Anda di halaman 1dari 14

A.

HASIL DAN INTERPRETASI ALAT TES


1. Pauli
Tes pauli adalah perbaikan dan penyempurnaan dari tes Kreaplin yang disusun oleh
Emil Kreaplin. Teori yang mendasarinya adalah kepribadian yang terbentuk dari bakat dan
lingkungan. Unsur yang paling kuat dari tes Pauli adalah kemauan yang merupakan unsur
dari watak/karakter/kepribadian seseorang.

INTERPRETASI
Berdasarkan tes Pauli yang telah dilaksanakan, terdapat hasil tes sebagai berikut:
TABEL PAULI
Jumlah Salah Dibetulkan Penyimpangan Tinggi Tempat
Puncak
= 1%
= 1.75 %
1244 = 10,4 % 31 11

Grafik Kerja Pauli


80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Series
11 12 1 13 14 15 16 17 18 19 20

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subjek memiliki potensi kerja yang
kurang baik apabila bekerja di bawah tekanan. Hal tersebut dapat diketahui dari jumlah
prestasi yang didapat subjek sebesar 1244. Dari hasil salah dan dibetulkan (1% dan 1.75%)
dapat disimpulkan bahwa subjek memiliki ketelitian dan memiliki konsentrasi yang cukup
baik dalam bekerja. Meskipun berada di bawah tekanan subjek mampu untuk bertanggung

1
jawab dan berkonsentrasi terhadap tugas yang di berikan kepadanya. Stabilitas emosi yang
ditunjukkan subjek adalah kurang baik. Dilihat dari angka penyimpangan sebesar 10,4%
subjek cenderung melibatkan emosi ketika bekerja. Subjek cenderung mudah untuk
menyesuaikan diri di lingkungan kerja yang baru. Subjek memiliki motivasi kerja yang
kurang baik (31). Subjek memiliki keinginan untuk belajar menjadi lebih baik dan
mengembangkan diri. Subjek memiliki daya tahan yang kurang baik dari tempat puncak
sebesar 11.

2. PAPI KOSTICK
Alat tes PAPI KOSTICK digunakan untuk mengukur dinamika kepribadian dengan
memperhatikan keterkaitan dunia sekitar termasuk perilaku dan nilai perusahaan yang
diterapkan dalam suatu perusahaan/situasi kerja dalam bentuk motif dan standar gaya
perilaku menurut kandidat yang terekam saat psikotes. Tes ini merupakan salah satu tes
kepribadian yang tercermin dalam tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi, kita akan
banyak memperoleh informasi mengenai profil individu baik dari segi tipologi kepribadian
maupun kontek pekerjaan.

INTERPRETASI

Dari hasil tes PAPI KOSTICK didatkan hasil sebagai berikut:


Tabel PAPI KOSTICK
L 3 R 4
Leadership P 6 Work Style D 7
I 3 C 3
T 6 Z 5
Activity Temperamen
V 3 E 2
t
X 4 K 3
Social S 7 F 3
Followership
Nature B 4 W 6
O 4 N 5
Work
G 7
Direction
A 4

2
Dari tabel di tas dapat disimpulkan bahwa dalam hal kepemimpinan, subjek
cenderung tidak menggunakan orang lain dalam bekerja (L:3). Subjek cendrung menjadi
orang yang bertanggung jawab dan subjek cenderung berhati-hati dalam mengambil suatu
keputusan (P:6, I:3).
Berdasarkan skor aktivitas (T:6, V:3) yang di dapat, subjek cenderung aktif secara
internal dan mental. Subjek cenderung pasif dalam lingkungannya. Dalam lingkungan sosial
subjek cenderung memiliki pola perilaku yang unik dan butuh penerimaan dalam
kelompoknya tapi tidak mudah untuk dipengaruhi. Subjek cenderung tidak terlalu
bergantung pada orang lain dan memiliki keperayaan diri yang tinggi serta suka
berinteraksi. (X:4, S:7, B:4, O:4).
Subjek dalam gaya bekerja selalu bekerja secara praktis yang berorientasi pada
hasil. Subjek cenderung memperhatikan pekerjaan secara detail dan cermat. Dalam bekerja
subjek adalah orang yang teratur tetapi tidak fleksibel. (R:4, D:7, C:3).
Subjek merupakan orang yang mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru
dan subjek bersifat terbuka kepada orang lain atau orang yang baru dikenal. Subjek senang
dengan lingkungan yang tenang dan cenderung untuk menghindari konflik yang terjadi
disekitarnya. (Z:5, E:2, K:3).
Dalam bekerja, subjek selalu berorientasi pada tujuannya dan cenderung bersifat
mandiri. Namun perusahaan atau organisasi tempat subjek bekerja harus memiliki aturan
dan pembagian tugas yang jelas. Karena cenderung pasif, oleh sebab itu subjek perlu
dituntun atau diberikan instruksi dalam tugas-tugas yang jelas. Jika tidak subjek tidak akan
mengerjakan tugas secara maksimal. (F:3, W:6)
Subjek memiliki tanggung jawab dalam setiap pekerjaaan yang ditugaskan
kepadanya dan subjek memiliki kemauan bekerja yang sangat tinggi dan selalu berusaha
dengan keras, tetapi kurangnya usaha dan tujuan yang tidak pasti membuat subjek merasa
cepat puas dalam pencapaian yang di dicapainya. (N:5, G:7, A:4).

3
3. EPPS (Edwards Personal Preference Schedule)
EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) merupakan tes kepribadian yang
bersifat verbal dan memakai metode forced choice yaitu memilih diantara dua pertanyataan
pada setiap itemnya. Item tersebut sulit dilepaskan bebas dari social desireability, Karena
manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin lepas dari apa yang dikehendaki dan di
harapkan lingkungannya. Namun bentuk pilihan pada EPPS membuka adanya konflik dalam
menilai apa yang harus dipilih, serta kemudian dipaksa untuk memutuskan penilaiannya.
Edward mengacu pada terori Murray tentang 30 needs manusi yang dipilihnya
sebagai needs mendasar sebanyak 15 kebutuhan. Kebutuhan adalah sesuatu keadaan yang
ditandai dengan perasaan kekurangan dan ingin memperoleh sesuatu yang akan
diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan (James Drever, 1971).

INTERPRETASI

Grafik EPPS
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
ach def ord exh aut aff int suc dom aba nur chg end het agg

Series 1

4
Perolehan hasil tes EPPS subjek adalah sebagai berikut:
n. Ach - n. Aff 0 n. Nur +
n. Def -- n. Int 0 n. Chg +
n. Ord -- n. Suc + n. End -
n. Exh + n. Dom - n. Het +
n. Aut + n. Aba 0 n. Agg ++
Konsistensi; 13 dengan hasil needs sebagai berikut:
 Jumlah needs yang bertaraf rata-rata (0)= 5 menunjukkan bahwa dalam
mengelola kebutuhan subjek tergolong wajar.
 Needs yang menunjukkan intensitas khusus bagi subjek adalah:
n. Exh + n. Ach -
n. Aut + n. Def --
n. Suc + n. Ord --
n. Nur + n.Dom -
n. Chg + n.End-
n. Het +
n. Agg ++

Nedds Diagram
Rungsi Rasional End -; chg +; ach -; ord --; aut + Sikap Kerja

Aff 0

Fungsi Psikologis Sosial Sikap Sosial


Int 0; def --; nur +; suc+; dom -

Aba 0

Fungsi Etis Kultural Sikap Diri


Exh +; het +; agg ++

Subjek cenderung orang yang lincah, memiliki kreatifitas dan cenderung memilki
kemampuan untuk memimpin dilingkuhan kerja ataupun dilingkungan sekitarnya. Subjek
cenderung terlalu takut berbeda dengan yang lain ataupun menyimpang dengan hal yang
biasanya sehingga peraturan dipegang teguh (n.Ord --). Subjek cenderung mengikuti setiap
tata aturan yang berlaku dilingkungannya, meskipun subjek tidak mengetahui maksud dari

5
aturan tersebut (n.Def--). Subjek cenderung memiliki sikap diri yang berani melakukan apa
pun dan berani mengambil keputusan,subjek juga cenderung mempunyai energy untuk
mendobrak sesuatu dengan tujuan untuk hasil yang lebih baik (n.Agg++)

4. MSDT (Management Style Diagnostic Test)


MSDT adalah gaya managemen, alat tes ini sebenarnya didasarkan dari teori J. W.
Reddin tentang 3 D theory of managerial effectiveness, atau tiga dimensi gaya managemen
yang efektif. Reddin menjelaskan kedua hubungan mengklasifikasikan dalam empat
kategori:
a. Orintasi tinggi pada hubungan dan tugas disebut integrated type.
b. Orientasi tinggi pada hubungan dan rendah pada tugas disebut related type.
c. Orientasi rendah pada hubungan dan rendah pada tugas disebut dedicated type.
d. Keduanya rendah disebut separated type.
Selanjutnya Reddin menjabarkan gaya manajemen yang lebih spesifik dan
dikelompokkan menjadi 8 kategori yaitu:
a. Deserter e. Biureaucratic
b. Missionary f. Developer
c. Autocratic g. Benevolent autocratic
d. Compromiser h. Executiv

INTERPRETASI

Grafik MSDT
14
12
10
8
6
4
2
0
A B C D E F G H

Series 1

6
Deserter 9 Bureaucrat 13
Missionary 10 Developer 10
Autocrat 7 Benevolent autocrat 9
Compromiser 5 Executive 3
Dari hasil tes MSDT didapatkan hasil gaya kepemimpinan subjek adalah Bureaucrat.
Gaya kepemimpinan Bureaucrat adalah procedural, subjek cenderung memimpin
berdasarkan aturan atau tata pelaksanaan yang sudah ada sehingga semua pekerjaan
tertata dan tidak menyimpang dari peraturan. Dalam bersikap subjek cenderung
menggunakan komunikasi yang sangat formal. Subjek akan sangat optimal mengerjakan
pekerjaan pada situasi yang terstruktur dengan pola prosedur yang jelas meskipun prosedur
yang ada sangat rumit, akan tetapi subjek akan tetap mengikuti system yang ada.
Dari grafik MSDT didapatkan nilai tertinggi dalam kategori Missionary (10) dan
Developer (10). Artinya, subjek cenderung mendorong situasi positif dalam manajamennya
dengan memberikan kepedulian dan hal-hal yang mungkin di anggap penting untuk
meningkatkan kinerja melalui sentuhan emosi/ perasaan, serta berupaya menjaga orang lain
termasuk bawahan tetap pada situasi yang bahagia dan dalam situasi apapun. Meskipun
melibatkan emosi/ perasaan, subjek cenderung bertindak secara professional dalam
bekerja. Bawahan diberikan kesempatan untuk memberikan ide-ide, pandangan atau peran
lebih terhadap suatu pekerjaan yang ada untuk mengembangkan potensi karyawan.

5. PF16 (Personality Factor Sixteen)


Tes kepribadian 16 faktor adalah adaptasi dari “sixteen personality factor
questionaire (16 PF) yang diciptakan oleh Raymond B. Cattel. Tes ini terbukti
berguna dalam memahami berbagai variasi perilaku penting. Tujuannya untuk
mengukur kemampuan mental dan untuk menghasilkan penelitian yang cerat
berdasarkan aspek kepribadian normal.

7
INTERPRETASI

16 P. F.
10
8
6
4
2
0
A B C E F G H I L M N O Q1 Q2 Q3 Q4

Series 1

A 6 F 5 L 4 Q1 1
B 6 G 7 M 5 Q2 9
C 2 H 6 N 7 Q3 3
E 7 I 6 O 7 Q4 7

Dari data yang telah didapatkan di atas, subjek adalah orang yang
cenderung dipengaruhi oleh perasaan, mudah meledak-ledak dan memiliki ego yang
lemah (C:2). Subjek cenderung mudah menaruh kepercayaan terhadap orang lain,
serta menerima semua keadaan yang terjadi dilingkungannya (L:4).
Subjek cenderung memiliki pemikiran yang kuno atau pemikiran yang sudah
ada di masyarakat sejak lama,serta menghormati ide-ide tradisional (Q1:1).
Meskipun memiliki pemikiran yang kuno subjek memiliki banyak akal, bisa
mengambil keputusan sendiri dengan tetap memikirkan norma yang ada di
masyarakat dan mudah merasa puas terhadap dirinya (Q2:9). Subjek juga
cenderung lalai, lemah dan sembrono dalam melakukan sesuatu serta selalu
mementingkan kepentingan sendiri (Q3:3)

6. MBTI (Myers-Brigss Type Indicator)


Tes MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian
seseorang dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss
dan Isabel Brigss Myers yang percaya bahwa pengetahuan akan kepribadian dapat

8
membantu perempuan yang akan memasuki dunia kerja di bidang industry. Tes ini
juga digunakan untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan perusahaan agar
dapat di tempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi karyawan tersebut
optimal. Tujuan khusus dari tes ini adalah mengklasifikasikan orang-orang menurut
tipe-tipe kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai
organisasi dalam melakukan tes pesertanya

INTERPRETASI
Tipe Kepribadian (Bagian 1)
E/I S/N T/F J/P
6/9 12/3 6/9 11/4

Tipe Kepribadian (Bagian II)


E/I S/N T/F J/P
9/1 7/3 4/6 4/6

E I S N T F J P
I 6 9 I 12 3 I 6 9 I 11 4
II 9 1 II 7 3 II 4 6 II 4 6
JML 15 10 JML 19 6 JML 10 15 JML 15 10

Tipe Kepribadian
E/I S/N T/F J/P
15/10 19/6 10/15 15/10
E S F J

Dari hasil tes MBTI hasil yang didapatkan subjek adalah ESFJ. Subjek adalah
orang yang hangat dengan orang lain, banyak bicara membuat subjek popular dan
menjadi orang yang aktif di dalam kelompok. Subjek cenderung menyukai hal yang
konkret, praktis dan realistis dibandingkan dengan kemungkinan dimasa depan.
Subjek selalu melakukan sesuatu yang manis bagi orang lain sehingga
membuat orang lain merasa nyaman didekat subjek. subjek membutuhkan

9
dukungan dan semangat agar dapat bekerja dengan baik, dalam bekerja subjek
cenderung teliti dan bertanggung jawab atas segala pekerjaan. Subjek cenderung
untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukannya. Selain itu, merupakan
orang yang santai , easy going, sederhana dan rajin merawat barang-barang yang
dimilikinya.
Saran dan Pengembangan
Subjek jangan mengorbankan diri hanya untuk menyenangkan orang lain, tetapi
pikirkan juga kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Jangan mengukur harga diri dari pujian,
penghargaan dan perlakuan dari orang lain. Sebelum mengambil keputusan mintalah
pertimbangan atau saran dari orang lain, serta belajarlah untuk lebih tegas. Subjek diminta
untuk belajar sehingga menjadi lebih dewasa dan jangan mengasihani diri sendiri. subjek
disarankan untuk menerima kritikan dari orang lain, dan menghadapi konflik yang ada serta
tidak lari dari masalah.

7. DISC (Dominant, Unfluencing, Steadiness, Conscientiousness)


DISC adalah sebuah alat tes untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya
kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Pertama kali di
gunakan untuk kepentingan militer kemudian digunakan terbatas pada sektor komersial.
Kemajuan dalam penggunaan komputer telah membuat DISC dimanfaatkan secara
universal, karena hasilnya dapat diperoleh dan diinterpretasi secara otomatis dan cepat.

Interpretasi
D I S C * Total
1 Most 1 5 9 3 6 24
2 Least 9 4 1 4 6 24
3 Change -8 1 8 -1

8.0 GRAPH 1 MOST GRAPH 2 LEAST GRAPH 3 CHANGE


6.0 Mask Public Self Core Private Mirror Perceived
4.0 Self Self
2.0
0.0
-2.0 D II SS S CC C
10
-4.0
-6.0
-8.0
Berdasarkan grafik 3 Change, subjek adalah orang yang ramah, berusaha membuat
kesan yang baik dihadapan orang lain dan suka menghibur orang lain. Subjek selalu ingin
berpartisipasi dalam sebuah kelompok atau grup, dan selalu antusias terhadap orang lain
serta menyukai hubungan dengan orang. Subjek cenderung menyukai keteraturan dan
mudah puas terhadap pencapaian yang dicapai. Subjek berusaha selalu membantu orang
lain dan royal terhadap orang lain ataupun pekerjaannya, serta ingin orang lain
menyukainya. Selain itu, subjek orang yang santai dan terkadang tertutup. Subjek belajar
menghadapi konflik dan berusaha lebih tegas dalam berbagai hal. Subjek cenderung
bersikap teliti dan terencana dalam melakukan pekerjaan, berhati-hati dalam mengambil
keputusan, serta dapat di andalkan.
Dari grapik 1 Most, subjek adalah orang yang hangat, simpati dan pengertian
terhadap orang lain, serta pendengar yang baik. Subjek cenderung kurang tegas dalam
memberikan perintah, toleran dan sabar terhadap orang lain ataupun masalah yang di
hadapinya. Selain itu, subjek merima kritikan dari orang lain, bereaksi cepat terhadap
perubahan dan tidak memaksakan idenya pada orang lain serta selalu berusaha membuat
kesan yang baik.
Grafik 2 Least, menunjukkan bahwa subjek adalah orang yang tetap stabil ketika
dibawah tekanan, konsentrasi pada hal-hal detail dan cenderung individualis. Selain itu
subjek teguh pada pendirian, dan sulit membuat keputusan tetapi dapat diandalkan. Subjek
cenderung mempertimbangkan pro kontra sebelum membuat keputusan.
Gambaran diri subjek menurut DISC adalah subjek merupakan orang yang
stabil, individu yang ramah yang berusaha keras membangun hubungan yang positif
di tempat kerja dan di rumah. Subjek dapat menjadi sangat berorientasi detil ketika
situasi membutuhkan, tetapi secara keseluruhan subjek cenderung individualis,
independen dan sedikit perhatian terhadap detil. Sekali subjek membuat keputusan,
sangat sulit mengubah pendiriannya. subjek menyukai hubungan dengan orang dan

11
cenderung mendukung pihak yang lemah. Subjek akan mengambil posisi
berlawanan dengan ketidaksepakatan dan merasa frustasi jika sesuatu tidak sejalan
dengannya. Subjek ingin diterima sebagai anggota tim, dan subjek menginginkan
orang lain menyukainya. Subjek cukup sulit membuat keputusan sampai parameter
wewenang secara jelas ditentukan, dan subjek mungkin cenderung tidak sungguh-
sungguh jika dipaksa membuat keputusan ketika subjek tidak ingin melakukannya.
Subjek menginginkan orang lain yang membuat keputusan, khususnya jika ada
orang yang sangat subjek hargai dan hormati. Subjek cenderung moderat, cermat
dan dapat diandalkan.

B. Kesimpulan
1. Penyelesaian masalah
Subjek memiliki potensi kerja yang kurang baik akan tetapi subjek memiliki
ketelitian dan konsentrasi yang cukup baik walaupun di bawah tekanan serta
mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan. Subjek cenderung
berhati-hati ketika mengambil keputusan dan memperhitungkan sebab akibatnya.
Pola pemikiran subjek cenderung praktis serta tradisional. Selain itu subjek lebih
terarah dan terpaku pada prosedur membuat subjek terhindar dari masalah. Subjek
cenderung memiliki sikap diri yang berani melakukan apa pun dan berani
mengambil keputusan.
2. Emosi
Stabilitas emosi yang ditunjukkan subjek kurang baik, subjek cenderung melibatkan
emosi ketika bekerja. Selain itu, subjek orang yang ramah, hangat dan simpati serta
pengertian terhadap orang lain. Subjek cenderung perhatian dan sensitif terhadap sebuah
hubungan, cenderung menghindari masalah. Selain itu, subjek menyukai hal-hal yang damai,
menyukai ketenangan dan santai dalam bertindak tetapi subjek cepat merasa puas dengan
pencapainnya.
3. Sosial

12
Subjek cenderung mudah menyesuaikan diri di lingkungan yang baru dan bersifat
terbuka. Dilingkungan sosial subjek cenderung orang yang unik, berusaha menghibur orang
sekitarnya dan pendengar yang baik serta berusaha untuk orang lain menyukainya. Dalam
suatu kelompok subjek mampu bekerjasama meskipun dengan orang-orang yang baru
dikenal dan selalu ingin berpartisipasi dalam suatu kelompok ataupun organisasi. Banyak
bicara membuat subjek popular dan menjadi orang yang aktif di dalam kelompok.
4. Motivasi
Subjek memiliki motivasi kerja yang kurang baik, Subjek memiliki keinginan untuk
belajar menjadi lebih baik dan mengembangkan diri. Subjek memiliki daya tahan yang
kurang baik. subjek cenderung memimpin berdasarkan aturan atau tata pelaksanaan yang
sudah ada sehingga semua pekerjaan tertata dan tidak menyimpang dari peraturan. Subjek
butuh semangat dan penyemangat dari orang sekitarnya. subjek cenderung mendorong
situasi positif dalam manajamennya dengan memberikan kepedulian dan hal-hal yang
mungkin di anggap penting untuk meningkatkan kinerja melalui sentuhan emosi/ perasaan,
serta berupaya menjaga orang lain termasuk bawahan tetap pada situasi yang bahagia dan
dalam situasi apapun.

C. Saran dan Evaluasi


Saran
Untuk subjek tingkatkanlah potensi yang dimilikinya dan lebih berusaha dalam
menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Selalu tingkatkan hubungan sosialisasi agar
subjek dapat lebih berbaur dengan lingkungan sekitar. Subjek harus meningkatkan ketelitian
dan konsentrasi agar tidak terjadi kelalaian ataupun sembrono dalam melakukan pekerjaan.
Selain itu, subjek diminta untuk meningkatkan motivasi agar dapat bekerja dengan baik.

Evaluasi
Sebaiknya subjek belajar untuk menghadapi konflik dan siap menerima kritik dari
orang lain serta jangan lari dari suatu masalah. Subjek diminta untuk belajar lebih dewasa
dalam menghadapi situasi apapun, serta belajar untuk lebih tegas dalam memimpin suatu

13
pekerjaan. Subjek sebaiknya dapat mengendalikan emosi dan tetap berikap profesional
dalam pekerjaan. Selain itu subjek harus lebih mengurangi sifatnya yang suka
menyenangkan orang lain, karna tidak semua orang dapat membuat subjek merasa bahagia
juga.

14

Anda mungkin juga menyukai