Anda di halaman 1dari 5

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

NKRI

PAPUA

Kesenjangan Kesenjangan
Ekonomi Sosial

Penguasaan akses Kemiskinan rakyat Ketidakpuasan Pelanggaran


ekonomi oleh asli Papua yang atas kebijakan HAM
warga pendatang tidak kunjung ada pemerintah yang
dan asing penyelesaiannya dirasa kurang
oleh pemerintah RI adil

Warga asli Papua Konflik atau


termaginalkan di pertikaian yang
tanahnya sendiri. sering terjadi di
Papua

Papua ingin
memisahkan diri dari
Indonesia

ORGANISASI PAPUA
MERDEKA (OPM)

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Organisasi Papua Merdeka (OPM)


ditemukan terjadi di NKRI
Sumber : (Suryadinata L, 2013; Vrydag, 2013; Royen, 2016)
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504

pulau, nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara (Kroef J, 1951).

Dengan populasi lebih dari 263.846.946 juta jiwa pada tahun 2016, Indonesia

adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang

berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 220 juta jiwa. (Sensus

Penduduk, 2016). Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih secara

langsung.

Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan

Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7.

Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama

Hindia Belanda menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II.

Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari

bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan

ekonomi yang pesat (Suryadinata L, 2013).

Indonesia kini sedang mengalami masalah-masalah ekonomi, politik dan

pertikaian bernuansa agama di dalam negeri, dan beberapa daerah berusaha untuk

melepaskan diri dari naungan NKRI, terutama Papua. Timor Timur secara resmi

memisahkan diri pada tahun 1999 setelah 24 tahun bersatu dengan Indonesia dan

3 tahun di bawah administrasi PBB menjadi negara Timor Leste (Logan, 1850).

Papua merupakan salah satu wilayah di bawah naungan NKRI dengan

falsafah Bhineka Tunggal Ikanya, Papua adalah wilayah yang kaya akan ragam

budaya yang menjadi ciri khas masyarakat papua dengan masyarakat lain.
Membicarakan mengenai Bhineka Tunggal Ika dengan memandang segala aspek

tidak terkecuali aspek budaya kita adalah satu kesatuan yang utuh di bawah

naungan falsafah pancasila. Jadi sudah sepantasnya kita menjaga rasa persatuan

dan kesatuan NKRI dalam menghadapi berbagai masalah yang mengancam

keutuhan NKRI (Vrydag, 2013).

Masyarakat Papua kedalam NKRI hanya merupakan hasil perjanjian yang

dilakukan antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda, dimana bangsa

belanda menyerahkan wilayan jajahannya kepada bangsa Indonesia. Berbeda pada

masa orde baru pada era reformasi ini dikarenakan Ketidakpuasan atas kebijakan

pemerintah yang dirasa kurang adil, serta pelanggaran HAM yang menyebabkan

konflik atau pertikaian yang sering terjadi di papua (Vrydag, 2013).

Kemiskinan rakyat asli Papua yang tidak kunjung ada penyelesaiannya oleh

pemerintah RI sampai saat ini. Hal ini diperparah dengan adanya penguasaan

akses ekonomi oleh warga pendatang, khususnya dari Jawa, Makassar / Bugis dan

Buton, yang menguasai perputaran ekonomi di Papua terutama pasar-pasar dan

pusat perdagangan strategis; hal ini membuat warga asli Papua termaginalkan di

tanahnya sendiri (Vrydag, 2013).

Papua mempunyai tujuan akhirnya tidak lain adalah untuk memisahkan diri

dari Indonesia dan menolak pembangunan dari Indonesia. Organisasi Papua

Merdeka (OPM) ini muncul menentang pemerintahan yang sah. Organisasi ini

dididrikan pada tahun 1965 tepatnya di kota Manokwari, tujuan OPM adalah

mewujudkan kemerdekaan Papua bagian Barat dari NKRI. OPM ini bermula

sbelum masa revormasi, pada saat itu OPM merasa bahwa mereka bukanlah

bagian dari NKRI, maupun Negara-negara Asia lainnya. Organisasi Papua


Merdeka ini beranggapan bahwa penyatuan wilayah papua kedalam NKRI hanya

merupakan hasil perjanjian yang dilakukan antara bangsa Indonesia dengan

bangsa Belanda, dimana bangsa belanda menyerahkan wilayan jajahannya kepada

bangsa Indonesia. Berbeda pada masa orde baru latar belakang OPM pada era

reformasi ini dikarenakan konflik atau pertikaian yang sering terjadi di papua

serta pelanggaran HAM seperti yang diungkapkan Lambert Pekikir, sehingga

untuk menangani ini semuah NKRI harus melepaskan Papua. Baru-baru ini

muncul kembali gerakan separatis oleh OPM yang mengancam Keutuhan NKRI

(Royen, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Kroef J. 1951. "The Term Indonesia: Its Origin and Usage". Journal of the

American Oriental Society 71 (3): 166171.

Sensus Penduduk 2016. Jakarta, Indonesia: Badan Pusat Statistik. 21 April 2016.

Suryadinata L, Arifin E, Ananta A, Indonesia's Population: Ethnicity and Religion

in a Changing Political Landscape; Institute of Southeast Asian Studies,

2003.

Logan, James Richardson (1850). "The Ethnology of the Indian Archipelago:

Embracing Enquiries into the Continental Relations of the Indo-Pacific

Islanders". Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA): 4,

252347.; Earl, George S. W. (1850). "On The Leading Characteristics of

the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations". Journal of the

Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA): 254, 277278.

Vrydag, 2013, Kebudayaan Masyarakat Papua dan Latar Belakang Berdirinya

OPM (Organisasi Papua Merdeka), diakses tanggal 12 Desember 2017.

Royen, 2016, Sejarah Singkat Mengenai Organisasi Separatis Papua Merdeka

(OPM), diakses tanggal 12 Desember 2017.

Anda mungkin juga menyukai