Anda di halaman 1dari 24

Culture Fair Intelligence Tests

(CFIT)
By Raymond B Catell
A Karen S. Cattell

PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRI
Introduction

 Culture Fair Intelligence Test (atau biasa disingkat


CFIT) merupakan tes perseptual (non verbal)
berbentuk paper pencil test yang terdiri dari bentuk-
bentuk geometris yang abstrak (Nenty & Dinero,
1981).
 Dikembangkan oleh Raymond B Catell.
Sejarah dan Perkembangannya

 Pada abad ke – 19 peneliti mulai memiliki minat untuk


melakukan pengklasifikasian terhadap orang insane dan
orang keterbelakangan mental (mentally retarted).
 Tahun 1927 Spearman menyusun faktor analisis
terhadap kemampuan dan kemampuan tersebut dapat
dijelaskan dalam sebuah faktor umum (g factor) yang
mengarah pada kecerdasan umum (Coaley, 2010).
 Sekitar tahun 1920-an, Cattel menemukan bahwa
kecerdasan bukan terdiri dari satu konsep tunggal
melainkan dari dua komponen yaitu f –intellegence dan
c-intelligence
Sejarah dan Perkembangannya

Raymond B Catell membagi kecerdasan umum kedalam


dua tipe yaitu crystallized dan fluid.
 Crystallized intelligence  pengetahuan yang dibentuk
melalui pengalaman atau lingkungan sekitar seperti
sekolah. Tesnya berbentuk seperti penalaran verbal,
penalaran kuantitatif, dan pengetahuan umum.
 Fluid Intelligence  kemampuan intelektual yang
didasarkan pada pengaruh biologis/herediter bawaan
genetik. Tesnya seperti penalaran abstrak,
mencerminkan kapasitas pemrosesan dasar individu
(Freidenberg,1995).
Sejarah dan Perkembangannya

 Cattell mengembangkan CFIT untuk mengungkap fluid


intelligence.

 Pada tahun 1930 Catel mempublikasi penemuannya berupa


skala inventori (khususnya yang digunakan untuk anak-
anak) yang telah direvisi dan ditambahkan bentuk non
verbal untuk mengurangi efek yang tidak diinginkan dari
verbal fluency dalam pengukuran intelegensi.
Sejarah dan Perkembangannya

 Pada tahun 1940, revisi tes lainnya mulai dilakukan.


Aitem tes berkembang menjadi 6 subtes, 3 subtes
sama seperti format sebelumnya. Dari total 159
jumlah aitem, sebanyak 72 aitem memiliki validitas
dan reliabilitas yang memuaskan untuk
dipublikasikan.
 Pada tahun 1949, revisian test lainnya dilakukan. Tes
berubah menjadi memiliki 4 subtes yang terdiri dari
Series, Classification, Matrices, and Conditions.
 Pada tahun 1961, Catell memperluas sampel
sehingga sampel menjadi lebih representasi.
Tujuan

 Tujuan CFIT adalah untuk mengukur fluid intelligence


(kemampuan intelektual umum) dalam pola yang
sebebas mungkin dari pengaruh budaya (Gregory,
2000).
 CFIT dirancang untuk memberikan estimasi kecerdasan
yang relatif bebas dari pengaruh bahasa dan budaya
(Kaplan & Saccuzo, 2005).
 CFIT mengukur kecerdasan individu dengan cara
mengurangi dampak dari verbal fluency, pengaruh
budaya, dan level pendidikan.
 Masing-masing skala memiliki 4 subtes yang memiliki
tugas berbeda, sehingga berbagai kecerdasan dapat
diukur dalam satu tes.
Kegunaan

 CFIT dapat digunakan untuk mengidentifikasi


adanya masalah belajar dan membantu membuat
keputusan yang lebih reliabel mengenai kebutuhan
khusus anak dalam belajar.
 Penggunaan lainnya adalah membantu dalam
program akselerasi pendidikan, sebagai prediksi
kesuksesan siswa di perguruan tinggi, diagnosis,
seleksi pegawai, penempatan kerja, dll.
Rentang Usia

 Skala 1  untuk usia 4 – 8 tahun dan individu yg


lebih tua dengan gangguan mental (8 subtes).
 Skala 2  usia 9 – 13 tahun dan dewasa dengan
kecerdasan rata-rata (4 subtes).
 Skala 3  untuk usia > 13 tahun hingga perguruan
tinggi dan dewasa yang memiliki kecerdasan tinggi
(4 subtes).
Tipe Administrasi Tes

 Skala 1  melibatkan interaksi antara tester dan


testee sehingga harus diadministrasikan secara
individual
 Skala 2 dan 3  tes kelompok dan kedua skala ini
berbeda dalam tingkat kesulitan.
Administrasi Tes

 Pemeriksa (tester) harus mempelajari buku petunjuk


penggunaan CFIT sebaik-baiknya sebelum mengetes
peserta tes (testee).
 Administrasi CFIT skala 3 (bentuk A dan bentuk B)
harus mengikuti urutan penyajian seperti yang
dijelaskan dalam aturan CFIT. Bentuk A
diadministrasikan terpisah atau digabung dengan
bentuk B.
 Sebelum memulai tes, diharapkan mengadakan
rapport (hubungan atau kontak) yang baik dengan
peserta tes.
Administrasi Tes

Perlengkapan yang dibutuhkan:


 Buku soal CFIT skala 3 bentuk A atau B.
 Lembar jawaban CFIT Skala 3
 Pensil dan penghapus
 Stopwatch
 Ruangan yang nyaman dan tenang.
Waktu Administrasi

Test Skala Skala 2 Skala 2 Skala 3 Skala 3


Jumlah Waktu Jumlah Waktu
aitem aitem
1 Series 12 3’ 13 3’
2 Classifications 14 4’ 14 4’
3 Matrices 12 3’ 13 3’
4 Conditions 8 2.5’ 10 2.5’
(Topologi)
TOTAL 48 12.5 50 12.5
Form dalam CFIT

 Form A  dapat digunakan jika administrator belum


memiliki gelar atau pengalaman dalam pengetesan
atau psikometri.
 Form B  dapat digunakan hanya jika administrator
tes telah melengkapi persyaratan kursus dalam
pengetesan psikologis di kampusnya, atau telah
memiliki sertifikasi atau kualifikasi melalui kursus
serupa.
Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan :
 Merupakan alat ukur yang dapat dipercaya untuk
mengetahui “Kemampuan Umum” seseorang dalam
waktu yang relatif singkat.
 Mudah dalam administrasi dan skoring
 Tidak bias budaya.
 Dapat digunakan secara klasikal.
 Bebas pengaruh bahasa.

 Kekurangan:
 Hanya mengukur fluid intelligence atau kecerdasan
untuk melihat sesuatu secara pola abstrak.
Reliabilitas & Validitas

 Reliabilitas Alpha 0.786


 Concrete validity  CFIT berkorelasi sekitar 0,80
dengan faktor intelegensi dan menunjukkan
hubungan yang kuat sekitar 0,70 dan 0,80 dengan
alat ukur intelegensi seperti WAIS, WISC, PM, SB,
dan GAT (dalam Gregory, 2000).
Materi Tes

 Subtest 1: Series
Individu dihadapkan pada matriks progresif yang
tidak lengkap. Tugasnya adalah individu diminta
untuk memilih salah satu dari 6 pilihan yang cocok
untuk melengkapi progressive series.
Materi Tes

 Subtest 2: Classifications
Individu dihadapkan 5 bentuk. Pada skala 2 tugasnya
adalah memilih salah satu bentuk yang berbeda dari
keempat kotak tersebut.
Pada skala 3 tugasnya adalah individu diminta untuk
memilih 2 gambar yang berbeda dari 5 gambar lainnya.
Materi Tes

 Subtest 3: Matriks
Tugasnya adalah melengkapi matriks yang ada di sisi
kiri dengan memilih satu pilihan jawaban dari 6
gambar yang berada di sisi kanan.
Materi Tes

 Subtest 4: Conditions (topology)


Tugasnya adalah individu diminta untuk memilih 1
dari 5 pilihan yang memiliki hubungan topologis
atau kondisi yang sama dengan bentuk geometris
yang telah diberikan.
Skoring

 Tipe  Hand scoring

Langkah-langkah penyekoran:
 Gunakan tabel KUNCI JAWABAN untuk menyekor jawaban
peserta.
 Jawaban yang sesuai kunci diskor 1 , yang tidak sesuai diberi skor 0.
 Untuk subtes 2  skor 1 hanya diberikan apabila peserta menjawab
kedua pilihan dengan benar. Tidak ada skor 0,5 untuk menjawab
satu jawaban.
 Jumlah jawaban yang dikerjakan dengan benar pada tiap subtes
dijumlah  menjadi skor subtes.
 Untuk mendapatkan skor total CFIT, maka jumlahkan skor setiap
subtes.
 Untuk menginterpretasi skor total (raw skore), gunakan TABEL
NORMA. Tabel norma digunakan untuk mengubah skor total (raw
score) dalam Standard Score (SS) .
Interpretasi

 Subtes 1: Mengungkap berpikir sistematis, konkrit


praktis, dan prosedural.
 Subtes 2 : Ketelitian
 Subtes 3: Analisa sintesis
 Subtes 4 : Kemampuan membayangkan dan
imajinasi.
TERIMA KASIH SELAMAT MENCOBA
Daftar Pustaka

 Manual CFIT. Universitas Indonesia.


 Rahaju, dkk. (2010). Diktat Asesmen Kepribadian.
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
 Tim PMPP. (2013). Modul Matrikulasi. Universitas
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai