Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGELOLAAN WAKAF DI MESIR AL-AZHAR

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Zakat dan Wakaf

Dosen Pengampu :

Drs. Achmad Yasin, M.Ag.

Disusun Oleh :

Vionita Sakinah NIM : 05010121038

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................II

KATA PENGANTAR............................................................................................................III

BAB 1 : PENDAHULUAN....................................................................................................IV

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................IV

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................V

1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................................V

BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................................4

A. Pengertian Wakaf..................................................................................................................1

B. Dasar Hukum Wakaf.............................................................................................................3

B. Mekanisme Wakaf di Mesir...................................................................................................5

C. Analisis Pengelolaan Wakaf di Mesir....................................................................................7

D. Wakaf Pendidikan di Jami’ah Al-Azhar Mesir.....................................................................8

BAB III : PENUTUP..............................................................................................................10

1.4 Kesimpulan.........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

II
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. Karena atas hidayah dan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini Insya Allah dengan baik. Sholawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,keluarganya serta para sahabat dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah yang membahas mengenai Pengelolaan Wakaf di Mesir Al-Azhar ini
mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi mahasiswa semua,meskipun penyusunannya jauh dari
kata sempurna,akan tetapi tanpa mengurangi rasa hormat kami,karena kesempurnaan dan
kebenaran hanya dari Allah Swt,sedangkan kesalahan dan kekurangan adalah dari
manusia.Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,baik dari dosen
mata kuliah,maupun dari mahasiswa sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 7 Juli 2022

Penyusun

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wakaf merupakan salah satu warisan Islam yang memiliki peran aktif dalam
menumbuh kembangkan kesejahteraan umat. Terdapat banyak Negara Muslim di seluruh
dunia yang telah menerapkan konsep pengelolaan wakaf, sepertihalnya di negara Mesir
Kuno, dinasti-dinasti Islam seperti saljuk danTurki. Dinegara mesir kuno, dengan konsep
yaitu para raja mempersembahkan tanah atau barang yang mereka milikiuntuk dijadikan
sebagai tempat menyembah dewa-dewamereka, dan juga digunakan untuk mengumpulkan
sumbangan berupa uang, yangkemudian deserahkan untuk para pendeta. Juga terdapat wakaf
keluarga dengankonsep, anak tertualah yang berhak dan atau memiliki wewnang untuk
mengaturdan mengelola harta wakaf, dan tidak diperbolehkan memperjual belikan harta
tersebut.
Pada masa dinasti Islam, wakaf memiliki peran yang signifikan dalam pembangunan
negara. Seperti pada masa Dinasti Saljuk, harta wakaf dimanfaatkan untuk membangun
tempat pemberhentian sementara kafilah dagang yang melewati jalur perdagangan,
para pedagang diperkenankan untuk beristirahat selama tiga haritanpa bayaran, dan mereka
mendapatkan makanan gratis. Pada saat dinasti Ustmani berkuasa, wakaf dikenal dengan
vakviye, yang berarti pelayanan publik. Pada masa Ustmani wakaf telah memiliki peran
dalam membiayai pelayanan publik dan pembangunan bangunan-bangunan seni budaya.
Pada negara tersebut,konsep wakaf dilakukan dengan cara pemilik tanah memberikan Hak
bagiseseorang yang ingin memanfaatkan tanah dan kesepakatan di awal, bahwa
si pengelola memiliki dapat mewariskan tanah yang dikelolanya kepadaketurunannya. Pada
tahun 1923, 2/3 tanah subur yang terdapat di negara ini dimiliki oleh
wakaf. Hal tersebut yang kemudian menjadi indikasi maksimalnya pelaksanaan wakaf di neg
ara tersebut, hal itu disebabkan karena kesadaran masyarakat untuk wakaf sangat tinggi dan
profesianalisme dalam pengelolaan wakaf.
Dari pemaparan di atas, dapat kita ketahui bahwa negara Timur Tengah menjadi salah
satu rujukan diterapkannya wakaf yang terdapat di Indonesia, tanpa pengelolaan yang
baik dan benar wakaf  Timur Tengah tidak akan menjadi sebuah rujukan bagi negara-negara
lainnya, sehingga menjadi hal yang penting untuk dikaji ulang dan untuk diketahui secara
mendalam tentang sistem pengelolaan wakaf yang telah dijalankan oleh negara-negara
tersebut. Hal ini sekaligus menjadi salah satu alasan ditulisnya artikel ini. Sebagai salah satu

IV
negara Timur Tengah yang sagat expert dalam hal ini adalah negara Mesir, dengan
Universitas Al Azhar yang dimilikinya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian wakaf ?
2) Apa saja dasar hukum wakaf ?
3) Bagaimana mekanisme wakaf di Mesir?
4) Bagaimana pengelolaan wakaf di Mesir?
5) Bagaimana wakaf pendidikan yang ada di Jami’ah Al-Azhar Mesir?

1.3 Tujuan Penelitian


1) Memahami pengertian dari wakaf menurut berbai pendapat
2) Mengetahui dasar hukum atau dalil-dalil wakaf
3) Mengetahui mekanisme wakaf yang ada di Mesir
4) Mengetahui pengelolaan wakaf di Mesir
5) Mengetahui wakaf pendidikan di Jami’ah Al-Azhar di Mesir

V
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wakaf
Kata wakaf atau waqf berasal dari bahasa Arab yang berasal dari akar kata wa-
qa-fa berarti menahan, berhenti, diam di tempat atau berdiri. Kata waqafa-yaqifu-
waqfan semakna dengan kata habasa-yahbisu-tahbisan maknanya terhalang untuk
menggunakan. Kata waqf dalam bahasa Arab mengandung makna menahan, menahan
harta untuk diwakafkan, tidak dipindah milikkan, Adapun secara terminologi, wakaf
dirumuskan dengan definisi yang berbeda-beda. Menurut Jumhur Ulama, wakaf
adalah menahan tindakan hukum orang yang berwakaf terhadap harta yang telah
diwakafkan dengan tujuan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan umum dan kebajikan
dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, sedang materinya tetap utuh.1
Sedangkan pengertian wakaf menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun
2004, wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selama-lamanya
atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan
ibadah dan atau kesejahteraan umum menurut syariat.2
Menurut lstilah Ahli Fiqih, para ahli fiqih berbeda dalam mendefinisikan
wakaf menurut istilah, sehingga mereka berbeda pula dalam memandang hakikat
wakaf iru sendiri. Berbagai pandangan tentang wakaf menurut istilah sebagai berikut:
 Abu Hanifah Wakaf adalah menahan suaru benda yang menurut hukum, tetap
milik si wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan.
Berdasarkan definisi iru maka pemilikan harta wakaf tidak lepas dari si wakif,
bahkan ia dibenarkan menariknya kembali dan ia boleh menjualnya. Jika si
wakif wafat, harta tersebut menjadi harta warisan buat ahli warisnya. Jadi
yang timbul dari wakaf hanyalah "menyumbangkan manfaat". Karena iru
mazhab Hanafi mendefinisikan wakaf adalah : "Tidak melakukan suaru
tindakan atas suaru benda, yang berstarus tetap sebagai hak milik, dengan

1
Amir Mu’allim,“Pengaruh Pengelolaan Wakaf di Mesir Terhadap Pengelolaan Harta Wakaf Pendidikan di
Indonesia”, AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam, Vol.20. No .1, April, 2015, h. 109
2
Ahmad Muslich, “PELUANG DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF,” Muaddib : Studi
Kependidikan Dan Keislaman 6, no. 2 (January 2, 2017): 204.

1
menyedekahkan manfaatnya kepada suaru pihak kebajikan (social), baik
sekarang maupun akan datang".
 Mazhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yang
diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut mencegah wakif
melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta
tersebut kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan
manfaatnya serta tidak boleh menarik kembali wakafnya. Perbuatan si wakif
menjadikan manfaat hartanya unruk digunakan oleh mustahiq (penerima
wakaf), walaupun yang dimilikinya iru berbentuk upah, atau menjadikan
hasilnya untuk dapat digunakan seperti mewakafkan uang. Wakaf dilakukan
dengan mengucapkan lafadz wakaf untuk masa tertentu sesuai dengan
keinginan pemilik. Dengan kata lain, pemilik harta menahan benda itu dari
pengunaan secara pemilikan, tetapi membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk
tujuan kebaikan, yaitu pemberian manfaat benda secara wajar sedang benda
itu tetap menjadi milik si wakif. Perwakafan itu berlaku untuk suatu masa
tertentu, dan karenanya tidak boleh disyaratkan sebagai wakaf kekal
(selamanya).
 Mazhab Syafi'i dan Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa wakaf adalah
melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah sempurna
prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta
yang diwakafkan, seperti perlakuan pemilik dengan cara pemilikannya kepada
yang lain, baik dengan tukaran atau tidak. Jika wakif wafat, harta yang
diwakafkan tersebut tidak dapat diwarisi oleh ahli warisnya. Wakif
menyalurkan manfaat harta yang diwakafkannya kepada mauquf 'alaih (yang
diberi wakaf) sebagai sedekah yang mengikat, dimana wakif tidak dapat
melarang penyaluran sumbangannya tersebut. Apabila wakif melarangnya,
maka Qadli berhak memaksanya agar memberikannya kepada mauquf 'alaih.
Karena itu mazhab Syafi'i mendefinisikan wakaf adalah : "Tidak melakukan
suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus sebagai milik Allah swt,
dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu kebajikan (social)".

Dari bervariasinya pengertian wakaf, maka sangat perlu bagi kita untuk lebih
memperdalam memahami makna wakaf, karena dari definisi di atas, menimbulkan

2
dampak secara hukum dan implikasi terhadap pelaksanaan dan pengelolaan
wakaf.

B. Dasar Hukum Wakaf


Tidak terdapat dalil dalam al-Qur’an yang menerangkan tentang konsep wakaf
secara jelas. Hal ini berbeda dengan zakat yang besaran kewajiban dan siapa
penerimanya sudah terdapat dalam al-Qur’an. Dasar yang digunakan para ulama
untuk menjelasan konsep wakaf adalah keumuman ayat-ayat al-Qur’an yang
menerangkan tentang infaq. Berikut dalil yang digunakan para ulama sebagai dasar
hukum wakaf3:
 Surat Ali Imran ayat 92
‫لَ ْن تَنَالُوا ْالبِ َّر َح ٰتّى تُ ْنفِقُوْ ا ِم َّما تُ ِحبُّوْ نَ ۗ َو َما تُ ْنفِقُوْ ا ِم ْن َش ْي ٍء فَاِ َّن هّٰللا َ بِ ٖه َعلِ ْي ٌم‬
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang
kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.
 Surat Al-Hajj ayat 77
َ‫م َوا ْف َعلُوا ْالخَ ي َْر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬sْ ‫ َوا ْس ُج ُدوْ ا َوا ْعبُ ُدوْ ا َربَّ ُك‬s‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ارْ َكعُوْ ا‬
Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah
Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.

Di dalam surat Ali Imran ayat 92 dan surat al-Hajj ayat 77 menjelaskan tentang wakaf
termasuk juga kebaikan. Kedua ayat tersebut mengisyaratkan anjuran bersedekah,
sedangkan wakaf adalah bentuk dari sedekah. Karena itu wakaf mengikuti hukum
bersedekah yaitu sunnah.

 Surat Al-Baqarah ayat 177


‫هّٰلل‬ ٰ ٰ ِ ‫ر‬ss‫ق َو ْال َم ْغ‬
ِ s‫وْ ِم ااْل ٰ ِخ‬ssَ‫ َّر َم ْن ا َمنَ بِا ِ َو ْالي‬sِ‫ب َول ِك َّن ْالب‬
‫ر‬s ِ ِ ‫م قِبَ َل ْال َم ْش ِر‬sْ ‫ْس ْالبِ َّراَ ْن تُ َولُّوْ ا ُوجُوْ هَ ُك‬ َ ‫لَي‬
ۤ
َ‫ ِك ْينَ َوا ْبن‬sss‫ َو ْال َم ٰس‬s‫رْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى‬sssُ‫ا َل ع َٰلى ُحب ِّٖه َذ ِوى ْالق‬sss‫ب َوالنَّبِ ٖيّنَ ۚ َو ٰاتَى ْال َم‬ ِ ‫ ِة َو ْال ِك ٰت‬sss‫َو ْال َم ٰل ِٕى َك‬
ۚ ‫ ُدوْ ا‬s َ‫ ِد ِه ْم اِ َذا عَاه‬s ‫ب َواَقَا َم الص َّٰلوةَ َو ٰاتَى ال َّز ٰكوةَ ۚ َو ْال ُموْ فُوْ نَ بِ َع ْه‬ ِ ۚ ‫فى الرِّ قَا‬ sِ ‫ال َّسبِ ْي ۙ ِل َوالس َّۤا ِٕىلِ ْينَ َو‬
ٰۤ ُ ٰۤ ُ ‫ْ ْأ‬ ۤ َّ ‫صبر ْينَ فِى ْالبَْأ َس ۤا ِء َوال‬
َ‫ول ِٕىكَ هُ ُم ْال ُمتَّقُوْ ن‬ ‫ َۗوا‬s‫ص َدقُوْ ا‬َ َ‫ول ِٕىكَ الَّ ِذ ْين‬ ِ ۗ َ‫ضرَّا ِء َو ِح ْينَ الب‬
‫سا‬ ِ ِ ّ ٰ ‫َوال‬

3
Mukhlisin Muzarie, Hukum Perwakafan dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Masyarakat: Implementasi
Wakaf di Pondok Modern Darussalam Gontor, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2010), h. 80-84

3
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabinabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya
apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
Sedangkan dalil wakaf yang berasal dari hadits antara lain sebagai berikut4 :
 Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
ُ‫ان‬s‫اتَ اِإل ْن َس‬ss‫ إ َذا َم‬:‫ال‬ss‫لم ق‬ss‫ه وس‬ss‫لى هللا علي‬ss‫بي ص‬ss‫ أن الن‬:‫ه‬ss‫ي هللا عن‬ss‫عن أبي هريرة رض‬
ُ‫ح يَ ْدعُو لَه‬ َ ‫ َأوْ َولَ ٍد‬،‫ َأوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه‬،‫اريَ ٍة‬
ٍ ِ‫صال‬ َ ‫ ِإالَّ ِم ْن‬:‫ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ إالَّ ِم ْن ثَالَثَ ِة‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬
“Dari Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Apabila
anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga
perkara, yaitu: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh
yang mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)
 Hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Umar
“Dari Ibnu Umar r.a. berkata, bahwa sahabat Umar bin Khattab memperoleh
tanah di Khaibar, kemudian menghadap kepada Rasulullah untuk memohon
petunjuk. Umar berkata: “Aku mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya
belum pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkau
perintahkan kepadaku?” Rasulullah menjawab, “Bila kamu suka, kamu tahan
(pokoknya) tanah itu dan kamu sedekahkan (hasilnya).” Kemudian Umar
melakukan shadaqah, tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak diwariskan.
Berkata Ibnu Umar: Umar menyedekahkannya pada orang-orang fakir, kaum
kerabat, budak belian, sabilillah, tamu, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak
mengapa atau tidak dilarang bagi yang menguasai tanah wakaf itu
(pengurusnya) makan dari hasilnya dengan cara baik (sepantasnya) atau
makan dengan tidak bermaksud menumpuk harta.” (HR. Muslim)

4
Achmad Djunaidi, dkk, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h. 12.

4
Hadits dari Ibnu Umar memberikan petunjuk yang lebih lengkap
terhadap praktik wakaf sehingga para ulama menetapkan
persyaratanpersyaratan wakaf, mulai dari persyaratan pewakaf, persyaratan
yang diwakafkan, sasaran dan tujuan wakaf sampai pada akibat hukum dari
transaksi wakaf berdasarkan hadits ini. Selain itu, hadits ini memberikan
petunjuk tentang bagaimana cara mengelola wakaf dan cara mendistribusikan
hasil-hasilnya.
C. Mekanisme Wakaf di Mesir
Negara Mesir merupakan salah satu negara Muslim yang memiliki menejemen
wakaf yang baik. Perhatian kepada wakaf dimulai semenjak pemerintahan
Muhammad Ali Pasya, adapun usaha yang pertama kali dilakukan adalah menertibkan
tanah wakaf dengan penjagaan dan pemelihaaan dan hasilnya ditujukan untuk
kemaslahatan umum sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Selain itu,
pemerintah Mesir juga memberikan perlindungan kepada para mustahiq. Dan langkah
selanjutnya adalah dengan membentuk Diwan al Waqf yang menjadi cikal bakal
departemen wakaf.
Pada awal abad 20 wakaf di Mesir dikelola oleh sebuah lembaga yang
dibentuk oleh pemerintah dengan nama Diwan al-Awqaf, yang berwenang mengatur
dan mengurus harta wakaf. Dalam perkembangannya, pada tanggal 20 November
1913, lembaga ini meningkat statusnya menjadi departemen, sehingga wakah di Mesir
diurus langsung oleh Kementrian Waqaf (Wazarah al-Awqaf).
Wakaf berkembang pesat ketika pemerintah Mesir menerbitkan Undang-
undang No. 80 Tahun 1971 yang mengatur tentang pembentukan Badan Wakaf Mesir
yang khusus menangani masalah wakaf dan pengembangannya, beserta struktur,
tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Dengan terbitnya perundang-undangan di
atas, Kementerian Wakaf semakin kuat dan pemerintah juga berusaha menertibkan
tanah wakaf dan harta wakaf lainnya dengan menjaga, mengawasi dan mengarahkan
harta wakaf untuk kepentingan publik. Pemerintah kemudian menetapkan Perundang-
undangan yang relevan dengan situasi dan kondisi, dengan tetap berlandaskan
syari’ah. Pada tahun 1971 terbit Undang-undang No. 80 yang menjadi inspirasi
dibentuknya suatu Badan Wakaf yang khusus menangani permasalahan wakaf dan
pengembangannya. Badan Wakaf yang dimaksud dalam UU. ini kemudian dibentuk
secara resmi melalui SK Presiden Mesir pada tanggal 12 Sya’ban 1392 H (20
September 1972), yang bertanggung jawab dalam melakukan kerja sama dan
5
memberdayakan wakaf, sesuai dengan amanat undang-undang dan program
Kementerian Wakaf.
Tugas Badan Wakaf ini adalah mengkoordinir dan melaksanakan semua
pendistribusian wakaf, serta semua kegiatan perwakafan agar sesuai dengan tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan oleh syari’at Islam. Selain itu, Badan Wakaf ini juga
berhak menguasai pengelolaan wakaf dan memiliki wewenang untuk membelanjakan
wakaf dengan sebaik-baiknya, di mana pengembangannya sesuai dengan Undang-
undang No. 80 Tahun 1971. Selanjutnya, badan ini mempunyai wewenang untuk
membuat perencanaan, mendistribusikan hasil wakaf setiap bulan dengan diikuti
kegiatan yang bermanfaat di daerah, membangun dan mengembangkan lembaga
wakaf, serta membuat laporan dan menginformasikan hasil kerjanya kepada publik.
Yang menarik dari kasus perundang-undangan tentang pengaturan wakaf di
mesir adalah dinamika hukumnya yang cepat berubah menyesuaikan perkembangan
zaman, yang berbasis pada perkembangan sosial budaya masyarakat. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa hukum Islam di Mesir sangat dinamis bila
dibandingkan di beberapa negara muslim yang lain. sebagaimana dikatakan oleh
Muhammad Sai‟d al-Ashmawi, bahwa dimana terdapat kemaslahatan umum di
situlah terdapat hukum Allah, sesuai dengan prinsip filsafat hukum Islam.5
Pengelolaan wakaf ini bisa berhasil dikarenakan faktor-faktor berikut,
pertama, pihak pengelola menyimpan dan menginvestasikan hasil harta wakaf khairi
atau wakaf yang berupa uang di bank, sehingga dapat berkembang. Dan Kedua, untuk
pembangunan ekonomi umat, pemerintah khususnya Departemen perwakafan ikut
berpartisipasi dalam mendirikan bank syariah. Ketiga, departemen perwakafan
menjalin kerjasama pemeliharaan ternak, bank untuk perumahan dan bangunan dan
lain-lain. Keempat, departemen perwakafan mengelola tanah wakaf yang kosong
untuk dikelola secara produktif melalui pendirian lembaga perekonomian,
bekerjsasama dengan perusahaan besi dan baja. Adapun hasil wakaf yang
diinvestasikan di berbagai perusahaan tersebut di samping untuk mendirikan tempat
ibadah dan lembaga pendidikan, juga dimanfaatkan untuk membantu kehidupan
masyarakat seperti membangun Rumah Sakit model dan memberikan pelayanan gratis
bagi seluruh masyarakat. Universitas Al Azhar merupakan salah hasil dari pada hasil
pengelolaan wakaf. Universitas Al Azhar tidak mengambil iuran dari ribuan

5
Ahmad Suwaidi, “Wakaf dan Penerapannya di Negara Muslim” Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam,
Vol. 1, No. 2 (2011) h. 28

6
mahasiswanya, bahkan universitas ini menyediakan beasiswa bagi mahasiswa muslim
pada setiap tahunnya. Universitas ini sebagai salah satu pengelola wakaf di Mesir atau
sebagai nazdir wakaf hanya mengambil hasil dari pada wakaf, untuk keperluan
pendidikan.6
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masyarakat dan pemerintah Mesir
memiliki perhatian yang sangat besar terhadap sistem pengelolaan harta wakaf, yaitu
dengan dikelola secara produktif dan serius oleh para ahli. Hal itu dapat dilihat dari
regulasi-regulasi yang dibuat oleh pemerintah serta relevan untuk diterapkan. Dan hal
ini merupakan salah satu bentuk perhatian yang begitu besar terhadap pengelolaan
wakaf di Mesir.
D. Analisis Pengelolaan Wakaf di Mesir
Dalam pengelolaan wakaf di negara Mesir, yang berlangsung secara baik dan benar
serta telah menghasilkan beberapa lembaga pendidikan dan rumah sakit yang
diperuntukkan bagi masyarakat Mesir khususnya dan umat Islam secara keseluruhan.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya faktor pendukung sistem pengelolaan wakaf,
mulai dari kesadaran masyarakat akan pentingnya wakaf sampai pada terciptanya
regulasi yang berkenaan tentang wakaf, sehingga pergerakan pengelolaan terhadap
wakaf terjaga dan terpelihara oleh regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Karenanya, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan wakaf
yang telah dilakukan oleh negara mesir, yaitu sebagai berikut:
1) Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah tentang suatu hal yang berkaitan dengan segala sesuatu
yang memiliki hubungan erat dengan public trust, merupakan sebuah
dukungan secara tidak langsung kepadanya. Seperti halnya kebijakan
pemerintah tentang status dan perlindungan kepada Ojek Online di Indonesia.
Hal tersebut dibutuhkan untuk menjaga eksistensi dan atau keberadaan ojek
online dari pada serangan atau ancaman bagi para pengojek. Lebih-lebih
tentang perihal wakaf. Di negara Mesar pengelolaan sistem wakaf dijalankan
dengan penuh antusias bukan hanya oleh masyarakat Mesir, namun juga oleh
pemerintah setempat. Bisa dikatakan bahwa dukungan terhadap terbentuknya
regulasi tentang wakaf itu timbul dari keinginan dan serta antusias masyarakat
yang ingin menjadikan wakaf ini sebagai salah satu instrument untuk
pengembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Mesir, sehingga
6
Amir Mu’allim,“Pengaruh Pengelolaan…” h. 103

7
beberapa tahun kemudian keluarlah kebijakan pemerintah Mesir yang
dimasukkan ke dalam peraturan perundang undangan negara Mesir. Dengan
terbitnya undang-undang tersebut, maka dibentuklah beberapa lembaga yang
diharapkan dapat membantu keberlangsungan wakaf. Pada akhirnya,
pengelolaan wakaf ini pun menghasilkan beberapa lembaga pendidikan yang
diperuntukkan bagi masyarakat Mesir sendiri. Perkembangan wakaf yang
begitu signifikan selalu dibarengi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah
yang terus mendukung ke arah perkembangan wakaf di Mesir.
2) Pengelolaan Wakaf
Adapun sistem pengelolaan wakaf yang berjalan di negara Mesir, berlangsung
sesuai dengan syariat Islam. Hal tersebut dapat dilihat dari peruntukkan hasil
pengelolaan wakaf. Hasil pengelolaan wakaf tersebut ditujukan bagi
kemaslahatan rakyat, yaitu dengan membangun tempat-tempat Ibadah umat
Islam, lembaga-lembaga pendidikan gratis dan rumah sakit yang
pembiayaannya ditanggung oleh pemerintahan Mesir. Adapun harta wakaf
yang dikelola oleh pemerintah adalah bersumber dari pada sedekah, wasiat,
hibah dan dokumen-dokumen tanah yang dikelola secara produktif oleh
pemerintah, yang hasilnya diperuntukkan untuk kemaslahatan masyarakat.
E. Wakaf Pendidikan di Jami’ah Al-Azhar Mesir
Wakaf telah memainkan peranan penting di negeri seribu masjid ini, terutama
pada masa elite Mamluk (1250-1517). Contoh paling utama dari wakaf era ini adalah
rumah sakit yang dibangun oleh al-Manshur Qalawun yang bisa berfungsi dengan
baik hingga abad ke-19 dan juga Universitas al-Azhar.
Jami’ah al-Azhar telah menjadi ikon besar di dunia pendidikan yang dulunya
hanya sebuah masjid yang dibangun oleh Jauhar Al-Shaqali, seorang panglima perang
dinasti Fathimiyah pada tahun 970. Masjid tersebut kemudian berkembang menjadi
tempat dakwah dan majelis ilmu yang semakin besar. Bahkan di era Muhammad
Abduh dibentuklah jenjang pendidikan dari tingkat dasar sampai universitas. Fondasi
yang diletakkan Abduh ini ternyata mengantarnya menjadi perguruan tinggi besar dan
pertama di dunia. Dengan harta wakaf yang dimiliknya, Jami’ah al-Azhar tak sepeser
pun menarik iuran dari mahasiswanya. Bahkan setiap tahunnya universitas berumur
lebih dari seribu tahun ini memberikan beasiswa bagi ribuan mahasiswanya. Selain
itu, Jami’ah al-Azhar juga menerbitkan kitab agama dan buku lainnya secara gratis.

8
Selain untuk kepentingan intenal, Universitas tersebut mengelola gudang atau
perusahaan di Terusan Suez. Universitas Al Azhar selaku nadzir atau pengelola wakaf
hanya mengambil hasilnya untuk keperluan pendidikan. Bahkan kemudian
pemerintah Mesir meminjam dana wakaf Al Azhar untuk operasionalnya. 7 Menurut
Dr. Abdul Aziz Kamil, mantan Menteri Waqaf dan Urusan Al-Azhar Mesir, ada dua
unsur penentu dalam keberhasilan membangun Jami’ah al-Azhar, yakni faktor
manusia dan undang-undang. Disamping Sumber Daya Manusianya banyak yang
amanah dan berkualitas, juga perangkat undang-undangnya sudah sangat lengkap
menaungi dan mendorong kemajuan perwakafan.8
Dana yang dicatat dan digunakan untuk wakaf pendidikan sendiri tercatat pada
tahun 1986 M sebesar 147,32 juta pounds mesir yang jika di rupiahkan kurang lebih
110,6 miliar dana sebanyak itu sudah bisa digunakan untuk pembiyaan fakultas –
fakultas didalamnya. Khalifah Al – Hakim Biamrillah merupakan orang yang pertama
menggagas untuk melakukan wakaf harta sebagai upaya menjaga keberlangsungan
Universitas Al Azhar yang mana gagasan ini terus dilakukan oleh pemimpin Mesir
berikutnya. Dengan dana wakaf tersebut terbukti bahwa lembaga pendidikan bisa
terus berkembang dengan dana wakaf dari umat. Hingga sampai sekarang Badan
Wakaf Al Azhar masih aktif untuk menyokong pendanaan yang diperuntukan untuk
beasiswa, asrama dan kegiatan yang sesuai dengan visi misi kampus.9

7
A. Chairul Hadi, “Peluang Wakaf Produktif untuk Pembiayaan Pendidikan Islam”, dalam Turats, Vol. 5, No. 1,
Juni 2009, h. 17.
8
Diakses Melalui Laman: www.wakafcenter.com Pada 29 Juli 2009
9
“Sejarah Wakaf Universitas Al - Azhar Kairo Mesir Untuk Pendidikan,” Badan Wakaf Mandiri (blog), December
29, 2020, https://wakafmandiri.org/blog/berbagi/wakaf/universitas-al-azhar-kairo-mesir/.

9
BAB III

PENUTUP

1.4 Kesimpulan

Pengelolaan wakaf di negara Mesir berlangsung secara baik dan benar serta telah
menghasilkan beberapa lembaga pendidikan dan rumah sakit yang diperuntukkan bagi
masyarakat Mesir khususnya dan umat Islam secara keseluruhan salah satunya Jami’ah Al-
Azhar. Jami’ah al-Azhar telah menjadi ikon besar di dunia pendidikan yang dulunya hanya
sebuah masjid yang dibangun oleh Jauhar Al-Shaqali, seorang panglima perang dinasti
Fathimiyah pada tahun 970. Masjid tersebut kemudian berkembang menjadi tempat dakwah
dan majelis ilmu yang semakin besar. Bahkan di era Muhammad Abduh dibentuklah jenjang
pendidikan dari tingkat dasar sampai universitas. Fondasi yang diletakkan Abduh ini ternyata
mengantarnya menjadi perguruan tinggi besar dan pertama di dunia. Dengan harta wakaf
yang dimiliknya, Jami’ah al-Azhar tak sepeser pun menarik iuran dari mahasiswanya.
Bahkan setiap tahunnya universitas berumur lebih dari seribu tahun ini memberikan beasiswa
bagi ribuan mahasiswanya. Selain itu, Jami’ah al-Azhar juga menerbitkan kitab agama dan
buku lainnya secara gratis.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amir Mu’allim,“Pengaruh Pengelolaan Wakaf di Mesir Terhadap Pengelolaan Harta Wakaf


Pendidikan di Indonesia”, AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam, Vol.20. No .1, April,
2015

Ahmad Muslich, “PELUANG DAN TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF”


Muaddib : Studi Kependidikan Dan Keislaman 6, no. 2 (January 2, 2017)

Mukhlisin Muzarie, Hukum Perwakafan dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan


Masyarakat: Implementasi Wakaf di Pondok Modern Darussalam Gontor, (Jakarta:
Kementerian Agama RI, 2010)

Achmad Djunaidi, dkk, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006)

Ahmad Suwaidi, “Wakaf dan Penerapannya di Negara Muslim” Economic: Jurnal Ekonomi
dan Hukum Islam, Vol. 1, No. 2 (2011)

A. Chairul Hadi, “Peluang Wakaf Produktif untuk Pembiayaan Pendidikan Islam”, dalam
Turats, Vol. 5, No. 1, Juni 2009, h. 17.

Diakses Melalui Laman: www.wakafcenter.com Pada 29 Juli 2009

“Sejarah Wakaf Universitas Al - Azhar Kairo Mesir Untuk Pendidikan,” Badan Wakaf
Mandiri (blog), December 29, 2020,
https://wakafmandiri.org/blog/berbagi/wakaf/universitas-al-azhar-kairo-mesir/.

11

Anda mungkin juga menyukai