebijaksanaan dan strategi perusahaan

3. Direktur Produksi

 Bertugas dan bertanggung jawab atas perancanaan dan pengaturan

bidang produksi, baik kualitas maupun kuantitas

 Membawahi semua pekerjaan yang dilaksankan oleh bagian produksi

4. Direktur Keuangan

 Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan

 Mengontrol pekerja yang dilaksanakan oleh bagian keuangan

5. Direktur Tanaman

 Mengadakan pengawasan kepada inspektur lapangan terhadap

kepincangan yang terjadi dan dilakukan oleh staff dalam menjalankan

tugas
 Mengadakan pengawasan data dari perkebunan

6. Direktur Manajemen

 Mengadakan perencanaan tenaga kerja, pendidikan, kenaikan

perangkat, pemberhentian staff dan karyawan

 Mengurus segala urusan kesekretariatan

 Bertindak sebagai Publik Relation perusahaan

7. Estate Departement

 Membuat laporan tahunan, bulanan dan laporan rutin

 Mengatur peredaran uang tunai

 Mengatur pemakaian modal

8. Training sector

 Melaksanakan training untuk para staff dan karyawan

 Menyusun perencanaan kebutuhan training

9. Enginering Departement

 Pembelian barang untuk pabrik

 Pemeliharaan mesin- mesin

 Membuat peta lokasi pabrik dan kebun

10. Internal Audit

 Melaksanakan pengawasan terhadap seluruh aktifitas perusahaan

 Bertanggung jawab penuh kepada Direktur utama perusahaan


D. Kinerja Usaha Terkini

1. Produksi

Tingkat rata-rata rendemen CPO Lonsum pada tahun 2008, merupakan

salah satu yang tertinggi di dunia. Kegiatan operasional Lonsum mencakup

pengelolaan perkebunan dari tahap pengembangan hingga tahap produksi;

pengoperasian pabrik pengolahan minyak sawit dan produk turunan sawit,

karet remah, biji kakao, kopi dan teh, engineering dan sistem pengelolaan

proyek maupun pengendalian seluruh kegiatan perkebunan dan pabrik

pengolahan, termasuk prasarana pendukungnya seperti jalan, perumahan dan

sarana umum di sekitar perkebunan. Selain itu, Lonsum juga mengoperasikan

fasilitas penelitian dan pengembangan yang berkonsentrasi pada kegiatan

pembibitan dan persemaian, proteksi tanaman, serta pengendalian dampak

lingkungan dan pencapaian proses pengembangan yang berkelanjutan.

a. Lahan perkebunan

Sejak tahun 2008 Lonsum telah mulai mengelola kembali lahan-lahan

perkebunan sawit dan karet yang sempat terabaikan. Lonsum memiliki dan

mengoperasikan areal perkebunan seluas 65.578 hektar yang tersebar di

berbagai penjuru nusantara, dan kini tengah mengupayakan

pengembangan perkebunan plasma seluas 31.553 hektar, yang hasilnya

akan diolah di pabrik Lonsum sesuai dengan perjanjian kontrak.


Perkebunan kelapa sawit merupakan lahan usaha Lonsum terbesar,

dengan luas areal 41.870 hektar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan

Kalimantan Timur. Perkebunan karet meliputi lahan seluas lebih dari

17.600 hektar terutama terletak di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan

Sulawesi Selatan. Perkebunan kakao mencakup areal seluas kurang lebih

4.400 hektar dari lahan yang ditanami, dan perkebunan teh seluas hampir

600 hektar di dataran tinggi Jawa Barat yang subur

Lebih dari 85% keseluruhan areal perkebunan karet, kakao dan teh

berada pada tahap menghasilkan. Sementara 27.359 hektar perkebunan

kelapa sawit di Sumatera Utara merupakan kebun produktif dengan

prasarana yang sudah tertata rapi. Sisanya seluas 9.277 hektar sebagian

besar merupakan perkebunan kelapa sawit yang baru mulai matang dalam

berbagai tahap pengembangan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur.

Langkah konkrit ke arah sasaran tersebut di atas adalah membagi

perkebunan Lonsum menjadi beberapa Strategic Business Unit (SBU) dan

menempatkan seorang General Manager (GM) yang bertanggung jawab

atas sasaran kinerja masing-masing SBU. Pada tahun 2008, Perseroan

menambah empat GM yang ditunjuk berdasarkan proses seleksi yang

ketat, sehingga jumlah keseluruhan GM menjadi sepuluh pada akhir tahun

tersebut. Salah seorang GM juga memiliki tanggung jawab fungsional

guna mengelola kebun sawit plasma Perseroan yang luas di Sumatera

Selatan. Prioritas utama dalam waktu dekat adalah memecahkan berbagai


masalah pertanahan yang diwarisi. Sebuah studi dilakukan sejak akhir

tahun guna mengupayakan terobosan dalam skema usaha plasma agar

b. Pengiriman Tepat Waktu

Salah satu tujuan utama pendekatan baru ini adalah untuk menyatukan

berbagai elemen dalam sistem transportasi dan penyimpanan ke dalam

landasan terpadu menyeluruh. Dengan landasan semacam ini tidak hanya

akan meningkatkan efektivitas dalam pengiriman komoditas Lonsum,

namun juga dalam pengiriman serta penyimpanan pupuk, peralatan dan

suku cadang pabrik, bahan bakar solar, dan segala yang dibutuhkan oleh

perkebunan.

2. Pemasaran

Selesainya pembangunan instalasi tangki timbun Sei Lais di Palembang

menjadi awal upaya Lonsum mengalihkan basis penjualan CPO dari ex-

pabrik menjadi ex-tangki timbun, yang lebih menguntungkan. Komoditas

yang dipasarkan Lonsum merupakan hasil dari perkebunan yang dikelolanya

sendiri, yaitu produk

3. Penjualan

Keunggulan Lonsum dalam hal mutu dan penyediaan produk

memungkinkan Perseroan memperoleh pembiayaan penjualan yang

menguntungkan dengan jaminan piutang Perseroan.

a) Kantor Pemasaran Singapura


Di tahun 2008 Lonsum mengkoordinasikan seluruh kegiatan

pemasaran dan penjualannya melalui kantor Singapura, mengerahkan

segenap daya untuk mengembangkan pangsanya di pasar internasional.

Lonsum tengah membangun kembali reputasinya sebagai pemasok andal

produk kelapa sawit, karet, kakao dan teh, terutama melayani pembeli dari

kalangan industri seperti pialang komoditas global, perusahaan pengolah

makanan dan sebagainya.

b) Penjualan CPO

Pada tahun 2008 Lonsum berhasil melakukan diversifikasi pemasaran

CPO sehingga mampu meningkatkan jumlah pelanggan. Perkembangan ini

berawal dari selesainya pembangunan instalasi tangki timbun Sei Lais di

Palembang, yang merupakan langkah awal upaya Lonsum mengalihkan

metode penjualan CPO di Sumatera Selatan dari ex-pabrik ke ex-tangki

timbun. Hasilnya, kami mampu menambah jumlah pelanggan secara

signifikan serta menikmati keuntungan dari perolehan harga pasar CPO

yang berlaku.

c) Penjualan Komoditas Lainnya

Penjualan karet, kakao dan teh di sepanjang tahun 2008 menunjukkan

hasil yang cukup menggembirakan meskipun masing-masing komoditas

ini memiliki prospek yang berbeda. Permintaan akan produk karet alam

sedikit menurun akibat lesunya pasar otomotif di Cina, yang merupakan


pasar karet alam terbesar di dunia. Sementara melonjaknya harga minyak

bumi belakangan ini, tidak mempengaruhi stabilitas harga karet alam,

berbeda dengan harga karet sintetis yang terbawa naik. Bumi belakangan

ini, tidak mempengaruhi stabilitas harga karet alam, berbeda dengan harga

karet sintetis yang terbawa naik

4. Penanganan Logistik

Pengelolaan informasi dan peningkatan sisi keamanan akan menjadi salah

satu fitur utama penanganan logistik dan transportasi terpadu.Pengelolaan

logistik yang baik dan benar, terutama dalam hal penanganan dan pengiriman

tandan buah segar kelapa sawit (TBS) dari perkebunan ke pabrik pengolahan,

dan pengiriman CPO dari pabrik ke tangki timbun, sangat mempengaruhi

biaya operasional maupun mutu CPO yang sampai ke tangan pelanggan.

Mutu CPO sangat bergantung pada rendahnya kandungan asam lemak

bebas (FFA), di mana kadar FFA akan meningkat apabila TBS tidak ditangani

secara benar, atau terlambat waktu pengirimannya ke pabrik pengolahan, dan

pengiriman CPO dari pabrik ke tangki timbun, sangat mempengaruhi biaya

operasional maupun mutu CPO yang sampai ke tangan pelanggan. Mutu CPO

sangat bergantung pada rendahnya kandungan asam lemak bebas (FFA), di

mana kadar FFA akan meningkat apabila TBS tidak ditangani secara benar,

atau terlambat waktu pengirimannya ke pabrik.


Untuk itu, Lonsum berencana untuk merombak pengelolaan logistiknya

melalui pengembangan sistem terpadu yang memungkinkan Perseroan untuk

melakukan pengiriman tepat waktu, hemat biaya, namun tetap aman.

Pada tahun 2008, Lonsum diuntungkan oleh perubahan penyerahan CPO

dari ex-pabrik ke ex-tangki timbun, dengan berkurangnya rata-rata stok CPO

di pabrik. Hal ini dapat menekan biaya penyimpanan selain juga risiko

penurunan mutu CPO.Upaya penanganan dan pengelolaan transportasi

maupun logistik terpadu akan meningkatkan keunggulan Lonsum dengan

semakin pendeknya jalur distribusi sebagaimana telah diupayakan untuk

produk CPO. Inisiatif ini akan mulai dijalankan pada tahun 2008 di mana

Lonsum akan menggunakan pendekatan yang sama sekali baru dalam

menangani transportasi maupun logistik dengan berbagai keunggulan

strategis.

Sebagai langkah awal, Lonsum akan melakukan investasi pada pengadaan

armada truk maupun tongkang, yang sepenuhnya akan dikendalikan oleh

Perseroan. Armada pengangkutan Lonsum akan dilengkapi dengan sistem

navigasi satelit (GPS) agar mobilitas masing-masing kendaraan dapat dipantau

setiap saat. Peningkatan pengelolaan sistem informasi dan pengamanan akan

menjadi salah satu fitur utama dalam penanganan logistik dan transportasi

terpadu, dan merupakan suatu prioritas Rencana cetak biru bagi

pengembangan teknologi informasi Lonsum yang baru juga telah mencakup

sistem informasi manajemen yang menunjang kegiatan logistik terpadu.

5. Kinerja Saham LSIP & Perkebunan di BEJ


LSIP kembali terpilih menjadi salah satu saham pilihan yang membentuk

indeks harga saham LQ45 BEJ. Biro Direksi Lonsum mengelola komunikasi

internal maupun eskternal Perseroan.

Kebijakan dan prosedur tata kelola perusahaan di lingkungan Lonsum

diterapkan serta dipantau oleh Biro Direksi di bawah kendali langsung

Presiden Direktur. Selain aspek tata kelola, Direktorat tersebut juga

mengawasi empat departemen lainnya, yaitu Departemen Komunikasi

Perusahaan, Hubungan Investor, Sekretaris Perusahaan dan Hukum, serta

Hubungan Pemerintahan dan Kemasyarakatan. Keempat departemen ini

berperan aktif dalam berbagai kegiatan di sepanjang tahun 2008 dalam upaya

untuk menyatukan visi dan nilai utama, menyelaraskan organisasi dan

operasional dengan visi yang baru, dan menumbuhkan citra Perusahaan yang

bertanggung jawab, tanggap perkembangan serta menjanjikan.

6. Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan

Laporan Keuangan dan semua informasi keuangan yang berkaitan dengan

Laporan Keuangan Tahunan disiapkan oleh Manajemen Lonsum. Dalam

pelaksanaannya, Manajemen menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku

umum dan melakukan penilaian serta estimasi terhadap hal-hal yang dirasa

perlu. Untuk memenuhi standar kebenaran dan kewajaran dari laporan dan

segala informasi ini, Manajemen menerapkan sistem pengawasan intern untuk

memastikan bahwa setiap transaksi dilakukan sesuai dengan otorisasi

Manajemen, semua aktiva yang dimiliki dilindungi dengan baik dan semua hal
tersebut dicatat secara benar. Unsur penting dari suatu penetapan kendali

adalah dengan pemilihan, pelatihan dan pengembangan personilnya termasuk

di dalamnya pengawasan intern. Manajemen percaya bahwa sistem

pengawasan intern akan mendukung keandalan dan kebenaran dari Laporan

Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai