Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Pengendalian Kebijakan Fiskal dan Moneter”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan Fiskal dan Moneter


Dosen Pengampu: Budi Budiman, M.Ag., M.Si

Disusun oleh:

Muhammad Ervan Firdaus 1178020153

Mutia Aprilianti Nur Azizah 1178020165

Nabilah Anindya Sagita 1178020167

Nadyya Putri Marthiana 1178020170

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai alat tukar yang berlaku pada zaman ini, uang merupakan salah satu
factor yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup sebuah negara. Uang
merupakan satu dari sekan hal yang memengaruhi kemajuan sebuah negara.
Tentunya, untuk menciptakan negara yang maju dengan masyarakat berkehidupan
layak keuangan sebuah negara haruslah stabil dalam artian pengeluaran dan
pemasukannya seimbang. Kestabilan mengenai uang yang beredar tidak luput
daripada kebijakan fiskal dan moneter yang diberlakukan. Kebijakan tersbut perlu
dikendalikan agar keputusan yang dibuat dalam menentapkan kebijakan tepat
pada waktu yang sesuai. Kebijakan fiskal dan moneter pun perlu peranti serta
sarana yang digunakan untuk membuat kebijakan yang akan diberlakukan.
Kebijakan moneter merupakan pengendalian sektor moneter, sedangkan kebijakan
fiskal merupakan pengelolaan anggaran pemerintah (budget) dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan.Maka dari itu pengendalian, peranti dan sarana
dalam kebijakan fiskal dan moneter perlu untuk di bahas.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengendalian Kebijakan Fiskal dan Moneter


1. Kebijakan Moneter

Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan dari otoritas moneter (bank sentral) dalam
bentuk pengendalian agregat moneter (seperti uang beredar, uang primer, atau
kredit perbankan) untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang
diinginkan. Perkembangan perekonomian yang diinginkan dicerminkan oleh
stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan kesempatan kerja yang tersedia.
Kebijakan moneter juga Dapat diartikan sebagai upaya untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset
standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau
bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan
melalui negosiasi dengan pemerintah lain.

Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara


persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai
kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang agar
tujuan dari kebijakan moneter dapat terealisasikan. Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut
yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan
sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami
kesulitan likuiditas.

Dalam pengendaliannya dapat dilihat daripada fungsi atau tujuan kebijakan


moneter

2
2. Peran dan Fungsi Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter berperan dalam menciptakan kondisi perekonomian di
antaranya sebagai berikut.
a. Mempertahankan iklim investasi
Dengan tingkat inflasi yang rendah, maka iklim investasi akan tetap hidup.
b. Memperluas kesempatan kerja
Kebijakan moneter dapat menciptakan iklim kondusif bagi berlangsungnya
berbagai kegiatan ekonomi
c. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Keadaan ekonomi yang kondusif memungkinkan terjadinya pertumbuhan
ekonomi. Adanya kestabilan nilai kurs mata uang serta kestabilan harga
barang dan jasa sangat dibutuhkan para investor atau pengusaha dalam
menjalankan kegiatan ekonomi.
d. Memperbaiki kondisi neraca pembayaran
Neraca pembayaran nasional dikatakan baik jika mengalami surplus atau nilai
ekspor melebih nilai impor. Untuk mencapai kondisi tersebut, kebijakan
moneter yang terkait dengan mata uang atau nilai kurs sangat diperlukan.
e. Menjaga kestabilan nilai kurs mata uang
Untuk menjaga agar nilai kurs mata uang stabil sesuai yang diharapkan, maka
Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter berupa operasi pasar terbuka.
f. Menjaga kestabilan harga barang dan jasa
Masyarakat membutuhkan keadaan dimana harga barang dan jasa tetap stabil
sehingga dapat menjalankan usahanya.
g. Menurunkan laju inflasi
Apabila terjadi inflasi yang tinggi, Bank Indonesia dapat melakukan kebijakan
moneter untuk menurunkan jumlah uang yang beredar (JUB).

3
3. Kebijakan Fiskal

Pengertian Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan


kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah
penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan
moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih
menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah. Kebijakan
fiskal juga dapat diartikan sebagai kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa
pajak) pemerintah. Kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk
membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan.
Kebijakan pemerintah ini ditujukan unuk mempengaruhi jalan atau proses
kehidupan ekonomi masyarakat melalu Anggaran Belanja Negara atau APBN.
Dari semua unsur APBN hanya pembelanjaan Negara atau pengeluaran dan
Negara dan pajak yang dapat diatur oleh pemerintah dengan kebijakan fiskal.
Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat
memengaruhi variabel-variabel berikut:

a. Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi


b. Pola persebaran sumber daya
c. Distribusi pendapatan

Dalam pengendaliannya dapat dilihat daripada fungsi atau tujuan kebijakan fiskal

4. Peran dan Fungsi Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal berperan memengaruhi keadaan perekonomian agar berjalan
dengan lebih baik. Hal ini dilakukan dengan cara memperbesar atau pun
memperkecil pengeluaran pemerintah (G), penerimaan pajak (Tx) dan jumlah
transfer oleh pemerintah (Tr). Peranan kebijakan fiskal antara lain sebagai berikut.
a. Menurunkan tingkat inflasi

4
Untuk menurunkan tingkat inflasi, pemerintah dapat mengambil kebijakan
fiskal berupa tindakan memperkecil pengeluaran pemerintah. Untuk
memperkecil pengeluaran, tindakan yang dapat diambil oleh pemerintah adalah
dengan menunda atau membatalkan proyek-proyek pemerintah yang telah
direncanakan sebelumnya. Dengan pembatalan atau penundaan tersebut, maka
jumlah uang yang beredar di masyarakat tidak bertambah banyak sehingga laju
inflasi dapat dikurangi/diturunkan. Kebijakan fiskal lainnya adalah dengan
mengurangi atau meniadakan transfer pemerintah (Tr). Yang dimaksud transfer
pemerintah adalah pengeluaran tanpa balas jasa langsung, misalnya bantuan
bencana alam, beasiswa pelajar, bantuan kepada rakyat miskin dan subsidi.
Dengan mengurangi atau meniadakan transfer pemerintah (Tr), maka laju
pertambahan uang yang beredar di masyarakat dapat dikendalikan sehingga
laju inflasi juga dapat dikurangi.
b. Meningkatkan Produk Domestik Bruto
Untuk meningkatkan produk domestik bruto, pemerintah dapat mengambil
kebijakan fiskal yaitu memperbesar pengeluaran pemerintah (G). Untuk
memperbesar pengeluaran pemerintah (G), dapat dilakukan dengan
merencanakan dan melaksanakan proyek-proyek pembangunan yang didanai
APBN. Dengan adanya proyek-proyek tersebut maka terjadi permintaan barang
dan jasa. Adanya permintaan barang akan mendorong adanya produksi oleh
masyarakat. Selain itu, kebijakan fiskal lainnya yang dapat meningkatkan
produk domestik bruto adalah peningkatan transfer pemerintah (Tr). Transfer
pemerintah (Tr) berupa bantuan bencana alam, beasiswa pelajar, bantuan
kepada rakyat miskin dan subsidi dapat meningkatkan daya beli masyarakat
yang pada gilirannya meningkatkan permintaan barang maupun jasa, yang
akhirnya mendorong kegiatan produksi oleh pengusaha.
c. Mengurangi tingkat pengangguran
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, pemerintah dapat mengambil
kebijakan fiskal, yaitu memperbesar pengeluaran pemerintah (G) dan
memperbesar transfer pemerintah (Tr) berupa subsidi kepada pengusaha,
pengurangan pajak terhadap pengusaha dan sebagainya. Pengeluaran

5
pemerintah untuk mendanai proyek-proyek pembangunan membutuhkan jasa
tenaga kerja, dengan demikian pengangguran dapat dikurangi. Proyek-proyek
tersebut membutuhkan beraneka macam barang misalnya batu, pasir, batu bata,
semen, peralatan, dan sebagainya. Semua kebutuhan tersebut disediakan oleh
masyarakat (pengusaha) yang pastinya menggunakan tenaga kerja.
d. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
Pengeluaran pemerintah (G) misalnya proyek pembangunan jalan, jembatan,
gedung pemerintah, pembelian barang berupa peralatan kantor, rumah sakit,
militer memberikan pendapatan kepada masyarakat karena semuanya itu
melibatkan tenaga kerja serta memberikan keuntungan pada pengusaha.
Penyedia (supplier) bahan bangunan mendapat keuntungan saat dilaksanakan
proyek pembangunan jalan, jembatan, dan gedung pemerintah. Pedagang
peralatan kantor, peralatan rumah sakit dan peralatan militer mendapat
keuntungan saat pemerintah melakukan pembelian barang.

2.2 Peranti Kebijakan Fiskal dan Moneter


1. Instrumen Kebijakan Fiskal
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak
yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka
kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat
meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan
daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum. Adapun
instrumen-instrumennya a.l. :
a. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran
lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian.
Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
b. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya
lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus

6
dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai
memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
c. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama
besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya
kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin
d. Pajak untuk sektor swasta
e. pinjaman pada masyarakat
f. pengeluaran pemerintah untuk pengendalian pengangguran

2. Instrumen Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan
moneter, yaitu antara lain :
a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika
ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat
berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang,
maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat.
Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan
dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga
Pasar Uang.
b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-
kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank
sentral. yang beredar berkurang.
c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah.

7
d. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya
seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau
agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah
uang beredar pada perekonomian.
e. Kredit Selektif
Politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
memperketat pemberian kredit

2.3 Sarana Kebijakan Fiskal dan Moneter


1. Kebijakan Fiskal
Dalam mengendalikan kebijakan fiskal perlu adanya sarana agar kebijakan yang
dikeluarkan sesuai dengan harapkan. Mengetahui ahwa kebijakan fiskal
berpengaruh pada pengeluaran dan pendapatan negara maka dari itu berikut
merupakan sarana yang dapat digunakan :
a. Menteri Keuangan
b. Pemerintah
2. Kebijakan Moneter
Tak hanya kebijkan fiskal, kebijakan moneter juga perlu sarana untuk
mengendalikan kebijakannya agar tepat sasaran. Berikut merupakan sarana
daripada kebijakan moneter :
a. BPK
b. BI
Sarana pendukung :
a. Pasar Uang
b. Pasar Modal

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Agar keuangan negara bisa tetap stabil diperlukan adanya pengendalian
atas kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan baik dari kebijakan fiscal maupun
moneter. Pengendalian kebijakan fiskal maupun moneter dapat dilihat dari peran
dan fungsinya masing-masing, bagaimana dan kapan seharusnya kebijakan
dikeluarkan agar kebijakan yang dikeluarkan tepat pada sasarannya.
1. Instrumen Kebijakan Fiskal
a. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
b. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
c. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
2. Instrumen Kebijakan Moneter
a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
d. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
e. Kredit Selektif
Sarana Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan Fiskal
a. Menteri Keuangan
b. Pemerintah
Kebijakan Moneter
a. BPK
b. BI
Sarana pendukung :
a. Pasar Uang
b. Pasar Modal

9
DAFTAR PUSTAKA

Nanga, Muana. 2005. Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta:


Raja Grafindo Perkasa.

Natsir, M. 2011. Analisis Empiris Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan


Moneter Di Indonesia Melalui Jalur Suku Bunga (Interest Rate Channel) Periode
1990:2-2007:1. Kendari: Unhalu.

Boediono. 1991. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Warjiyo, Perry. 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia.


Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI.

Pohan, Aulia. 2008. Kerangka Kebijakan Moneter dan Implikasinya di Indonesia.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

10

Anda mungkin juga menyukai