Anda di halaman 1dari 16

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Saffana Wahyu Rosanna1), Safari Hasan, S. IP, MMRS 2),

1) Chinese Traditional Medicine, Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri


2) Staf Pengajar Institue Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Jl Gambiran Kota 23, Kediri, Jawa Timur Indonesia 55283
Email : rsaffana00@gmail.com1), safarihasan81@gmail.com2)

terkandung dalam pancasila. Hal ini penting untuk


Abstract - Pancasila is the basis of the state and
diketahui bangsa Indonesia karena akan
outlook on life for Indonesia. Pancasila is used as
mempengaruhi masa depan Indonesia.
the basis of Indonesia. As an ideology, pancasila
contains a few value of goodness. Kata kunci – etika, pancasila, sistem, moral, nilai

1. Pendahuluan
Ethics or moral philosophy is a branch of philosophy
that involves systematizing, defending, and 1.1 Latar Belakang
recommending concepts of right and wrong.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara
Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Pancasila as an ethics system lead us to do
Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti
something ‘good’ and ‘right’ along with contained
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
value in Pancasila. This is important for Indonesian
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
citizen to know, cause it’s affect the future of
seluruh rakyat Indonesia.
Indonesia.
Sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan
Keywords – ethics, Pancasila, system, moral, value
bernegara, tentu saja pancasila memuat aturan aturan
Abstrak – Pancasila merupakan dasar negara dan
dan larangan larangan. Pancasila sarat akan nilai
pandangan hidup untuk Indonesia. Pancasila
nilai seperti nilai ketuhanan, kemanusiaan, pesatuan,
digunakan sebagai dasar Indonesia. Sebagai
kerakyatan, dan keadilan. Oleh karena itu, secara
ideologi, Pancasila mengandung beberapa nilai
normatif, Pancasila dapat dijadikan acuan atas
kebaikan.
tindakan baik, dan secara filosofis dapat dijadikan
Etika atau moral filosofis adalah cabang dari sebagai persperktif kajian atas nilai dan norma yang
filosofi yang melibatkan pensistematisan, berkembang dalam masyarakat. Nilai dan norma
pertahanan, dan perekomendasian konsep benar tersebut bersifat universal, dapat ditemukan
dan salah. dimanapun dan kapanpun, sehingga memberikan ciri

Pancasila sebagai sistem etika membantu kita dalam khusus ke-Indonesia-an karena merupakan

melakukan hal yang baik dengan nilai yang komponen yang terdapat dalam Pancasila.

1
Nilai, norma, dan moral adalah konsep  Bagaimaknakah peran Pancasila sebagai
konsep yang saling berkaitan. Ketiganya akan sistem etika?
memberikan pemahaman yang saling melengkapi
1.3 Tujuan Penulisan
sebagai sistem etika dalam kaitannya dengan
Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari  Untuk mengetahui pengertian dari

penjabaran segala norma, baik norma hukum, norma Pancasila.

moral, maupun norma kenegaraan lainnya.  Untuk mengetahui pengertian dari sistem
 Untuk mengetahui peran Pancasila sebagai
Nilai-nilai Pancasila tersebut kemudian
sistem etika.
dikembangkan dalam masyarakat secara praktis atau
kehidupan nyata sehingga menjadi norma yang pada 2. Pembahasan

akhirnya menjadi pedoman dalam bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara. 2.1 Pengertian Etika

Namun seiring berjalannya waktu dan Etika merupakan cabang utama filsafat, adalah
perkembangan zaman, nilai-nilai, pedoman pembelajaran mengenai di mana dan bagaimana
kehidupan, norma-norma, dan sistem etika Pancasila nilai atau kualitas menjadi standar dan penilaian
semakin terlupakan dalam kehidupan bangsa. moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
Sehingga identitas atau ciri ke-Indonesiaan yang konsep seperti, benar, salah, baik, buruk, dan
telah disebutkan sebelumnya semakin lama pun tanggung jawab. Etika merupakan kelompok filsafat
semakin terkikis atau bahkan meghilang. Namun praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia
masih ada upaya untuk meluruskan kembali sistem bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi
etika tersebut. dua kelompok. Kedua kelompok etika itu adalah

Perkembangan jaman yang semakin maju sebagai berikut :

dan terbukanya akses terhadap dunia luar a. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-
mengharuskan kita untuk mengupayakan pancasila prinsip yang berlaku bagi setaip tindakan
sebagai sistem etika, agar kita, bangsa Indonesia, manusia.
tidak kehilangan identitas kita sebagai bangsa yang b. Etika Khusus, membahas prinsip prinsip
bermoral, memiliki etika, dan bermartabat. tersebut di atas dalam hubungannya dengan

1.2 Rumusan Masalah berbagai aspek kehidupan manusia, baik


sebagai individu (etika individual) maupun
Sesuai dengan latar belakang yang telah
makhluk sosial (etika sosial)
diuraikan diatas, rumusan masalah dalam jurnal ini
adalah : Secara etimologis (asal kata), etika berasal dari
bahasa Yunani, ethos, yang artinya watak kesusilaan
 Apakah pengertian Pancasila itu?
atau adat. Istilah ini identik dengan moral yang
 Apakah pengertian sistem itu?
berasal dari bahasa Latin, mos yang jamaknya mores,
yang juga berarti adat atau cara hidup. Meskipun

2
kata etika dan moral memiliki kesamaan arti, dalam Kewajiban moral sebagai manifestasi dari
pemakaian sehari hari kata ini digunakan secara hukum moral adalah sesuatu yang sudah tertanam
berbeda. Moral atau moralitas digunakan untuk dalam setiap diri pribadi manusia yang bersifat
perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika universal. Manusia dalam dirinya secara kategoris
digunakan untuk mengkaji sistem yang ada (Zubair, sudah dibekali pemahaman tentang suatu tindakan
1987: 13). Dalam bahasa Arab, padanan kata etika itu baik atau buruk, dan keharusan untuk melakukan
adalah akhlak yang merupakan kata jamak khuluk kebaikan dan tidak melakukan keburukan harus
yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat dilakukan sebagai perintah tanpa syarat (imperatif
(Zakky, 2008: 20). kategoris).
Kewajiban moral untuk tidak melakukan
Secara keseluruhan, etika membahas mengenai
korupsi, misalnya, merupakan tindakan tanpa syarat
tingkah laku, watak, dan segala sesuatu perbuatan
yang harus dilakukan oleh setiap orang. Bukan
manusia yang dibutuhkan dan dinilai dalam
karena hasil atau adanya tujuan-tujuan tertentu yang
kehidupan bermasyarakat.
akan diraih, namun karena secara moral setiap orang
 Aliran Besar Etika
sudah memahami bahwa korupsi adalah tindakan
yang dinilai buruk oleh siapapun.
Dalam kajian etika dikenal tiga teori/aliran
Etika deontologi menekankan bahwa
besar, yaitu deontologi, teleologi dan keutamaan.
kebijakan/tindakan harus didasari oleh motivasi dan
Setiap aliran memiliki sudut pandang sendiri-sendiri
kemauan baik dari dalam diri, tanpa mengharapkan
dalam menilai apakah suatu perbuatan dikatakan
pamrih apapun dari tindakan yang dilakukan
baik atau buruk. Berikut adalah ketiga aliran tersebut
(Kuswanjono, 2008: 7).
:
Ukuran kebaikan dalam etika deontologi adalah
kewajiban, kemauan baik, kerja keras dan otonomi
a. Etika Deontologi
bebas. Setiap tindakan dikatakan baik apabila
Etika deontologi memandang bahwa tindakan
dilaksanakan karena didasari oleh kewajiban moral
dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan
dan demi kewajiban moral itu. Tindakan itu baik bila
itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika
didasari oleh kemauan baik dan kerja keras dan
deontologi tidak mempersoalkan akibat dari
sungguh-sungguh untuk melakukan perbuatan itu,
tindakan tersebut, baik atau buruk. Kebaikan adalah
dan tindakan yang baik adalah didasarkan atas
ketika seseorang melaksanakan apa yang sudah
otonomi bebasnya tanpa ada paksaan dari luar.
menjadi kewajibannya.
Tokoh yang mengemukakan teori ini
b. Etika Teleologi
adalah Immanuel Kant (1734-1804). Kant menolak
akibat suatu tindakan sebagai dasar untuk menilai
Pandangan etika teleologi berkebalikan dengan
tindakan tersebut karena akibat tadi tidak menjamin
etika deontologi, yaitu bahwa baik buruk suatu
universalitas dan konsistensi dalam bertindak dan
tindakan dilihat berdasarkan tujuan atau akibat dari
menilai suatu tindakan (Keraf, 2002: 9).
3
perbuatan itu. Etika teleologi membantu kesulitan sebanyak mungkin orang. Di dalam menentukan
etika deontologi ketika menjawab apabila suatu tindakan yang dilematis maka yang pertama
dihadapkan pada situasi konkrit ketika dihadapkan adalah dilihat mana yang memiliki tingkat kerugian
pada dua atau lebih kewajiban yang bertentangan paling kecil dan kedua dari kemanfaatan itu mana
satu dengan yang lain. Jawaban yang diberikan oleh yang paling menguntungkan bagi banyak orang,
etika teleologi bersifat situasional yaitu memilih karena bisa jadi kemanfaatannya besar namun hanya
mana yang membawa akibat baik meskipun harus dapat dinikmati oleh sebagian kecil orang saja. Etika
melanggar kewajiban, nilai norma yang lain. utilitarianisme ini tidak terpaku pada nilai atau
Ketika bencana sedang terjadi situasi norma yang ada karena pandangan nilai dan norma
biasanya chaos. Dalam keadaan seperti ini maka sangat mungkin memiliki keragaman. Namun setiap
memenuhi kewajiban sering sulit dilakukan. Contoh tindakan selalu dilihat apakah akibat yang
sederhana kewajiban mengenakan helm bagi ditimbulkan akan memberikan manfaat bagi banyak
pengendara motor tidak dapat dipenuhi karena orang atau tidak.
lebih fokus pada satu tujuan yaitu mencari Kalau tindakan itu hanya akan menguntungkan
keselamatan. Kewajiban membayar pajak dan sebagian kecil orang atau bahkan merugikan maka
hutang juga sulit dipenuhi karena kehilangan seluruh harus dicari alternatif-alternatif tindakan yang lain.
harta benda. Dalam keadaan demikian etika Etika utilitarianisme lebih bersifat realistis, terbuka
teleologi perlu dipertimbangkan yaitu demi akibat terhadap beragam alternatif tindakan dan
baik, beberapa kewajiban mendapat toleransi tidak berorientasi pada kemanfaatan yang besar dan yang
dipenuhi. menguntungkan banyak orang. Utilitarians try to
Persoalan yang kemudian muncul adalah akibat produce maximum pleasure and minimum pain,
yang baik itu, baik menurut siapa? Apakah baik counting their own pleasure and pain as no more or
menurut pelaku atau menurut orang lain? Atas less important than anyone else’s (Wenz, 2001: 86).
pertanyaan ini, etika teleologi dapat digolongkan Etika utilitarianisme ini menjawab pertanyaan
menjadi dua, yaitu egoisme etis dan utilitarianisme etika egoisme, bahwa kemanfaatan banyak oranglah
a. Egoisme etis memandang bahwa tindakan yang lebih diutamakan. Kemanfaatan diri
yang baik adalah tindakan yang berakibat baik untuk diperbolehkan sewajarnya, karena kemanfaatan itu
pelakunya. Secara moral setiap orang dibenarkan harus dibagi kepada yang lain. Utilitarianisme,
mengejar kebahagiaan untuk dirinya dan dianggap meskipun demikian, juga memiliki kekurangan.
salah atau buruk apabila membiarkan dirinya Sonny Keraf (2002: 19-21) mencatat ada
sengsara dan dirugikan. enam kelemahan etika ini, yaitu:
b. Utilitarianisme menilai bahwa baik (1) Karena alasan kemanfaatan untuk orang
buruknya suatu perbuatan tergantung bagaimana banyak berarti akan ada sebagian masyarakat yang
akibatnya terhadap banyak orang. Tindakan dirugikan, dan itu dibenarkan. Dengan demikian
dikatakan baik apabila mendatangkan kemanfaatan utilitarianisme membenarkan adanya ketidakadilan
yang besar dan memberikan kemanfaatan bagi terutama terhadap minoritas.

4
(2) Dalam kenyataan praktis, masyarakat lebih Menyadari kelemahan itu etika utilitarianisme
melihat kemanfaatan itu dari sisi yang membedakannya dalam dua tingkatan, yaitu
kuantitasmaterialistis, kurang memperhitungkan utilitarianisme aturan dan tindakan. Atas dasar ini,
manfaat yang non-material seperti kasih sayang, maka :
nama baik, hak dan lain-lain. Pertama, setiap kebijakan dan tindakan harus
(3) Karena kemanfaatan yang banyak dicek apakah bertentangan dengan nilai dan norma
diharapkan dari segi material yang tentu terkait atau tidak. Kalau bertentangan maka kebijakan dan
dengan masalah ekonomi, maka untuk atas nama tindakan tersebut harus ditolak meskipun memiliki
ekonomi tersebut hal-hal yang ideal seperti kemanfaatan yang besar.
nasionalisme, martabat bangsa akan terabaikan, Kedua, kemanfaatan harus dilihat tidak hanya
misalnya atas nama memasukkan investor yang bersifat fisik saja tetapi juga yang non-fisik
asing maka aset-aset negara dijual kepada pihak seperti kerusakan mental, moralitas,
asing, atau atas nama meningkatkan devisa kerusakan lingkungan dan sebagainya.
negara maka pengiriman TKW ditingkatkan. Hal Ketiga, terhadap masyarakat yang dirugikan
yang menimbulkan problem besar adalah ketika perlu pendekatan personal dan kompensasi yang
lingkungan dirusak atas nama untuk memadai untuk memperkecil kerugian material dan
menyejahterakan masyarakat. non-material.
(4) Kemanfaatan yang dipandang oleh etika
utilitarianisme sering dilihat dalam jangka pendek, c. Etika Keutamaan
tidak melihat akibat jangka panjang.
Padahal,misalnya dalam persoalan lingkungan, Etika ini tidak mempersoalkan akibat suatu
kebijakan yang dilakukan sekarang akan tindakan, tidak juga mendasarkan pada penilaian
memberikan dampak negatif pada masa yang akan moral pada kewajiban terhadap hukum moral
datang. universal, tetapi pada pengembangan karakter moral
(5) Karena etika utilitarianisme tidak pada diri setiap orang. Orang tidak hanya melakukan
menganggap penting nilai dan norma, tapi lebih pada tindakan yang baik, melainkan menjadi orang yang
orientasi hasil, maka tindakan yang melanggar nilai baik. Karakter moral ini dibangun dengan cara
dan norma atas nama kemanfaatan yang besar, meneladani perbuatan-perbuatan baik yang
misalnya perjudian/prostitusi, dapat dibenarkan. dilakukan oleh para tokoh besar. Internalisasi ini
(6) Etika utilitarianisme mengalami kesulitan dapat dibangun melalui cerita, sejarah yang
menentukan mana yang lebih diutamakan di dalamnya mengandung nilai-nilai keutamaan agar
kemanfaatan yang besar namun dirasakan oleh dihayati dan ditiru oleh masyarakatnya. Kelemahan
sedikit masyarakat atau kemanfaatan yang lebih etika ini adalah ketika terjadi dalam masyarakat
banyak dirasakan banyak orang meskipun yang majemuk, maka tokoh-tokoh yang dijadikan
kemanfaatannya kecil. panutan juga beragam sehingga konsep keutamaan

5
menjadi sangat beragam pula, dan keadaan ini ini. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak
dikhawatirkan akan menimbulkan benturan sosial. bertentangan dengan nilai, kaedah dan hukum
Kelemahan etika keutamaan dapat diatasi Tuhan.Pandangan demikian secara empiris bisa
dengan cara mengarahkan keteladanan tidak pada dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang melanggar
figur tokoh, tetapi pada perbuatan baik yang nilai, kaedah dan hukum Tuhan, baik itu kaitannya
dilakukan oleh tokoh itu sendiri, sehingga akan dengan hubungan antara manusia maupun alam pasti
ditemukan prinsip-prinsip umum tentang karakter akan berdampak buruk.Misalnya pelanggaran akan
yang bermoral itu seperti apa. kaedah Tuhan tentang menjalin hubungan kasih
sayang antar sesama akan menghasilkan konflik dan
 Etika Pancasila permusuhan. Pelanggaran kaedah Tuhan untuk
melestarikan alam akan menghasilkan bencana
alam, dan lain-lain
Etika Pancasila tidak memposisikan secara
berbeda atau bertentangan dengan aliran-aliran besar Nilai yang kedua adalah Kemanusiaan. Suatu
etika yang mendasarkan pada kewajiban, tujuan perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan
tindakan dan pengembangan karakter moral, namun nilai-nilaiKemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai
justru merangkum dari aliran-aliran besar KemanusiaanPancasila adalah keadilan dan
tersebut. Etika Pancasila adalah etika yang keadaban. Keadilanmensyaratkan
mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai- keseimbangan antara lahir dan batin, jasmani dan
nilai Pancasila, yaitu nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, rohani, individu dan sosial, makhluk bebas mandiri
Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.Suatu dan makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum
perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak Tuhan. Keadaban mengindikasikan keunggulan
bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, namun juga manusia dibanding dengan makhluk lain, yaitu
sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila hewan, tumbuhan, dan benda tak hidup. Karena
tersebut. Nilai-nilai Pancasila meskipun merupakan itu perbuatan itu dikatakan baik apabila sesuai
kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas sosial, dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan
keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa pada konsep keadilan dan keadaban.
Indonesia, namun sebenarnya nilai-nilai Pancasila
Nilai yang ketiga adalah Persatuan. Suatu
juga bersifat universal dapat diterima oleh siapapun
perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat
dan kapanpun.
persatuan dan kesatuan. Sikap egois dan menang
Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai sendiri merupakan perbuatan buruk, demikian pula
yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. sikap yang memecah belah persatuan. Sangat
Nilai yang pertama adalah Ketuhanan. Secara mungkin seseorang seakan-akan mendasarkan
hirarkis nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang perbuatannya atas nama agama (sila ke-1), namun
tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat apabila perbuatan tersebut dapat memecah persatuan
mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai dan kesatuan maka menurut pandangan etika

6
Pancasila bukan merupakan perbuatan baik. Nilai hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan
yang keempat adalah Kerakyatan. Dalam kaitan aplikatif. Apabila dalam kajian aksiologi dikatakan
dengan kerakyatan ini terkandung nilai lain yang bahwa keberadaan nilai mendahului fakta, maka
sangat penting yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dan nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang
permusyawaratan. Kata hikmat/kebijaksanaan sudah ada dalam cita-cita bangsa Indonesia yang
berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai harus diwujudkan dalam realitas kehidupan. Nilai-
kebaikan tertinggi. nilai tersebut dalam istilah Notonagoro merupakan
nilai yang bersifat abstrak umum dan universal, yaitu
Atas nama mencari kebaikan, pandangan
nilai yang melingkupi realitas kemanusiaan di
minoritas belum tentu kalah dibanding mayoritas.
manapun, kapanpun dan merupakan dasar bagi
Pelajaran yang sangat baik misalnya peristiwa
setiap tindakan dan munculnya nilai-nilai yang
penghapusan tujuh kata dalam sila pertama Piagam
lain. Sebagai contoh, nilai Ketuhanan akan
Jakarta. Sebagian besar anggota PPKI menyetujui
menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan
tujuh kata tersebut, namun memperhatikan
toleransi. Nilai Kemanusiaan, menghasilkan nilai
kelompok yang sedikit (dari wilayah Timur) yang
kesusilaan, tolong menolong, penghargaan,
secara argumentatif dan realistis bisa diterima, maka
penghormatan, kerjasama, dan lain-lain. Nilai
pandangan minoritas “dimenangkan” atas
Persatuan menghasilkan nilai cinta tanah air,
pandangan mayoritas. Dengan demikian, perbuatan
pengorbanan dan lain-lain. Nilai Kerakyatan
belum tentu baik apabila disetujui/bermanfaat untuk
menghasilkan nilai menghargai
orang banyak, namun perbuatan itu baik jika atas
perbedaan, kesetaraan, dan lain-lain Nilai Keadilan
dasar musyawarah yang didasarkan pada konsep
menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran
hikmah/kebijaksanaan.
ekonomi, kemajuan bersama dan lain-lain.
Nilai yang kelima adalah Keadilan. Apabila
dalam sila kedua disebutkan kata adil, maka kata
tersebut lebih dilihat dalam konteks manusia selaku 2.2 Pengertian Nilai
individu. Adapun nilai keadilan pada sila kelima
lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu Nilai (value) adalah kemampuan yang
perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
prinsip keadilan masyarakat banyak. Menurut memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang
Kohlberg (1995: 37), keadilan merupakan kebajikan menyebabkan menarik minat seseorang atau
utama bagi setiap pribadi dan masyarakat. Keadilan kelompok. Jadi nilai itu pada hakekatnya adalah sifat
mengandaikan sesama sebagai partner yang bebas dan kualitas yang melekat pada suatu
dan sama derajatnya dengan orang lain. obyeknya. Dengan demikian, maka nilai itu adalah
suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik
Menilik nilai-nilai yang terkandung dalam
kenyataan-kenyataan lainnya.
Pancasila, maka Pancasila dapat menjadi sistem
etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak

7
Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan  Nilai sebagai sesuatu yang bergantung
manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan kepada penangkapan dan perasaan orang
sesuatu yang lain kemudian untuk selanjutnya (subyektif). Menurut Nietzche, yang
diambil keputusan. Keputusan itu adalah suatu nilai dimaksudkan adalah tingkat atau derajat
yang dapat menyatakan berguna atau tidak berguna, yang diinginkan oleh manusia. Nilai
benar atau tidak benar, baik atau tidak baik, dan merupakan tujuan dari kehendak manusia
seterusnya. Penilaian itu pastilah berhubungan yang benar, sering ditata menurut susunan
dengan unsur indrawi manusia sebagai subyek tingkatannya yang dimulai dari bawah, yaitu
penilai, yaitu unsur jasmani, rohani, akal, rasa, karsa : nilai hedois (kenikmatan), nilai utilitaris
dan kepercayaan. (kegunaan), nilai biologis (kemuliaan), nilai
diri estetis (keindahan, kecantikan), nilai-
Dengan demikian, nilai adalah sesuatu yang nilai pribadi (sosial), dan yang paling atas
berharga, berguna, memperkaya batin dan ialah nilai religius (kesucian).
menyadarkan manusia akan harkat dan
martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang Para ahli mengidentifikasikan nilai dalam
berfungsi mendorong dan mengarahkan (motivator) beberapa macam atau tingkatan. Para ahli
sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu mengidentifikasikannya secara berbeda, karena nilai
sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan di ini bersifat abstrak dan idealis.
samping sistem sosial dan karya. Alport mengidentifikasikan nilai-nilai yang
Dalam pandangan filsafat, nilai selalu terdapat dalam kehidupan masyarakat pada enam
dihubungkan dengan masalah kebaikan. Sesuatu macam, yaitu : nilai teori, nilai ekonomi, nilai
yang berguna, benar, indah, berharga, baik, religius, estetika, nilai sosial, nilai politik dan nilai religi.
dan sebagainya dapat dikatakan sebagai sesuatu Max Scheler mengelompokkan nilai-nilai
yang mempunyai nilai. Nilai adalah sesuatu yang menjadi enam tingkatan, yaitu: nilai kenikmatan,
tidak dapat disentuh dengan panca indera karena nilai kehidupan, nilai kejiwaan, dan nilai
bersifat ide. Yang dapat dirasakan adalah barang kerohanian.
atau tingkah perbuatan yang mengandung nilai Sementara Notonargo membedakan nilai
tersebut. menjadi tiga, yaitu : nilai material, nilai vital, dan
Ada dua pandangan tentang cara beradanya nilai kerohanian.
nilai, yaitu sebagai berikut :
 Nilai sebagai sesuatu yang ada pada obyek Nilai bersumber pada budi yang bersifat
itu sendiri. Menurut filusuf Max Scheler dan mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku
Nocolia Hartman, nilai merupakan suatu hal manusia, atau lebih jelasnya kita sebut sebagai
yang obyektif membentuk semacam “dunia motivator. Nilai sebagai suatu sistem merupakan
nilai”, yang menjadi ukuran tertinggi dari salah satu wujud kebudayaan, disamping sistem
perilaku manusia. sosial dan karya.

8
Dalam pelaksanaanya, nilai-nilai dijabarkan menjadi sebuah arahan, kebijakan, dan
dalam wujud norma, ukuran dan kriteria, sehingga strategi yang bersumber pada nilai dasar.
merupakan suatu keharusan, anjuran atau larangan, Dalam kehidupan ketatanegaraan di
tidak dikehendaki atau tercela. Oleh karena itu, nilai repunlik Indonesia, nilai instrumental dapat
berperan sebagai pedoman yang menentukan ditemukan di dlam pasal-pasal UUD yang
kehidupan setiap manusia. Nilai manusia berada merupakan penjelasan dari nilai dasar, yaitu
dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu Pancasila.
keyakinan dan kepercayaan yang bersumber pada  Nilai Praksis, yaitu nilai yang lebih
berbagai sistem nilai. menjabarkan nilai-nilai instrumental. Nilai
praksis ini terdapat dalam kehidupan nyata
Pancasila sebagai ideologi terbuka dan sehari-hari. Nilai ini bersifat fleksibel,
pedoman hidup bangsa mempunyai dimensi sehingga dapat diubah sesuai dengan
fleksibilitas. Hal ini disebabkan karena di dalam perkembangan jaman selama tidak
Pancasila terdapat nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut ada menyimpang dari nilai dasar maupun nilai
3, yaitu nilai dasar, nilai instrmental, dan nilai instrumental.
praksis.
 Nilai dasar, sesuai dengan namanya, 2.2.1 Makna Nilai-Nilai dalam Setiap Sila
merupakan suatu dasar dari nilai nilai yang Pancasila
lain. Nilai dasar ini bersifat tetap, tidak
berubah-ubah. Nilai ini terdapat dalam Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan
Pembukaan UUD 1945. Nilai dasar yang negara Republik Indonesia merupakan nilai yang
terkandung dalam Pancasila ialah nilai tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, silanya. Hal ini dikarenakan apabila dilihat satu per
Kerakyatan, dan Keadilan Sosial. satu dari masing-masing sila, dapat saja ditemukan
 Nilai Instrumental, merupakan penjabaran dalam kehidupan bangsa lain. Makna Pancasila
lebih lanjut dari nilai dasar. Disebut juga terletak pada nilai-nilai dari masing-masing sila
nilai yang menjadi pedoman bagi sebagai satu kesatuan yang tidak dapat
belaksanaan daripada nilai dasar. Nilai dasar diputarbalikkan letak dan susunannya. Namun
belum dapat berfungsi dan bermakna demikian, untuk lebih memahami nilai-nilai yang
sepenuhnya jika belum memiliki parameter terkandung dalam masing-masing sila Pancasila,
atau ukuran yang jelas dan konkrit. Nilai maka berikut ini kita uraikan:
instrumental yang berkaitan dengan tingkah
laku manusia dalam berkehidupan sehari- a. Ketuhanan Yang Maha Esa
hari akan menjadi norma moral. Sementara
nilai yang berkaitan dengan suatu Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-
organisasi atau negara, maka nilai tersebut nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya.

9
Dalam sila ini terkandung nilai bahwa negara yang Hakekat pengertian di atas sesuai dengan
didirikan adalah pengejawantahan tujuan manusia Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama :”bahwa
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha esa. sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala
Konsekuensi yang muncul kemudian adalah bangsa dan oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia
realisasi kemanusiaan terutama dalam kaitannya harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
dengan hak-hak dasar kemanusiaan (hak asasi perikemanusiaan dan perikeadilan ...”. Selanjutnya
manusia) bahwa setiap warga negara memiliki dapat dilihat penjabarannnya dalam Batang Tubuh
kebebasan untuk memeluk agama dan menjalankan UUD.
ibadah sesuai dengan keimanan dan kepercayaannya
masing-masing. Hal itu telah dijamin dalam Pasal 29 c. Persatuan Indonesia
UUD. Di samping itu, di dalam negara Indonesia
tidak boleh ada paham yang meniadakan atau Persatuan berasal dari kata satu artinya tidak
mengingkari adanya Tuhan (atheisme). terpecah-pecah. Persatuan mengandung pengertian
bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka
b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan Indonesia
dalam sila ketiga ini mencakup persatuan dalam arti
Kemanusian berasal dari kata manusia yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
makhluk yang berbudaya dengan memiliki potensi keamanan. Persatuan Indonesia ialah persatuan
pikir, rasa, karsa dan cipta. Potensi itu yang bangsa yang mendiami seluruh wilayah Indonesia.
mendudukkan manusia pada tingkatan martabat Yang bersatu karena didorong untuk mencapai
yang tinggi yang menyadari nilai-nilai dan norma- kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah
norma. Kemanusiaan terutama berarti hakekat dan negara yang merdeka dan berdaulat. Persatuan
sifat-sifat khas manusia sesuai dengan martabat. Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam
Adil berarti wajar yaitu sepadan dan sesuai dengan kehidupan bangsa Indonesia dan bertujuan
hak dan kewajiban seseorang. Beradab sinonim melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
dengan sopan santun, berbudi luhur, dan susila, darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum
artinya, sikap hidup, keputusan dan tindakan harus dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
senantiasa berdasarkan pada nilai-nilai keluhuran mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.
budi, kesopanan, dan kesusilaan. Dengan demikian, Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari
sila ini mempunyai makna kesadaran sikap dan paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh
perbuatan yang didasarkan kepada potensi budi Ketuhanan Yang Maha Esa, serta kemanusiaan yang
nurani manusia dalam hubungan dengan norma- adil dan beradab. Oleh karena itu, paham
norma dan kesusilaan umumnya, baik terhadap diri kebangsaan Indonesia tidak sempit (chauvinistis),
sendiri, sesama manusia, maupun terhadap alam dan tetapi menghargai bangsa lain. Nasionalisme
hewan. Indonesia mengatasi paham golongan, suku bangsa
serta keturunan. Hal ini sesuai dengan alinea

10
keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, ” pemerintahan Indonesia sebagaimana dinyatakan
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang
Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi berbunyi: ”..maka disusunlah kemerdekaan
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah kebangsaan Indonesia, yang berkedaulatan rakyat
Indonesia...”. Selanjutnya dapat dilihat ...”
penjabarannya dalam Batang Tubuh UUD 1945.
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
d. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Indonesia
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku
dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik
Kerakyatan berasal dari kata rakyat yaitu materiil maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia
sekelompok manusia yang berdiam dalam satu berarti untuk setiap orang yang menjadi rakyat
wilayah negara tertentu. Dengan sila ini berarti Indonesia.
bahwa bangsa Indonesia menganut sistem Pengertian itu tidak sama dengan pengertian
demokrasi yang menempatkan rakyat di posisi sosialistis atau komunalistis karena keadilan sosial
tertinggi dalam hirarki kekuasaan. pada sila kelima mengandung makna pentingnya
Hikmat kebijasanaan berarti penggunaan ratio hubungan antara manusia sebagai pribadi dan
atau pikiran yang sehat dengan selalu manusia sebagai bagian dari masyarakat.
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, Konsekuensinya meliputi :
kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, a) Keadilan distributif yaitu suatu hubungan
jujur dan bertanggung jawab serta didorong dengan keadilan antara negara dan warganya dalam arti
itikad baik sesuai dengan hati nurani. pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan
Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk
kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan
memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan
rakyat sehingga tercapai keputusan yang bulat dan kewajiaban.
mufakat. Perwakilan adalah suatu sistem, dalam arti, b) Keadilan legal yaitu suatu hubungan
tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat keadilan antara warga negara terhadap negara,
mengambil bagian dalam kehidupan bernegara dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib
melalui lembaga perwakilan. memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati
Dengan demikian sila ini mempunyai makna peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
bahwa rakyat dalam melaksanakan tugas negara.
kekuasaanya ikut dalam pengambilan keputusan. c) Keadilan komutatif yaitu suatu hubungan
Sila ini merupakan sendi asas kekeluargaan keadilan antara warga atau dengan lainnya secara
masyarakat sekaligus sebagai asas atau prinsip tata timbal balik. Dengan demikian, dibutuhkan

11
keseimbangan dan keselarasan diantara keduanya merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang
sehingga tujuan harmonisasi akan dicapai. Hakekat dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh
sila ini dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 karena itu, norma dalam perwujudannya dapat
yaitu :”dan perjuangan kemerdekaan kebangsaan berupa norma agama, norma filsafat, norma
Indonesia ... Negara Indonesia yang merdeka, kesusilaan, norma hukum dan norma sosial. Norma
bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adanya
sanksi.

2.3 Pengertian Moral Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat


antara lain:
Moral berasal dari kata mos (mores) yang
 Norma agama : adalah ketentuan hidup
bersinonim dengan kesusilaan, tabiat atau
masyarakat yang bersumber pada Tuhan
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik
(agama).
dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan
 Norma kesusilaan : adalah ketentuan hidup
perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat
masyarakat yang bersumber pada diri sindiri
kepada aturan-aturan, kaedah-kaedah dan norma
seperti hati nurani, moral, atau filsafat
yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai
hidup.
dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya
 Norma hukum : adalah ketentuan ketentuan
yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak
tertulis yang berlaku dan bersumber pada
bermoral.
UU suatu negara tertentu.
 Norma sosial : adalah ketentuan hidup yang
Moral dalam perwujudannya dapat berupa
berlaku pada hubungan bermasyarakat antar
peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar, baik
umat manusia.
terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan,
kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat
2.5 Hubungan antara nilai, norma, dan moral
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan

2.4 Pengertian Norma suatu kenyataan yang seharusnya tetap terpelihara di


setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia.

Kesadaran manusia akan kebutuhan Keterkaitan itu mutlak digarisbawahi bila seorang

terhadap hubungan yang ideal akan menumbuhkan individu, masyarakat, bangsa dan negara

kepatuhan terhadap suatu peraturan atau norma. menghendaki fondasi yang kuat tumbuh dan

Hubungan ideal yang seimbang, serasi dan selaras berkembang. Sebagaimana tersebut di atas maka

itu tercermin secara vertikal (Tuhan), horisontal nilai akan berguna menuntun sikap dan tingkah laku

(masyarakat) dan alamiah (alam sekitarnya) Norma manusia bila dikonkritkan dan diformulakan

adalah perwujudan martabat manusia sebagai menjadi lebih obyektif sehingga memudahkan

makhluk budaya, sosial, moral dan religi. Norma manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas

12
sehari-hari. Dalam kaitannya dengan moral maka peraturan sosial. Norma mengandung aturan
aktivitas turunan dari nilai dan norma akan tidak tertulis tentang sesuatu yang pantas
memperoleh integritas dan martabat manusia. dilakukan dalam berinteraksi sosial.
Derajat kepribadian itu amat ditentukan oleh Keberadaan norma bersifat memaksa suatu
moralitas yang mengawalnya. Sementara itu, individu atau kelompok untuk mematuhinya.
hubungan antara moral dan etika kadang-kadang Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di
atau seringkali disejajarkan arti dan maknanya. antara masyarakat dapat berlangsung tertib dan
Namun demikian, etika dalam pengertiannya tidak damai.
berwenang menentukan apa yang boleh dan tidak Tingkat norma dasar dalam masyarakat
boleh dilakukan seseorang. Wewenang itu dibedakan menjadi 4, yaitu : cara, kebiasaan,
dipandang berada di tangan pihak yang memberikan tata kelakuan, dan adat istiadat.
ajaran moral. Moral adalah istilah seseorang menyebut
orang lain dalam tindakan yang memiliki nilai
positif. Manusia yang tidak memiliki normal
disebut dengan amoral, yang berarti ia tidak
2.6 Aplikasi Nilai, Norma, dan Moral dalam
memiliki nilai positif dalam pandangan manusia
Kehidupan Sehari-Hari
lain. Manusia harus memiliki moral jika ia ingin
dihargai dan dihormati oleh orang lain. Moral
Dalam kehidupan bermasyarakat kita
merupakan hal mutlak yang harus dimiliki
sehari-hari, kita akan sering dihadapkan dengan
manusia. Moral secara jelas merupakan hal-hal
istilah nilai, norma, dan moral. Seperti yang
yang berkaitan dengan proses sosialisai. Tanpa
telah dibahas sebelumnya, nilai sosial
moral, proses sosialisasi terebut tidak akan
merupakan nilai yang diyakini oleh masyarakat
berjalan sebagaimana mestinya. Namun moral
mengenai sesuatu yang dianggap baik atau
dalam kehidupan kini mengandung nilai yang
buruk. Sebagai ontoh, dalam kehidupan
tidak jelas atau implisit. Banyak orang
bermasyarakat, seserang aka dianggap baik
memandang moral dari sudut pandang yang
apabila menolong sesamanya, namun apabila
sempit.
seseorang tersebut berbuat kejam dan jahat,
maka itu akan menjadi nilai yang buruk. Bagi
2.7 Pengertian Sistem
manusia, nilai dianggap sebagai landasan,
alasan atau motivasi untuk berbuat sesuatu. Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan
Nilai mencerminkan kualitas suatu tindakan dan bahasa Yunani (sustēma), merupakan suatu
pandangan hidup sesorang dalam kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
bermasyarakat. dihubungkan bersama untuk memudahkan
Norma sosial juga dapat dijelaskan sebagai aliraninformasi, materi, atau energi untuk mencapai
pedoman perilaku dalam suatu kelompok suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk
masyarakat tertentu. Norma sering diistilahkan menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi,
13
di mana suatu model matematika seringkali bisa 2.8.2 Elemen Sistem
dibuat.
Terdapat beberapa elemen yang dapat bergabung
Sistem juga merupakan kesatuan bagian- menjadi sebuah sistem, yaitu :
bagian yang saling berhubungan yang berada dalam
suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak,  Tujuan. Setiap sistem tentulah memiliki

contoh umum misalnya seperti negara. Negara sbuah tujuan. Entah tujuan trsebut hanya

merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen satu, atau banyak. Tujuan ini menjadi

kesatuan lain seperti provinsi yang saling sebuah motivasi bagi bergeraknya suatu

berhubungan sehingga membentuk suatu negara di sistem. Tanpa sebuah tujuan, sistem

mana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu bergerak tak terkendali. Tujuan setiap

rakyat yang berada dinegara tersebut. sistem berbeda antara sistem satu dengan
yang lain.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam
percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi  Masukan. Merupakan segala sesuatu yang

maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk memeasuki sebuah sistem untuk pada akhirnya

banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang

maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian nampak maupun tak nampak.

yang paling umum, sebuah sistem adalah  Proses. Merupakan bagian yang
sekumpulan benda yang memiliki hubungan di menjalankan perubahan atau transformasi dari
antara mereka. suatu masukan yang berupa bahan mentah
menjadi sesuatu yang lebih bernilai.
2.8.1 Elemen dalam Sistem  Keluaran. Adalah hasil akhir dari masukan,
setelah melewati sebuah proses.
Setiap sistem selalu terdiri atas ampat elemen, yaitu
 Batas. Merupakan pemisah antara sistem
sebagai berikut :
dan daerah di luar sistem. Batas ini menentukan
konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan
 Objek. Objek dapat berupa bagian, elemen,
sebuah sistem. Batas sistem ini dapat dikurangi
atau variabel. Dapat berwujud sebagai
atau dimodifikasi sehingga akan merubah
benda fisik, abstrak, atau keduanya
perilaku sistem.
sekaligus.
 Mekanisme Pengendalian dan Umpan
 Atribut. Hal ini menentukan kualitas atau
Balik. Mekanisme pengendalian dapat terwujud
sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
dengan menggunakan umpan balik, yang
 Hubungan internal. Merupakan hubungan
mencakup keluaran. Umpan balik dilakukan
di antara objek-objek di dalam sistem
untuk mengontrol masukan maupun proses.
 Lingkungan. Merupakan tempat dimana
Tujuannya adalah untuk mengatur sistem tetap
sistem tersebut berada atau dijalankan.
bekerja sesuai tujuan.

14
 Lingkungan. Merupakan segala sesuatu yang melibatkan berbagai aspek kehidupan. Oleh
yang berada di luar sistem. Dapat karnanya, sila-sila dalam Pancasila perlu
mempengaruhi sistem, baik itu secra positif diwujudkan dengan lebih lanjut ke dalam keputusan
maupun negatif (menguntungkan atau setiap tindakan sehingga mampu mencerminkan
merugikan). pribadi yang saleh, utuh, dan berwawasan moral-
akademis.
2.8.3 Jenis-Jenis Sistem Pancasila menjadi sistem etika karena dalam
Pancasila terdapat nilai, norma, dan moral yang
Ada berbagai tipe sistem berdasarkan kategori:
merupakan konsep yang saing berkaitan dan akan

2.8.3.1 Atas dasar keterbukaan: memberikan pemahaman yang saling melengkapi


satu sama lain. Pancasila sebagai satu sistem filsafat
 Sistem terbuka, dimana pihak luar dapat
pada dasarnya merupakan suatu nilai yang menjadi
mempengaruhinya
sumber bagi segala penjabaran norma baik norma
 Sistem tertutup
hukum , norma moral, maupun norma kenegaraan
lainnya. Selain itu, dalam Pancasila juga terkandung
2.8.3.2 Atas dasar komponen:
pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar,
rasional, sistematis, dan komperhensif.
 Sistem fisik, dengan komponen materi dan
Pancasila memegang pernanan penting dalam
energi
perwujudan sebuah sistem etika yang baik bagi
 Sistem non-fisik atau konsep, berisikan ide-
Indonesia. Di setiap saat dan di manapun kita berada,
ide
etika wajib kita sertakan bersama kita. Setiap sila
dalam Pancasila mengandung arti yang besar dalam
2.9 Pancasila sebagai Sistem Etika
membangun etika bangsa. Pancasila memegang
berbagai aspek kehidupan bangsa. Dalam dunia
Pancasila disamping sebagai way of life bangsa internasional, bangsa Indonesia dikenal sebagai
Indonesia, juga merupakan struktur pemikiran yang bangsa yang beetika, ramah, sopan, dan yang lainnya.
disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan Semua itu tidak lepas dari tuntunan Pancasila
kepada setiap warga negara Indonesia dalam sebagai pedoman beretika.
bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai
sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan 3. Kesimpulan

dimensi moralitas dalam diri sendiri sehingga dapat


Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan
memiliki kemampuan untuk menampilkan sikap
hidup bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara,
yang benar dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
Pancasila mengandung banyak nilai moral dan
bernegara.
kebaikan. Oleh karena itulah Pancasila dijadikan
Pancasila sebagai sistem etika merupakan tuntunan
sebagai sistem etika. Etika merupakan suatu
moral yang dapat diwujudkan dalam tindakan nyata,
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran

15
dan pandangan-pandangan moral. Etika Pancasila Saffana Wahyu Rosanna, merupakan mahasiswa
adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan Jurusan Traditional Chinese Medicine IIK Bhakti
buruk pada nlai-nilai yang terkandung dalam Wiyata, Kediri tahun 2018.
pancasila, yaitu niai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Safari Hasan, S. IP, MMRS, memperoleh gelar
persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Jika suatu
Sarjana Ilmu Politik (S. IP) dari Jurusan Ilmu
perbuatan telah mencaup nilai-nilai dan
Administrasi Negara FISIP Universitas Airlangga
meninggikan nilai-nilai tersebut, maka perbuatan
Surabaya, lulus tahun 2007. Memperoleh gelar
tersebut dapat dikatakan baik, dan berlaku
Magister Manajemen Rumah Sakit (MMRS) dari
sebaliknya. Pancasila sebagai sistem etika
Program Pasca Sarjana Magister Manajamen Rumah
memegang peranan penting dalam perkembanga
Sakit Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya
bangsa ini karena Pancasla membentuk pla pikir
Malang, lulus tahun 2011. Saat ini menjadi Dosen di
bangsa sehinga bangsa kita dapat dianggap sebagai
IIK Bhakti Wiyata Kediri.
bangsa yang bermoral dan beradab di mata dunia.

Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No.
2, Januari 2017

https://www.academia.edu/32889592/6._Bagaiman
a_Pancasila_Menjadi_Sistem_Etika

https://www.academia.edu/29707247/A._NILAI_D
ASAR_NILAI_INSTRUMENTAL_DAN_NILAI_
PRAKSIS

http://budisma1.blogspot.com/2011/07/pancasila-
sebagai-sistem-etika.html?m=1

https://www.academia.edu/13000228/Pancasila_Se
bagai_Sistem_Etika

http://sinarmentari4u.blogspot.com/2011/07/makala
h-pancasila-sebagai-sistem-etika.html

http://es182.blogspot.com/2013/02/pancasila-
sebagai-sumber-nilai_6.html

Biodata Penulis

16

Anda mungkin juga menyukai