NPM : 3016210192
Mata Kuliah : Filsafat Pancasila (kelas B)
I. PENGERTIAN PANCASILA
Pancasila adalah filsafat bangsa Indonesia yang diperoleh sebagai hasil perenungan
mendalam para tokoh pendiri negara (the founding fathers) ketika mereka berusaha menggali
nilai-nilai dasar dan merumuskan dasar negara untuk di atasnya didirikan negara Republik
Indonesia. Hasil perenungan itu kemudian secara resmi disahkan bersamaan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) tahun 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945 sebagai Dasar Filsafat Negara
Republik Indonesia. Kelima dasar atau prinsip yang terdapat dalam sila-sila Pancasila, juga
jelas merupakan satu kesatuan bagian-bagian sehingga saling berhubungan untuk menyatakan
adanya satu tujuan yang hendak dicapai secara bersama sehingga dapat disebut sebagai
sistem.
Pengertian suatu sistem, sebagaimana dikutip oleh Kaelan (2000: 66) dari Shrode dan Don
Voich memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. suatu kesatuan bagian-bagian
2. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3. saling berhubungan, saling ketergantungan
4. kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)
5. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Berdasarkan pengertian tersebut, Pancasila yang berisi lima sila, yaitu Sila Ketuhanan yang
Maha Esa, Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Sila Persatuan Indonesia, Sila
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
dan Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, saling berhubungan membentuk satu
kesatuan sistem yang dalam proses bekerjanya saling melengkapi dalam mencapai tujuan.
Meskipun setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, memiliki fungsi sendiri-
sendiri, namun memiliki tujuan tertentu yang sama, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila.
Selanjutnya, Pancasila dapat dipahami sebagai sistem filsafat yang mengandung pemikiran
tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dan
dengan masyarakat sebagai sebuah bangsa. Beragam hubungan ini, secara teoretik dimiliki
Pancasila. Oleh sebab itu, sebagai sistem filsafat, Pancasila memiliki ciri khas yang berbeda
dengan sistem-sistem filsafat lain yang ada di dunia, seperti materialisme, idealisme,
rasionalisme, liberalisme, komunisme dan lain sebagainya.
Kekhasan nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila berkembang dalam budaya dan
peradaban Indonesia, terutama sebagai jiwa dan asas kerohanian bangsa dalam perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Selanjutnya nilai filsafat Pancasila, baik sebagai pandangan
hidup atau filsafat hidup (Weltanschauung) bangsa maupun sebagai jiwa bangsa atau jati diri
(Volksgeist) nasional yang kemudian dijadikan sebagai penanda identitas bagi bangsa
Indonesia dalam menghadapi budaya dan peradaban dunia.