FILSAFAT PANCASILA
Oleh : Ayu Nurbaiti dan Awanda Lestari
A. Pengertian Filsafat
Istilah filsafat dalam bahasa indonesia memiliki pandangan kata
falsafah ( Arab ) , philosophy ( Inggris ), Philosopia ( Latin ), Philosophie
( Jerman, Belanda dan Prancis). Semua istilah itu bersumber dari istilah
Yunani, yaitu Philosophia. Philosophia dalam Yunani merupakan kata
majemuk yang terdiri dari philen yang berarti mencintai sedangkan philos
yang berarti tema ( philia cinta). Selanjutnya shopos berarti bijaksana,
sedangkan shopia berarti kebijksanaan atau kearifan.
Secara etimologi dari filsafat yang sedikit berbeda. Pertama, apabila
istilah filsafat mengacu pada asal kata philein dan shopos, maka artinya
mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana ( bijaksana disebut sebagai kata
sifat). Kedua apabila filsafat mengacu pada kata philos dan sophia maka
artinya teman kebijaksanaan ( kebijaksanaan yang dimaksud sebagai kata
benda). Dengan demikian, asal mula kata filsafat itu sangat umum yang
intinya adalah mencari keutamaan mental ( the pursuit of mental
excellence).
Dalam arti praktis, filsafat mengandung makna alam berfikir/alam
pikiran, namun berfilsafat ialah berfikir secara mendalam atau radikal
dengan kata lain secara umum, filsafat merupakan ilmu yang berusaha
menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Berdasarkan pengertian umum ini, ciri-ciri filsafat dapat di sebut sebagai
usaha berpikir radikal, menyeluruh, dan integral, atau dapat dikatakan
sebagai suatu cara berfikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.
1
Pancasila diangkat dari pandangan hidup yang berkemang dalam
kehidupan bangsa indonesia yang kemudian pandangan hidup ini
dirumuskan secara cerdas oleh para pendiri bangsa dan diangkat sebagai
dasar kehidupan berwarganegara. Pancasila memuat prinsip-prinsip dasar
bagi negara, berarti pancasila sebagai dasar filsafat negara yang memuat
ajaran-ajaran atau prinsip-prinsip dasar saja, sedangkan ajaran-ajaran lain
seperti ( sistem ekonomi, politik, dan sebagainya dapat dideviasikan dari
prinsip dasar tersebut).
Pancasila sebagai dasar filsafat negara merupakan landasan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan berdasarkan
pada nilai ketuhanan dan kemanusiaan dalam wadah negara persatuan
indonesia dengan sistem (cara kerakyatan/demokrasi ) untuk mewujudkan
keadilan sosial. Ditinjau dari ciri-ciri pemikiran filsafat pancasila sudah
memenuhi syarat sebagai peikiran filsafat. Pancasila meuat ajaran yang
mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang manusia dengan segala aspek
kehidupannya. Sudiman Kartohadiprodjo menegaskan, bahwa pancasila
sebagai filsafat bangsa indonesia berdasarkan atas ucapan Soekarno yang
menyatakan, bahwa Pancasila adalah isi jiwa bangsa indonesia. Pendapat ini
senada dengan pendapat Driyarkara, Notonegoro, serta Roeslan Abdulghani
yang membenarkan pancasila sebagai sistem filsafat. Oleh kaena itu,
pancasila bukan hasil pemikiran spontan timbul pada sidang BPUPKI
tanggal 1 Juni 1945, sehingga usulan soekarno tentang pancasila telah
dipkirkan secara mendalam bertahun-tahun lamanya oleh karenanya telah
memenuhi syarat berfikir kefilsafatan dengan melakukan deskripsi, berfikir
kritis, evaluasi, dan abstak.
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,
saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan yang
utuh (Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2007:9). Suatu sistem harus memenuhi
lima persyarakat berikut:
a. Merupakan satu kesatuan
b. Bersifat konsisten dan koheren, tidak mengandung perentangan
2
c. Ada hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain
d. Ada keseimbangan dalam kerja sama
e. Semua mengabdi pada tujuan yang satu, yaitu tujuan bersama.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa pancasila telah
memenuhi persyarakan untuk dapat dikatakan sebagai sistem diantaranya
adalah:
a. Adanya kesatuan dan dari kelima unsur sila-silanya, yang sama
lainnya tak dapat dipisahkan.
b. Adanyaketeraturan dari sila-silanya, yaitu berinteraksi secara
hierarkis konsisten, dimana masing-masing sila berada dalam
suatu urutan tingkat yang runtut. Sila ynag nilainya lebih esensial
didahulukan, artinya yang lebih luas cakupannya di dahulukan.
c. Adanya keterkaitan antara sila yang satu dengan sila yang lain.,
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh, merupakan suatu
totalitas, saling berhubungan dan saling ketergantungan antara
sila yang satu dengan sila yang lain.
d. Adanya kerja sama antara yang satu dengan sila yang lain. Hal ini
mutlak sebab dasar sifat negara harus merealisasikan tujuan-
tujuannya.
e. Adanya tujuan bersama, dimana untuk mewujudkan memerlukan
pemerintah yang stabil dalam satu wadah negara yang
mempunyai dasar sifat tersebut.
2. Hakikat Pancasila
Dasar negara indonesia adalah pancasila yang telah dirumuskan oleh
para founding fathers ( para pendiri bangsa indonesia, antara lain Soekarno,
Hatta, M.Yamin). Secara Etimologi, pancasila berasal dari dari bahasa
sangsakerta, yaitu, “panca yang berarti lima” dan “syila berarti dasar, batu,
sendi, alas” serta “syila berarti aturan, tingkah laku yang baik”. Jadi
pancasila adalah 5 (lima) dasar tentang kesusilaan /5 (lima) ajaran tentang
tingkah laku. Pancasila merupakan salah satu istilah yang terdapat dalam
3
buku Sutasomo karangan Empu Tantulah dari kerajaan Majapahit ( Heri
Herdiwanto dan Jumantara, 2010:18).
Perkataan pancasila mulu-mula digunakan di dalam mayarakat India
yang beragama Budha, yang mengartikan lima aturan yang harus ditaati
penganutnya. Sisa pengaruh pengertian pancasila menurut ajaran Budha itu
masih dikenal dimasyarakat Jawa, dan dikenal dengan larangan terhadap 5
M yaitu, dilarang : Mateni (membunuh), Maling (mencuri), Madon
(berzina), Mabuk (minum-minuman keras), dan main (judi).
Lahirnya pancasila berawal dari butuhnya penetapan dasar negara
Indonesia dengan segera untuk menyongsong proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Pada tanggal 25 Mei 1945. Untuk pertama kalinya Muhammad
Yamin mengajukan dasar negara untuk indonesia yang meliputi:
a. Peri Kebangsaan
b. Peri kemanusiaan
c. Peri ketuhanan
d. Peri kerakyatan
e. Kesejahteraan rakyat
Disisi lain soekarno mengajukan dasar negara pada tanggal 1 Juni
1945 yang meliputi:
a. Kebangsaan
b. Internasionalisme
c. Mufakat, Dasar Perwakilan, Dasar permusyawaratan
d. Kesejahteraan dan
e. ketuhanan
Selanjutnya pada tanggal 22 juni 1945 sembilan tokoh nasional
mengadakan pertemuan dan melahirkan piagam jakarta yang memuat
rumusan Pancasila sebagai berikut:
a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi
pemeluknya.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan indonesia.
4
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 diadakan sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), dan dalam rapat tersebut Moh. Hatta
menyatakan: rumusan pancasila ke-1 yang meyatakan “dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemelknya” dicoret dengan alasan
bahwa indonesia bukan hanya terdri atas masyarakat yang beragama islam,
akan tetapi juga terdapat masyarakat yang mengant ajaran agama lain,
shingga perlu diubah yang diseseuaikan dengan keagamaan yang dimiliki
oleh indonesia. Hasil sila ke-1 menjadi “ketuhanan yang maha esa”.
Sementara sila ke-2-5 tetap sama tanpa perubahan. Setelah disepakati, maka
pancasila resmi dijadikan sebagai dasar negara Indonesia.
5
yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut bdang politik,
sosial, kebudayaan, dan keagamaan.
Jadi dapat dikatan ideologi adalah seperangkat (kumpulan), gagasan,
ide, yang secara komprehensif membentuk landasan dalam melakukan pola
tindak dalam berbagai bidang (politik, sosial, kebudayaan dan agama) pada
seseorang atau sekelompok orang.
Berkaitan dengan ideologi pancasila, secara umum ideologi pancasila
memiliki fungsi pokok, yaitu:
a. Pandangan hidup masyarakat dan bangsa karena pancasila terdiri
dari satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur terhadap kehiddupan
sehari-hari. Oleh karena itu pancasila ijadikan sebagai kerangka
acuan yang baik untuk menata kehidupan maupun dalam interaksi
antara manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
b. Dasar negara karena pancasila dikatakan sebagai dasar negara
dimana pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk
mengatur pemerintah negara. Sebagai dasar negara panvasila
memiliki fungsi yang meliputi:
1) Sumber dari segala sumber hukum, hal ini sesuai dasar
yuridis sebagaimana tercantum dalam UUD 1945,
ketetapan MPR No. XX/MPR1966, ketetapan MPR No.
V/MPR/1973 dan ketetapan NO. IX/MPRR/1978.
2) Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945
3) Memelihara budi pekerti yyang luhur
4) Sumber semangat bagi UUD 1945, penyelenggaraan
negara dan pemerintah.
Dasar formal kedudukan pancasila sebagai dasar negara
tersimpul dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV, yaitu
“....maka disusunlah .... yang berdasarkan kepada ketuhanan
yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan berdab, persatuan
indoneisa, kerakyatan yangg dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta
6
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indoneia” dasar negara itu sendiri merupakan salah satu syarat
yang harus dimiliki oleh sebuah negara merdeka.
c. Ideologi negara nasional merupakan serangkain gagasan, ide-ide,
keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyuluruh
dan sistematis yang menyangkut dan mengatur tingkah laku
sekelompok manusia tertentu dalam segala bidnag kehidupan yang
menyangkut: bidang politi (pertahanan dan keamanan), bidang
sosoal kultural, bidang hukum, serta bidang keagamaan.
Ketiga pokok pancasila diatas , yaitu sebagai pandangan hidup
dasar negara, dan ideologi memilikihubungan yang bersifat
menyeluru/utuh. Artinya ketiga fungsi pancasila ini bersifat
mengikat tidak bisa lepas antara satu dengan yang lain (merupakan
satu kesatuan yang utuh).
7
b. Memberikan kebenaran dan mencari kebenaran yang subtantif
terhadap hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara (dinyatakan
secara ekspilit dalam pembukan UUD 1945)
Demikian juga dengan filsafat pancasila dapat dikaji melauitiga
landasan ini aitu sebagi berikut:
1) Landasan ontologis pancasila
2) Landasan epistemologi pancasila
3) Landasan aksiologis pancasila
Sementara itu, dalam filsafat pancasila sendiri disebutkan ada tiga
tingkatan nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan.
1) Nilai dasar yaitu, asas-asas yang kita terima sebagai dalil mutlak
sebagai sesuatu yang benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi.
2) Nilai instrumental yaitu, nilai yang berbentuk norma, sosial, dan
norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam
peraturan dan mekanisme, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan.
3) Nilai praktis yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam
kenyataan. Nilai ini merpakan batu ujian apakah nilai dasar dan
nilai intrumental itu benar-benar hidup dimasyarkat.
Secara aksiologi, bangsa indonesia merupakan pendukung nilai-nilai
pancasila (subcriber of value pancasila), yaitu bangsa yang berketuhanan
yang berkemanusiaan, yang persatuan, yang kerakyatan dan keadilan sosial.
Pengakuan pemerintah dan penghargaan atas nilai-nilai pancasila itu tampak
dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa indonesia sehingga
mencerminkan sifat khas sebagai manusia indonesia.
8
BAB II
IDENTITAS NASIONAL
Oleh: Azmi dan Chintya Chairani
Identitas Nasional adalah suatu jati diri dari suatu bangsa. Artinya, jati diri
tersebut merupakan milik suatu bangsa dan berbeda dengan banga lainnya. Kata
identitas berasal dari “identity" yang berarti ciri – ciri, tanda – tanda, ciri khas, jati
diri pada perorangan atau suatu kelompok tertentu yang bisa membedakannya
dengan orang lain atau kelompok yang lainnya. Sedangkan kata “nasional"
merupakan gambaran akan identitas yang melekat pada diri seseorang atau suatu
kelompok tertentu atau organisasi yang lebih besar berdasarkan kesamaan fisik,
budaya, ragam, bahasa, sejarah, cita – cita, serta tujuan.
Dari pengertian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa identitas nasional
adalah suatu kumpulan nilai budaya yang tumbuh dan berkembang pada macam –
macam aspek kehidupan, baik dari ratusan suku atau budaya yang ada dihimpun
menjadi satu kesatuan, seperti Indonesia. Di mana identitas nasional Indonesia
sendiri mengacu pada Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
Koenta Wibisono juga menuturkan pengertian identitas nasional sebagai
manifestasi akan nilai – nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan suatu bangsa dengan ciri khusus sehingga bangsa tersebut berbeda
dengan bangsa lainnya.
a. Pentingnya Identitas Nasional bagi suatu Negara
Identitas berarti ciri- ciri, sifat- sifat khas yang melekat pada suatu hal
sehingga menunjukan suatu keunikan yang membedakannya dengan hal- hal lain.
Nasional berasal dari kata ”nation” yang memiliki arti bangsa,menunjukkan
kesatuan komunitas tertentu yang memiliki semangat, cita- cita,tujuan serta
ideology bersama. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara , sangatlah penting
bagi suatu Negara untuk memiliki identitas nasional. Mengapa demikian, karena
identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat khas dan menjadi
9
pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Pada era
globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa didunia sedang dihadapkan oleh
tantangan yang sangat kuat dari kekuatan internasional baik dibidang ekonomi,
sosial, budaya dan politik. Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak
mampu mempertahankan identitas nasional yang menjadi kepribadiannya, maka
bangsa tersbut akan mudah goyang dan terobang ambing oleh tantangan zaman.
Bangsa yang tidak kacau, bimbang dan kesulitan dalam mencapai cita-cita dan
tujuan hidup bersama. Kondisi suatu bangsa yang sedemikian rupa sudah tentu
merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk menguasai
bahkan untuk menghancurkan bangsa yang lemah tersebut.
Oleh karena itu, identitas nasional sangat mutlak diperlukan supaya suatu
bangsa dapat mempertahankan eksistensi diri dan mencapai hal-hal yang menjadi
cita-cita dan tujuan hidup bersama.
1) Unsur- unsur Identitas Nasional
a) Agama
Dasar negara Indonesia, Pancasila sila pertama menyebutkan “Ketuhanan
Yang Maha Esa". Hal ini menggambarkan bahwa Indonesia merupakan negara
yang menjunjung tinggi nilai Keagamaan dan Ketuhanan. Indonesia sendiri
dikenal sebagai masyarakat agamis, artinya setiap setiap penduduk di Indonesia
memiliki agama mereka masing – masing dan hal tersebut wajib hukumnya.
Agama yang berkembang di Indonesia sendiri adalah Islam, Katholik, Kristen,
Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.
b) Suku Bangsa
Suku bangsa juga dikenal sebagai unsur pembentukan akan identitas nasional
tersebut. Suku bangsa adalah satu golongan sosial yang bersifat askriptif, yakni
dibawa sejak lahir. Di mana suku bangsa sama dengan jenis kelamin dan umur. Di
Indonesia terdapat ratusan suku bangsa atau kelompok etnis dengan bahasa
mereka masing – masing.
10
c) Kebudayaan
Budaya menjadi salah satu faktor penting akan pembentukan identitas
nasional. Dengan berbagai macam budaya yang dimiliki oleh Indonesia menjadi
salah satu ciri khas dari negara Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, kita harus
melestarikan budaya yang merupakan warisan dari nenek moyang kita.
d) Bahasa
Sudah dijelaskan bahwa di Indonesia sendiri memiliki setidaknya ratusan
suku bangsa dan setiap suku minimal memiliki satu bahasa yang berbeda. Salah
satu contoh bahasa yang sering digunakan adalah Jawa, Sunda, Minang dan
Batak. Dengan bahasa sebagai identitas nasional, pastinya kita harus bangga.
Tidak semua negara memiliki keanekaragaman bahasa seperti yang dimiliki oleh
Indonesia. Maka dari itu, agar tidak terpecah belah, ada satu bahasa yang
merupakan bahasa pemersatu, yakni bahasa Indonesia.
B. Fungsi Identitas Nasional
a. Sebagai alat pemersatu Bangsa
Tujuan utama adanya identitas nasional adalah sebagai alat untuk
mempersatukan bangsa. Seperti kita ketahui bahwa Indonesia memiliki berbagai
macam suku, agama dan kebudayaan. Identitas nasional digunakan sebagai merek
untuk mempersatukan keberagaman Indonesia tersebut. Selain itu, hal ini juga
digunakan untuk memperkenalkan akan Indonesia kepada bangsa lainnya.
b. Sebagai pembeda dengan Bangsa yang lainnya
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa identitas nasional
merupakan suatu ciri – ciri, tanda – tanda dan ciri khas akan suatu negara tersebut.
Hal inilah yang akan membuat negara tersebut berbeda dengan negara lainnya.
Pastinya, dengan adanya identitas nasional akan mencjadi pembeda suatu bangsa
lebih khusus dan spesifik.
c. Merupakan landasan Negara
Identitas nasional merupakan suatu landasan negara. Artinya, identitas
nasional digunakan sebagai panduan, pemersatu dan merupakan pegangan agar
bisa mewujudkan cita – cita dan tujuan negara tersebut. Selain itu, identitas
11
nasional digunakan untuk gambaran akan potensi dan kemampuan yang dimiliki
oleh negara tersebut. Sebab setiap negara berbeda satu sama lainnya.
d. Identitas Negara tersebut
Fungsi paling penting dari identitas nasional adalah identitas atau jati diri
suatu negara. Di mana dengan adanya identitas nasional bisa membuat suatu
negara lebih menonjol dibandingkan dengan negara lainnya. Hal ini tentunya
menjadi suatu ciri khas tertentu akan sebuah negara dengan adanya identitas
nasional tersebut.
12
BAB III
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
Oleh : Cindy Winona dan Coty Delfia
13
c. Politik Dan Strategi Nasional
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan
kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan national. Dengan demikian
definisi poltik nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan Negara
tentang pembinaaan (perncanaan, pengembangan, pemeliharaan dan
pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan
nasional. Strategi nsional disusun untuk pelaksanaan politik nasional, misalnya
strategi jangka pendek , menengah, dan jangka panjang. Jadi strategi adalah cara
melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang
ditetapkan oleh politik nasional.1
1
S. Soemarsono, H. Mansyur, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan, T. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2001
14
dilakukan oleh Menteri dalam menjabarkan Kebijakan Umum guna merumuskan
strategi dalam masing-masing bidang sesuai tanggung jawabnya. Kebijakan
Teknis dilakukan oleh Pimpinan Eselon I Departemen Pemerintahan dan Non
Departemen. Bentuk kebijakannya adalah Peraturan Keputusan, atau Instruksi
pimpinan Departemen dan Dirjen. Kebijakan di daerah, adalah Kepala Daerah
dengan persetujuan DPRD. Kebijakannya berupa Perda, Keputusan Kepala
Daerah dan Instruksi Kepala Daerah.
15
pengapilikasian politik dan strategi nasional dalam pemerintahan adalah sebagai
berikut :2
2
http://darmaprasajawahyudi2.blogspot.com/2013/06/dasar-pemikiran-penyusunan-politik-
dn.html
16
Kebijakan teknis meliputi kebijakan dalam satu sektor dari bidang utama dalam
bentuk prosedur serta teknik untuk mengimplementasikan rencana, program dan
kegiatan.
5. Tingkat penentu kebijakan di Daerah
6. Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di Daerah
terletak pada Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat di
daerahnya masing-masing.
7. Kepala daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah
dengan persetujuan DPRD. Kebijakan tersebut berbentuk Peraturan Daerah
(Perda) tingkat I atau II.
8. Menurut kebijakan yang berlaku sekarang, jabatan gubernur dan bupati
atau walikota dan kepala daerah tingkat I atau II disatukan dalam satu jabatan
yang disebut Gubernur/KepalaDaerah tingkat I, Bupati/Kepala Daerah tingkat II
atau Walikota/Kepala Daerah tingkat II3
3
https://fachrimuhammadabror.wordpress.com/2017/08/02/politik-dan-strategi-nasional/
17
sebelum adanya penyelenggaraan pemilihan umum Presiden secara langsung pada
tahun 2004.Setelah pemilu 2004 Presiden menetapkan visi dan misi yang
dijadikan rencana pembangunan jangka menengah yang digunakan sebagai
pedoman dalam menjalankan pemerintahan dan membangun bangsa.
1. Makna pembangunan nasional
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga
merupakan ranggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Keikursertaan setiap warga
negara dalam pembangunan nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti mengikuti program wajib belajar, membayar pajak, melestarikan
lingkungan hidup, mentaati segala peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku, menjaga ketertiban dan keamanan, dan sebagainya.
Pembangunan nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah maupun batiniah
yang selaras, serasi, dan seimbang.
Pembangunan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk memenuhikebutuhan
hajat hidup fisik manusia, misalnya sandang, pangan, perumahan, pabrik, gedung
perkantoran, pengairan, sarana dan prasarana transportasi dan olahraga, dan
sebagainya. Sedangkan contoh pembangunan yang bersifat batiniah adalah
pembangunan sarana dan prasarana ibadah, pendidikan, rekreasi, hiburan,
kesehatan, dan sebagainya. Untuk mengetahui bagaimana proses pembangunan
nasional itu berlangsung, kita harus memahami manajemen nasional yang te-
rangkai dalam sebuah sistem.
2. Manajemen nasional
Pada dasarnya sistem manajemen nasional merupakan perpaduan antara
tata nilai, struktur dan proses untuk mencapai daya guna dan hasil guna sebesar
mungkin dalam menggunakan sumber dana dan sumber daya nasional demi
mencapai tujuan nasional. Proses penyelenggaraan yang serasi dan terpadu
meliputi siklus kegiatan perumusan kebijaksanaan (policy formulation),
18
pelaksanaan kebijaksanaan, dan penilaianhasil kebijaksanaan terhadap berbagai
kebijaksanaan nasional.Disini secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah
system sekurang-kurangnya harus dapat menjelaskan unsur, struktur, proses,
fungsi serta lingkungan yang mempengaruhinya.Secara sederhana unsur-unsur
utama sistem manajemen nasional dalam bidang ketatanegaraan meliputi :
Negara
Sebagai organisasi kekuasaan, negara mempunyai hak dan kepemilikan,
pengaturan dan pelayanan dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
Bangsa Indonesia
Sebagai unsur pemilik negara, berperan menentukan sistem nilai dan arah/haluan
negara yang digunakan sebagai landasan dan pedoman bagi penyelenggaraan
fungsi negara.
Pemerintah
Sebagai unsur manajer atau penguasa, berperan dalam penyelenggaraan fungsi-
fungsi pemerintahan umum dan pembangunan kearah cita-cita bangsa dan
kelangsungan serta pertumbuhan negara.
Masyarakat
Sebagai unsur penunjang dan pemakai, berperan sebagai kontributor, penerima
dan konsumen bagi berbagai hasil kegiatan penyelenggaraan fungsi
pemerintahan.4
F. Otonomi daerah
Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang merupakan
salah satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah memberikan dua
bentuk otonomi kepada dua daaerah, yaitu ekonomi terbatas bagi aderah provinsi
dan otonomi luas bagi daerah kabupaten/kota.
Perbedaan antara undang-undang yang lamadan yang baru :
Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari
pusat (central government looking)
4
http://mohnurhuda.student.umm.ac.id/2016/09/22/12/
19
Undang-undang yang baru titik pandang kewenangannya dimulai dari
daerah (Local government looking). Undang-undang No.22 tahun 1999tentang
otonomi daerah sesuai dengan tuntunan reformasi yang mengharapkan adanya
pemerataan pembangunan dan hasil untuk semua daerah, yang diharapkan dapat
mewujudkan masyarakat madani.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi
daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi
berasal dari kata autosdan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan
atau undang-undang, sehingga dapat diartikan sebagai kewenangan untuk
mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah
tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah
20
1. Memperkuat keberadaan dan kelangsungan Negara Kesatuan
RI
2. Meningkatkan kualitas perundang-undangan.
3. Meningkatkan pendidikan politik secara intensif dan
komprehensif kepada masyarakat
4. Meningkatkan transparasi dan akuntabilitas penyelenggaraan
Negara.
b) Politik Luar Negeri
1. Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri.
2. Meningkatkan kualitas diplomasi.
3. Meningkatkan kerjassama dalam segala bidang dengan Negara
tetangga.
d. Implementasi Polstranas di Bidang Komunikasi, informasi, dan Media
Massa:
1. Meningkatkan pemanfaatan peran komunikasi
2. Meningkatkan kualitas komunikasi di berbagai bidang
3. Meningkatkan peran pers yang bebas dan bertanggung jawab.
e. Implementasi polstranas di Bidang Pendidikan:
1. Meningkatkan kemampuan akademis, profesionalisme dan jaminan
kesejahteraan para pendidik.
2. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan
3. Mengembangkan kualitas sumber daya menusia sedini mungkin.
f. Implementasi polstranas di Bidang Sosial dan Budaya :
1. Melestarikan warisan budaya nasional dan daerah.
2. Menggali nilai-nilai budaya daerah dan nasional untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Menjaga dan mengamalkan nilai-nilai budaya yang luhur dalam
tata pergaulan social dalam wujud toleransi dan kebersamaan.
4. Meningkatkan rasa kesetiakawanan social nasional.
5. Membuat cadangan anggaran untuk menanggulangi bencana
nasional yang mungkin ada.
21
g. Implementasi Poltranas di Bidang Pertahanan dan Keamanan :
1. Meningkatkan kemampuan ABRI dalam menghadapi segala
ancaman yang mungkin ada
2. Membuat cadangan kekuatan pertahanan keamanan nasional dari
rakyat dalam bentuk rakyat terlatih ataupun Perlindungan
Masyarakat (linmas)
3. Memelihara dan meningkatkan kemampuan persenjataan ABRI.
4. Menjaga kemanunggalan ABRI dan Rakyat5
5
http://keepinmind-blog.blogspot.com/2015/10/implementasi-politik-dan-strategi.html
22
BAB IV
DEMOKRASI INDONESIA
Oleh : Dhea Luthfiana Sari dan Elisa Nofianty
A. Pengertian Demokrasi
Kita mengenal bermacam-macam istilah demokrasi, ada yang dinamkan
demokrasi konstitusionil, demokraso parlementer, demokrasi terpimpin,
demokrasi pancasila, demokrasi rakyat, demokrasi soviet, demokrasi nasional,
dam sebagainya. Semua konsep ini memakai istilah demokrasi6
6
Prof. Miriam Budiardio, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2000), hal.50
23
a. Joseph A. Shumpter
“Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat”.
b. Sidney Hook:
“Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintahan yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa”.
c. Abraham Lincoln
“Democracy is government of the people, by the people, and for the
people (Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat)”.
24
rakyat (government of the people); kedua, pemerintah oleh rakyat (government by
people); ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government by people).
25
berbangsa dan bernegara. Tanpa Negara hukum tersebut, yang merupakan elemen
pokok suasana demokratis sulit dibangun.
A. JENIS-JENIS DEMOKRASI
1. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap
rakyat membeirikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan.
Dalam system ini, setiap rakyat mewakili dirimya sendiri dalam memilih suatu
kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung terhadap keadaan politik
yang terjadi. Contohnya: ikut mencoblos saat pemilu/ pemilukada, memilih secara
langsung ketua kelas
26
Pembagian kekuasaan dalam negara berdasarkan prinsip demokrasi,
dapat mengacu pada pendapat John Locke mengenai trias politica. Kekuasaan
negara terbagi menjadi 3 bagian, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Ketiga lembaga tersebut memiliki kesejajaran sehingga tidak dapat saling
menguasai.
a. Kebebasan individu
Dalam demokrasi, negara harus menjamin kebebasan warga negara
dalam berbagai bidang. Misalnya, kebebasan mengungkapkan pendapat,
kebebasan berusaha, dan sebagainya. Namun tentunya, kebebasan tersebut
harus dilakukan dengan bertanggung jawab. Perlu diingat bahwa kebebasan
satu orang akan dibatasi oleh kebebasan orang lain. Dengan demikian, setiap
masyarakat dapat melakukan kebebasan yang dijamin undang-undang dengan
tidak merugikan kepentingan orang lain.
27
c. Supremasi hukum
Penghormatan terhadap hukum harus dikedepankan baik oleh
pemerintah maupun rakyat. Tidak terdapat kesewenang-wenangan yang bisa
dilakukan atas nama hukum. Oleh karena itu, pemerintahan harus didasari oleh
hukum yang berpihak pada keadilan (Rule of Law)9
3. UNSUR-UNSUR DEMOKRASI.
Beberapa Unsur demokrasi yang dikemukakan oleh para Ahli adalah sebagai
berikut:
1. Menurut Sargen,Lyman Tower(1987)
Yaitu keterlibatan rakyat dalam mengambil keputusan politik,tingkat
persamaan hak antarmanusia,tingkat kebebasan dan kemerdekaan yang di miliki
oleh warga Negara,system perwakilan dan sistem pemilihan ketentuan
manyoritas.
2. Munurut AfanGaffar(1999)
9
Budiyanto, Kewarganegaraan (Jakarta : Erlangga, 2004), hlm. 131
10
Prof. Zamroni, Ph. D , Pendidikan Demokrasi (Yogyakarta: Ombak,2007) hlm. 65
28
Yaitu akuntabilitas, rotasi kekuasaan, rekruitmen politik yang terbuka,
pemilihan umum, dan hak-hak dasar.
3. Menurut Merriam Budiardjo(1977)
Yaitu perlunya dibentuk lembaga-lembaga demokrasi untuk melaksanakan
nilai-nilai demoktasi,yaitu pemerintahan yang bertanggung jawab,Dewan
Perwakilan Rakyat, organisasi politik, pers dan media massa, serta peradilan yang
bebas.
11
Tim Akademik Adzkia Stan. Panduan Belajar TKD, (Medan : Adzkia Stan, 2017) hlm 34
29
2. Pelaksanaan Demokrasi masa Orde Lama.
Masa Demokrasi Liberal
Proses demokrasi pada masa itu telah dinilai gagal dalam menjamin
stabilitas politik,kelangsungan pemerintahan,dan penciptaan kesejahteraan rakyat.
Kegagalan pratik demokrasi parlementer atau liberal tersebut disebabkan oleh
beberapa hal,yaitu sebagai berikut:
a) Dominannya politik aliran.
b) Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah.
c) Tidak mempunyai para anggota konstituante dalam bersidang menetapkan
dasar Negara sehingga keadaan menjadi berlarut-larut.Hal ini menjadikan
presiden soekarno mengeluarkan Dekrit Presidan tanggal 5 juli 1959.
Dengan turunnya dekrit presiden tersebut,berakhirlah masa
demokrasi parlementer atau demokrasi liberal di Indonesia.selanjutnya Indonesia
memasuki masa demokrasi terpimpin.
30
Masa Orde baru dimulai tahun 1966. Demokrasi masa orde baru bercirikan
pada kuatnya kekuasaan presiden dalam menopang dan mengatur seluruh proses
politik yang terjadi.
Orde baru sesungguhnya telah mampu membangun stabiliats
pemerintahan dan kemajuain ekonomi.Namun,makin lama semakin jauh dari
semangat demokrasi dan kontrol rakyat.
Pemerintahan orde baru berakhir pada saat Presiden Soeharto
mengumumkan pengunduran dirinya dari kekuasaannya pada tanggal 29 Mei
1998. Berakhirnya orde baru membuka jalan munculnya Masa Transisi dan
periode Reformasi.
12
Jurnal TAPIs Vol.7 No.12 Januari-Juli 2011
31
1. Prof. Dardji Darmodihardjo,S.H.
Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada
kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti
dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.
2. Ensiklopedi Indonesia
Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang
politik sosial ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional
berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai
mufakat.\
32
2. Adanya pemilu secara berkesinambungan
3. Adanya peran-peran kelompok kepentingan
4. Adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.
5. Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk
menyelesaikan masalah.
6. Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara terbanyak
33
Pada tahun 1998 terjadi puncak gerakan mahasiswa Indonesia dan gerakan
rakyat pro-demokrasi, gerakan ini menjadi monumental karena dianggap berhasil
memaksa Soeharto berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia
pada tanggal 21 Mei 1998, setelah berkuasa selama 28 tahun. Partai Golkar
merupakan partai yang menguasai Indonesia selama hampir 30 tahun pada saat
itu, sehingga terpilih kembalinya Soeharto mendapatkan kecaman dari mahasiswa,
juga karena KKN dan krisis ekonomi yang membuat hampir setengah dari seluruh
penduduk Indonesia mengalami kemiskinan.
Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa
tuntutan, yaitu :
Adili Soeharto dan kroni-kroninya.
Laksanakan amandemen UUD 1945.
Hapuskan Dwi Fungsi ABRI.
Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya.
Tegakkan supremasi hukum.
Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN.
Unjuk rasa ini tidak dapat dihindari mengingat angka kemiskinan yang
sangat besar dan harga-harga yang semakin meningkat pada waktu itu, seperti
bbm dan lainnya, serta KKN yang turut menodai jalannya pemerintahan. Para
pemimpin-pemimpin yang seharusnya menjadi wakil rakyat tidak bisa mewakili
suara suara rakyat. Sehingga rakyat merasa kegagalan pemimpinan Presiden pada
periode tersebut (yang bahkan sudah menjabat sejak berpuluh-puluh tahun
sebelumnya.)
Tragedi Trisakti ini selain sebagai bukti kegagalan demokrasi di Indonesia, juga
menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM yang berat, dikarenakan sepanjang
aksi unjuk rasa itu terdapat 4 korban penembakan aparat kepolisian yaitu Elang
Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan dan Hendriawan Sie. Mereka
tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di organ-organ vital
seperti kepala, tenggorokan dan dada. Demokrasi pada kenyataannya bukanlah
berasal dari rakyat tetapi kelompok-kelompok yang memiliki kekuasaan
mayoritas yang kurang memahami hak dan kewajibannya dan hanya
34
mementingkan kesejahteraan dirinya sendiri, keluarganya sendiri dan
kelompoknya sendiri. Aparat keamanan yang seharusnya menjaga keselamatan
masyarakat, justru menjadi oknum yang membahayakan keselamatan dan bahkan
merenggut nyawa masyarakat. Menurut beberapa narasumber pun, tidak ada
penyasalan yang tersirat di wajah-wajah aparat keamanan tersebut. Mereka
bersorak sorai merayakan selesainya unjuk rasa yang menyebabkan terbakarnya
gedung-gedung disekitar lokasi kejadian dan hilangnya beberapa nyawa akibat
peluru-peluru yang mereka tembakkan.
Tragedi ini pastinya diharapkan sebagai pembelajaran bangsa Indonesia untuk
lebih baik kedepannya. Menjalankan pemerintahan yang bebas KKN dan sesuai
dengan UUD 1945 dalam mencapai cita-cita bangsa sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
35
BAB V
HAM yaitu seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai mahluk allah dan merupakan anugrah yang wajib di hormati di
junjung tinggi dan di lindungi oleh negara, hukum pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat martabat manusia (uu no 39 th 99).
HAM adalah hak-hak yang secara inheren melekat dalam diri manusia, dan
tanpa hak itu manusia tidak dapat hidup sebagai manusia. (Jan Materson).
Setiap manusia dianugrahi akal budi dan nurani oleh Tuhan Yang Maha
Esa.Dengan itu manusia mempunyai kemampuan membedakan yang baik dan
yang buruk.Kebebasan dasar dan hak-hak dasar manusia disebut hak asasi
manusia.Hak asasi manusia melekat pada manusia secara kodrati sebagai anugrah
Tuhan Yang Maha Esa.Hak-hak ini tidak dapat diingkari, oleh karena itu Negara,
pemerintah, atau organisasi apapun mengembankan kewajiban untuk mengakui
dan melindungi hak manusi tanpa terkecuali. Artinya, hak manusia harus selalu
menjadi titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara (Aim Abdulkarim,2006, “Pendidikan
Kewarganegaraan,Membangun Negara yang Demokratis” hal 73-74)
36
Di dalam Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
dijelaskan, bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh Negara, hukum, dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia. (P.N.H. Simanjuntak, S.H,2007
“Pendiidkan Kewarganegaraan” hal 46)
37
pengertian negara hukum dan Rule of Law sebenarnya saling mengisi.Dengan
demikian berdasarkan bentuknya sebenarnya Rule of Law adalah kekuasaan
publik yang diatur secara legal.Rule of law sifatnya endogen, artinya muncul dan
berkembang dari suatu masyarakat tertentu. (Friedman,1960:546).
1. Hak-hak manusia;
38
paling mendasar yang dimiliki oleh manusia sebagai fitrah, sehingga tak satupun
makhluk dapat mengintervensinya apalagi mencabutnya.
Menurut John Locke; hak-hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan sebagai hak yang kodrati, yang terperinci :
Hak asasi manusia pada dasarnya bersifat umum atau universal, karena diyakini
bahwa beberapa hak yang dimiliki manusia tidak memandang bangsa, ras, atau
jenis kelamin. Hak asasi manusia juga bersifat supralegal, artinya tidak tergantung
pada Negara atau undang-undang dasar, dan kekuasaan pemerintah. Bahkan HAM
memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari sumber yang lebih tinggi,
yaitu Tuhan. Di Indonesia tercantum dalam UU No. 39 / 1999 tentang Hak Asasi
manusia.
Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke-
19, bersamaan dengan kelahiran Negara konstitusi dan demokrasi, ia lahir dengan
sejalan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran parlemen dalam
penyelenggaraan Negara dan sebagai reaksi terhadap Negara absolute yang
berkembang sebelumnya. Rule of law adalah konsep tentang common law yaitu
seluruh aspek Negara menjujung tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas
prinsip keadilan dan egalitarian.
39
Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi
masyarakatnya. Khususnya keadilan social. Pembukaan UUD 1945 memuat
prinsip-prinsip rule of law, yang pada hakikatnya merupakan jaminan secara
formal terhadap “ rasa keadilan “ bagi rakyat Indonesia.
2. Kedudukan yang sama dimuka hukum. Hal ini berlaku baik bagi masyarakat
biasa maupun pejabat negara; dan
40
2. Lembaga kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
Pasal 28 A
Pasal 28 B
Pasal 28 C
41
(1) Setiap orang berhak mengembangkan dirimelalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya,berhak mendapatkan pendidikan danmemperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuandan teknologi, seni dan budaya demimeningkatkan kualitas hidupnya
dan demikesejahteraan umat manusia.**)
Pasal 28 D
Pasal 28 E
Pasal 28 F
42
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi danmemperoleh informasi untuk
mengembangkanpribadi dan lingkungan sosialnya serta berhakuntuk mencari,
memperoleh, memiliki,menyimpan, mengolah dan menyampaikaninformasi
dengan menggunakan segala jenissaluran yang tersedia.**)
Pasal 28 G
Pasal 28 H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahirdan batin, bertempat tinggal dan
mendapatlingkungan hidup yang baik dan sehat sertaberhak memperoleh
pelayanan kesehatan.**)
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milikpribadi dan hak milik tersebut
tidak bolehdiambil alih sewenang-wenang oleh siapapun.**)
Pasal 28 I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidakdisiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hatinurani, hak beragama, hak untuk tidakdiperbudak, hak untuk diakui sebagai
43
pribadidihadapan hukum, dan hak untuk tidakdituntut atas dasar hukum yang
berlakusurut adalah hak asasi manusia yang tidakdapat dikurangi dalam keadaan
apapun.**)
Pasal 28 J
44
Pelanggaran HAM adalah segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang termasuk aparat negara baik disegaja maupun tidak
disengaja yang dapat mengurangi, membatasi, mencabut, atau menghilangkan hak
asasi orang lain yang dilindungi oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak mendapatkan penyelesaian hukum yang benar dan adil sesuai
mekanisme hukum yang berlaku.( UU No. 39 tahun 1999)
Munir Said Thalib adalah aktifis HAM yang pernah menangani kasus-
kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang, tanggal 8 Desember 1965.
Munir meninggal pada tanggal 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda
Indonesia ketika ia sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam, Belanda.
Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwa Munir
meninggal di pesawat karena dibunuh, serangan jantung bahkan diracuni.Namun,
sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal karena diracuni dengan
Arsenikum di makanan atau minumannya saat di dalam pesawat.Kasus ini sampai
45
sekarang masih belum ada titik jelas, bahkan kasus ini telah diajukan ke Amnesty
Internasional dan tengah diproses. Pada tahun 2005,Pollycarpus Budihari
Priyanto selaku Pilot Garuda Indonesia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena
terbukti bahwa ia merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Munir, karena
dengan sengaja ia menaruh Arsenik di makanan Munir dan meninggal di pesawat.
4. Peristiwa 27 Juli 1996
46
BAB VI
Setiap warga negara mempunyai hubungan yang tak putus meskipun dia
bertempat tinggal di luar negeri. Sedangkan seorang asing hanya mempunyai
hubungan selama dia bertempat tinggal di wilayah negara tersebut.
47
B. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA MENURUT UUD 1945
10. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
48
13. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali.
18. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan
yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh
suaka politik negara lain.
19. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
49
21. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
22. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
23. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui secara pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
50
C. ASAS-ASAS KEWARGANEGARAAN
Setiap negara berdaulat dan berwenang menentukan siapa-siapa yang
menjadi warga negaranya. Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang,
dikenal adanya asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas
kewarganegaraan berdasarkan perkawinan.
51
2. Asas Persamaan Derajat, dimana suatu perkawinan tidak
menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing
pihak. Baik suami ataupun istri tetap memiliki kewarganegaraan
asalnya.
Oleh sebab itu negara Indonesia melalui UU No.62 Tahun 1958 tentang
kewarganegaraan Indonesia dinyatakan bahwa cara memperoleh kewarganegaraan
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Karena kelahiran
b. Karena pengangkatan
c. Karena dikabulkan permohonan
d. Karena pewarganegaraan
52
e. Karena perkawinan
f. Karena turut ayah dan ibu
g. Karena pernyataan
1. Dengan memiliki status sebagai warga negara, maka orang akan memiliki
hubungan hukum dengan negara. Hubungan itu berwujud status sebagai
warga negara, peran sebagai warga negara, serta hak dan kewajiban
sebagai warga negara.
2. Sebagai warga negara, maka ia memiliki hubungan timbal balik yang
sederajat dengan negaranya.
3. Secara teori, status warga negara meliputi status pasif, aktif, negative, dan
positif.
4. Peran (rule) warga negara juga meliputi peran yang pasif, aktif, negative,
dan positif (Cholisin,2000).
Berkaitan dengan peran (rule) warga negara, dapat dijelaskan bahwa peran warga
negara dalam negara adalah sebagai berikut:
53
3. Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan
dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup.
4. Peran negative merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur
tangan negara dalam persoalan pribadi.
54
BAB VII
GEOPOLITIK INDONESIA
1. PENGERTIAN GEOPOLITIK
Secara etimologi, geopolitik berasal dari bahasa yunani, yaitu “geos” yang
berarti bumi (termasuk ruang/wilayah atau geografi). Sementara politik berasal
dari kata “politeia” berasal dari kata “polis” yang berarti kota/Negara atau
kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan “teia” yang berarti
“kebijakan/urusan” yang bermakna kepentingan umum warga Negara suatu
bangsa. Jadi, “politeia” adalah kebijakan penyelenggaraan Negara.
1. Teori Ratzel
55
tumbuh dengan baik, mulai dari kelahiran,pertumbuhan, mempertahankan
hidup, menyusut, dan akhirnya mati.
Kekuatan negara harus mampu mewadahi pertumbuhannya. Makin luas
ruang dan potensi geografi yang ditempatkan oleh kelompok politik dalam
arti kekuasaan, maka makin besar kemungkinan kelompok politik itu
tumbuh.
Suatu negara dalam mencapai cita-cita dan mempertahankan kelangsungan
hdupnya, tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang unggul saja,
yang dapat bertahan hidup.
Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhan akan
sumber daya alam. Apabila ruang tidak mendukungnya, bangsa tersebut
dapat mencari kekayaan alam di luar wilayahnya (ekspansi).
56
Ruang hidup bangsa dan tekanan kekuasaan ekonomi dan sosial yang
rasial mengharuskan pembagian baru dari kekayaan alam di dunia,
Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam perjuangan
mendapatkan ruang hidup.
3. GEOPOLITIK INDONESIA
a) Deklarasi Juanda
57
Indonesia adalah kondisi yang bertentangan dengan kepentingan nasional ba-ngsa
Indonesia. Untuk mewujudkan eksistensi negara Indonesia sebagai Negara
kepulauan tidak dibenarkan adanya laut bebas di antara pulau-pulau yang ada di
Indonesia, maka pada tanggal 13 Desember 1957, Juanda sebagai Perdana
Menteri Indonesia saat itu menyatakan pada dunia tentang menyangkut perairan
wilayah Indonesia, yaitu:
Pernyataan bangsa Indonesia tentang bentuk wilayah NKRI yang bulat dan
utuh, dengan meniadakan Ordonasi 1939, sehingga di antara pulau-pulau di
wilayah Indonesia tidak lagi adanya laut bebas, Penentuan batas-batas negara
Indonesia harus disesuaikan dengan asas negara kepulauan. Pelayaran lalu lintas
damai yang lebih menjamin keselamatan dan keamanan NKRI, dimana kapal-
kapal asing masuk perairan dalam wilayah Indonesia dijamin sebagai dalam
Konferensi Internasional mengenai Hukum Laut Internasional.
58
wilayah ZEE Indonesia sejauh 200 mil dari titik luar air surut. Dalam ZEE
Indonesia memiliki kewenangan :
WAWASAN NUSANTARA
59
pengalaman sejarah yang menumbuhkan kesadaran tentang kemajemukan dan
kebhinekaannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.
Pancasila telah diakui sebagai ideologi dan dasar negara yang terumuskan
dalam pembu-kaan UUD 1945. Pada hakikatnya, Pancasila mencerminkan nilai
keseimbangan, kesera-sian, keselarasan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaan,
kebersamaan dan kearifan dalam membina kehhidupan nasional. Pancasila
merupakan sumber motivasi bagi perjuangan seluruh bangsa Indonesia dalam
tekadnya untuk menata kehidupan di dalam Negara Kes-atuan Republik Indonesia
secara berdaulat dan mandiri. Pancasila sebagai falsafah, ide-ologi bangsa, dan
dasar negara mempunyai kekuatan hukum yang mengikat para penye-lenggara
negara, para pimpinan pe¬merintahan, dan seluruh rakyat Indonesia.
60
Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian
cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi
kepentingan nasional. Hal tersebut berarti bahwa se¬tiap warga bangsa dan
aparatur negara harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh
demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Demikian juga produk yang
dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan
bangsa dan negara Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti
ke¬pentingan daerah, golongan, dan orang per orang.
a. Falsafah Pancasila
• Aspek Sosial Budaya; Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang
masing – masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang
berbeda – beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan
interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar.
61
• Aspek Kesejarahan; Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan
wawasan nasional Indonesia yang diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak
menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara
Indonesia. Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa
Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat
tinggi bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan
untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.
62
• Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan
bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan
sosial”.
Kedudukan (status) wawasan nusantara adalah posisi, cara pandang, dan perilaku
bangsa Indonesia mengenai dirinya yang kaya akan berbagai suku bangsa, agama,
bahasa, dan kondisi lingkungan geografis yang berwujud negara kepulauan,
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Secara hierarki, posisi atau status wawasan
nusantara menempati urutan ketiga setelah UUD 1945. Urutan sistem kehidupan
nasional Indonesia adalah:
8. OTONOMI DAERAH
63
daerah dalam mengelola kegiatan kemasyarakatan atau pemerintahan yang ada di
wilayahnya.
Bahkan dalam UU. No. 22/1999 disebutkan bahwa otonomi daerah berarti
kewenangan daerah otonom, untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri, berdasarkan aspirasi marayakat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Jadi pada hakikatnya, konsep
otonomi daerah atau desentralisasi mengandung pengertian kebebasan untuk
mengambil keputusan, baik yang berhubungan dengan politik maupun
administrasi, menurut prakarsa sendiri untuk kepentingan masyarakat setempat
dengan tetap menghormati peratiuran perundang-undangan nasional.
Dalam kerangka suasana dan kondisi masyarakat Indonesia yang seperti sekarang
ini, otonomi daerah yang sifatnya vertikal menjadi tidak bermakna, karena adanya
berbagai keterbatasan kemampuan pemerintah, untuk mengurusi segala bentuk
kegiatan pemerintahan dan pembangunan masyarakat yang semakin kompleks.
Bahkan dengan sifat otonomi daerah yang vertikal, memungkinkan timbulnya
penguasa- penguasa tunggal (sentralistis) yang ada di daerah. Jadi, otonomi
daerah yang tepat bukan hanya sekedar reorientasi paradigma self local
government menjadi self local governance sebagai yang disitir oleh Stoker (1998)
melalui teori Governance, tetapi juga harus ditindak lanjuti dengan restrukturisasi
pelaksanaan otonomi daerah yang sarat dengan nilai kebebasan (liberty),
partisipasi, demokrasi accountability dan eficiensi
64
BAB VIII
GEOSTRATEGI INDONESIA
65
alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan eksistansi hidup Negara dan
Bangsa dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
2. Menunjang tugas pokok pemerintah Indonesia dalam:
a) Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order)
b) Terwujudunya kesejahteraan dan kemakmuran (walfare and prosperity)
c) Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity)
d) Terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial (yuridical justice and
social justice)
e) Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri (freedom
of the people)
66
ditetapkan sebagai suatu dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia, dan
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh arena itu dalam pengertian ini
Pancasila sebagai suatu dasar filsafat dan sekaligus sebagai landasan ideologis
Ketahanan Nasional Indonesai.
Dalam hubungan dengan realisasi pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara, maka filsafat Pancasila merupakan esensi dari
‘staatsfundamentalnorm, atau pokok kaidah negara yang fundamental.
Konsekuensinya Pancasila merupakan suatu pangkal tolak derivasi dari seluruh
peraturan perundang-undangan di Indonsia, termasuk hukumdasar dan seluruh
sistem hukum positif lainnya. Sementara itu dalam hubungan nya dengan
ketahanan nasional, dalam konsepsi dan seluruh pelaksanaannya harus memiliki
landasan yuridis yang jelas. Atas dasar pengertian inilah maka landasan
konstitusional atau landasan yuridis ketahanan nasional Indonesia adalah UUD
1945, yang bersumber pada dasar falsafah Pancasila.
67
secara terus-menerus secara giat dan berkemauan keras menngunakan segala
kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional.
Identitas merupakan ciri khas suatu negara yang dilihat sebagai suatu totalitas,
yaitu suatu negara yang dibatasi oleh wilayah, penduduk, sejarah, pemerintahan
dan tujuan nasionalnya,serta peranan yang dimainkan di dunia Internasional.
Adapun pengertian lain yang berkaitan dengan integritas adalah kesatuan yang
menyeluruh dalam kehidupan bangsa, baik sosial maupun alamiah, potensial
maupun tidak potensial. Tantangan adalah merupakan suatu usaha yang bersifat
menggugah kemampua, adapun ancaman adalah suatu usaha untuk mengubah
atau merombak kebijaksanaan atau keadaan secara konsepsional dari sudut
kriminal maupun politis. Adapun Hambatan adalah suatu kendala yang bersifat
atau bertujuan melemahkan yang bersifat konseptual yang berasal dari dalam
sendiri. Apabila hal tersebut berasal dari luar maka dapat di sebut sebagai kategori
gangguan.
Berdasarkan pengertian sifat-sifat dasarnya maka ketahanan nasional adalah:
a. Integratif
Hal itu mengandung pengertian segenap aspek kehidupan kebangsaan
dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya, lingkungan alam dan
suasana ke dalam saling mengadakan penyesuaian yang selaras dan serasi.
b. Mawas ke dalam
Ketahanan nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan negara
itu sendiri, untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya. Pengaruh
luarnya adalah hasil yang wajar dari hubungan internasional dengan
bangsa lain.
c. Menciptakan Kewibawaan
Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat integratif
mewujudkan suatu kewibawaan nasional serta memiliki deterrent effect,
yang harus diperhitungkan pihak lain.
d. Berubah menurut waktu
Ketahanan nasional suatu bangsa pada hakikatnya tidak bersifat tetap,
melainkan sangat dinamis. Ketahanan nasional dapat meningkat atau
68
bahkan dapat juga menurun, dan hal itu sangat tergantung kepada situasi
dan kondisi.
69
ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan
dan cita-cita.Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai
kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-
kepercayaan, yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut:
a. Bidang politik
b. Bidang sosial
c. Bidang kebudayaan
d. Bidang keagamaan
Maka ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang
berbasis suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan
bangsa yang bersangkutan pda hakikatnya merupakan asas kerokhanian
yang antara lain memiliki ciri sebagai berikut:
a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
b. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan
dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang
dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan kepada generasi berikutnya.
Dalam panggung politik dunia terdapat berbagai macam ideologi
namun yang sangat besar peranannya dewasa ini adalah ideologi
Liberalisme, Komunisme serta ideologi Keagamaan. Dalam masalah inilah
bangsa Indonesia menghadapi berbagai benturan kepentingan ideologis
yang saling tarik menarik sehingga agar bangsa Indonesia memiliki visi
yang jelas bagi masa depan bangsa maka harus membangun ketahanan
ideologi yang berbasis pada falsafah bangsa sendiri yaitu ideologi
Pancasila yang bersifat demokratis, nasionalistis, religiusitas, humanistis
dan berkeadilan sosial.
Pada era reformasi dewasa ini yang sekaligus era global tarik-
menarik kepentingan ideologi akan sangat mempengaruhi postur
ketahanan nasional dalam bidang ideologi bangsa Indonesia, terutama
banyak kalangan aktivis politik yang justru menjadi budak ideologi asing,
70
sehingga berbagai aktivitasnya akan berpengaruh bahkan sering
melakukan tekanan terhadap ketahanan ideologi bangsa Indonesia.
2. Pengaruh Aspek Politik
a. Pengertian
Dalam kehidupan bernegara, istilah politik memiliki makna
bermacam-macam, dan semuanya itu dapat dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu
Pertama : Politik sebagai sarana atau usaha untuk memperoleh kekuasaan
dan dukungan dari masyarakat dalam melakukan kehidupan bersama. Dengan
demikian politik dapat dikatakan menyangkut kekuatan hubungan (power
relationship). Dengan kata lain, politik mengandung makna usaha dalam
memperoleh, memperbesar, memperluas serta mempertahankan kekuasaan yang
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah politics.
Kedua: Politik dipergunakan untuk menunjuk kepada suatu
rangkaiankegiatan atau cara-cara yang dilakukan untuk mencapai
sesuatutujuan yang dianggap baik.Secara singkat politik dapat diartikan
sebagai suatu kebijakan yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah policy.
Dalam proses reformasi mekanisme lima tahunan yang tretuang dalam
proses politik selama masa orde Baru kurang memberikan ruang kepada
terwujudnya proses demokrasi. Hal ini dilakukan oleh kalangan eksekutif
maupun legislatif dengan melakukan reformasi pada bidang politik, dan
yang palingesensial adalah melakukan reformasi
terhadap Undang0Undang politik tahun 1985, dan diganti dengan Undang-
undang politik no. 4 tahun 1999. Atas dasar Undang-undang politik inilah
para wakil rakyat kita sekarang ini.
Dengan demikian hal-hal yang menyangkut ketahanan nasional bidang
politik meliputi beberapa unsur, antara lain :
1..Menempatkan secara proporsional kedaulatan rakyat didalam kehidupan
negara, dalam arti kesempatan, kebebasan yang menempatkan hak dan
kewajiban, partisipasi rakyat yang menentukan kebijaksanaan nasional.
71
2. Memfungsikan lembaga-lembaga negara, sesuai dengan ketentuan
konstitusi yaitu kedudukan, pearan, hubungan kerja, kewenangan dan
produktifitas.
3. Menegakkan keadilan sosial dan keadilan hukum.
4. Menciptakan situasi yang kondusif, dalam arti memelihara dan
mengembangkan budaya politik.
5. Meningkatkan budaya politik dalam arti luas, sehingga kekuatan sosial
politik sebagai pilar demokrasi dapat melaksanakan hak dan kewajiban
denga semestinya.
6. Memberikan kesempatan yang optimal kepada salura-saluran politik
untuk memperjuangkan aspirasinya secara proporsional. Salura-saluran
politik itu antara lain : Partai politik, media massa, kelompok moral,
kelompok kepentinagn agar tumbuh rasa memiliki, partisipasi dari seluruh
rakyat.
7. Melaksanakan pemilihan umum, secara demokratis secara langsung,
bebas, rahasia.
8. Melaksanakan sosial kontrol yang bertanggung jawab kepada jalannya
pemerintahan negara, walaupun tidak harus menjadi partai oposisi.
9. Menegakkan hukum dan penyelenggarakan keamanan dan ketertiban
masyarakat.
10. Mengupayakan pertahan dan keamanan nasional.
11. Mengupayakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Unsur-unsur tersebut sangat penting direalisasikan demi terwujudnya
ketahanan nasional dalam bidang politik. Namun dalam era reformasi
dewasa ini terdapat bebagai macam perbenturan kepentingan politik dengan
alasan kebebasan, demokrasi , HAM serta pemberantasan KKN, sehingga
tidak menumbuhkan kesadaran bernegara yang positif. Akibatnya
kepentingan nasional sebagai kepentingan rakyat bersama terabaikan, dan
sebagaimana kita lihat sendiri yang menjadi korban adalah rakyat.
Kebijaksanaan negara tidak diarahkan kepada perbaikan kondisi dan nasib
rakyat melainkan sentimen dan persaingan politik yang tidak sehat. Oleh
72
karena itu agar terwujudnya ketahanan politik dalam era reformasi dewasa
ini seluruh lapisan kekuatan sosial politik harus memiliki kesadaran akan
pentingnya bernegara demi terwujudnya kesejahteraan seluruh rakyat.
3. Ketahanan pada Aspek Ekonomi
Ketahanan ekonomi adalah suatu kondisi dinamis kehidupan
perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan, kekuatan
nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan dan dinamika
perekonomian baik yang datang dari dalam maupun dari luar negara
Indonesia, dan secara langsung maupun tidak langsung menjamin
kelangsungan dan peningkatan perekonomian bangsa dan negara Republik
Indonesia yang telah diatur berdasarkan UUD 1945.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan
perekonomian bangsa yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang
sehat dan dinamis, mencipatakan kemandirian ekonomi nasional yang
berdaya saaing tinggi, dan mewujuidkan kemakmuran rakyat yang secara
adil dan merata. Dengan demikian, pembangunan ekonomi diarahklan
kepada menetapnya ketahanan ekonomi melalui suatu iklim usaha yang
sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tersedianya barang
dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta meningkatnya daya
saing dalam lingkup perekonomian global.
Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan
pembinaan berbagai hal, yaitu antara lain:
1) Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh
wilayah negara Indonesia, melaalui ekonomi kerakyatan serta menjamin
kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa
dan negara yang berdasarkan UUD 1945.
2) Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan diri dari :
a) sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan
pelaku ekonomi yang bermodal tinggi dan tidak
memungkinkan berkembangnya ekonomi kerakyatan.
73
b) sistem etatisme, dalam arti negara beserta aparatur ekonomi
negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi
dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.
c) pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam
bentuk monopoli yang merugikan masyarakat dan bertentangan
dengan cita-cita keadilan social
d) . Stuktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling
menguntungkan dalam keselarasan dan keterpaduan antara
sector pertanian perindustrian serta jasa.
e) Pembangunan ekonomi, yang merupakan usaha bersama atas
dasar asas kekeluargaan dibawah pengawasan anggota
masyarakat, memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat
secara aktif. Keterkaitan dan kemitraan antar para pelaku dalam
wadah kegiatan ekonomi, yaitu pemerintah, badan uasaha milik
negara, koperasi badan usaha swasta, dan sector informal harus
di usahakan demi mewujudkan pertumbuhan, pemerataan dan
stabilitas ekonomi.
f) Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasil-hasilnya
senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan
dan keserasian pembangunan antar wilayah dan antar sector.
g) Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan
dinamis untuk mempertahankan serta meningkatkan eksistensi
dan kemandirian perekonomian nasional. Upaya ini dilakukan
dengan memanfaatkan sumber daya nasional secara optimal
serta sarana iptek yang tepat guna dalam menghadapi setiap
permasalahan, dengan tetap memperhatikan kesempatan kerja.
Demikianlah ketahanan ekonomi yang hakikatnya merupakan suatu
kondisi kehidupan perekonomian bangsa berlandaskan UUD 1945 dan dasar
filosofi pancasila, yang menekankan kesejahteran bersama, dan mampu
memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta menciptakan
kemandirian perekonomian nasional dengan daya saing yang tinggi.
74
4. Ketahanan Pada Aspek Sosial Budaya
Wujud ketahanan bidang sosial budaya tercermin dalam kehidupan
sosial budaya bangsa yang mampu membentuk dan mengembangkan
kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air,
berkualitas, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi
dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak
sesuai denngan kebudayaan nasional. Esensi pengaturan dan
penyelenggaraan kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia dengan
demikian adalah pengembangan kondis sosial budaya dimana setiap warga
masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi manusiawinya
berdasarkan pandangan hidup, filsafat hidup dan dasar nilai yang telah ada
dan dimilikinya sejak zaman dahulu kala, yang tertuang dalam filsafat
negara pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan
suatu asas kerohanian yang merupakan pedoman sikap bagi setian tingkah
laku setiap bangsa dan kehidupan kenegaraan Indonesia dan sekaligus akan
merupakan sumber semangat, motivasi serta jiwa bagi akselerasi dalam
setiap praktik kenegaraan, kemasyarakatan dan kebangsaan.
Jikalau kita tinjau kondisi bangsa indoneia pada era reformasi
dewasa ini kondisi ketahanan sosial budaya kita sangat memprihatinkan. Hal
ini dapat kita lihat pada berbagai macam peristiwa yang terjadi di seluruh
wilayah tanah air tercinta ini selama reformasi. Kita bersyukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa bahwa bangsa Indonesia dapat mengenyam
kebebasan melalui reformasi. Namun dalam kenyataannya euphoria
kebebasan itu justru berkembang kearah perpecahan bangsa, berbagai
tragedi penderutaan menimpa bangsa, komplek horizontal, serta penderitaan
anak-anak bangsa semakin bertambah. Misalnya akibat kebebasan yang
tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya bangsa itu berbagai peristiwa
seperti tragedy komplek di Ambon, Poso, Sampit, Kalimantan Barat dan lain
sebagainya mengakibatkan penderitaan rakyat. Sampai saat ini beberapa
rakyat kita hidup di kampong pengungsian, segala harapan musnah, masa
75
depannya tidak jelas, pekerjaan- pekerjaan dan harta bendanya hilang
dirampas oleh kelompok bangsa kita sendiri, dikejar- kejar dan dibantai,
namun pemerintah negara hanya asyik berebut kekuasaan dan
mengembangkan sentimen polotik dengan alasan pemberantasan KKN.
Komnas HAM maupun kalangan LSM sering bertindak tidak adil yaitu tidak
pernah menindak pelanggaran HAM berat yang di lakukan oleh kelompok
masyarakat. Mereka hanya curiga terhadap aparat dan penguasa negara,
hukum tidak diterapkan dengan tegas, kalangan elit politik hanya berdiskusi
penting atau tidak penerapan hukum darurat namun setiap menit, setiap jam
banyak nyawa dibantai dengan tidak berperikemanusiaan.
Hal itu sebagai bukti pada era reformasi saat ini kita tidak
memperhatikan ketahanan bidang sosial budaya, sehingga penafsiran yang
keliru akan kebebasan mengakibatkan konflik dan dimanfaatkan oleh
kelompok masyarakat yang ingin menindas kelompok lainnya, bahkan pada
reformasi dewasa ini telah meledak kasus SARA, yang tatkala zaman Orde
Baru dahulu sering dikritik oleh kalangan elit politik serta LSM, namun
dalam kenyataannya pada saat reformasi dewasa ini benar-benar meledak
dan terjadi. Anehnya sampai saat ini sulit mengatasinya, dan korban terus
berjatuhan.
Dalam hubungan ketahanan bidang sosial budaya harus diingat
bahwa demokrasi harus menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan
masyarakat, tidak hanya politik saja melainkan juga dengan sosial, budaya,
ekonomi bahkan umat beragama. Oleh karena itu, sudah saaatnya kalangan
intelektual kampus mengembangkan ketahanan nasional bukannya untuk
kekuasaan, ideology atau sekelompok penguasa atau bahkan bukan untuk
reformasi melainkan untuk kesejahteraan dan kebersamaan seluruh elemen
bangsa untuk hidup aman, tenteram, damai yang Berketuhanan Yang Maha
Esa dan berkemanusiaan yang adil dan beradab.
5. Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan
a) Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiap siagaan
serta upaya bela negara, yang berii ketangguhan, kemampuan dan
76
kekuatan melalui penyelenggaraan Siskamnas (Sishamkamrata)
untuk menjamin kesinambungan Pembangunan Nasional dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia yang
berdasarkan filsafat Pancasila dan landasan konstitusional UUD
1945.
b) Bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan
dan kedaulatan.
c) Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan
dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan
demi kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara.
d) Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai
harus dilindungi dari segala ancaman dan gangguan agar dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin
segenap lapisan masyarakat Indonesia.
e) Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan
kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat
mungkin dihasilkan oleh industry dalam negri.
f) Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan
pertahanan dan keamanan harus di selenggarakam oleh manusia-
manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana, menghormati HAM,
dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan
damai.kelangsungan hidup dan perkembangan hidup bangsa
memerlukan dukungan manusia-manusia yang bermutu tinggi,
tanggap, tangguh, bertanggung jawab, rela berjuang, dan berkorban
demi kepentingan bangsa dan negara di atas golongan dan pribadi.
g) Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI
berpedoman pada sapta marga yang merupakan penjabaran dari
asas kerohanian negara pancasila. Dalam keadaan damai TNI
dikembangkan dengan kekuatan kecil, profesional, efektif, efisien,
dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan bersenjata
77
dalam wadah Siskamnas ( Sishankamrata) yang strateginya adalah
penangkalan. Sebagai kekuatan inti Kamtibnas, Polri bepedoaman
kepada Tri Brata dan Catur Prasetiya dan dikembangkan sebagai
kekuatan yang mampu melaksanakan penegakan hukum,
pemeliharaan keamanan dan penciptaan ketertiban masyarakat.
h) Kesadaran dan ketaatan masyarakat kepada hukum perlu terus
menerus ditingkatkan.
78
mengeliminir pengaruh tersebut, Ketahanan Nasional Indonesia akan
berhasil. Perwujudan Ketahanan Nasional memerlukan satu kebijakan
umum dan pengambilan kebijakan yang disebut politik dan strategi nasional
( Polstranas).
Deminkianlah letak pentingnya pengaruh aspek pertahanan dan
keamanan nasional dalam mewujudkan cita-cita nasional, terutama kearah
terwujudnya masyarakat yang berkeadilan dan berkemakmuran. Hal ini
menjadi sangat penting sekali terutama pada kondisi bangsa Indonesia yang
sedang melakukan reformasi diberbagai bidang dan kondisi bangsa yang
sedang mengalami krisis multidimensional dewasa ini. Hakikat tujuan
reformasi pada akhirnya adalah perbaikan nasib bangsa agar menjadi lebih
sejahtera, makmur, tenteram, aman dan damai. Hal yang demikian ini dapat
tercapai manakala pertahanan dan keamanan dapat terwujud dengan
proporsional dan memadai.
79
BAB IX
MASYARAKAT MADANI
80
Mahasin (1995) menyatakan bahwa masyarakat madani sebagai terjemahan
bahasa Inggris, civil society. Kata civil society sebenarnya berasal dari bahasa
Latin yaitu civitas dei yang artinya kota Illahi dan society yang berarti
masyarakat. Dari kata civil akhirnya membentuk kata civilization yang berarti
peradaban. Oleh sebab itu, kata civil society dapat diartikan sebagai komunitas
masyarakat kota yakni masyarakat yang telah berperadaban maju.
81
terhadap pemerintah dan pembangunan, dan sekaligus masyarakat sebagai pelaku
ekonomi pasar.
Free public sphere(ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses
penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara
merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta
mempublikasikan informasikan kepada publik.
82
Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang
proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap
lingkungannya.
83
Toleransi dan pluralisme, tak lain adalah wujud civility yaitu sikap kewajiban
pribadi dan sosial yang bersedia melihat diri sendiri tidak selalu benar, karena
pluralism dan toleransi merupakan wujud dari “ikatan keadaban’ ( Bond of
civility), dalam arti masing-masing pribadi dan kelompok dalam lingkunga yang
lebih luas, memandang yang lain dengan penghargaaN, betapapun perbedaan yang
ada tanpa saling memaksakan kehendak, pendapat atau pandangan sendiri.
Indonesia memiliki tradisi kuat civil society (masyarakat madani) bahkan jauh
sebelum negara bangsa berdiri, masyarakat sipil telah berkembang pesat yang
diwakili oleh kiprah beragam organisasi sosial keagamaan dan pergerakan
nasional dalam dalam perjuangan merebut kemerdekaan, selain berperan sebagai
organisasi perjuangan penegakan HAM dan perlawanan terhadap kekuasaan
kolonial, organisasi berbasis islam, seperti Serikat Islam (SI), Hahdlatul Ulama
(NU) dan Muhammadiyah, telah menunjukan kiprahnya sebagai komponen civil
society yang penting dalam sejarah perkembangan masyarakat sipil di Indonesia.
84
Pandangan reformasi sistem politk demokrasi, yakni pandangan yang
menekankan bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah terlalu bergantung
pada pembangunan ekonomi, dalam tataran ini, pembangunan institusi politik
yang demokratis lebih diutamakan oleh negara dibanding pembangunan ekonomi.
85
Penyelenggaraan pendidikan politik (pendidikan demokrasi) bagi warga negara
secara keseluruhan. Pendidikan politik yang dimaksud adalah pendidikan
demokrasi yang dilakukan secara terus-menerus melalui keterlibatan semua unsur
masyarakat melalu prinsip pendidikan demokratis, yakni pendidikan dari, oleh
dan untuk warga negara.
86
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi masyarakat madani, yaitu faktor
pendorong dan faktor penghambat.
Salah satu cara untuk mewujudkan masyarakat madani adalah dengan melakukan
demokratisasi pendidikan. Masyarakat madani perlu segera diwujudkan karena
bermanfaat untuk meredam berbagai tuntutan reformasi dari dalam negeri maupun
tekanan-tekanan politik dan ekonomi dari luar negeri. Di samping itu, melalui
87
masyarakat madani akan muncul inovasi-inovasi pendidikan dan menghindari
terjadinya disintegrasi bangsa.
Untuk mewujudkan masyarakat madani dalam jangka panjang adalah dengan cara
melakukan demokratisasi pendidikan. Demokratisasi pendidikan ialah pendidikan
hati nurani yang lebih humanistis dan beradab sesuai dengan cita-cita masyarakat
madani. Melalui demokratisasi pendidikan akan terjadi proses kesetaraan antara
pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar mengajarnya. Inovasi
pendidikan yang berkonteks demokratisasi pendidikan perlu memperhatikan
masalah-masalah pragmatik. Pengajaran yang kurang menekankan pada konteks
pragmatik pada gilirannya akan menyebabkan peserta didik akan terlepas dari
akar budaya dan masyarakatnya. Demokrasi sendiri adalah suatu bentuk
pemerintahan dengan kekuasaan di tangan rakyat. Dalam perkembangannya,
demokrasi bermakna semakin spesifik lagi yaitu fungsi-fungsi kekuasaan politik
merupakan sarana dan prasarana untuk memenuhi kepentingan rakyat.
Dengan demokrasi, rakyat boleh berharap bahwa masa depannya ditentukan oleh
dan untuk rakyat, sedangkan demokratisasi ialah proses menuju demokrasi.
Tujuan demokratisasi pendidikan ialah menghasilkan lulusan yang merdeka,
berpikir kritis dan sangat toleran dengan pandangan dan praktik-praktik
demokrasi.
88
dengan baik dan menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan keberanian
moral yang tinggi, terbiasa bergaul dengan rakyat, ikut merasa memiliki, sama-
sama merasakan suka dan duka dengan masyarakatnya, dan mempelajari
kehidupan masyarakat. Kelak jika generasi penerus ini menjadi pemimpin bangsa,
maka demokratisasi pendidikan yang telah dialaminya akan mengajarkan
kepadanya bahwa seseorang penguasa tidak boleh terserabut dari budaya dan
rakyatnya, pemimpin harus senantiasa mengadakan kontak dengan rakyatnya,
mengenal dan peka terhadap tuntutan hati nurani rakyatnya, suka dan duka
bersama, menghilangkan kesedihan dan penderitaan-penderitaan atas kerugian-
kerugian yang dialami rakyatnya. Upaya ke arah ini dapat ditempuh melalui
demokratisasi pendidikan. Dengan komunikasi struktural dan kultural antara
pendidik dan peserta didik, maka akan terjadi interaksi yang sehat, wajar, dan
bertanggung jawab.
89
BAB X
OTONOMI DAERAH
Oleh : Sherel Audry Okvita dan Suryanti
Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu autos yang berarti
sendiri dan namos yang berarti undang-undang atau aturan. Dengan demikian,
otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur dan mengurus
rumah tangga sendiri. Sementara dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat 5 Undang-
Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pengartian otonomi
daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya dalam Pasal 1 ayat 6 UU ini
dinyatakan bahwa daerah otonom adalah daerah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.13
13
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta 2016, hlm. 175
90
3. Tugas pembantuan yang berarti penugasan dari pemerintah kepada daerah
atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota atau desa serta
dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas
tertentu.
14
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta 2016, hlm. 176-177
91
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Undang-Undang ini juga menyatakan bahwa daerah otonom adalah kesatuan
masyarakat hokum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal tersebut menunjukkan bahwa makna dasar dari otonomi adalah adanya
suatu kewenangan bagi Pemerintah Daerah untuk menentukan kebijakan-
kebijakan sendiri yang ditujukan bagi perlaksanaan roda pemerintahan daerahnya
sesuai dengan aspirasi masyarakatnya. Pratikno menyatakan bahwa kewenangan-
kewenangan tersebut mengacu pada kewenangan pembuat keputusan didaerah
dalam menentukan tipe dan tingkat pelayanan yang diberikan kepada masyarakat,
dan bagaimana pelayanan ini diberikan dan dibiayai.15
Keberhasilan pelaksanaan Otonomi Daerah akan ditentukan oleh banyak
hal. Riswandha Imawan menyatakan bahwa keberhasilan penyelenggaran
Otonomi Daerah ditentukan oleh :
1. Semakin rendahnya tingkat ketergantungan (degree of dependency) Pemerintah
daerah kepada pemerintah pusat, tidak saja dalam perencanaan tetapi juga dalam
penyediaan dana. Karena suatu rencana pembanguna hanya akan efektif kalau
dibuat dan dilakukan sendiri oleh pemerintah daerah.
15
Pratikno, Perumusan Pola Hubungan Pusat Daerah dalam Rangka Realisasi Otonomi Daerah.
Laporan Penelitian. Fak.Sospol UGM. Yogyakarta 1991.
16
Riswandha Imawan, Dampak Pembangunan nasional terhadap Peningkatan Kemampuan
Daerah. Laporan penelitian. PAU Studi Sosial UGM Yogyakarta 1991.
92
C. Prinsip Otonomi Daerah
Prinsip Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Undang-undang pertama yang mengatur otonomi daerah adalah Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-pokok Tentang Pemerintahan Sendiri di
daerah-daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Dengan demikian prinsip otonomi daerah adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Otonomi Luas
Yang dimaksud otonomi luas adalah kepala daerah diberikan tugas,
wewenang, hak, dan kewajiban untuk menangani urusan pemerintahan yang tidak
ditangani oleh pemerintah pusat sehingga isi otonomi yang dimiliki oleh suatu
daerah memiliki banyak ragam dan jenisnya. Disamping itu, daerah diberikan
keleluasaan untuk menangani urusan pemerintahan yang diserahkan itu, dalam
rangka mewujudkan tujuan dibentuknya suatu daerah, dan tujuan pemberian
otonomi daerah itu sendiri terutama dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, sesuai dengan potensi dan karakteristik masing-masing daerah.
Menurut Penjelasaan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti
daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintah
pusat di luar yang menjadi urusan pemerintah pusat. Daerah memiliki
kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan
peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada
peningkatan kesejahteraan rakyat.
b. Prinsip Otonomi Nyata
Yang dimaksud prinsip otonomi nyata adalah suatu tugas, wewenang dan
kewajiban untuk menangani urusan pemerintahan yang senyatanya telah ada dan
berpotensi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan karakteristik
daerah masing-masing.
c. Prinsip Otonomi yang Bertanggungjawab
93
Yang dimaksud dengan prinsip otonomi yang bertanggung jawab adalah
otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan
pemberian otonomi yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah, termasuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat (Rozali Abdullah, 2007:5).
D. Tujuan Otonomi Daerah
94
BAB XI
KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANG – UNDANGAN INDONESIA
Oleh : Sri Devi, Venny Oktavia, dan Zakia Fitri S.Y
A. Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari bahasa Perancis, constituer, yang berarti membentuk.
Maksud dari istilah ini ialah pembentukan, penyusunan, atau pernyataan akan
suatu negara. Dalam bahasa Latin, konstitusi merupakan gabungan dua kata, yakni
cume, berarti “bersama dengan …”, dan statuere, berarti “membuat sesuatu agar
berdiri” atau “mendirikan, menetapkan sesuatu”. Adapun terjemahan dari istilah
Belanda, grondwet. Kata grond berarti tanah atau dasar, dan wet berarti undang-
undang.
Istilah konstitusi dalam bahasa Inggris memiliki makna yang lebih luas dari
Undang-undang Dasar, yakni keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana
suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat. Menurut Miriam
Budihardjo konstitusi adalah suatu piagam yang menyatakan cita-cita bangsa dan
merupakan dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa. Sedangkan defenisi
menurut pendapat para ahli :
95
4. LJ Van Apeldoorn yang mengatakan, bahwa konstitusi memuat baik peraturan
tertulismaupun peraturan tak tertulis.
Jika merujuk pada pendapat Van Apeldoorn di atas, dimana ia mengatakan bahwa
konstitusi memuat peraturan tertulis dan tidak tertulis maka dapat dikatakan bahwa
konstitusi terbagi dua. Konstitusi tertulis (documentary constitution/written
constitution) adalah aturan-aturan pokok dasar negara,bangunan negara dan tata
negara yang mengatur keperikehidupan suatu bangsa di dalam persekutuan hukum
negara. Sementara konstitusi tidak tertulis/konvensi (nondocumentary constitution)
adalah berupa kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul dalam sebuah negara.
96
4. Pertanggung jawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik) sebagai sendi
utama dari asas kedaulatan rakyat. Keempat cakupan isi konstitusi di atas
merupakan dasar utama bagi suatu pemerintahan yang konstitusional.
Indikator suatu negara atau pemerintahan disebut demokratis tidaklah
tergantung pada konstitusinya.
Tidak ada satupun negara didunia ini yang tidak memiliki konstitus, meskipun negara
tersebut adalah negara monarki atau negara kerajaan, seperti Inggris, Belanda, Jepang
dan lain sebagainya. Negara dan konstitusimerupakan dua lembaga yang tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan lainnya. Artinya, keduanya saling terkait, saling
melengkapi, dan saling membutuhkan. Konstitusi inilah yang pada hakikatnya akan
melindungi hak dan kewajiban dari setiap warga negara dalam hubungannya dengan
sesama manusia atau dengan negara.
97
sebagai alat yang membatasi kekuasaan.
sebagai identitas nasional dan lambang.
sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga suatu negara.
sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social
engineeringatau social reform).
sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control).
fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity).
fungsi simbolik sebagai pusat upacara (center of ceremony)
fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan bangsa (identity
of nation).
98
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dikenal dengan Dokuritsu Junbi
Chosakai yang beranggotakan 62 orang, diketuai oleh Mr. Radjiman
Wedyodiningrat. Tugas pokok badan ini adalah menyusun rancangan Undang-
undang Dasar. Namun dalam praktik persidangannya berjalan berkepanjangan
khususnya pada saat membahas dasar negara.
Persidangan badan ini dibagi dalam dua periode, periode pertama yaitu pada 29
Mei sampai 1 Juni 1945, dan masa kedua dari tanggal 10 Juli sampai 17 Juli 1945.
Dalam kedua masa sidang tersebut, fokus pembicaraan tertuju pada upaya
mempersiapkan pembentukan sebuah negara merdeka. Hal ini terlihat selama
masa persidangan pertama, yang membicarakan mengenai philosofische
grondslag, dasar falsafah yang harus dipersiapkan dalam rangka Indonesia
merdeka . pembahasa mengenai hal-hal teknis tentang bentuk Negara
pemerintahan baru dilakukan dalam masa persidangan kedua dari tanggal 10 Juli
sampai dengan 17 Agustus.
Dalam masa persidangan kedua itulah dibentuk Panitia Hukum Dasar yang
terdiri dari 19 orang dan diketuai oleh Ir.Soekarno. kemudian panitia ini
membentuk Panitia Kecil yang diketui oleh Prof. Dr. Soepomo yang bertugas
untuk menyusun rancangan Undang-Undang Dasar yang kemudian disetujui oleh
BPUPKI. Kemudian setelah pelantikan resmi panitia ini, diadakan sidang PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945, dengan susuna acara untuk menetapkan UUD,
memilih presiden dan wakil presiden, dan lain-lain.
Walaupun UUD 1945 telah resmi disahkan, namun UUD 1945 ini tidak
langsung dijadikan referensi dalam setiap pengambilan keputusan kenegaraan dan
pemerintahan. UUD 1945 pada pokoknya benar-benar dijadikan alat saja untuk
segera mungkin membentuk negara merdeka yaitu Republik Indonesia UUD 1945
memang dimaksudkan sebagai UUD sementara yang memang harus diganti
dengan yang baru apabila negara merdeka sudah berdiri dan keadaan sudah
memungkinkan.
Di akhir sidang I, BPUPKI membentuk panitia kecil yang disebut dengan
Panitia Sembilan. Pada 22 Juni 1945 panitia ini berhasil mencapai kompromi
untuk menyetujui sebuah naskah mukadimah UUD. Hasil Panitia Sembilan ini
99
kemudian diterima dalam siding II BPUPKI tanggal 11 Juli 1945. Soekarno
membentuk panitia kecil pada tanggal 16 Juli 1945 yang diketuai oleh Soepomo
dengan tugas menyusun rancangan Undang-undang Dasar dan membentuk panitia
untuk mempersiapkan kemerdekaan, yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).
100
a. Konstitusi RIS
Dalam keadaan tersdesak, atas pengaruh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
pada tanggal 23 Agustus 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar(Round Table
Conference)di Den Haag. Konferensi ini dihadiri oleh wakil-wakil dari Indonesia
dan Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) serta wakil Nederland dan Komisi
PBB untuk Indonesia. Konferensi ini berhasil menyepakati tiga hal, yaitu:
1. Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat.
2. Penyerahan kedaulatan kepada RIS yang berisikan tiga hal, yaitu: (a)
piagam penyerahan kedaulatan dari Kerajaan Belanda kepada Pemerintahan
RIS; (b) status uni; (c)persetujuan perpindahan.
3. Mendirikan uni antara Republik Indonesia Serikat dengan Kerajaan
Belanda.
101
negara federal dianggap memiliki relevansi sosiologis yang cukup kuat untuk
diterapkan di Indonesia, tetapi terkait dengan kepentingan penjajahan Belanda
maka ide feodalisme menjadi tidak popular. Apalagi, sebagai negara yang baru
terbentuk, Indonesia memang membutuhkan tahap-tahap konsolidasi kekuatan
yang efektif sedemikian rupa, sehingga bentuk negara federasi RIS tidak
berlangsung lama dan bentuk negara kesatuan dinilai jauh lebih cocok untuk
diterapkan.
Untuk menuju langkah mempersiapkan kembali naskah UUD, maka
dibentuklah panitia untuk menyusun kerangkanya.setelah rancangan selesai,
kemudian disahkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat pada tanggal 12
Agustus 1950, dan oleh Dewan Perwakilan rakyat serta Senat Republik Indonesia
Serikat pada tanggal 14 Agustus 1950. Selanjutnya naskah UUD baru ini
diberlakukan secara resmi pada tanggal 17 Agustus 1950 yaitu dengan
diterapkanya Undang-Undang No. 7 Tahun 1950. Undang-Undang Dasar ini
bersifat megganti, sehingga isisnya tidak hanya mencerminkan perubahan dari
bentuk Konstitusi RIS melainkan juga menerangkan mengenai pengganti naskah
Konstitusi RIS dengan Undang-Undang Dasar Sementara(UUDS) 1950. Undang-
Undang ini berisi dua pasal yaitu: (a) ketentuan perubahan Konstitusi RIS menjadi
UUDS 1950; (b) ketentuan mulai tanggal mulai berlakunya UUDS 1950 itu
meggantikan Konstitusi RIS, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Atas dasar
inilah diadakan pemilu pada tahuN 1955, yanga pada akhirnya terbentuk
Konstituante.
Sayangnya Majelis Konstituante ini tidak atau belum sampai berhasil
menyelesaikan tugasnya untuk menyusun Undang-Undang Dasar baru. Maka dari
itu Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959
yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai UUD
Republik Indonesia selanjutnya.
102
dengan Pancasila dan UUD 1945. Artinya, pelaksanaan UUD 1945 pada mas aitu
belum dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Selain itu muncul pertentangan politik dan konflik lainnya yang
berkepanjangan sehingga situasi politik, keamanan dan kehidupan ekonomi
semakin memburuk. Puncak dari situasi tersebut adalah munculnya pemberontakan
G-30-S/PKI yang sangat membahayakan keselamatan bangsa dan negara.
Mengingat keadaan semakin membahayakan, Ir. Soekarno selaku Presiden RI
memberikan perintah kepada Letjen Soeharto melalui Surat Perintah 11 Maret
1966(Supersemar) untik mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi
terjaminnya keamanan, ketertiban, dan ketenangan dan kestabilan jalannya
pemerintah. Lahirnya Supersemar tersebut dianggap sebagai awal masa Orde Baru.
Terlepas dari kontroversi-kontroversi di atas, yang jelas sejak Dekrit5 Juli
1959 sampai sekarang, UUD 1945 terus berlaku dan diberlakukan sebagai hukum
dasar. Sifatnya masih sebagai UUD sementara. Akan tetapi, karena konsolidasi
kekuasaan yang makin lama makin terpusat dimasa Orde Baru, dan siklus
kekuasaan mengalami stagnansi yang statis karena pucuk pemerintahan tidak
mengalami pergantia selama 32 tahun, akibatnya UUD 1945 mengalami proses
skaraklisasi yang irisional selama kurun masa Orde Baru itu. UUD 1945 tidak
boleh tersentuh dengan ide perubahan sama sekali. Padahal, UUD 1945 itu jelas
merupakan UUD 1945 yang bersifat sementara. Semboyan Orde Baru pada masa
itu adalah melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Ternyata tidak. Dilihat dari prinsip demokrasi, prinsip negara hokum, dan keadilan
sosial ternyata masih terdapat banyak hal yang jauh dari harapan. Hamper sama
dengan pada masa Orde Lama, sangan dominannya kekuasaan Presiden dan
lemahnya kontrol DPR terhadap kebijakan-kebijakan Presiden/pemerintah.
Selain itu, kelemahan tersebut trletak pada UUD 1945 itu sendiri, yang
sifatnya singkat dan lewes (fleksibel), sehingga memungkinkan munculnya
berbagai penyimpangan. Tuntutan untuk merubah atau menyempurnakan UUD
1945 tidak memperoleh tanggapan, bahkan pemerintaha Orde Baru bertekat untuk
mempertahankan dan tidak merubah UUD 1945.
103
D. Perubahan Konstitusi di Indonesia
Ada dua model perubahan konstitusi, yaitu renewal (pembaruan) dan
amandemen (perubahan). Renewal adalah sistem perubahan konstitusi dengan
model perubahan konstitusi secara keseluruhan, sehingga yang diberlakukan
adalah konstitusi yang baru secara keseluruhan. Amandemen adalah perubahan
konstitusi yang apabila suatu konstitusi diubah, konstitusi yang asli tetap berlaku.
Amandemen tidak terjadi secara keseluruhan bagian dalam konstitusi asli
sehingga hasil amandemen tersebut merupakan bagian atau lampiran yang
menyertai konstitusi awal.
Menurut Budiardjo, ada empat macam prosedur dalam perubahan konstitusi,
baiak dalam model renewal (pembaruan) dan amandemen, yaitu:
1. Sidang badan legislatif dengan ditambah beberapa syarat, misalnya dapat
ditetapkan kuorum untuk sidang yang membicarakan usul perubahan
Undang-undang Dasar dan jumlah minimum anggota badan legislatif atau
meneimanya.
2. Referendum, pengambilan keputusan dengan cara menerima atau menolak
usulan perubahan masing-masing.
3. Negara-negara bagian dalam negara federal (misalnya, Amerika Serikat,
tiga perempat dari 50 negara-negara bagian harus menyetujui).
4. Perubahan yang dilakukan dalam stuatu konvensi atau dilakukan oleh
suatu lembaga khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan.
104
3. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-undang Dasar, sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-undang Dasar dilakukan
dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
105
7. Undang-undang Dasar dan Perubahan I, II, dan III (9 November 2001-10
Agustus 2002).
8. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan I, II, III, dan IV (10 Agustus
2002).
Sejak lengsernya Orde Baru pada 1998, telah terjadi empat kali perubahan
(amandemen) atas UUD 1945 yaitu Perubahan Pertama pada 1999, Perubahan
Kedua pada 2000, Perubahan Ketiga pada 2002, dan Perubahan Keempat pada
2002. Menurut pakar tata negara Jimly Asshiddiqie, materi UUD 1945 yang asli
telah mengalami perubahan besar-besaran dan dengan perubahan materi yang
dapat dikatakan sangat mendasar. Perubahan Pertama atas UUD 1945 pada 19
Oktober 1999 merupakan tonggak sejarah yang berhasil mematahkan semangat
konservatisme dan romantisme pada sebagian kalangan masyarakat Indonesia
yang beranggapan sangat mensakralkan UUD 1945 sebagai sesuatu yang tidak
bisa disentuh sama sekali ole hide-ide perubahan.
106
secara langsung, pembentukan lembaga negara baru yang meliputi Mahkamah
Konstitusi (MK), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Komisi Yudisial (KY),
serta aturan tambahan untuk Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Perubahan
Keempat UUD 1945 mencakup materi tentang keanggotaan MPR, pemilihan
presiden dan wakil presiden berhalangan tetap, serta kewenangan presiden.
Dalam konteks perubahan UUD terdapat lima unsur penting yang disepakati oleh
panitia ad hoc perubahan UUD 1945, yaitu:
1. Tidak melakukan perubahan atas Pembukaan Undang-undang Dasar 1945
yang meliputi sistematika, aspek kesejarahan, dan orisinalitasnya.
2. Tetap mempertahankan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
3. Mempertegas Sistem Pemerintahan Presidensial.
4. Meniadakan penjelasan UUD 1945 dan hal-hal normatif dalam penjelasan
dimasukkan dalam pasal-pasal.
5. Perubahan dilakukan engan cara penambahan (addendum).
a) Lembaga Legislatif
a. MPR
Dari ketiga lembaga legislatif tersebut posisi MPR merupakan lembaga yang
bersifat khas Indonesia. Menurut Asshiddiqie, keberadaan MPR terkandung nilai-
nilai historis yang cenderung dilihat secara tidak rasional dalam arti jika
kedudukannya sebagai suatu lembaga dihilangkan dapat dinilai menghilangkan
satu pilar penting dalam sistem ketatanegaraan kita yang justru dianggap perlu
dilestarikan.
107
b. DPR
DPR adalah lembaga negara dalam sisten ketatanegaraan Republik Indonesia
yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan
membentuk undang-undang. DPR memiliki fungsi legilasi, anggaran, dan
pengawasan. Di antara tugas dan wewenang DPR, antara lain:
a. Membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk
mendapat persetujuan bersama.
b. Membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintah
pengganti undang-undang.
c. Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang
berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam
pembahasan.
d. Menetapkan APBN bersama presiden dengan memerhatikan
pertimbangan DPD.
e. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta
kebijakan pemerintah.
f. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas
pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaika oleh BPK.
g. Memnerikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang,
membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
h. Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat
i. Dan sebagainya.
108
menyampaikan usul dan pendapat, membela diri, hak imunitas, serta hak
protokoler.
c. DPD
DPD merupakan lembaga baru dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Berdasarkan Perubahan Ketiga UUD 1945, gagasan pembentukan DPD dalam
rangka restrukturisasi parlemen di Indonesia. DPR dimaksudkan untuk mewakili
rakyat, sedangkan DPD dimaksudkan untuk mewakili daerah-daerah. DPD adalah
lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan
wakil-wakil daerah provinsi dan dipilih melalui pemilihan umum yang memiliki
fungsi:
a. Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan
yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu.
b. Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tertentu.
b) Lembaga Eksekutif
Pemerintahan memiliki dua pengertian, yaitu:
a. Pemerintahan dalam arti luas, yaitu pemerintahan yang meliputi
keseluruhan lembaga kenegaraan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif)
b. Pemerintahan dalam arti sempit, yaitu pemerintahan yang hanya berkenaan
dengan fungsi eksekutif saja.
Lembaga eksekutif terdiri dari kepala negara seperti raja, perdana menteri,
atau presiden, beserta menteri-menterinya. Dalam sistem presidensial, menteri-
menteri merupakan pembantu presiden dan langsung dipimpin olehnya,
sedangkan dalam sistem parlementer para menteri dipimpin oleh seorang perdana
menteri. Tugas utama lembaga eksekutif adalah menjalankan undang-undang.
Kekuasaan eksekutif mencakup beberapa bidang:
a. Diplomatik, yakni menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan
negara-negara lain.
109
b. Administratif, yakni melaksanakan undang-undang serta peraturan-
peraturan lain dan menyelenggarakan administrasi negara.
c. Militer, yakni mengatur angkatan bersenjata, menyelenggarakan perang,
serta keamanan dan pertahanan negara.
d. Yudikatif, yakni member grasi, amnesti, dan sebagainya.
e. Legislatif, yakni membuat rancangan undang-undang yang diajukan ke
lembaga legislatif, dan membuat peraturan-peraturan.
Pada UUD 1945 kekuasaan eksekutif dilakukan oleh presiden yang dibantu
oleh wakil presiden yang dalam menjalankan kewajiban negara, seperti yang
tercantum dalam Pasal 1. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menurut
Perubahan Ketiga UUD 1945 Pasal 6A, presiden dan wakil presiden dipilih dalam
satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Sebelum amandemen UUD 1945,
presiden dipilih oleh MPR. Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di
dunia. Presiden dibantu oleh menteri-menteri dalam cabinet, memegang
kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan sehari-hari.
Dengan adanya perubahan (amandemen) UUD 1945 pasca-Orde Baru, presiden
tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR, dan kedudukan antara presiden dan
MPR adalah setara.
110
g. Mengangkat dua dan konsul serta menerima penempatan duta negara lain
dengan memerhatikan pertimbangan DPR.
h. Memberi grasi, rehabilitasi, amnesti, dan abolisi.
i. Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur
dengan UU.
c) Lembaga Yudikatif
Fungsi-fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif dikembangkan sebagai
cabang-cabang kekuasaan yang terpisah satu sama lain. Kekuasaan yudkatif
berpuncak pada kekuasaan kehakiman yang juga dipahami mempunyai dua pintu,
yakni Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Kekuasaan kehakiman
dilaksanakan oleh:
a. Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di bawahnya dalam
lingungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, dan lingkungan peradilan
tata usaha negara.
b. Mahkamah konstitusi
UUD 1945 yang telah diamandemen juga mengintroduksi suatu lembaga baru
yang berkaitan dengan penyelenggaraan kekuasaan kehakiman, yaitu Komisi
Yudisial. Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman mengatur
mengenai badan-badan peradilan penyelenggara kekuasaan kehakiman, asas-asas
penyelenggaraan kekuasaan kehakiman, jaminan kedudukan dan perlakuan yang
sama bagi setiap orang dalam hukum dan dalam mencari keadilan.
a. Mahkamah Agung
111
Mahkamah Agung (MA) adalah salah satu kekuasaan kehakiman di Indonesia.
Sesuai dengan UUD 1945 (Perubahan Ketiga), kekuasaan kehakiman di Indonesia
dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Menurut Undang-
undang Dasar 1945, kewajiban dan wewenang MA antara lain:
a. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh undang-undang.
b. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi.
c. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan
rehabilitasi.
b. Mahkamah Konstitusi
c. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan
112
lainnya. Dibentuknya Komisi Yudisial adalah agar warga masyarakat di luar
struktur resmi lembaga parlemen dapat dilibatkan dalam proses pengangkatan,
penilaian kinerja, dan kemungkinan pemberhentian hakim. Untuk menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim dalam rangka
mewujudkan kebenaran dan keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam menjalankan tugasnya, Komisi Yudisial melakukan pengawasan terhadap:
a. Hakim agung di Mahkamah Agung.
b. Hakim pada badan peradilan di semua lingkungan peradilan yang berada
di bawah Mahkaman Agung seperti Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer, dan badan peradilan lainnya.
c. Hakim Mahkamah Konstitusi.
113
c. Fungsi rekomendatif, yaitu memberikan pertimbangan kepada pemerintah
tentang pengurusan keuangan negara.
G. Tata Urutan Perundang-undangan Indonesia
Di awal 1966, melalui Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 Lampiran 2,
disebutkan bahwa hierarki peraturan perundang-undangan Indonesia sebagai
berikut:
1. Undang-undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR
3. Undang-undang atau peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
4. Peraturan pemerintah.
5. Keputusan presiden.
6. Peraturan-peraturan pelaksanaannya
Selanjutnya, berdasarkan Ketetapan MPR No. III Tahun 2000, tata urutan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia sebagai berikut:
1. Undang-undang Dasar 1945.
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
3. Undang-undang.
4. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
5. Peraturan pemerintah.
6. Keputusan presiden.
7. Peraturan daerah.
114
a. Peraturan daerah provinsi;
b. Peraturan daerah kabupaten/kota; dan
c. Peraturan desa.
BAB XII
HUBUNGAN INTERNASIONAL
115
Internasional biasanya akan terkucil dari pergaulan internasional. Karena
hubungan internasional ini sangat penting yaitu untuk saling memenuhi kebutuhan
hidup bangsa-bangsa atau masyarakat di Negara-Negara yang bersangkutan.
Pelaksanaan Hubungan Internasional oleh suatu bangsa, sangat penting dalam
rangka untuk hal berikut:
116
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Untuk memajukan kesejahteraan sosial
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
1. Persahabatan
2. Persengketaan
3. Permusuhan
4. Peperangan
D. Pola Hubungan Internasional
117
kesejahteraan rakyatnya mereka melakukan hubungan ekonomi,
mengembangkan industri dan bersaing dengan Negara maju di pasar global.
Namun mereka tidak memiliki modal dan teknologi, maka Negara tadi
bergantung kepada modal dan teknologi Negara maju. Pola hubungan ini
dekat dengan neo-kolonoalisme,yaitu Usaha menguasai Negara lain atas
bidang ekonomi, kebudayaan, ideologi atau kemiliteran Negara atau
kawasan tertentu tapi dengan cara mengindahkan proforma kemerdekaan
politis.
c. Sama derajat antar bangsa : Hubungan ini dilakukan dalam rangka
kerjasama dalam rangka untuk mewujudkan kesejahteraan mereka. Pola
hubungan ini sulit dilakukan terutama oleh Negara-Negara atau bangsa-
bangsa yang serba ketinggalan dalam kualitas sumber dayanya, terutama
sumber daya manusianya.
Terkait dengan hubungan sama derajat sila kedua Pancasila mengajarkan
bahwa hubungan antar Negara atau antar Bangsa harus bertolak pada
kodrat manusia. Dalam Pancasila kodrat manusia adalah makhluk ciptaan
Tuhan YME yang merdeka dan sama derajatnya. Oleh karena itu hubungan
antar bangsa harus diwarnai dengan penghormatan atas kodrat manusia
sebagai makhluk yang sederajat, tanpa memandang ideologi, bentuk Negara
dan sistem pemerintahan dari Negara lain itu.
Oleh karena itu Nasionalisme bangsa Indonesia tidak jatuh kepaham
Chauvinisme dan Kosmopolitisme. Chauvinisme adalah paham yang
mengagung-agungkan bangsa sendiri dengan memandang rendah bangsa
lain. Kosmopolitisme adalah pandangan yang melihat kosmos (seluruh
Dunia) sebagai polis (negeri sendiri) sehingga cenderung melupakan
nasionalisme yang sehat dan mengabaikan tugas terhadap bangsanya
sendiri.
Bebas berarti
118
1. Banga Indonesia bebas bergaul dengan bangsa manapun.
2. Dalam pergaulan itu bangsa Indonesia tidak Intervensi atau tidak
mencampuri urusan dalam Negeri Negara lain.
3. Dalam pergaulan itu terjadi saling memberi dan menerima bantuan
dan pertolongan yang tidak mengikat.
Aktif berarti
1. Bangsa Indonesia aktif bekerjasama dengan bangsa lain untuk
perdamaian dunia
2. Bangsa indonesia aktif membela bangsa yang terancam
keberadaan dan kedaulatannya atas dasar persamaan derajat tidak
termasuk intervensi.
Dalam pelaksanaan kerjasama dan hubungan Internasional Presiden
sebagai kepala Negara dibantu oleh Menteri dan Departemen Luar
Negeri serta dibantu oleh para Duta dan Konsul yang diangkat oleh
Presiden dan dibantu oleh Duta dan Konsul Negara lain yang
diterimanya. Pengankatan Duta dan Konsul serta penerimaan Duta
dan Konsul negara lain telah diatur dalam pasal 13 UUD 1945, yang
berbunyi :
a. Diplomasi
Seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar negeri suatu Negara
dalam hubungannya dengan Negara dan bangsa lain.
119
a. Sebagai lambang, prestise Negara pengirim
b. Propaganda
Usaha sistematis untuk mempengaruhi pikiran, emosi demi kepentingan
masyarakat umum. Propaganda : lebih ditujukan kepada warga Negara lain dari
pada pemerintahannya, dan untuk kepentingan Negara yang membuat
propaganda.
c. Ekonomi
Sarana ekonomi umumnya digunakan secara luas dalam hubungan
internasional baik dalam masa damai maupun masa perang. Pada masa tertentu
semua negara harus terlibat dalam perdagangan internasional agar dapat
memperoleh barang yang tak dapat diproduksi dalam negeri., sehingga terjadi
ekspor dan impor.
120
diutamakan bukanlah perang tetapi tindakan preventif dalam hubungan
internasional.
121
BAB XIII
PERJANJIAN INTERNASIONAL
Oleh : Windy Yuliarni, Yeni Febbianti, Yudha Adi Wibowo
122
c. Reciprocitas, yaitu tindakan suatu negara terhadadap negara lain
dapat dibalas secara setimpal baik tindakan positif maupun negatif
d. Courtesy, artinya saling menghormati dan saling menjaga
kehormatan negara
123
corak perjanjian multilateral itu sendiri. Corak perjanjian multilateral yang
bersifat khusus adalah tertutup, mengatur hal-hal yang berkenaan dengan
masalah yang khusus menyangkut kepentingan pihak-pihak yang
mengadakan atau yang terikat dalam perjanjian tersebut. Maka dari segi
sifatnya yang khusus tersebut, perjanjian multilateral sesungguhnya sama
dengan perjanjian bilateral, yang membedakan hanya dari segi jumlah
pesertanya semata. Sedangkan perjanjian multilateral yang bersifat umum,
memiliki corak terbuka.
124
Dari segi prosedur atau tahap pembentukanya Perjanjian Internasional
dibagi ke dalam dua kelompok yaitu:
a. Perjanjian Internasional yang melalui dua tahap.
Perjanjian melalui dua tahap ini hanyalah sesuai untuk masalah-
masalah yang menuntut pelaksanaannya sesegera mungkin diselesaikan.
Kedua tahap tersebut meliputi tahap perundingan (negotiation) dan tahap
penandatanganan (signature).
b. Perjanjian Internsional yang melalui tiga tahap.
Pada Perjanjian Internasional yang melalui tiga tahap, sama dengan
proses Perjanjian Internasionl yang melalui dua tahap, namun pada tahap
ketiga ada proses pengesahan (ratification). Pada perjanjian ini
penandatangan itu bukanlah merupakan pengikatan diri negara
penandatangan pada perjanjian, melainkan hanya berarti bahwa wakil-wakil
para pihak yang bersangkutan telah berhasil mencapai kata sepakat
mengenai masalah yang dibahas dalam perundingan yang telah dituangkan
dalam bentuk naskah perjanjian.
125
b. perjanjian internasional antara negara dan subjek hukum internasional
lainnya
c. perjanjian antarsesama subjek hukum internasional selain negara, yaitu
organisasi internasional dengan organisasi internasional lainnya
126
11. Proses verbal, adalah suatu catatan- catatan atau ringkasan-ringkasan
konferesnsi diplomatik atau catatan – catatan pemufakatanyang tidak
diratifikasi
12. Ketentuan umum (general act), adalah traktat yang bisa bersifat resmi
maupun tidak resmi
13. Ketentuan penutup (final act), adaalah suatu ringkasan hasil konvensi yang
menyebutkan negara peserta, nama utusan yang turut diundang, serta
masalah yang disetujui konvensi.
127
Perundingan untuk merancang perjanjian multilateral melibatkan salah stau
delegasi negara terutama menteri atau bisa juga pejabat negara untuk materi
perjanjian sesuai lingkup masing-masing.
Perumusan Naskah
Seluruh negara yang tergabung dalam perjanjian multilateral berhak secara aktif
untuk ikut dalam perumusan naskah perjanjian
Penerimaan
Penerimaan yang dimaksud adalah setiap anggota negara yang tergaung berhak
menimbang lalu memutuskan apakah naskah perjanjian diterima atau tidak
128
Sebuah negara akan mendapatkan pengakuan umum dari anggota
masyarakat bangsa-bangsa
Perjanjian tersebut akan menjadi sumber hukum internasional
Sebagai sarana untuk mengembangkan kerjasama internasional dan
membangun kedamaian antar bangsa
Mempermudah proses transaksi dan komunikasi antar negara
129
Perjanjian multilateral bukan hanya sekedar hitam diatas putih saja karena
melibatkan berbagai komponen dan materi kesepakatan yang berusaha untuk
saling menguntungkan tanpa adanya dominansi dari salah satu anggota saja.
Sehingga proses perumusannya membutuhkan hasil yang benar-benar matang
agar tidak menimbulkan ketidak optimalan perjanjian.
130