KEBIJAKAN MONETER
OLEH : Kurnia.Permatasari
A. DEFINISI DAN KONSEP KEBIJAKAN
MONETER
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatur jumlah uang yang beredar
dimana berpengaruh pada stabilitas harga guna menekan
tingkat inflasi. Kebjakan moneter dapat dibedakan menjadi
dua yaitu sbb:
1. Kebijakan moneter bersifat kuantitatif yaitu kebijakan
umum yang bertujuan mempengaruhi jumlah
penawaran uang dan tingkat bunga dalam
perekonomian, kebijakan ini mencakup :
a. Operasi Pasar Terbuka
b. Mengubah persyaratan Cadangan Minimum (Reserve
Requirement)
c. Mengubah Tingkat Suku Bunga (discount rate)
2. Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif
a. Pengawasan pinjaman secara selektif yaitu menentukan jenis
jenis pinjaman yang harus dikurangi atau digalakkan.
b. Pembujukkan moral, yaitu bank sentral menghimbau serta
membujuk bank bank untuk melakukan sesuatu hal yang
diarahkan misalnya pada saat terlalu banyak jumlah uang yang
beredar bank sentral membujuk untuk mengurangi penyaluran
kredit.
Mekanisme transmisi merupakan kebijakan moneter yang
dijalankan dalam rangka perubahan dalam perekonomian, yaitu:
Δr → ΔI → ΔAE → ΔY
Δr = Kebijakan moneter mengubah tingkat bunga
ΔI = Tingkat Bunga mengubah Investasi
ΔAE= Investasi mengubah pembelanjaan agregat
ΔY= Perubahan pembelanjaan agregat dapat mengubah
pendapatan nasional dan penggunaan tenaga kerja dalam
perekonomian
Gambar 7.1
Adapun faktor-faktor yang menentukan efektivitas kebijakan
moneter yaitu:
1. Perbedaan tingkat elastisitas permintaan uang
2. Perbedaan elastisitas efisiensi modal Marginal (MEI)
3. Perubahan dalam marginal propensity to consume (MPC)
B. MANAJEMEN MONETER KONVENSIONAL
DAN ISLAM
1. Manajemen Moneter Konvensional
Ada dua paradigma dalam memahami mekanisme
transmisi moneter, yaitu :
a. Uang Pasif
Dalam paradigma ini suku bunga jangka pendek dan nilai
tukar dijadikan sebagai sasaran antara (intermediate objective)
yang akan memengaruhi perkembangan besaran permintaan,
kesenjangan output dan ekspektasi inflasi.
Paradigma ini uang dinyatakan sebagai variable endogen
menyebabkan otoritas moneter tidak mempunyai kemampuan
secara penuh untuk mengatur jumlah uang beredar.
Sasarannya adalah tercapainya target inflasi yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan sasaran suku
bunga jangka pendek sebagai instrumen moneternya.
Chart Paradigma Uang pasif
Instrumen moneter (suku bunga) → Suku bunga jangka pendek dan
nilai tukar → agregat demand, kesenjangan output dan ekspektasi
inflasi → inflasi
b. Uang Aktif
Paradigma uang aktif percaya bahwa likuiditas merupakan
penyebab utama dalam mekanisme transmisi moneter. Paradigma
ini suku bunga dianggap sebagai variable biasa yang terjadi dalam
mekanisme transmisi moneter. Teori kuantitas uang Irving Fisher
dengan MV = PT merupakan dasar pijakan utama paradigma uang
aktif. Perubahan % M + % V sebanding perubahan %P + % T.
Dalam pandangan ini diasumsikan bahwa M secara penuh mampu
dikendalikan oleh otoritas moneter, sedangkan nilai V adalah
konstan. Dengan demikian jumlah uang yang beredar merupakan
sarana yang aktif dijadikan pemerintah sebagai instrumen moneter
dalam mengendalikan tingkat inflasi (Karim, 2007)
Paradigma uang aktif menganggap bahwa uang sebagai
variable exogen yang kurva penawarannya bersifat inelastis
sempurna dengan sasaran terkendalinya tingkat inflasi dengan
menggunakan besaran moneter (Jumlah uang yang beredar)
sebagai sasaran operasional (Karim, 2007).
Chart Paradigma Uang Aktif
Instrumen moneter (besaran jumlah uang yang beredar) → target
operasional → target antara → inflasi.
2. Iran
Iran satu-satunya negara yang menerapkan
perekonomian mengacu pada mazhab iqtishaduna.
Instrumen yang dipakainya adalah:
a. Reserve Requirement Ratio 10 – 30 % untuk menarik dana idle
b. Adjusted open market operation
c. Discount rates. Adanya pelarangan riba, instrumen ini tidak
digunakan seluar bank konvensional. Discounting dipakai pada
sekuritas yang berdasarkan transaksi real.
d. Credit ceiling
e. Minimum expecting profit ratio of bank dan bank’s share of profit in
various contract.
3. Indonesia
Instrumen moneter Syariah adalah:
a. Giro wajib Minimum GWM 5 % rupiah dan 3 % dalam mata
uang asing
b. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syariah (SIMA)
c. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan SBIS
d. Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)
Tantangan dan Kendala Penerapan Sistem Moneter Islam
di Indonesia
1. Penerapan sistem moneter Islam di Indonesia dikhawatirkan
dikait-kaitkan dengan fanatisme agama dan adanya alergi
politik terhadap segala pendirian institusi yang memiliki
muatan syariah Islam menjadi sumber kecurigaan
pemerintah
2. Munculnya isu dan ide penerapan sistem moneter Islam
yang menuntut pemerataan yang lebih adil akan dirasakan
sebagai ancaman terhadap status quo yang telah
dinikmatinya selama bertahun-tahun oleh orang kaya yang
selama ini menikmati.
3. kultur penganut prinsip watchisme yang hanya suka
berbicara, mengkritik tanpa mau terlibat langsung dengan
objek yang diamatinya agar lebih bersifat objektif dan
konstruktif
4. Studi tentang sistem ekonomi Islam, lack of spirit of inquiry.
Persoalan yang menjadi salah satu penghambat dalam
penerapan full Islamic economics di Indonesia adalah
rendahnya semangat untuk melakukan penelitian atau
penyelidikan dalam bidang ekonomi sehingga karya-karya
baik berupa buku maupun tulisan tulisan tentang ekonomi
Islam untuk dijadikan sebagai rujukan masih sangat minim
5. Kendala simbolisme. Masyarakat Indonesia khususnya umat
Islam baik dari kalangan masyarakat umum sering terjebak
pada simbolisme dan melupakan aspek substansi dari ajaran
Islam itu sendiri yang mengajarkan istiqomah (konsistensi)
dalam ucapan, pengakuan dan tindakan keseharian secara
komprehensif (kaffah). Dan bukan menjadikan simbol-simbol
agama hanya sekedar menjadi slogan kampanye, promosi,
serta pengakuan simbolik formal untuk kepentingan sosial
ekonomi dan politik.
6. Kendala kekurangan sumber daya insani (SDI, sumber daya
manusia). Sumber daya manusia yang terjun dalam praktik
ekonomi Islam baik dalam dunia perbankan syariah maupun
dalam dunia pendidikan masih kurang baik secara kualitas
maupun kuantitas.
7. Adanya dikotomi yang mewarnai atmosfir dunia pendidikan
antara sistem pendidikan Islam dan pendidikan umum
tersebut juga berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi
Islam yang menyebabkan adanya dualisme intelektual antara
para ulama dengan para ulama sarjana-sarjana muslim.
Peluang dan Strategi Penerapan Sistem Moneter Islam di
Indonesia
1. Keunggulan Konsep
2. Peluang Atas Pertimbangan Kepercayaan Agama
3. Adanya Peluang Hukum dalam Undang undang
4. Program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh
sumber daya insani (sumber daya manusia) yang berkualitas
tinggi
5. Program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih
luas tentang ekonomi Islam