PENDAHULUAN
A. .Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum tentang filsafat pancasila?
2. Bagaimana hakikat hukum dalam filsafat pancasila?
3. Bagaimana pancasila sebagai sumber segala sumber hukum?
4. Apa tujuan hukum dalam pancasila?
PEMBAHASAN
1
Syahrial Syarbaini,Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,(Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia,2015),h.66
2
Fais Yonas Bo’a,Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional,Jurnal Konstitusi:Volume
15,No.1,(Maret 2018),h.31
3
Fais Yonas Bo’a,Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional,h.31
4
Fais Yonas Bo’a,Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional,h.31
5
Fais Yonas Bo’a,Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional,h.32
6
Syahrial Syarbaini,Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,h.25
7
Syahrial Syarbaini,Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,h.25-26
8
Any Farida dan Nasichin,Teori Hukum Pancasila sebagai Sintesa Konvergensi Teori-Teori Hukum di
Indonesia;(Teori Hukum Pancasila sebagai Perwujudan Teori Hukum Transendental),Prosiding Seminar
Nasional & Call for Papers Hukum Transendental,(2018),h.237
9
Any Farida dan Nasichin,Teori Hukum Pancasila sebagai Sintesa Konvergensi Teori-Teori Hukum di
Indonesia;(Teori Hukum Pancasila sebagai Perwujudan Teori Hukum Transendental,h.237
10
Kaelan,Pendidikan Pancasila,(Yogyakarta:Paradigma,2014),h.56
11
Kaelan,Pendidikan Pancasila,h.60-61
Selain itu manusia memiliki indra sehingga dalam proses reseptif indra
merupakan alat untuk mendapatkan kebenaran pengetahuan yang bersifat
empiris, maka Pancasila juga mengakui kebenaran empiris terutama
pengetahuan manusia yang bersifat positif. Selain itu Pancasila juga mengakui
kebenaran pengetahuan yang bersumber pada intuisi. Kedudukan manusia
menurut kodratnya adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa, maka sesuai dengan
sila pertama, maka epistemologis Pancasila juga mengakui kebenaran wahyu
(kebenaran profetik) yang bersifat mutlak sebagai tingkatan kebenaran yang
tertinggi. Kebenaran dalam pengetahuan manusia adalah suatu sintesa yang
harmonis antara potensi-potensi kejiwaan manusia yaitu, akal, rasa, dan
kehendak manusia untuk mendapatkan kebenaran yang tertinggi yaitu
kebenaran mutlak. Sebagai paham epistemologi Pancasila mendasarkan
pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai
karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas
relegius dalam upaya untuk mendapatkan satu tingkatan pengetahuan yang
mutlak dalam hidup manusia.13
12
Kaelan,Pendidikan Pancasila,h.62
13
Kaelan,Pendidikan Pancasila,h.62-63
14
Kaelan,Pendidikan Pancasila,h.63
15
Kaelan,Pendidikan Pancasila,h.64
16
Muhamad Erwin,Filsafat Hukum:Refleksi Kritis Terhadap Hukum,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2011),h.284-
287
Kemanusiaan yang adil terletak pada titik dimana kebebasan orang lain
tidak terganggu.Sementara kemanusiaan yang beradab terletak pada setiap
ketidaksamaan (sebagai akibat aktualisasi potensi kebebasan) harus
memberikan keuntungan (kemanfaatan) yang sebesar-besarnya bagi mereka
yang tidak beruntung (berada pada lapisan yang paling bawah dalam suatu
stratifikasi sosial).Kedua hal ini merupakan ukuran dari humanisme.Bertolak
dari filosofi ini Pancasila mengharapkan kepada Bangsa Indonesia untuk
membuat dan menerapkan hukum yang memanusiakan manusia.
17
Achmad Ali,Menguak Tabir Hukum,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2015),h.121-122
10 | F i l s a f a t H u k u m P a n c a s i l a
Apabila dikaitkan dengan dua jenis sumber hukum di atas, maka Pancasila termasuk
sumber hukum yang bersifat materiil sedangkan yang bersifat formil seperti peraturan
perundang-undangan, perjanjian antarnegara, yurisprudensi dan kebiasaan.18 Pancasila
sebagai sumber hukum materiil ditentukan oleh muatan atau bobot materi yang
terkandung dalam Pancasila.Setidaknya terdapat tiga kualitas materi Pancasila yaitu:
pertama, muatan Pancasila merupakan muatan filosofis bangsa Indonesia yang
dipolstulasikan oleh Founding Fathers. Kedua, muatan Pancasila sebagai identitas
hukum nasional. Ketiga, Pancasila tidak menentukan perintah, larangan dan sanksi
melainkan hanya menentukan asas-asas fundamental bagi pembentukan hukum (meta-
juris).19
Adanya sumber hukum sebagai tempat untuk menggali dan menemukan hukum
dalam suatu masyarakat dan negara, mengakibatkan hukum memiliki tatanan tersendiri.
Terkait hal ini, khasanah hukum di era modern maupun kontemporer sangat
dipengaruhi oleh teori hukum Hans Kelsen mengenai grundnorm (norma dasar) dan
stufenbautheorie (tata urutan norma).Menurut Kelsen, norma yang validitasnya tidak
dapat diperoleh dari norma lain yang lebih tinggi disebut sebagai norma dasar. Semua
norma yang validitasnya dapat ditelusuri ke satu norma dasar yang sama membentuk
suatu sistem norma, atau sebuah tatanan norma. Norma dasar yang menjadi sumber
utama ini merupakan pengikat diantara semua norma yang berbeda-beda yang
membentuk suatu tatanan norma. Bahwa suatu norma termasuk ke dalam sistem suatu
norma, ke dalam tatanan normatif tertentu, dapat diuji hanya dengan mengonfirmasikan
bahwa norma tersebut memperoleh validitasnya dari norma dasar yang membentuk
tatanan norma tersebut.20
Konsep norma dasar Kelsen, kemudian diafirmasi oleh Nawiasky meskipun dengan
sebutan lain yaitu Staatfundamentalnorm. Nawiasky menegaskan,
Staatfundamentalnorm atau norma fundamental negara (norma dasar) adalah norma
tertinggi dalam suatu negara dan norma ini merupakan norma yang tidak dibentuk oleh
18
Fais Yonas Bo’a,Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional,h.32
19
Dani Pinasang,Falsafah Pancasila Sebagai Norma Dasar (Grundnorm) Dalam Rangka Pengembangan Sistem
Hukum Nasional,
20
Fais Yonas Bo’a,Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional,h.33
11 | F i l s a f a t H u k u m P a n c a s i l a
norma yang lebih tinggi lagi, tetapi bersifat pre-supposed atau ditetapkan terlebih
dahulu oleh masyarakat dalam negara dan merupakan norma yang menjadi tempat
bergantungnya norma-norma hukum di bawahnya. Bahkan Nawiasky juga menegaskan
bahwa isi norma fundamental negara merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi
atau undang-undang dasar.21
Apabila mencermati maksud norma dasar menurut Kelsen dan atau norma
fundamental negara menurut Nawiasky maka Pancasila merupakan norma dasar yang
menginduki segala macam norma dalam tatanan norma di Indonesia. Untuk
memperjelas kedudukan norma dasar dalam tatanan hukum suatu negara, Kelsen juga
menjelaskan pola hubungan antarnorma melalui teorinya stufenbau atau hirarkis norma.
Kelsen menjelaskan hubungan antara norma yang mengatur pembentukan norma lain
dengan dengan norma yang lain lagi dapat digambarkan sebagai hubungan antara
“superordinasi” dan “subordinasi” yang merupakan kiasan keruangan. Norma yang
menentukan norma lain adalah norma yang lebih tinggi, sedangkan norma yang
dibentuk menurut peraturan ini adalah norma yang lebih rendah.22Menurut Achmad
Ali, stufenbautheorie Kelsen merupakan peraturan hukum keseluruhannya dari norma
dasar yang berada di puncak piramida, dan semakin ke bawah semakin beragam dan
menyebar. Norma dasar teratas adalah bersifat abstrak dan semakin ke bawah semakin
konkrit. Dalam proses itu, apa yang semula berupa sesuatu yang “seharusnya”, berubah
menjadi sesuatu yang “dapat” dilakukan.23
21
Maria Farida Indrati,Ilmu Perundang-Undangan I:Jenis,Fungsi,dan Materi
Muatan,(Yogyakarta:Kanisius,2018),h46
22
Fais Yonas Bo’a,Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional,h.33-34
23
Achmad Ali,Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan:Volume.I Pemahaman Awal,(Jakarta:Kencana Prenada
Media Group,2009),h.62
12 | F i l s a f a t H u k u m P a n c a s i l a
pengelompokan norma. Menurut Nawiasky, pengelompokan norma dalam suatu negara
terdiri atas empat kelompok besar yaitu: kelompok pertama, Staatfundamentalnorm
atau norma fundamental negara. Kelompok kedua, Staatgrundgesetz (aturan
dasar/pokok negara). Kelompok ketiga, Formell Gesetz (Undang-Undang). Kelompok
keempat, Verordnung & Autonome Satzung (aturan pelaksana & aturan otonom).24
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dimaksudkan sebagai sumber
dari tertib hukum negara Indonesia.Menurut Roeslan Saleh fungsi Pancasila sebagai
sumber segala sumber hukum mangandung arti bahwa Pancasila berkedudukan
sebagai:
1) Ideologi hukum Indonesia,
2) Kumpulan nilai-nilai yang harus berada di belakang keseluruhan hukum
Indonesia,
3) Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan pilihan
hukum di Indonesia,
4) Sebagai suatu pernyataan dari nilai kejiwaan dan keinginan bangsa
Indonesia, juga dalam hukumnya.26
24
Maria Farida Indrati,Ilmu Perundang-Undangan I:Jenis,Fungsi,dan Materi Muatan,h.44-45
25
Fais Yonas Bo’a,Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional,h.34
26
Fais Yonas Bo’a,Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional,h.34-35
13 | F i l s a f a t H u k u m P a n c a s i l a
Dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan. Pasal 1 TAP MPR itu memuat tiga
ayat:27
Pengaturan TAP MPR di atas lebih memperjelas maksud dari istilah sumber hukum
dalam sistem hukum di Indonesia bahwa yang menjadi sumber hukum (tempat untuk
menemukan dan menggali hukum) adalah sumber yang tertulis dan tidak tertulis. Selain
itu, menjadikan Pancasila sebagai rujukan utama dari pembuatan segala macam
peraturan perundang-undangan.Supremasi Pancasila dalam sistem hukum kembali
ditemukan dalam UU No 10 Tahun 2004 jo. UU No.12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Pada Pasal 2 UU ini disebutkan
“Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara”.28
Dengan demikian, maka Pancasila menjadi rechtsidee (cita hukum) yang harus
dituangkan didalam setiap pembuatan dan penegakan hukum di Indonesia,pancasila
juga menjadi bintang pemandu (leistern) seluruh produk hukum nasional,dalam artian
semua produk hukum ditujukan untuk mencapai ide-ide yang dikandung Pancasila.29
27
Fais Yonas Bo’a,Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional,h.35
Fais Yonas Bo’a,Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional,h.33-36
28
29
Amran Suadi,Filsafat Hukum:Refleksi Filsafat Pancasila,Hak Asasi Manusia,dan Etika,(Kencana Prenada
Media Group:2019),h.256-257.
14 | F i l s a f a t H u k u m P a n c a s i l a
hukum semata-mata untuk mewujudkan keadilan (justice),teori utilitas yang dianut oleh
Jeremy Bentham tujuan hukum semata-mata untuk mewujudkan kemanfaatan
(Utility),dan teori legalistik tujuan hukum semata-mata untuk mewujudkan kepastian
hukum (legal certainly).Dalam perkembangannya lahir pula teori prioritas baku oleh
Gustav Radbruch yang menggabungkan keadilan,kemanfaatan,dan kepastian sebagai
tujuan hukum,serta disempurnakan oleh teori prioritas kasuistik yang menambahkan
dengan urutan prioritas,secara proporsional,sesuai dengan kasus yang dihadapi dan
ingin dicapai.30 Adapun tujuan hukum berdasarkan cita hukum Pancasila menurut Prof
Mochtar Kusumaatdja adalah untuk mewujudkan pengayoman bagi manusia, yakni
melindungi secara pasif dengan mencegah tindakan sewenang-wenang penguasa; dan
secara aktif dengan menciptakan kondisi yang manusiawi yang memungkinkan proses
kemasyarakatan berlangsung secara wajar, sehingga secara adil setiap manusia
memperoleh kesempatan yang luas dan sama untuk mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya secara utuh.31
30
Amran Suadi,Filsafat Hukum:Refleksi Filsafat Pancasila,Hak Asasi Manusia,dan Etika,h.257
31
Asep Warlan Yusuf,Watak Hukum Pancasila,(Diakses dari: http://unpar.ac.id/watak-hukum-pancasila/,pada
tanggal 2 November 2019)
15 | F i l s a f a t H u k u m P a n c a s i l a
BAB III
KESIMPULAN
A. Simpulan
Pada tanggal 1 juni tahun 1945, tepatnya pada sidang pertama Badan Penyelidik
Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Soekarno memperkenalkan dasar negara
Indonesia yang kelak merdeka yang disebut Pancasila. Beliau juga menyebutnya sebagai
philosophisce grondslag yaitu fundamen,filsafat,pikiran yang sedalam-dalamnya,jiwa,hasrat
yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya didirikan negara Indonesia merdeka.Selain itu
Soekarno juga menyebutnya dengan istilah “weltanschsauung” atau pandangan hidup bangsa
Indonesia.
filsafat pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
Negara dan kenyataan budaya bangsa,dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh, lalu pancasila juga bisa dikatakan sebagai
filsafat karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan
oleh para founding fathers Indonesia,yang dituangkan dalam suatu system.
Adapun tujuan hukum berdasarkan cita hukum Pancasila menurut Prof Mochtar
Kusumaatdja adalah untuk mewujudkan pengayoman bagi manusia, yakni melindungi secara
pasif dengan mencegah tindakan sewenang-wenang penguasa; dan secara aktif dengan
menciptakan kondisi yang manusiawi yang memungkinkan proses kemasyarakatan
berlangsung secara wajar, sehingga secara adil setiap manusia memperoleh kesempatan yang
luas dan sama untuk mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya secara utuh.
16 | F i l s a f a t H u k u m P a n c a s i l a
Daftar Pustaka
Buku
Kaelan.2014.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma.
Jurnal
Internet
17 | F i l s a f a t H u k u m P a n c a s i l a