Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA DAN SISTEM

FILSAFAT
OLEH KELOMPOK 4B PSKG

DOSEN PENGAMPUH:
Dr. Zainal Fanani, S.Si., M.Si
ANGGOTA KELOMPOK 4B
1. Anissa Dwika Irawan NIM: 04031282227050

2. Anisyah Farras NIM: 04031382227073

3. Jessika Rahmawati NIM: 04031282227045

4. Khairunnisa Zata Dini NIM: 04031282227048


Pengertian pancasila

Pancasila merupakan suatu Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam kehidupan


berbangsa dan bernegara, Pancasila menjadi pandangan hidup dalam seluruh aspek
kehidupan. Pada saat ini secara dominan Pancasila berperan menjadi tolok ukur dan
identitas dalam tata kenegaraan. Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari
pembukaan UUD 1945 alinea ke-4.

·Kata Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sanskerta yaitu dari kata “Panca”
dan “Sila”. Panca berarti lima sedangkan sila berarti dasar atau sendi. Dengan demikian
Pancasila berarti lima dasar, yaitu lima dasar tentang kesusilaan atau lima ajaran tentang
tingkah laku. Istilah Pancasila sudah dikenal dan digunakan sejak zaman kerajaan
Mojopahit, terutama ditemui dalam buku Sutosoma karya Empu Tantular.
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar, sendi ,asas, ata peraturan
tingkah laku yang penting dan baik . dengan demikian pancasila merupakan lima dasar yang berisi
pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.Pancasila dapat kita artikan sebagai
lima dasar yang dijadikan dasar negara serta pandangan hidup bangsa.

Dengan adanya dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam menghadapi
permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar. Peranan dan funsi pancasila pada era sekarang
masih relevan karena pancasila mencakup aspek –aspek dasar

Selain itu, pancasila juga merupakan alat untuk keamana dan kemakmuran bersama rakyat
indonesia.hanya saja pelakanan sacara konkrtinya belum bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
karena keadilan dan kemakmuran bag seluruh rakyat indonesia belum juga terwujud sampai saat ini.
PENGERTIAN FILSAFAT

Pengertian Filsafat Secara Umum Secara umum, pengertian


filsafat adalah analisis masalah umum dan mendasar
mengenai permasalahan seperti bahasa, akal pikiran, nilai,
pengetahuan dan eksistensi. Definisi filsafat ialah ilmu
mengenai semua kejadian hidup manusia, berpikir kritis dan
dijelaskan melalui konsep dasar.
PANCASILA ADALAH SUATU FILSAFAT

Pancasila sebagai filsafat didasarkan atas pendapat para ahli dan teori
causalitas Aristoteles (Zurmaini Yunus, 1985). Beberapa pendapat mengatakan
bahwa Pancasila adalah suatu filsafat. Meskipun dinyatakan dalam bentuk
yang berbeda-beda, tetapi tidak ada pertentangan antara satu dengan yang
lain. Semua pendapat mengakui bahwa Pancasila adalah suatu filsafat

Soediman Kartohadiprodjo (1969) menegaskan pula bahwa Pancasila


sebagai filsafat bangsa Indonesia berdasarkan atas ucapan Bung
Karno yang menyatakan bahwa Pancasila adalah isi jiwa bangsa
Indonesia.
PANCASILA ADALAH SUATU FILSAFAT
Notonegoro (1976) juga berpendapat bahwa kedudukan Pancasila dalam Negara
Republik Indonesia sebagai dasar negara dalam pengertian dasar filsafat. Sifat
kefilsafatan dari dasar negara tersebut terwujud dalam rumusan yang abstrak dari
kelima sila dari Pancasila dengan kata-kata intinya ialah Ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan (kesatuan dalam dinamikanya), kerakyatan, dan keadilan, terdiri dari kata-
kata pokok dengan awalan-akhiran ke-an dan per-an.

Demikian inti pendapat dari beberapa ahli yang membenarkan


Pancasila sebagai filsafat. Dalam hal ini, Pancasila adalah hasil
perenungan jiwa yang mendalam, dan akan kita peroleh apabila kita
membicarakan Pancasila secara filsafat pula.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Keberadaan Pancasila menjadi “ada” itu tentu ada penyebabnya.


Penyebab keberadaannya itu dalam kajian filsafat disebut “asal mula
atau sebab ada”. Teori causalitas Aristoteles menjelaskan bahwa segala
sesuatu itu mempunyai empat macam sebab atau causa yaitu:
a) causa materialis: asal mula bahan;
b) causa formalis: asal mula bentuk;
c) causa finalis: asal mula tujuan;
d) causa efesien: asal mula karya.
untuk mendapatkan asal mula atau sebab-sebab keberadaannya
Pancasila sebagai “dasar filsafat negara” adalah sebagai berikut:

1) Causa materialis: asal mula bahan


2) Causa formalis: asal mula bentuk
Pancasila. Asal mula bahan Pancasila
atau bangun Pancasila. Asal mula bentuk
terdapat dalam adat kebiasaan,
atau bangun Pancasila adalah anggota
kebudayaan, agama serta kepercayaan
BPUPKI, baik secara individual maupun
bangsa Indonesia yang tercermin dalam
secara kolektif, dan PPKI sebagai the
kehidupan sosial budaya bangsa
founding father bangsa Indonesia.
Indonesia.
4) Causa efesien: asal mula karya Pancasila.
3) Causa finalis: asal mula tujuan Pancasila. Asal Asal mula karya Pancasila terjadi pada saat
mula tujuan Pancasila adalah penerimaan usul
penetapan dan pengesahan usul rencana
rencana Pembukaan UUD (hukum dasar) atau
Pembukaan hukum dasar/Piagam Jakarta
Piagam Jakarta oleh BPUPKI pada sidangnya 14 Juli
menjadi Pembukaan UUD 1945 oleh PPKI pada
1945. Dengan penerimaan usul rencana tersebut,
tanggal 18 Agustus 1945. Rumusan dasar
maka dasar filsafat negara Pancasila yang
filsafat negara dalam Pembukaan UUD 1945
terdapat dalam usul rencana Pembukaan hukum
dinamakan Pancasila. Pembentuk negara
dasar/Piagam Jakarta menjadi rencana filsafat
yang duduk sebagai anggota PPKI itulah yang
negara Pancasila. Inilah asal mula tujuan
menjadi causa efesien atau asal mula karya
Pancasila.
dari Pancasila itu.
Pancasila dapat dikatakan sebagai sistem filsafat, karena telah memenuhi persyaratan untuk dapat
disebut sebagai sistem filsafat. Syarat-syarat tersebut ialah: adanya kesatuan, adanya keteraturan,
adanya keterkaitan, adanya kerjasama, dan adanya tujuan bersama, seperti terlihat pada uraian di
bawah ini.
1. Adanya kesatuan dari kelima sila Pancasila. Sila-sila dalam Pancasila merupakan rangkaian
kesatuan dan kebulatan yang tidak dapat dipisahkan karena tiap sila mengandung empat sila yang
lainnya. Dengan demikian maka sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh.
2. Adanya keteraturan dari pada sila-sila Pancasila. Susunan sila-sila Pancasila itu adalah sistematis-
hirarkis karena kelima sila Pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang
bertingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan
kesatuan itu sehingga tidak dapat pindah-pindahkan. Artinya masing-masing sila Pancasila itu
berada pada posisi yang tetap dan tidak berubah. Keteraturan tersebut ditegaskan pula dalam tata
urutanya yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dan Inpres No. 12 Tahun 1968.
3. Adanya keterkaitan antara sila yang satu dengan sila yang lain. Artinya adanya
ketergantungan antara sila yang satu dengan sila yang lain. Hal ini terlihat dari pemberian
makna terhadap suatu sila akan terkait dengan sila yang lainnya. Misalnya: Persatuan
Indonesia adalah persatuan yang Berketuhanan YME, yang berkemanusiaan yang adil dan
beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ Perwakilan, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

4. Adanya tujuan bersama yang terkandung dalam


Pancasila sebagai dasar filsafat negara, yaitu
mewujudkan tujuan nasional yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945.
5. Adanya kerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain. Kerjasama antara sila yang satu dengan sila yang
lain adalah mutlak dalam hubungan Pancasila sebagai dasar fisafat negara. Antara sila yang satu dengan sila yang
lain tidaklah bertentangan, melainkan tiaptiap sila merupakan bagian yang mutlak dari sila yang lain, apabila
dihilangkan satu sila saja, sila-sila yang lain akan kehilangan 130 kedudukan dan fungsinya, yaitu merealisasikan
tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dengan menjamin pemerintahan yang stabil. Jadi
kerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain merupakan suatu persatuan dan kesatuan yang utuh
karena Pancasila sebagai dasar filsafat negara itu terdiri atas lima sila. Maka dari itu masing-masing sila saling
berhubungan dengan sila yang lainnya. Sila yang berada di atas akan menjiwai/meliputi sila-sila yang berada
dibawahnya atau sila yang berada di bawah akan dijiwai/diliputi oleh sila-sila yang berada di atasnya. Misalnya:
Sila persatuan Indonesia dijiwai/diliputi oleh sila Ketuhanan YME, sila kemanusiaan yang adil dan beradab, dan
menjiwai/meliputi sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, dan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Anda mungkin juga menyukai