Disusun oleh:
PRODI MANAJEMEN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan moneter adalah kebijakan dari otoritas moneter (bank sentral) dalam
bentuk pengendalian agregat moneter (seperti uang beredar, uang primer, atau
kredit perbankan) untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang
diinginkan. Perkembangan perekonomian yang diinginkan dicerminkan oleh
stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan kesempatan kerja yang tersedia.
Kebijakan moneter juga Dapat diartikan sebagai upaya untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset
standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau
bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan
melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
2
2. Peran dan Fungsi Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter berperan dalam menciptakan kondisi perekonomian di
antaranya sebagai berikut.
a. Mempertahankan iklim investasi
Dengan tingkat inflasi yang rendah, maka iklim investasi akan tetap hidup.
b. Memperluas kesempatan kerja
Kebijakan moneter dapat menciptakan iklim kondusif bagi berlangsungnya
berbagai kegiatan ekonomi
c. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Keadaan ekonomi yang kondusif memungkinkan terjadinya pertumbuhan
ekonomi. Adanya kestabilan nilai kurs mata uang serta kestabilan harga
barang dan jasa sangat dibutuhkan para investor atau pengusaha dalam
menjalankan kegiatan ekonomi.
d. Memperbaiki kondisi neraca pembayaran
Neraca pembayaran nasional dikatakan baik jika mengalami surplus atau nilai
ekspor melebih nilai impor. Untuk mencapai kondisi tersebut, kebijakan
moneter yang terkait dengan mata uang atau nilai kurs sangat diperlukan.
e. Menjaga kestabilan nilai kurs mata uang
Untuk menjaga agar nilai kurs mata uang stabil sesuai yang diharapkan, maka
Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter berupa operasi pasar terbuka.
f. Menjaga kestabilan harga barang dan jasa
Masyarakat membutuhkan keadaan dimana harga barang dan jasa tetap stabil
sehingga dapat menjalankan usahanya.
g. Menurunkan laju inflasi
Apabila terjadi inflasi yang tinggi, Bank Indonesia dapat melakukan kebijakan
moneter untuk menurunkan jumlah uang yang beredar (JUB).
3
3. Kebijakan Fiskal
Dalam pengendaliannya dapat dilihat daripada fungsi atau tujuan kebijakan fiskal
4
Untuk menurunkan tingkat inflasi, pemerintah dapat mengambil kebijakan
fiskal berupa tindakan memperkecil pengeluaran pemerintah. Untuk
memperkecil pengeluaran, tindakan yang dapat diambil oleh pemerintah adalah
dengan menunda atau membatalkan proyek-proyek pemerintah yang telah
direncanakan sebelumnya. Dengan pembatalan atau penundaan tersebut, maka
jumlah uang yang beredar di masyarakat tidak bertambah banyak sehingga laju
inflasi dapat dikurangi/diturunkan. Kebijakan fiskal lainnya adalah dengan
mengurangi atau meniadakan transfer pemerintah (Tr). Yang dimaksud transfer
pemerintah adalah pengeluaran tanpa balas jasa langsung, misalnya bantuan
bencana alam, beasiswa pelajar, bantuan kepada rakyat miskin dan subsidi.
Dengan mengurangi atau meniadakan transfer pemerintah (Tr), maka laju
pertambahan uang yang beredar di masyarakat dapat dikendalikan sehingga
laju inflasi juga dapat dikurangi.
b. Meningkatkan Produk Domestik Bruto
Untuk meningkatkan produk domestik bruto, pemerintah dapat mengambil
kebijakan fiskal yaitu memperbesar pengeluaran pemerintah (G). Untuk
memperbesar pengeluaran pemerintah (G), dapat dilakukan dengan
merencanakan dan melaksanakan proyek-proyek pembangunan yang didanai
APBN. Dengan adanya proyek-proyek tersebut maka terjadi permintaan barang
dan jasa. Adanya permintaan barang akan mendorong adanya produksi oleh
masyarakat. Selain itu, kebijakan fiskal lainnya yang dapat meningkatkan
produk domestik bruto adalah peningkatan transfer pemerintah (Tr). Transfer
pemerintah (Tr) berupa bantuan bencana alam, beasiswa pelajar, bantuan
kepada rakyat miskin dan subsidi dapat meningkatkan daya beli masyarakat
yang pada gilirannya meningkatkan permintaan barang maupun jasa, yang
akhirnya mendorong kegiatan produksi oleh pengusaha.
c. Mengurangi tingkat pengangguran
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, pemerintah dapat mengambil
kebijakan fiskal, yaitu memperbesar pengeluaran pemerintah (G) dan
memperbesar transfer pemerintah (Tr) berupa subsidi kepada pengusaha,
pengurangan pajak terhadap pengusaha dan sebagainya. Pengeluaran
5
pemerintah untuk mendanai proyek-proyek pembangunan membutuhkan jasa
tenaga kerja, dengan demikian pengangguran dapat dikurangi. Proyek-proyek
tersebut membutuhkan beraneka macam barang misalnya batu, pasir, batu bata,
semen, peralatan, dan sebagainya. Semua kebutuhan tersebut disediakan oleh
masyarakat (pengusaha) yang pastinya menggunakan tenaga kerja.
d. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
Pengeluaran pemerintah (G) misalnya proyek pembangunan jalan, jembatan,
gedung pemerintah, pembelian barang berupa peralatan kantor, rumah sakit,
militer memberikan pendapatan kepada masyarakat karena semuanya itu
melibatkan tenaga kerja serta memberikan keuntungan pada pengusaha.
Penyedia (supplier) bahan bangunan mendapat keuntungan saat dilaksanakan
proyek pembangunan jalan, jembatan, dan gedung pemerintah. Pedagang
peralatan kantor, peralatan rumah sakit dan peralatan militer mendapat
keuntungan saat pemerintah melakukan pembelian barang.
6
dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai
memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
c. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama
besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya
kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin
d. Pajak untuk sektor swasta
e. pinjaman pada masyarakat
f. pengeluaran pemerintah untuk pengendalian pengangguran
7
d. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya
seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau
agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah
uang beredar pada perekonomian.
e. Kredit Selektif
Politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
memperketat pemberian kredit
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agar keuangan negara bisa tetap stabil diperlukan adanya pengendalian
atas kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan baik dari kebijakan fiscal maupun
moneter. Pengendalian kebijakan fiskal maupun moneter dapat dilihat dari peran
dan fungsinya masing-masing, bagaimana dan kapan seharusnya kebijakan
dikeluarkan agar kebijakan yang dikeluarkan tepat pada sasarannya.
1. Instrumen Kebijakan Fiskal
a. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
b. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
c. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
2. Instrumen Kebijakan Moneter
a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
d. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
e. Kredit Selektif
Sarana Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal
a. Menteri Keuangan
b. Pemerintah
Kebijakan Moneter
a. BPK
b. BI
Sarana pendukung :
a. Pasar Uang
b. Pasar Modal
9
DAFTAR PUSTAKA
10