Dosen ;
Disusun oleh :
1222200035
Disamping itu, BI juga diberi kewenangan untuk mengatur sistem kliring antar
bank dalam mata uang rupiah atau valuta asing dan menetapkan macam,
harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan baku yang digunakan dana
tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah.
Besaran pengaruh crowding out melalui suku bunga dan nilai tukar
dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kerangka IS-LM. Crowding out
melalui jalur suku bunga akan lebih besar apabila investasi sensitif terhadap
perubahan tingkat suku bunga. Semakin sensitif permintaan akan
uangterhadap perubahan suku bunga dibandingkan terhadap perubahan
pendapatan maka akan semakin besar pula efek crowding out.
Dalam perekonomian terbuka dengan sistem nilai tukar yang fleksibel, tingkat
crowding out bergantung kepada respon dari harga domestik terhadap
perubahan nilai tukar. Secara umum apabila terjadi perubahan harga yang
dipicu oleh perubahan nilai tukar, maka tingkat crowding out yang terjadi akan
lebih kecil dibandingkan pada kondisi dengan price rigidity. Hal ini
dikarenakan apresiasi nilai tukar akan mengurangi harga. Di lain pihak pada
sistem dengan nilai tukar tetap, crowding out akan lebih tinggi dalam kondisi
harga yang fleksible dibandingkan pada kondisi dengan price rigidity.
Kebijakan uang ketat adalah berkurangnya motif spekulasi dimana hal ini juga
tidka di sebut secara eksplisit oleh pemerintah. Pemerintah hanya
menjelaskan bahwa kebijakan uang ketat baru-baru ini adalah sebagai
Tindakan pencegahan mengalirnya uang rupiah ke dolar atau mata. Uang
asing lainnya.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: (a) Kebijakan moneter ekspansif
(Monetary expansive policy). Adalah suatu kebijakan dalam rangka
menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk
mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat
(permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau
depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money
policy). (b) Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy). Adalah
suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut
juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy) (Rahardja, 2005).
Latifah, N. A. (2015).
KEBIJAKAN MONETER DALAM PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH.
Jurnal Ekonomi Modernisasi, 11(2), 124–134. https://doi.org/10.21067/jem.v11i2.873
Sujai, M. (2020).
MASYARAKAT INDONESIA.
http://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/view/216
Surjaningsih, Ndari; Utari, G. A. Diah; and Trisnanto, Budi (2012)
"DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL TERHADAP OUTPUT DAN INFLASI," Bulletin of Monetary Economics and
Banking: Vol. 14: No. 4, Article 7.
DOI: 10.21098/bemp.v14i4
Available at: https://bulletin.bmeb-bi.org/bmeb/vol14/iss4/7