Anda di halaman 1dari 39

RESRESUME

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pembimbing : Ade Apriyanto. M. Pd.

Oleh :

Syaeful baharudin

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 1A


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDLATUL ULAMA
INDRAMAYU
2019 M / 1441 H
BAB I

FILSAFAT PANCASILA

A. Pengertian Pancasila
Kata Pancasila berasal dari kata Sansakerta (Agama Buddha) yaitu untuk mencapai
Nirwana diperlukan 5 Dasar/Ajaran, yaitu:

1. Jangan mencabut nyawa makhluk hidup/Dilarang membunuh.


2. Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri
3. Jangan berhubungan badan/Dilarang berjinah
4. Jangan berkata palsu/Dilarang berbohong/berdusta.
5. Jangan mjnum yang menghilangkan pikiran/Dilarang minuman keras.

Pengertian Pancasila Secara Etimologis


Perkataan Pancasil mula-mula terdapat dalam perpustakaan Buddha yaitu dalam Kitab
Tripitaka dimana dalam ajaran buddha tersebut terdapat suatu ajaran moral untuk mencapai
nirwana/surga melalui Pancasila yang isinya 5J.

Pengertian Secara Historis


- Pada tanggal 01 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara.
- Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, kemudian
keesokan harinya 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 termasuk Pembukaannya dimana
didalamnya terdapat rumusan 5 Prinsip sebagai Dasar Negara yang duberi nama Pancasila.

B. Asas-Asas Pancasila
Asas Ketuhanan
Tuhan Yang Maha Esa adalah konsep Tuhan yang universal, Tuhan yang sama dimiliki
oleh semua agama dan kepercayaan.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

1
2

Asas Kemanusiaan
Sila kemanusian Yang Adil dan Beradab Kemanusiaan yang adil dan beradab menunjang
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan, dan berani
membela kebenaran dan keadilan.

Asas Kenegaraan
Sila Persatuan Indonesia Dengan sila persatuan Indonesia, manusia Indonesia
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadi dan golongan.

Asas Kerakyatan
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan. Manusia Indonesia menghayati dan menjungjung tinggi setiap hasil keputusan
musyawarah.

Asas Keadilan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

C. Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara


Ideologi dan dasar negara kita adalah pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila kelima
sila itu adalah

1. Ketuhanan yang maha esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

Mulai tahun 1945, tentara jepang kalah oleh sekutu. Untuk menarik simpati, jepang
memberikan janji kemerdekaan janji ini diucapkan oleh perdana menteri Kaiso pada tanggal
07 September 1944. Karena keadaan jepang terus menerus mendesak, maka pada tanggal 29
April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan bangsa indonesia yaitu janji kemerdekaan
tanpa syarat yang dituangkan dalam maklumat Gunseikan (pembesar tertinggi sipil dari
pemerintah militer jepang di jawa dan madura) No. 23. Dalam maklumat itu sekaligus dimuat
3

dasar pembentikan BPUPKI. Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-
usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintahan jepang untuk dipertimbangkan bagi
kemerdekaan Indonesia. Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 - 1 Juni 1945.

Pada sidang pertama banyak orang yang berbicara dua diantaranya Muhammad Yamin
dan Bung Karno yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara. Muhammad Yamin
mengajukan usul secara lisan dan tertulis.

Selesai sidang pertama pada 01 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk
membentuk panitai kecil tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memriksa
serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI.

Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah
merumuskan rancangan hukum dasar. Pada tanggal 9 agustus dibentuk panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945 jepang menyerah tanpa syarat
kepada sekutu, dan sejak itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia yaitu dengan memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan
mengadakan sidang.

D. Kelebihan Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia adalah
cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya, yaitu
masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan
dirumuskan untuk kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi
pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan
membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya
Pertama, sila Ketuhanan memuat pokok-pokok pikiran bahwa manusia Indonesia
menganut berbagai agama.
Kedua, Nasionalisme Indonesia (maksudnya sila ke-3 dari Pancasila) bukanlah
chauvinisme. Bangsa Indonesia tidak menganggap diri lebih unggul dari bangsa lain.
Ketiga, Internasionalisme (maksudnya sila Kemanusiaan yang adil dan beradab)
menghendaki setiap bangsa mempunyai kedudukan yang sederajat.
4

Keempat, demokrasi (maksudnya sila ke-4 dari Pancasila) telah ada sejak dahulu di bumi
Indonesia meskipun bentuknya beda dengan demokrasi yang ada di Barat.
Kelima, Keadilan Sosial. Pada sila ini terkandung maksud untuk keadilan dan
kemakmuran sosial,
BAB II

IDENTITAS NASIONAL

A. Pengertian Identitas Nasional


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), identitas berarti ciri-ciri atau keadaan
khusus seseorang atau jati diri.1
Dengan demikian identitas menunjuk pada ciri atau penanda yang dimiliki oleh sesorang,
pribadi dan dapat pula kelompok.
Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat dengan
arti jati diri yakni ciri-ciri atau karakeristik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan
yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Pancasila merupakan identitas nasional Indonesia yang unik. Pancasila bukan hanya
identitas dalam arti fisik atau simbol, layaknya bendera dan lambang lainnya. Pancasila adalah
identitas secara non fisik atau lebih tepat dikatakan bahwa Pancasila adalah jati diri bangsa.

Menurut sumber legal-formal, empat identitas nasional pertama meliputi bendera,


bahasa, dan lambang negara serta lagu kebangsaan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bendera negara Sang Merah Putih
2. Bahasa Negara Bahasa Indonesia
3. Lambang Negara Garuda Pancasila
4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
5. Semboyan Negara Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah Negara Pancasila

B. Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional


Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi:
- Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis
- Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, social, politik, dan kebudayaan.

5
6

C. Sejarah Kelahiran Faham Nasionalisme


a. Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Faham Nasionalisme
Nasionalisme timbul karena unsur-unsur sebagai berikut:
A. ikatan rasa senasib dan seperjuangan;
B. bertempat tinggal dalam satu wilayah yang sama;
C. campur tangan bangsa lain (penjajahan) dalam wilayahnya

b. Ciri-Ciri Nasionalisme
Nasionalisme dapat kita kenali dari karakteristiknya. Menurut Drs. Sudiyo, ciri-ciri
nasionalisme adalah sebagai berikut:
 Adanya persatuan dan kesatuan bangsa.
 Adanya organisasi modern yang sifatnya nasional.
 Perjuangan yang dilakukan sifatnya nasional.

c. Bentuk Nasionalisme
Ada beberapa bentuk nasionalisme yang di suatu negara. Adapun beberapa bentuk
nasionalisme tersebut adalah sebagai berikut:
 Nasionalisme Kewarganegaraan
 Nasionalisme Etnis
 Nasionalisme Romantik/Organik/Identitas
 Nasionalisme Budaya
 Nasionalisme Kenegaraan
 Nasionalisme Agama

d. Tujuan Nasionalisme
Sikap nasionalisme di suatu negara memiliki tujuan tertentu. Berikut ini adalah
beberapa tujuan nasionalisme:
 Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.
 Membangun hubungan yang rukun dan harmonis antar individu dan masyarakat.
 Membangun dan mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota masyarakat.
7

e. Contoh Sikap Nasionalisme


Contoh perilaku atau sikap nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari:
 Menjaga ketertiban masyarakat dengan mematuhi aturan yang berlaku.
 Mematuhi dan mentaati hukum negara.
 Bersedia mempertahankan dan memajukan negara.
 Identitas

D. Identitas Nasional Sebagai Karakteristik Bangsa


Karakteristik Identitas Nasional
Karakteristik akan identitas nasional bisa dikatakan sebagai ciri khusus, kebiasaan atau pola
hidup masyarakat yang menempati wilayah tersebut. Untuk Indonesia sendiri memiliki
karakteristik identitas nasional, seperti berikut ini:

1. Kesatuan Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terluas di dunia. Oleh karena itu, setiap
pulau di Indonesia memiliki adat istiadat, bahasa dan kebudayaan yang berbeda-beda. Mulai
dari Sabang sampai Merauke.
2. Persamaan Nasib
Hal ini dibuktikan dengan sejarah yang menegaskan bahwa Indonesia dijajah oleh bangsa
asing dalam waktu yang cukup lama. Kondisi tersebut dirasakan hampir seluruh rakyat
Indonesia pada masa itu.
3. Keinginan Untuk Merdeka
Semua penduduk Indonesia memiliki keinginan untuk sama-sama terbebas dari belenggu
penjajahan, baik penjajahan fisik maupun mental. Bahkan hal ini sudah tercantum di UUD
1945 yang berbunyi “segala bentuk penjajahan di muka bumi ini harus dihapuskan"
BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

A. Pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara

Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan.
Contoh Hak Warga Negara Indonesia;
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di dalam pemerintahan.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu kewajiban untuk
dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas
untuk didapat. Kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga
negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban
tersebut. Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia;
a. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
c. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
d. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia.

Kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945 :


a. Membayar pajak.
b. Membela pertahanan dan keamanan.
c. Menjunjung hukum dan pemerintahan.
d. Ikut serta membela negara.
e. Menghormati hak asasi, dsb.

8
9

Berikut adalah isi dari pasal yang menyatakan hak dan kewajibanwarga Negara
• Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara pada
ayat 2, syarat –syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dgn undang-undang.
• Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam hukum dan
pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
• Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.

Beberapa pengertian tentang warga negara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26
menyatakan: “warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara”.

Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab kemajuan
dan kemunduran suatu negara. Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam
wilayah negara dapat diklasifikasikian menjadi:
a. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
b. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang diberikan oleh
pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor imigrasi.

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2


kriterium.

1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
a. Kriterium kelahiran menurut asas keibu bapaan. Di dalam asas ini, seseorang
memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan orang tuanya,
di manapun ia dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran. Di dalam asas ini, seseorang
memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun
orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.
10

2. Naturalisasi atau pewarganegaraan


Adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu
mempunyai kewarganeraan negara lain.

B. Hak dan Kewajiban Negara/Pemerintah


1. Hak negara atau pemerintah adalah meliputi:
a. Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
b. Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
c. Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.

2. Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945:


a. Melindungi wilayah dan warga negara.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
e. Menjamin kemerdekaan penduduk memeluk agama.
f. Memajukan pendidikan dan kebudayaan.

C. Asas Kewarganegaraan
Di indonesia, siapa-siapa yang menjadi warga negara telah disebutkan di dalam pasal 26
UUD 1945, yaitu:
a. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
b. Syarat-syarat mengenai kewarganeraan ditetapkan dengan undang-undang.

Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU nomor 62 Tahun
1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang pasal 1-nya menyebutkan: Warga
Negara Republik Indonesia adalah:
a. Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan atau perjanjian-perjanjian atau
peraturan-peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah warga negara
Republik Indonesia.
b. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila ayah itu pada
waktu meninggal dunia warga negara RI.
c. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada waktu itu tidak
mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya.
11

d. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan ayahnya.
e. Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak diketahui.

Selanjutnya di dalam Penjelasan Umum UU No. 62 Tahun 1958 ini dikatakan bahwa
kewarganegaraan RI diperoleh:
a. Karena kelahiran;
b. Karena pengangkatan;
c. Karena dikabulkan permohonan;
d. Karena pewarganegaraan;
e. Karena atau sebagai akibat dari perkawinan
f. Karena turut ayah/ibunya;
g. Karena pernyataan.

Selanjutnya di dalam Penjelasan Pasal 1 UU Nomor 62 Tahun ini disebutkan: b, c, d, dan


e. Sudah selayaknya keturunan warga negara RI adalah WNI. Sebagaimana telah diterangkan
di atas dalam bab I huruf a yang menentukan status anak ialah ayahnya. Apabila tidak ada
hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya atau apabila ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan ataupun (selama) tidak diketahui kewarganegaraannya, maka barulah ibunya
yang menentukan status anak itu.
BAB IV

DEMOKRASI INDONESIA

A. Definisi Demokrasi
1. Etimologi
Istilah demokrasi berasal dari perkataan yunani demokratia, arti pokok: demos= rakyat
dan kratos = kekuasaan, jadi kekuasaan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan Negara, dimana
rakyat berpengaruh di atasnya singkatnya pemerintahan rakyat. Pemerintahan demokrassi yang
tulren adalah suatu pemerintahan yang sungguh-sungguh melaksanakan kehendak rakyat yang
sebenarnya.
2. Terminologi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.

Berikut beberapa definisi demokrasi menurut para ahli;


a. Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
b. Charles Costello, demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan
kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi
hak-hak perorangan warga negara.
c. Menurut John L. Esposito, demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk
rakyat. Oleh karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun
mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja lembaga
resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif,
maupun yudikatif.

B. Prinsip-prinsip Demokrasi
1. Prinsip budaya demokrasi
a. Kebebasan : Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama atas kehendak sendiri,
tanpa tekanan dar pihak manapun.

12
13

b. Persamaan : Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam
negara demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar
tidak menimbulkan konflik.
c. Solidaritas : Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan
adanya sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan kepentingan
tiap-tiap masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama.
d. Toleransi : Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat
menenggang (menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang bertentangan atau
berbeda dengan pendirian sendiri.
e. Menghormati kejujran : Kejujuran berarti kesediaan ataketerbukaan untuk menyatakan
suatu kebenaran. Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak.
f. Menghormati penalaran : Peanalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki
pandangan tertentu, membela tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang
lain. Penalaran ini sangat diperlukan bagi terbangunnya solidaritas antarwarga
masyarakat demokratis.
2. Prinsip – prinsip demokrasi yag bersifat universal
a. Keterlibatan warga Negara dalam pembuatan keputusan politik.
b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para warga
negara.
3. Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law) antara lain
sebagai berikut :
a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
b. Kedudukan yang sama dalam hukum.
c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.

C. Demokrasi Pancasila
1. Periode 1966-1998 (Masa Demokrasi Pancasila Era Orde Baru)
Demokrasi pancasila merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan system
presidensial. Landasan formal periode ini adalah pancasila, UUD 1945 dan Tap MPRS/MPR
dalam rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di
14

masa Demokrasi Terpimpin, dalam perkembangannya, peran presiden semakin dominant


terhadap lembaga-lembaga Negara yang lain.
2. Periode 1999- Sekarang (Masa Demokrasi Pancasila Era Reformasi)
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah demokrasi
dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya
dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran
lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan
tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang
jelas.
BAB V

NEGARA DAN KONSTITUSI

A . Pengertian Negara
Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (teritorial) tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan.

Berikut ini pendapat beberapa pakar kenegaraan tentang Negara:


 Aristoteles
Menurut Aristoteles, Negara (polis) adalah suatu persekutuan dari keluarga
dan desa untuk mencapai kehidupan yang sebaik-baiknya.
 Mac Iver
Negara adalah persembatanan (penarikan) yang bertindak lewat hukum yang
direalisasikan oleh pemerintah yang dilengkapi dengan kekuasaan untuk
memaksa dalam satu kehidupan yang dibatasi secara teritorial mempertegak
syarat-syarat lahir yang umum dari ketertiban social.
 Logeman
Negara adalah organisasi kemasyarakatan yang dengan kekuasaannya bertujuan untuk
mengatur dan mengurus masyarakat tertentu.

a. Terdapat beberapa elemen yang berperan dalam membentuk suatu negara.


Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Masyarakat
Masyarakat merupakan unsur terpenring dalam tatanan suatu negara. Masyarakat atau
rakyat merupakan suatu individu yang berkepentingan dalam suksesna suatu tatanan dalam
pemerintahan.

2. Wilayah (teritorial)
Suatu negara tidak dapat berdiri tanpa adanya suatu wilayah.Disamping pentingnya unsur
wilayah dengan batas-batas yang jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang
bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu negara tertentu atau
sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara.Apabila mengeluarkan peraturan

15
16

perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi orang-orang yang berada di


wilayahnya sendiri.
3. Pemerintahan
Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas
semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam wilayah
negara.
4. Pengakuan dari Negara Lain
Pengakuan dari Negara lain diperlukan sebagai suatu pernyataan dalam hubungan
internasional. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya ancaman dari dalam (kudeta) atau
campur tangan Negara lain.

b. Hukum Dasar Tertulis (UUD)


Dasar hukum tertulis adalah Undang- undang Dasar yang menurut sifat dang fungsinya
adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas- tugas pokok cara kerja badan-
badan tersebut. Undang- undang Dasar bersifat singkat dan supel.Undang- undang Dasar 1945
hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal- pasalnya hanya memuat aturan peralihan dan aturan
tambahan. Hal ini mengandung makna:
1) Telah cukup jika undang- undang dasar hanya memuat aturan- aturan pokok.
2) Sifatnya yang supel
3) Memuat aturan- aturan, norma- norma serta ketentuan- ketentuan yang harus dilaksanakan
secara konstitusional
4) Undang- undang Dasar 1945 merupakan peraturan hukum positif tertinggi

c. Hukum Dasar yang tidak Tertulis (Convensi)


Aturan- aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam penyelenggaraan Negara
meskipun tidak tertulis. Hukum dasar tidak tertulis mempunyai sifat- sifat, yaitu:
1) Merupakan kebiasaan berulang kali dalam penyelenggaraan Negara
2) Tidak bertentangan dengan undang- undang dasar dan berjalan sejajar
3) Diterima oleh seluruh rakyat
4) Bersifat sebagai pelengkap

B. Konstitusi
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu “constituer”
(Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi
mengandung makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang
17

negara. Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang yang
menjadi dasar dari segala hukum.

Pada umumnya hukum bertujuan untuk mengadakan tata tertib untuk keselamatan
masyarakat yang penuh dengan konflik antara berbagai kepentingan yang ada di tengah
masyarakat. Beberapa ahli juga mengemukakan pengertian sebagai berikut.
1. E.C. Wade
Konstitusi naskah yang merupakan rangka dan tugas pokok dari badan pemerintahan suatu
Negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.
2. KC Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan system ketata negaraan suatu Negara yang berupa kumpulan
peraturan yang membentuk dan mengatur pemerintahan Negara.
namun tujuan dari konstitusi lebih terkait dengan:
1) Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-masing.
2) Hubungan antar lembaga negara.
3) Hubungan antar lembaga negara (pemerintah) dengan warga Negara.
4) Adanya jaminan atas hak asasi manusia.
5) Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman.

C. Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945 hasil Amandemen 2002


Sistem pemerintahan di Indonesia sebelum dilakukan amandemen dijelaskan secara
terperinci dan sistematis dalam undang- undang dasar 1945. Sistem pemerintahan Negara
Indonesia ini dibagi atas tujuh yang secara sistematis merupakan pertanggung
jawabankedaulatan rakyat oleh karena itusistem Negara ini dikenal dengan tujuh kunci pokok
system pemerintahan,walaupun tujuh kunci pokok menurut penjelasan tidak lagi merupakan
dasar yudiris, namun mengalami perubahan.

D. Negara Indonesia adalah Negara Hukum


Negara Indonesia berdasarkan atas hukum bukan berdasarkan atas kekuasaan belaka
terbukti bahwa pemerintahan dan lembaga- lembaga lainnya dalam melaksanakan tidakan-
tindakan apa pun harus dilandasi oleh peraturan hukum atau dapat dipertanggung jawabkan
secara hukum.
BAB VI

NEGARA HUKUM DAN HAM

A. Makna Indonesia sebagai Negara Hukum


Pernyataan Indonesia sebagai negara hukum tercantum di dalam UUD 1945 yaitu pasal
1 ayat yang berbunyi: “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Hal ini semakin mempertegas
kepada seluruh masyarakat bahwa Indonesia adalah negara hukum, sehingga rakyat wajib
untuk menaati aturan yang berlaku.
Menurut Plato, negara hukum adalah negara yang memiliki cita-cita untuk mengejar
kebenaran, kesusilaan, keindahan dan keadilan. Sedangkan menurut Aristoteles, negara hukum
adalah negara yang berdiri atas hukum yang menjamin keadilan bagi seluruh warga negaranya.

a. Prinsip-prinsip negara hukum Indonesia menurut UUD 1945;


1. Norma hukumnya bersumber pada pancasila sebagai dasar dan adanya hierarki jenjang
norma hukum.
2. Prinsip persamaan kedaulatan dalam hukum dan pemerintah (pasal 27A ayat 1 UUD
1945).
3. Adanya orang pembentuk UU ( DPR dan Presiden )
4. Sistem pemerintahan adalah Presidensil.
5. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain ( eksekutif ).
6. Hukum berfungsi melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
7. Adanya jaminan akan HAM dan kewajiban dasar manusia (28A-28J UUD 1945)

B. Subtansi HAM dalam Pancasila


Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu
karakteristik hak asasi manusia adalah bersifat universal. Artinya, hak asasi merupakan hak
yang di miliki oleh setiap manusia di dunia tanpa membeda-bedakan suku bangsa, agama, ras
maupun golongan. Oleh karena itu, setiap negara wajib menegakkan HAM.

18
19

Nilai-nilai pancasila dapat di kategorikan menjadi tiga, yaitu :


1. Hak Asasi Manusia dalam nilai ideal sila-sila Pancasila
Nilai dasar/nilai ideal pancasila adalah nilai dasar yang relatif tetap (tidak berubah)
yang berada dalam pembukaan UUD 1945.
2. Hak Asasi Manusia dalam nilai instrumental sila-sila Pancasila
Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nila-nilai dasar yang sifatnya lebih
khusus. Pada umumnya berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional mulai dari UUD
sampai dengan peraturan daerah. Peraturan perundang-undangan yang menjamin HAM,
ialah diantarannya :
1) UUD 1945 terutama pasal 28A-28J
2) UU No. 5 Tahun 1998 tentang konvensi menentang penyiksaan tentang
perlakuan/ penghukuman yang kejam, tidak manusiawi/merendahkan martabat
manusia nilai praksis sila-sila Pancasila
3) UU Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
4) Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2002 tentang tata cara perlindungan
pemerintah terhadap korban dan saksi dalam pelanggaran HAM berat
5) Keputusan presiden no. 50 tahun 1993 tentang komnas HAM
3. Hak Asasi Manusia dalam nilai praksis sila-sila Pancasila
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai insrtrumental suatu pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari. pada beberapa aspek hak individu maupun kelompok sesuai
dengan UU No 39 Tahun 1999 yang mengatur tentang HAM, dengan tujuan untuk
membuat HAM semakin dihormati dan diakui oleh segenap masyarakat dan
pemerintah.

C. Upaya Penegakan HAM di Indonesia


Upaya upaya pemerintahan dalam penegakan HAM di Indonesia pada hakikatnya
memang telah dilaksanakan semaksimal mungkin menitikberatkan pada beberapa aspek hak
individu maupun kelompok sesuai dengan UU No 39 Tahun 1999 yang mengatur tentang
HAM.
1) Pencegahan pelanggaran HAM merupakan upaya pemerintah dan masyarakat dalam
menciptakan kondisi dan kondusif dalam penghormatan HAM secara persuasif, yaitu:
a. Menciptakan tata perundang-undangan ham secara lengkap dan jelas.
b. Menciptakan lembaga lembaga terkait dengan proses pengawasan serta pemantauan
ham.
20

2) Upaya pemerintah dalam menindak pelanggaran HAM berdasarkan ketentuan hukum


yang berlaku adalah sebagai berikut:
a. Adanya pelayanan, pendampingan, advokasi hukum, konsultasi bagi masyarakat
yang tengah menghadapi kasus berkaitan dengan ham
b. Penerimaan pengaduan kasus pelanggaran ham dari korban
c. Dilakukannya investigasi dengan cara melakukan pencarian data,informasi
informasi serta fakta terkait dengan peristiwa yang tengah berlangsung
dimasyarakat.
BAB VII

WAWASAN NUSANTARA

A. Pengertian Wawasan Nusantara


Secara harfiah, wawasan adalah tinjauan atau cara pandang. Sedangkan, nusantara
merupakan bangsa Indonesia itu sendiri, yaitu negara yang terdiri dari banyak pulau, wilayah
perairan yang sangat luas, serta kebudayaan yang beragam.
Wawasan nusantara bisa diartikan sebagai cara pandang serta bagaimana Indonesia
bersikap sebagai bangsa yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Cara pandang ini pun
harus berdasarkan ideologi dan konstitusi yang ada, yaitu Pancasila serta UUD 1945.
menurut para ahli;
a. Wan Usman
Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
tanah airnya sebagai negara kepulauan yang memiliki aspek kehidupan yang sangat
beragam.
b. Kelompok Kerja Lembaga Pertahanan Nasional (LEMHANAS) 1999
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya yang sangat beragam dan strategis.

B. Konsep Dasar Wawasan Nusantara


1) Aspek Historis
Bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu dengan wilayah yang
utuh, karena:
a. Pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah.
b. Pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah.
2) Aspek Geografis,Geopolitik dan Geostrategis
a. Aspek Geografis
Dari aspek geografis dan sosial budaya, Indonesia adalah negara dengan wilayah
dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen.
b. Aspek Geopolitik
Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo = bumi, politik = esensinya
adalah kekuatan. Jadi, “geopolitik berarti kekuatan yang didasarkan pada

21
22

pertimbangan-pertimbangan letak bumi sebagai wilayah hidup.


c. Aspek Geostrategis
Keadaan dan letak negara Indonesia pada posisi silang memberikan pengaruh
terhadap segenap kehidupan bangsa.
3) Kepentingan Nasional
Sebagai bangsa yang telah bernegara, bangsa Indonesia selalu berusaha
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Penyelenggaraan kelangsungan hidup itu
dipandang sebagai suatu kebulatan yang utuh menyeluruh sesuai prinsip kesatuan dan
keseimbangan Pancasila.Penyelenggaraan kelangsungan hidup sesuai dengan prinsip
Pancasila itu merupakan penyelenggaraan dan jaminan atas kepentingan Indonesia.

C. Hakikat Geopolitik Sebagai Bagian dari Wawasan Nusantara


Hakikat geopolitik selain dapat dimaknai sebagai ilmu (teori), wawasan atau cara
pandang, konsepsi. ataupun keadaan tertentu, namun sejatinya ia adalah alat serta strategi
sebuah negara bangsa dalam rangka menetapkan program dan kebijakan (politik) terutama
politik luar negeri berbasis geografi dan local wisdom daripada bangsa tersebut agar mampu
dan tetap survive di muka bumi.

C. Pentingnya Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional.


Proses pembentukan bangsa Indonesia diawali oleh keinginan untuk lepas dari
penjajahan dan ingin memiliki kehidupan yang lebih baik bebas dari penindasan dan bebas
untuk melakukan apa yang diinginkan sebagai sebuah bangsa yang dibalut dalam rasa
Nasionalisme. kemudian Kerangka cita-cita Nasional (bangsa) tersebut terangkum apik dalam
pembukaan UUD 1945, dengan Negara republik Indonesia sebagai pengemban amanah dari
kedaulatan rakyat Indonesia. Pertumbuhan wawasan kebangsaan Indonesia bersifat unik dan
tidak dapat disamakan dengan pertumbuhan nasionalisme bangsa lain.

D. Implementasi Wawasan Nusantara di era Global.


Implementasi wawasan nusantara bertujuan untuk menerapkan wawasan nusantara dalam
kehidupan sehari-hari yang mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan
nasional;
1. Implementasi dalam Kehidupan Politik
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan
nusantara, yaitu:
23

 Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang - undang, seperti UU Partai
Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden.
 Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai
denga hukum yang berlaku.
2. Implementasi dalam Kehidupan Ekonomi
 Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi
khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan
minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar.
 Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.
3. Implementasi dalam Kehidupan Sosial dan Budaya
 Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda,
dari segi budaya, status sosial, maupun daerah.
 Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta
dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional
maupun daerah.
4. Implementasi dalam Kehidupan Pertahanan dan Keamanan
Membagun TNI Profesional merupakan implementasi dalam kehidupan pertahanan
keamanan.
 Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan
kepada setiap warga negara untuk berperan aktif.
 Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi
ancaman bagi daerah lain.
 Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia.
BAB VIII

KETAHANAN NASIONAL

A. Pengertian Ketahanan Nasional


Ketahanan nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan untuk
menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan
mencapai tujuan nasional. Ketahanan nasional juga dapat diartikan dari aspek berikut :
1. Kedudukan
2. Fungsi
3. Konsepsi Ketahanan Nasional
Fungsi Ketahanan Nasional;
1. Daya Tangkal
Ini adalah fungsi dasar dimana ketahanan nasional memang diperuntukan untuk
mengankal apapun yang besifat menyakiti dan memberi dampak negative.
2. Dasar dan Arahan
Ini merupakan dasar dan pengarah yang dimiliki leh negar untuk mengontrol
apapun yang masuk dan akan mengefek pada perkembangan Negara.
3. Pola Fikir
Ini merupakan salah satu pemersatu dari pola fikir yang akan menjadi hal yang
wajib hukumnya untuk mensatukan segala jenis masalah dan perbedaan pendapat.

B. Prinsip – Prinsip Ketahanan Nasional Indonesia


1. Setiap warga negara Indonesia berhak dan wajib ikut serta dalam membela
negara serta.
2. Cinta perdamaian merupakan prinsip Bangsa Indonesia.
3. Menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik luar negeri bebas aktif.
4. Ketahanan nasional disusun bedasarkan prinsip demokrasi.

C. Unsur – Unsur Ketahanan Nasional


Ada 2 (dua) faktor yang memberikan kekuatan bagi suatu negara, yaitu :
a. Faktor-faktor yang relatif stabil (stable factors): geografi dan sumber daya alam

24
25

b. Faktor-faktor yang relatif berubah (dinamic factors): kemampuan industri, militer,


demografi, karakter nasional, moral nasional, kualitas diplomasi dan kualitas
pemerintah.

Unsur – Unsur Ketahanan Nasional Indonesia dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri
atas Trigatra dan Pancagatra.
1. Trigatra adalah aspek alamaiah dalam unsur ketahanan Nasional Indonesia yang terdiri
dari :
a. Posisi dan Lokasi Geografi Negara
b. Keadaan dan Kekayaan Alam (SDA)
c. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
2. Pancagatra adalah aspek sosial dalam unsur Ketahanan Nasional Indonesia, yang
terdiri dari :
a. Aspek Ideologi
b. Aspek Politik
c. Aspek Ekonomi
d. Aspek Sosial Budaya
e. Aspek Pertahanan dan Keamanan
D. Model Ketahanan Nasional
1. Model Morgenthau
Model Ini Bersifat Deskriptif Kualitatif Dengan Jumlah Gatra Yang Cukup
Banyak. Bila Model Lemhannas Berevolosi Dari Observasi Empiris Perjalanan
Perjuangan Bangsa, Maka Model Ini Diturunkan Secara Analisis.
2. Model Alfred Thayer Mahan
Dalam Bukunya The Influence Seapower On History, Alfred Thayer Mahan
Mengatakan Bahwa Kekuatan Nasional Suatu Bangsa Dapat Dipenuhi Apabila Bangsa
Tersebut Memenuhi Unsur-Unsur Letak Geografi.
3. Model Cline
Model Cline Yang Melihat Suatu Negara Dari Luar Sebagaimana Dipersepsikan
Oleh Negara Lain. Baginya Hubungan Antar Negara Pada Hakikatnya Amat
Dipengaruhi Oleh Persepsi.
BAB IX

OTONOMI DAERAH

A. Pengertian otonomi daerah


Otonomi Daerah berasal dari bahasa yunani yaitu authos yang berarti sendiri dannamos
yang berarti undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan sebagai
kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri.
Otonomi dalam makna sempit dapat diartikan sebagai “mandiri”. Otonomi daerah
dengan demikian berarti kemandirian suatu daerah dalam kaitan pembuatan dan pengambilan
keputusan mengenai kepentingan daerahnya sendiri.
Beberapa pendapat ahli yang dikutip Abdulrahman (1997) mengemukakan bahwa:
1. F. Sugeng Istianto, mengartikan otonomi daerah sebagai hak dan wewenang untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga daerah.
2. Ateng Syarifuddin, mengemukakan bahwa otonomi mempunyai makna kebebasan atau
kemandirian tetapi bukan kemerdekaan (tidak terikat atau tidak bergantung kepada orang
lain atau pihak tertentu).
Adapapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut
a. Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.
b. Pengembangan kehidupan demokrasi.
c. Keadilan nasional.
d. Pemerataan wilayah daerah.

B. Urgensi Otonomi Daerah

Ada beberapa alasan mengapa kebutuhan terhadap desentralisasi di Indonesia saat ini
dirasakan sangat mendesak. Kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini sangat terpusat di
Jakarta. Sementara itu pembangunan di beberapa wilayah lain di lalaikan. Pembagian kekayaan
secara tidak adil dan merata. Kesenjangan sosial (dalam makna seluas-luasnya) antara satu
daerah dengan daerah lain sangat terasa.

C. Bentuk Otonomi Daerah


1. Otonomi Organik
Otonomi organik atau rumah tangga organik Otonomi bentuk ini pada dasarnya
menentukan bahwa urusan-urusan yang menyangkut kepentingan daerah diibaratkan

26
27

sebagai organ-organ kehidupan yang merupakan suatu sistem yang menentukan mati
hidupnya manusia.

2. Otonomi Formal
Otonomi formal atau rumah tangga formal Otonomi bentuk ini adalah apa yang
menjadi urusan otonomi tidak dibatasi secara positif. Satu-satunya pembatasan adalah
daerah otonom yang bersangkutan tidak boleh mengatur apa yang telah diatur oleh
perundangan yang lebih tinggi tingkatannya.

3. Otonomi Materiil
Otonomi materiil atau rumah tangga materiil Dalam otonomi bentuk ini kewenangan
daerah otonomi dibatasi secara positif yaitu dengan menyebutkan secara limitatif dan
terinci atau secara tegas apa saja yang berhak diatur dan diurusnya.

4. Otonomi Riil
Otonomi riil atau rumah tangga riil Otonomi bentuk ini merupakan gabungan antara
otonomi formal dengan otonomi materiil.

Beberapa faktor-faktor yang menetukan prospek otonomi daerah, diantaranya, yaitu:


1. Faktor Pertama adalah faktor manusia sebagai subyek penggerak (faktor dinamis)
dalam peenyelenggaraan otonomi daerah.
2. Faktor kedua adalah faktor keuangan yang merupakan tulang punggung bagi
terselenggaranya aktivitas pemerintahan Daerah.
3. Faktor ketiga adalah faktor peralatan yang merupakan sarana pendukung bagi
terselenggaranya aktivitas pemerintahan daerah.

D. Landasan Hukum Otonomi Daerah


Di Indonesia, dasar hukum untuk pelaksanaan otonomi daerah meliputi:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Keputusan MPR RI No. XV / MPR / 1998
3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974
4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
BAB X

INTEGRASI NASIONAL

A. Integrasi Nasional dan Pluralitas Masyarakat


Integrasi Nasional
Integrasi nasional terdiri dari istilah integrasi dan nasional. Integrasi berasal dari bahasa
Inggris” integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi memiliki dua
pengertian, yaitu (a) pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu
sistem sosial tertentu dan (b) membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.

B. Jenis-jenis Integrasi
Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) lebih cocok menggunakan istilah integrasi
politik daripada integrasi nasional. Menurutnya integrasi politik adalah penyatuan masyarakat
dengan sistem politik. Integrasi politik dibagi menjadi lima jenis, yakni:
1. Integrasi bangsa adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam
satu kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas nasional.
2. Integrasi wilayah yaitu pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-
unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok kelompok sosial budaya
masyarakat tertentu.
3. Integrasi nilai yakni adanya persetujuan atau konsensus terhadap nilai- nilai bersama
yang diperlukan untuk memelihara nilai sosial.
4. Integrasi elit-massa adalah kemampuan menghubungkan antara yang memerintah dengan
yang diperintah, antara penguasa dengan rakyat.
5. Integrasi tingkah laku yakni kemampuan orang-orang di dalam masyarakat untuk
berorganisasi, bekerja sama demi mencapai tujuan bersama dan yang bermanfaat.

Menurut Pierre L. van den Berghe masyarakat majemuk memiliki karakteristik (Nasikun, 1993:
33):
a. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang seringkali memiliki
sub-kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-
komplementer.

28
29

c. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggotanya terhadap nilai- nilai yang
bersifat dasar.
d. Secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain.
e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan
dalam bidang ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.

Masyarakat Indonesia sangat unik yang ditandai dengan dua ciri, yakni:
 secara horizontal yang ditandai dengan kenyatan kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan-perbedaan suku bangsa , perbedaan agama, adat, serta perbedaan-perbedaan yang
bersifat kedaerahan.
 secara vertikal masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan
vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.

C. Strategi Integrasi
Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang baik, ada beberapa strategi
ditempuh, yaitu:
1. Stategi Asilmilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi
satu kebudayaan yang baru, di mana dengan percampuran tersebut maka masing-masing unsur
budaya melebur menjadi satu.
2. Strategi Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga
memunculkan kebudayaan yang baru, di mana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih
tampak dalam kebudayaan baru tersebut.
3. Strategi Pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan dalam
masyarakat. Paham pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan memberi
kesempatan pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk hidup dan
berkembang.

D. Integrasi Nasional Indonesia


1. Dimensi Integrasi Nasional
Integrasi nasional dapat kita lihat dari dua dimensi, yaitu secara vertikal dan horizontal.
Dimensi vertikal dari integrasi nasional berupaya utnuk menyatukan persepsi, keinginan, dan
harapan yang ada antara elit dan massa atau antara pemerintah dengan rakyat.
30

Dimensi horizontal dari integrasi nasional adalah dimensi yang berkaitan dengan upaya
mewujudkan persatuan di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat, baik itu
perbedaan wilayah, suku, agama, perbedaan budaya dan perbedaan-perbedaan lainnya.

2. Mewujudkan Integrasi Nasional Indonesia


Salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang dan negara yang
majemuk termasuk negara Indonesia dalam mewujudkan keutuhan nasionalnya adalah masalah
primordialisme yang masih kuat. Titik pusat goncangan primordial biasanya berkisar pada
beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), bahasa, daerah,
agama, dan kebiasaan. Keberadaan suatu negara berada dalam dua tarikan sekaligus, yaitu
tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mangabaikan batas-batas negara-bangsa,
dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang sempit seperti
ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan.

Nasionalisme sebagai karakter semakin diperlukan dalam menjaga harkat dan martabat
bangsa di era-globalisasi karena gelombang “peradaban kesejagatan” ditandai oleh semakin
kaburnya batas-batas teritorial negara akibat gempuran informasi global yang nyaris tanpa
hambatan yang dihadirkan oleh jaringan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan keadaan
yang ada potensi konflik sangat besar terjadi, baik secara vertikal maupun secara horizontal.
Sejak zaman reformasi tidak pernah lepas konflik yang bersifat kedaerahan yang ingin
memisahkan diri dengan dengan NKRI. Sedangkan dari segi horizontal dimensi horizontal,
sering pula dijumpai adanya gejolak atau pertentangan di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat, baik konflik yang bernuansa ras, kesukuan, keagamaan, atau antar golongan.

E. Syarat Integrasi
Syarat keberhasilan suatu integrasi;
a. Anggota –anggota masyarakat merasa bahwa mereka saling mengisi dengan kebutuhan yang
satu dan yang lainnya.
b. Terciptannya kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
dilestarikan dan dijadikan pedoman.
c. Norma-norma dan nilai sosial dijadikan aturan baku dalam proses integrasi sosial.
31

F. Faktor Pembentuk Integrasi


a. Faktor pembentuk integrasi nasional;
1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah sebagai
bangsa yang pernah dijajah.
2. Adanya ideologi negara yang tercermin dalam symbol negara yaitu Garuda Pancasila dan
semboyan Bhineka Tunggal Ika.
3. Adanya keinginan untuk bersatu dan tekat yang kuat masyarakat Indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.

b. Faktor penghambat integrasi


1. Kurangnya penghargaan dan perhatian terhadap kenyataan bahwa bangsa Indonesia
sebagai bangsa majemuk yang heterogen.
2. Kurangnya toleransi antar golongan.
3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari
luar.

BAB XI
Korupsi Di Indonesia

A.Pengertian Korupsi

Korupsi berasal dar2i bahasa Latin: Corruption dari kata kerja corrumpereberarti
busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok. Menurut Transparency International
adalah perilaku pejabat publik, baik politikus/ politisi maupun pegawai negeri, yang secara
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya,
dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi secara harfiah berarti: buruk, rusak, suka
memakai barang (uang) yang dipercayakan padanya, dapat disogok (melalui kekuasaannya
31

untuk kepentingan pribadi). Adapun arti terminologinya, korupsi adalah penyelewengan atau
penggelapan (uang negara atau perusahaan) untuk kepentingan pribadi atau orang lain.

B. Penyebab Terjadinya Korupsi


1. Aspek Individu
Apabila dilihat dari segi si pelaku korupsi, sebab - sebab dia melakukan korupsi dapat berupa
dorongan dari dalam dirinya, yang dapat pula dikatakan sebagai keinginan, niat, atau
kesadarannya untuk melakukan. Sebab - sebab seseorang terdorong untuk melakukan korupsi
antara lain sebagai berikut:
a) Sifat Tamak Manusia
b) Moral Yang Kurang Kuat Menghadapi Godaan
c) Penghasilan Kurang Mencukupi Kebutuhan Hidup
d) Kebutuhan Hidup Yang Mendesak
e) Gaya Hidup Konsumtif Gaya hidup yang konsumtif
f) Malas Atau Tidak Mau Bekerja Keras
g) Ajaran - Ajaran Agama Kurang Diterapkan Secara Benar

2. Aspek Organisasi
Organisasi yang menjadi korban korupsi atau dimana korupsi terjadi biasanya memberi andil
terjadinya korupsi karena membuka peluang atau kesempatan untuk terjadinya korupsi.
Diantara penyebabnya adalah :

a) Kurang Adanya Teladan Dari Pemimpin Dalam organisasi,


b) Tidak Adanya Kultur Organisasi Yang Benar
c) Sistem Akuntabilitas di Instansi Pemerintah Kurang Memadai
d) Kelemahan Sistem Pengendalian Manajemen Pada organisasi
e) Manajemen Cenderung Menutupi Korupsi Di Dalam Organisasinya

3.Aspek Masyarakat Tempat Individu dan Organisasi Berada

a) Nilai-Nilai Yang berlaku Di Masyarakat Ternyata Kondusif Untuk Terjadinya Korupsi


Korupsi
b) Masyarakat Kurang Menyadari Bahwa Yang Paling Dirugikan Oleh Setiap Praktik Korupsi
31

c) Masyarakat Kurang Menyadari Bahwa Masyarakat Sendiri Terlibat Dalam Setiap Praktik
Korupsi
d) Masyarakat Kurang Menyadari Bahwa Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Hanya
Akan
Berhasil Kalau Masyarakat Ikut Aktif Melakukannya
Alatas menjelaskan beberapa hal yang menjadi penyebab korupsi, antara lain, yaitu:
a)Lemahnya/ tidak adanya kepemimpinan yang berpengaruh dalam “menjinakkan” korupsi
b)Kurangnya pendidikan agama dan etika
c)Konsumerisme dan globalisasi
d)Kurangnya pendidikan
e)Kemiskinan
f)Tidak adanya tindak hukuman yang keras
g)Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku anti korupsi
h)Struktur pemerintahan
i)Perubahan radikal/transisi demokrasi Sementara,berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan
oleh bagian Litbang Harian Kompas menunjukkan bahwa penyebab perilaku korupsi, yaitu:
a)Didorong oleh motif-motif ekonomi, yakni ingin memiliki banyak uang dengan cara cepat
meski memiliki etos kerja yang rendah.
b)Rendahnya moral
c)Penegakan Hukum Lemah

Jenis - Jenis Korupsi

korupsi ke dalam tujuh jenis yang berlainan, yaitu:32


1.Korupsi transaktif (transactive corruption),
2. Korupsi yang memeras (extortive corruption),
3. Korupsi investif (investive corruption),
4.Korupsi perkerabatan (nepotistic corruption)
5.Korupsi defensive (defensive corruption),
6.Korupsi otogenik (autogenic corruption)
31

7. Korupsi dukungan (supportive corruption), adalah korupsi yang dilakukan untuk


memperkuat korupsi yang sudah ada. Korupsi dilihat dari proses terjadinya perilaku korupsi
dapat dibedakan dalam tiga bentuk: 33
1. Graft, yaitu korupsi yang bersifat internal.
2. Bribery(penyogokan, penyuapan),
3. Nepotism, yaitu tindakan korupsi berupa kecenderungan pengambilan keputusan yang
tidak berdasar pada pertimbangan objektif,
a. Korupsi individualis,
b. Korupsi sistemik,

C. Dampak dari Tindakan Korupsi

Dampak korupsi yang lain bisa berupa:


1.Runtuhnya akhlak, moral, integritas, dan religiusitasbangsa.
2.Adanya efek buruk bagi perekonomian negara.
3.Korupsi memberikontribusi bagi matinya etos kerja masyarakat.

D. Upaya Pencegahan

1. Penanaman Semangat Nasional


2. Melakukan Penerimaan Pegawai Secara Jujur dan Rerbuka
3. Himbauan Kepada Masyarakat
4. Pengusahaan Kesejahteraan Masyarakat
5. Pencatatan Ulang Aset
31

BAB XII
Tata Kelola Pemerintah Yang Baik

A. Pengertian Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Menurut bank dunia (Word Bank), tata kelola pemerintahan yang baik adalah cara
kekuasaan digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk
pengembangan masyarakat. Governance, yang diterjemahkan menjadi tata kelola
pemerintahan, adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik, dan administrasi guna
mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata kelola pemerintahan mencakup
seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga di mana warga dan kelompok-kelompok
masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi
kewajiban, dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.

Tata kelola pemerintahan yang baik sangat terkait dengan dua hal yaitu:

1. Tata kelola pemerintahan yang baik tidak dapat dibatasi hanya pada tujuan ekonomi; dan
2. Tujuan ekonomi pun tidak dapat dicapai tanpa prasyarat politik tertentu.

B. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Membangun tata kelola pemerintahan yang baik adalah mengubah cara kerja pemerintah,
membuat pemerintah akuntabel, dan membangun pelaku-pelaku di luar negara cakap untuk
ikut berperan membuat sistem baru yang bermanfaat

Terdapat banyak teori dari berbagai sumber ataupun para ahli mengenai prinsip-prinsip
tata kelola pemerintahan yang baik, dan prinsip tersebut setelah diakumulasikan adalah sebagai
berikut:

1. Partisipasi
Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat
dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

2. Penegakan Hukum
Mewujudkan adanya penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian,
menjunjung tinggi HAM, dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
31

3. Transparansi
Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui
penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat
dan memadai.

4. Kesetaraan
Memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraannya.

5. Daya Tanggap
Meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat,
tanpa kecuali.

6. Wawasan ke Depan
Membangun daerah berdasarkan visi dan strategi yang jelas dan mengikutsertakan warga
dalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut
bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya.

7. Akuntabilitas
Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang yang
menyangkut kepentingan masyarakat luas.

8. Pengawasan
Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.

9. Efisiensi dan Efektivitas


Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia secara optimal dan bertanggungjawab.

10. Profesionalisme
Meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan agar mampu memberi
pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya yang terjangkau.

Aplikasi dari prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dalam perundang-
undangan Indonesia dituangkan dalam 7 (tujuh) asas-asas umum penyelenggaraan negara
(Undang-Undang Pasal 03 Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang meliputi:

1. Asas kepastian hukum


2. Asas tertib penyelenggaraan negara
31

3. Asas kepentingan umum


4. Asas keterbukaan
5. Asas proporsionalitas
6. Asas profesionalitas
7. Asas akuntabilitas

C. Pilar-pilar Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Jenis lembaga tersebut adalah sebagai berikut:

1. Negara
2. Sektor Swasta
3. Masyarakat Madani

D. Manfaat Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Di antara manfaat dari tata kelola pemerintahan yang baik sebagai berikut:

1. Berkurangnya secara nyata praktik KKN di birokrasi;


2. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang bersih, efisien,
transparan, profesional, dan akuntabel;
3. Terhapusnya peraturan perundang-undangan dan tindakan yang bersifat diskriminatif
terhadap warga negara, kelompok atau golongan masyarakat Dsb.

Anda mungkin juga menyukai