Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Disusun oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya penulis bisa menyelesaikan Tugas Rutin Pendidikan Pancasila.
Penyusunan Tugas Rutin ini penulis mendapatkan kelancaran dalam penulisan
Tugas Rutin ini berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam kelancaran penulisan Tugas Rutin ini.
Dalam penulisan Tugas Rutin ini, penulis telah berusaha menyajikan yang
terbaik. Penulis berharap semoga Tugas Rutin ini dapat memberikan informasi serta
mempunyai nilai manfaat bagi semua pihak. Penulis juga menyadari masih banyak
terdapat kesalahan dalam penulisan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat mebangkitkan semangat untuk melakukan review kembali dengan lebih baik
lagi.
Penulis
1. Makna Pancasila sebagai Dasar Negara
Arti dan Makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa
a. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu
Tuhan yang Maha Esa.
b. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agamanya.
c. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
d. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
e. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam
beribadah menurut agamanya masing-masing.
f. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman
warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan
a. Hakikat sila ini adalah demokrasi.
b. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat,
baru sesudah itu diadakan tindakan bersama.
c. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.
Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan
meningkat.
b. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan
bersama menurut potensi masing-masing.
c. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja
sesuai dengan bidangnya.
Sejarah bangsa Indonesia juga mencatat bahwa rumusan Pancasila yang disahkan
PPKI ternyata berbeda dengan rumusan Pancasila yang termaktub dalam Piagam
Jakarta. Hal ini terjadi karena adanya tuntutan dari wakil yang mengatasnamakan
masyarakat Indonesia Bagian Timur yang menemui Bung Hatta yang
mempertanyakan 7 kata di belakang kata “Ketuhanan”, yaitu “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tuntutan ini ditanggapi secara
arif oleh para pendiri negara sehingga terjadi perubahan yang disepakati, yaitu
dihapusnya 7 kata yang dianggap menjadi hambatan di kemudian hari dan diganti
dengan istilah “Yang Maha Esa”.