Anda di halaman 1dari 4

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. PEMBAHASAN PANCASILA SECARA ILMIAH


Tujuan mempelajari filsafat diantaranya ialah untuk menngetahui Pancasila seccara
benar yaitu dapat dibuktikan secara ilmiah dan yuridis formal. Secara ilmiah
Pancasila harus memenuhi syarat-syaratnya sebagai hal yang ilmiah seperti yang
dikatakan Poedjowijatno sebagaimana dikutip oleh klean, (2016:7) merinci syarat-
syarat ilmiah, sebagai berikut:
1. Berobjek;
2. Bermetode;
3. Bersistem;
4. Bersifat universal.

Objek Pancasila dibagi menjadi dua, yakni Objek Formal dan Objek Material.
Objek material dibagi dua yakni bersifat empirik dan non empirik. Sedangkan objek
formal dari sudut pandang apa itu pancaasila. Pada hakikatnya Pancasila dapat
dibahas dari berbagai sudut pandang.

Bermetode yaitu seperangkat cara atau sistem pendekatan untuk mendapat


suatu kebenaran yang bersifat objektif, salah satu contoh metode diantaranya
analisis sintesa, seperti yang dipidatokan Soekarno dalam pengukuhannya sebagai
penggali dan pencetus Pancasila pada tanggal 1957... Metode “analitico syntetic”
yaitu perpaduan antara metode analis dan sintesis, serta metode, pemahaman,
penapsiran, dan interpretasi yang kesemuanya itu senantiasa didasarkan atas
hukum-hukum logika dalam suatu penarikan kesimpulan (Kaelan, 2004:17). Adapun
metode hermeneutika. Metode hermeneutika, yaitu suatu metode dalam rangka
untuk menggali makana yang terkandung dibalik objek Pancasila tersebut ( Kaderi ,
2015:25)

Bersostem karena sila-sila pancasila merupakan satu keseluruhan yang saliang


berhubungan dan salingn mengualifikasi. Sementari itu Pancasila Besifat Universal.

Sila pancasila bersifat Universal, artinya inti dari setiap sila tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu sehingga bersifat abstraka dan umum. Maksudnya bahwa
kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal, artinya kebenarannya
tidak dibatasi oleh waktu, ruang, keadaan, situasi dan kondisi, maupun jumlah
tertentu.
Seiring dengan hal tersebut Kaelan (2016:9) mengemukakan pendapatnya
tentang tingkat pengetahuan ilmiah. Kemudian digambarkan kedalam beberapa
pertanyaan sebagai berikut:

1. Pertanyaan Apa
Pertanyaan ini memerlukan jawaban yang esensial kefilsafatan. Apabila ditanya
apa Pancasila? Maka jawabannya harus menggunakan jawaban yang
berhubungan dengan penjelasan esensial dalam filsafat. Untuk itu, maka
jawabannya filsafat bangsa Indonesia.
2. Pertanyaan Kemana
Pertanyaan ini memerlukan jawaban yang bersifat normatif. Apa bila ditanya
kemana kita berpancasila? Maka jawabannya adalah menuju pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Sebagai cita cita bangsa Indonesia yang tertera dalam Pembukaan Undan-
Undang Dasar (UUD) 1945 alinea 2.
3. Pertanyaan Mengapa
Pertanyan ini memerlukan jawaban yang bersifat kausalitas. Mengapa ada
Pancasila di Indonesia? Jawabannya karena ada 4 kausa, yaitu: materialis
(bahan), kausa formalis (bemtuk), kausa efisien (karya), dan kausa finalis.
Apakah yang menjadi bahan adanya pancasila (kausa materialis)? Jawabannya
adalah karena adanya manusia Indonesia. Bagaimana bentuk pancasila (kausa
formalir)? Jawabannya adalah bentuknya bulat dan utuh, yang artinya ketika
mejabarkan salah satu sila, sila yang lain menjadi dasarnya dan tidak bisa dilepas
salah satu sila dengan sila lainnya. Siapakah yang membuat pancasila (kausa
efisien) ? jawabannya adalah para pendiri bangsa (the founding father) yang
tergabung dalam badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan (BUPKI),
Melalui sidang-sidangnya. Apakah tujuan dirumuskannya Pancasila (kausa
finalis)? Jawabannya adalah untuk dijadikan dasar negara sebagai pedoman bagi
negara dan menata negara dan bangsa untuk mencapai cita-cita dan tujuan
negara.
4. Pernyataan Bagaimana
Pertanyaan ini memerlukan jawaban yanng sifatnya deskriptif, menjelaskan/
menggambarkan. Bagaimana Pancasila itu? Hal ini harus dijelaskan dari berbagai
perspektif utamanya didasari dari segi pengertiannya, kedudukannya, fungsinya,
sifatnya, isinya, bentuknya, susunannya, serta segi sejarahnya. Pancasila dilihat
dari segi:
a. Pengertian, terdiri dari etimologis, historis, dan terminologis. Pengertian
Pancasila secara Etimologis. Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari
Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa
adalah bahasa Prakerta. Pengertian Pancasila secara historis. Proses
perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan
dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon
rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah
pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin,
Soepomo dan Soekarno.Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir.
Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar
negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila” yang
artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang
temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.Pada
tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,
kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-
Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya
termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara
yang diberi nama Pancasila.Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi
bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV
Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang
dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah
“Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam
rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan
diterima oleh peserta sidang secara bulat.
Pengertian pancasila secara terminologis yang dimaksud yaitu Proklamasi
kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik
Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana
lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya
tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik
Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Dalam bagian pembukaan
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang terdiri atas 4 alinea tersebut
tercantum rumusan Pancasila. Rumusan tersebut adalah rumusan pancasila
yang sah dan benar secara konstitusional;
b. Kedudukan: kedudukan pancasila menempati kedudukan paling tinggi yaitu
sebagai sumber dari segala sumber hukum;
c. Fungsi: fungsi utama Pancasila adalah sebadai dasar negara, falsafah negara,
dan ideologi sebuah negara.
d. Sifat: sifat pancasila adalah statis- dinamis. Statis artinya tidak bisa diubah,
sementara dinamis dapat menyesuaikan sesuai perkrmbangan jaman.
e. Isi: isi Pancasila yaitu karakter dan kebudayaan bangsa Indonesia serta nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia. Adapun nilai-nilai luhur dari budaya bangsa
Indonesia yaitu: religius, keterbukaan, kekeluargaan, gotong-royong,
musyawarah, dan keadilan.
f. Bentuk: bulat dan utuh. Mengandung arti bahwa ketika menjabarkan salah
satu sila, dengan sila lainnya menjadi dasarnya dan tidak bisa dilepas salah
satu sila dengan sila lainnya.
g. Susunan: piramid, dimana sila pertama merupakan dasar bagi sila laiinya.
h. Sejarah: dipopulerkan Soekarno 1 juni 1945 yang merupakan jawaban dari
dr. Radjimana pada saat membuka sidan BPUPKI.

Anda mungkin juga menyukai