FILSAFAT PANCASILA
DOSEN : TAUFAN AGUNG PRASETYA, S.Sos, M.A.P
FILSAFAT
Pengertian Filsafat
Ontologi, membahas apa yang ingin diketahui mengenai teori tentang “ada“ dengan
perkataan lain bagaimana hakikat obyek yang ditelaah sehingga membuahkan
pengetahuan.
Aksiologi, membahas tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh
Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia.
Secara etimologis istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya
“cinta” dan “sophos” yang artinya “ hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom”
(Nasotion, 1973).
Dasar epistemologis pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar
ontologisnya. Pancasila sebagai suatu ideologi bersumber pada nilai-nilai dasarnya yaitu
filsafat pancasila (Soeryanto, 1991 : 50)
PANCASILA
Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu panca yang berarti lima dan sila berarti
prinsip atau asas. Jadi Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia yang terdiri dari 5 prinsip.
History
Proses perumusan pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama Dr. Radjiman
Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut.
Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara yang akan dibentuk.
Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin,
Soepomo, dan Soekarno.
hierarki piramida maka sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dari sila-sila
berikutnya. Secara Ontologis hakikat sila-sila Pancasila mendasarkan pada landasan sila-sila
Pancasila yaitu : Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil (Notonagoro,1975)
Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling
Mengkualifikasi
Kesatuan sila-sila Pancasila yang Majemuk Tunggal, Hierarki Piramida juga memiliki
sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi . Maksudnya, bahwa dalam setiap sila terkandung
nilai keempat sila lainnya atau dengan kata lain dalam setiap sila dikualifikasi oleh keempat sila
lainnya.
Beberapa ciri berpikir kefilsafatan meliputi :
1. Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain secara
runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
2. Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan gejala
yang terdapat dalam kehidupan manusia.
3. Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan mendalam
yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek yang sangat
fundamental.
4. Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai
praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran logis,
serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
ISLAM, J. S. D. P., & DJATI, S. G. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Contoh rumusan
Pancasila yang bersifat hirarkis dan berbentuk pyramidal adalah : sila pertama,
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan-perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dasar Ontologis
Dasar Ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak
monopluraris.
Dasar Epistemologis
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan.
Dasar Aksiologis
Sila-sila dalam Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
ontologis sehingga nilai-nilai yang terkandung didalamnya hakikatnya juga merupakan satu
kesatuan.
Tanya : Apakah yang Saudara-Saudara inginkan dari negara Indonesia atau Saudara
ingin negara Indonesia yang bagaimana ?
Jawab : kami ingin untuk negara indonesia ini bisa maju , tidak hanya menjadi negara
berkembang saja , memiliki keuangan yang signifikan , korupsi yang hilang , makin baik lagi
untuk segi pendidikan moral bagi anak anak bangsa ini
Tanya : Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia, tercantum pada Pidato
Ir. Soekarno (1 Juni 1945) yang merumuskan Tri Sila dan mengerucut menjadi Eka Sila,
pertanyaan, apakah ada hubungan dengan RUU HIP? mohon penjelasan.
Jawab : Faktanya yang ada memang rupanya konsep Tri Sila dan Eka Sila terdapat
pada visi misi PDIP. Dan diketahui bahwa partai pengusul RUU HIP adalah PDIP. Apakah
kemudian salah ? Apabila itu kemudian diangkat sebagai UU maka itu menjadi salah. Sebab
kita tidak mengenal Tri Sila dan Eka Sila. Kita hanya mengenap Pancasila yang merupakan
satu kesatuan yang utuh. Dimana sila-sila didalamnya adalah suatu kesatuan yang tidak bisa
dipisah-pisahkan.
DAFTAR PUSTAKA
- https://thesourthborneo22.blogspot.com/2013/01/filsafat-pancasila.html
- Nabila, D. R. Sejarah Perumusan Pancasila Untuk Mewujudkan Identitas
Bangsa. Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Membangun Identitas Bangsa, 14.Anshari,
Endang Saifuddin, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 Sebuah Konsensus Nasional Tentang Dasar
Negara Republik Indonesia (1945-1959), Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
- Pinasang, D. (2012). Falsafah Pancasila Sebagai Norma Dasar (Grundnorm) dalam Rangka
Pengembanan Sistem Hukum Nasional. Jurnal Hukum UNSRAT, 20(3), 1-10.
- Sastrapratedja, M. Pancasila Sebagai Dasar Negara, Asas Etika Politik dan Acuan Kritik
Ideologi. dalam Agus Wahyudi dkk, Proceeding Kongres Pancasila: Pancasila dalam Berbagai
Perspektif.
- Azhari, A. F. (2007). Kedudukan Piagaman Jakarta: Tinjauan Hukum Ketatanegaraan.