Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Landasan

Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat dimulainya suatu perbuatan. Biasa juga dikatakan sebagai fondasi
yang menjadi titik acuan dalam kelanggengan atau keberhasilan suatu perbuatan atau masalah. Adapun menurut S.
Wojowasito, (1972: 161), bahwa landasan dapat diartikan sebagai alas, ataupun dapat diartikan sebagai fondasi, dasar,
pedoman dan sumber.

Landasan Akhlak
Dalam islam, dasar atau alat pengukur yang menyatakan bahwa sifat seseorang itu baik atau buruk adalah Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Segala sesuatu yang baikmenurut Al-Qu’ran dan As-Sunnah, itulah yang baik untuk dijadikan pegangan
dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, segala sesuatu yang buruk menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, berarti tidak
baik dan harus dijauhi.

Ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah saw., Aisyah r.a menjawab “Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an.” Maksud
perkataan Aisyah adalah segala tingkah laku dan tindakan Rasulullah saw., baik yang zahir maupun yang batil senantiasa
mengikuti petunjuk dari Al-Qur’an. Al-Qur’an selalu mengajarkan umat Islam untuk berbuat baik dan menjauhi segala
perbuatan yang buruk. Ukuran baik dan buruk ini ditentukan oleh Al-Qur’an.

Al-Qur’an menggambarkan akhlak orang-orang beriman, kelakuan mereka yang mulia dan gambaran kehidupan meraka
yang tertib, adil, luhur, dan mulia.Berbanding terbalik dengan perwatakan orang-orang kafir dan munafik yang jelek,
zalim dan rendah hati. Gambaran akhlak mulia dan akhlak keji begitu jelas dalam perilaku manusia di sepanjang sejarah.
Al-Qur’an juga menggambarkan perjuangan para rasul untuk menegakkan nilai-nilahi mulia dan murni di dalam
kehidupan dan ketika mereka ditenteng oleh kefasikan, kekufuran, dan kemunafikan yang menggagalkan tegaknya
akhlak yang mulia sebagait eras kehidupan yang liuhur dan murni itu.

Allah SWT. Berfirman:

“Wahai ahli kitab!Sungguh, Rasul kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang
kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya.Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab
yang menjelaskan. Dengan kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaan-Nya kejalan
keselamatan, dan dengan kitab itu (pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya,
dan menunjukkan ke jalan yang lurus.”(Q.S. Al-Maidah [5]:15-16)

Landasan Sosial Normatif


Norma berasal dari kata “norm”, artinya aturan atau yang mengaitkan suatu tindakan dan tingkah laku
manusia..Landasan normatif akhlak manusia manusia sebagai individu atau sebagai masyarakat adalah sebagai berikut.

a. Landasan normatif yang berasal dari ajaran agama islam, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan berlaku pula untuk
ajaran-ajaran lainnya yang dianut oleh umat manusia, seperti umat Hindu dan umat Buddha.

b. Landasan normatif dan adat kebiasaan atau norma budaya.

c. Landasan normatif dari pandangan-pandangan filsafat yang kemudian menjadi pandangan hidup dan asas
perjuangan suatu masyarakat atau suatu bangsa.

d. Landasan normatif yang memaksa dan mengikat akhlak manusia, yaitu norma hukum yang telah diundangkan oleh
Negara yang berbentuk konstitusi, undang-undang, dan peraturan perundang-undangan lainnya, yang secara hierarkis
berlaku dalam proses penyelenggaraan Negara, seperti yang dianut oleh Negara Republik Indonesia bahwa Pancasila
sebagai sumber segala sumber hokum, UUD 1945 sebaga dasar hukum.
Ayat Al-quran dan hadis yang dijadikan landasan dalam akhlak
1. Sabar
َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ا ْست َِعينُوا بِال‬
َ‫صب ِْر َوالصَّال ِة ِإ َّن هَّللا َ َم َع الصَّابِ ِرين‬
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmusesungguhnya Allah beserta orang-
orang yang sabar”. (Al Baqoroh: 153)

2. Dermawan

ِ َّ‫ضرَّا ِء َو ْالكَا ِظ ِمينَ ْال َغ ْيظَ َو ْال َعافِينَ ع َْن الن‬


ُ ‫اس َوهَّللا‬ ْ ‫ات َواَألرْ ضُ ُأ ِع َّد‬
َّ ‫ الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ فِي ال َّسرَّا ِء َوال‬. َ‫ت لِ ْل ُمتَّقِين‬ ُ ْ‫ارعُوا ِإلَى َم ْغفِ َر ٍة ِم ْن َربِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة َعر‬
ُ ‫ضهَا ال َّس َم َو‬ ِ ‫َو َس‬
َ‫ي ُِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين‬
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan”. (Al Imran: 133-134)

3. Jujur

َ ‫ُور َوِإ َّن ْالفُج‬


ِ َّ‫ُور يَ ْه ِدي ِإلَى الن‬
‫ار‬ ِ ‫ب يَ ْه ِدي ِإلَى ْالفُج‬
َ ‫صدِّيقًا َوِإ َّن ْال َك ِذ‬
ِ ِ ‫َب ِع ْن َد هَّللا‬ ُ ‫ق يَ ْه ِدي ِإلَى ْالبِرِّ َوِإ َّن ْالبِ َّر يَ ْه ِدي ِإلَى ْال َجنَّ ِة َوِإ َّن ال َّرج َُل لَيَصْ ُد‬
َ ‫ق َحتَّى يَ ُكونَ يُ ْكت‬ َ ‫ص ْد‬ ِّ ‫ِإ َّن ال‬
‫َب ِع ْن َد هَّللا ِ َك َّذابًا‬
َ ‫ت‬ ْ
‫ك‬ ُ ‫ي‬ ‫ى‬ َّ ‫ت‬ ‫ح‬ ُ‫ب‬‫ذ‬‫ك‬ْ ‫ي‬َ
َ ِ َ َ ‫َوِإ َّن ال‬
‫ل‬ ‫ُل‬
‫ج‬ َّ
‫ر‬

“Sesungguhnya kejujuran itu akan mengantarkan kepada jalan kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu akan
mengantarkan kedalam al jannah (surga), sesungguhnya orang yang benar-benar jujur akan dicatat disisi Allah sebagai
ash shidiq (orang yang jujur). Dan sesungguhnya orang yang dusta akan mengantarkan ke jalan kejelekan, dan
sesungguhnya kejelekan itu akan mengantarkan kedalam an naar (neraka), sesungguhnya orang yang benar-benar dusta
akan dicatat disisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Al Bukhari no. 6094 dan Muslim no. 2606).

4. Menepati janji

‫اضمنوا لي ستا أضمن لكم الجنة اصدقوا اذاحدثتم وأوفو اذا وعدتم وادوا اذاؤتمنتم وحفظوا فروجكم وغضوا ابصاركم وكفوا ايديكم‬

Artinya:

”Berjanjilah kepadaku bahwa kamu akan mengerjakan enam perkara ini niscaya kamu masuk surga. Berkata benar,
tepatilah apabila berjanji, kerjakanlah apabila diamanati orang, jagalah kehormatan, tundukkanlah pandanganmu dan
jangan suka memukul orang”. (Hentikan lancang tanganmu)”.(HR. Ahmad, 101 hadits.hal:24-25)

5. Menjaga lisan

QS. An nisa’ 148


ً ‫ال ي ُِحبُّ هَّللا ُ ْال َجه َْر بِالسُّو ِء ِم ْن ْالقَوْ ِل ِإالَّ َم ْن ظُلِ َم َو َكانَ هَّللا ُ َس ِميعا ً َعلِيما‬

Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ( An Nisa’: 148 )

6. Berlebihan

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (Q.S Al-A’raf : 31)
7. Gibah

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di
antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”

( Q.S Al-Hujurrat:12)

8. Meninggikan Suara

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata
kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya
tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.(Q.S Al-Hujurat: 2)

9. Mengadu domba

Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti.( Q.S Al-
hujurrat:4)

10. Fitnah

Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah,
maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata. (Q.S An-nisa : 112)

Anda mungkin juga menyukai