EKSISTENSI MANUSIA
DISUSUN OLEH:
“Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdi
kepadaku” (Q.S. Adz-Dzariyaat : 56)
Ayat diatas tersebut merupakan dalil yang berkenaan tentang keberadaan manusia
di dunia. Manusia di dunia untuk mengabdi kepada Allah SWT. Bentuk
pengabdiannya tersebut berupa pengakuan atas keberadaan Allah SWT,
melaksanakan perintahNya serta menjauhi laranganNya. Sebagai bentuk
mengakui keberadaan Allah adalah dengan mengikuti Rukun Iman dan Rukun
Islam. Rukun Iman terdiri dari enam perkara, yakni percaya kepada Allah SWT,
Malaikat, Nabi-nabi Allah, Kitab-kitab Allah, percaya kepada Hari Kiamat dan
percaya terhadap Takdir (Qadha dan Qadar) Allah SWT. Sebagai wujud keimanan
terhadap Allah SWT, Allah SWT menyatakan bahwa manusia tidak cukup hanya
meyakini didalam hati dan diucapkan oleh mulut, tetapi manusia harus
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Iman Dan Taqwa
1. Pengertian Iman
Kata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya.
Menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan,
dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, iman kepada
Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan
segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu
diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
2. Pengertian Taqwa
Dari segi bahasa berasal daripada perkataan “wiqayah” yang diartikan
“memelihara”. Maksud dari pemeliharaan itu adalah memelihara hubungan baik
dengan Allah SWT., memelihara diri daripada sesuatu yang dilarangNya.
Melaksanakan segala titah perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya.
Iman dan taqwa dalam beberapa ayat al Qur’an maupun hadits Nabi disebutkan
antara lain dikaitan dengan rukun iman, manifestasi iman, tanda-tanda orang yang
beriman, penghargaan atau janji Allah pada orang-orang yang beriman sebagai
berikut:
Rukun iman:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya
dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya
orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya” (al Nisa’: 136 ).
اره55 واليوم اآلخر فال يؤذ ج من كان يؤمن باهلل ثم صلى هللا عليه وسلم عن أبي هريرة قال قال رسول هللا
ومن كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر فليكرم ضيفه ومن كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر فليقل خيرا أو ليصمت
Artinya:
ا55اره م55ال لج55ه أو ق55 حتى يحب ألخي صلى هللا عليه وسلم قال ثم ال يؤمن أحدكم عن أنس بن مالك عن النبي
يحب لنفسه
Artinya :
Dari Anas bin Malik Rasulullah bersabda “tidaklah dikatakan beriman (secara
sempurna) seseorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudara atau
tetangganya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”
)134( َاس َوهَّللا ُ يُ ِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين
ِ َّ نال ن
ِ ع
َ ين ف ا
ِ َ َع ْ
ال و َ ظ ْ
ي َ
غ ْ
ال َينم ظ
ِ ِ اكَ ْ
ال و ء
َ ِ َّا
ر َّ
ض ال و ء
َ ِ َّا
ر َّ
س ال يِ ف َونُ قِ ف ْ
ن ُ ي َينذِ َّال
Artinya:
Artinya:
135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri[229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka Mengetahui.(QS. Ali Imran:134)
Artinya:
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,
bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya. setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka
mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." mereka diberi
buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang
Suci dan mereka kekal di dalamnya[QS. Al Baqarah:32].
Demikian pula pengertian taqwa dikaitkan pula dengan tanda-tanda orang yang
bertaqwa atau manifestasi taqwa serta penghargaan Allah terhadap orang-orang
yang bertaqwa sebagai berikut:
Tanda orang bertaqwa:
)134( َاس َوهَّللا ُ يُ ِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين
ِ َّ نال ن
ِ ع
َ ينِ ف ا ع
َ ْ
الوَ َ ظ ْ
ي َ
غ ْ
ال َينمِ ظ
ِ اكَ ْ
ال و
َ ء
ِ َّا
ر َّ
ض ال و
َ ء
ِ َّا
ر َّ
س ال يِ ف َونُ قِ ف ْ
ن ُ ي َينالَّ ِذ
Artinya:
Artinya:
)136( َات تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا اَأْل ْنهَا ُر خَالِ ِدينَ فِيهَا َونِ ْع َم َأجْ ُر ْال َعا ِملِين َ ُأولَِئ
ٌ َّك َجزَ اُؤ هُ ْم َم ْغفِ َرةٌ ِم ْن َربِّ ِه ْم َو َجن
Artinya:
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di
dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah
sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.(al Imran:136)
Artinya:
Iman kepada Allah merupakan pokok keimanan yang menjiwai seluruh rukun
iman lainnya yakni suatu kepercayaan yang mantap dan kepercayaan itu
menyebabkan orang tersebut melakukan kehidupannya sesuai dengan
keimanannya itu. Keimanan seseorang tidak dapat diketahui dari kepercayaan dan
ucapannya saja, keimanan seseorang dapat diketahui dari perbuatannya dalam
menjalani hidup.
Karena itu dalam sejumlah ayat al Qur’an disebutkan bahwa kata iman senantiasa
diikuti dengan “amal shalih”. Dari perilaku tersebut sebatas manusia dapat
mengenali bagaiman kualitas iman seseorang yang jelas berbeda dengan ukuran
Allah Yang Maha Tahu.
Adapun keenam rukun iman yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat,
iman kepada kitab-kitab Allah, iaman kepada para rasul, iman kepada hari akhir,
dan iman kepada qadla’ dan qadar merupakan landasan atau fundasi bagi orang
yang menyatakan dirinya sebagai muslim beserta konsekwensinya. Dari landasan
kepercayaan yang kokoh sesuai dengan petunjuk Allah ini seseorang disebut
memiliki aqidah. Kata aqidah secara bahasa disebut pula “rabth” yang artinya
tali, pegangan. Aqidah merupakan keyakinan yang keluar dari interpretasi ajaran
yang dipastikan kebenarannya (berdasarkan wahyu). Dari aqidah inilah dibangun
syari’ah dan etika moral yang menjadikan kesempurnaan hidup manusia sebagai
hamba Allah yang mampu melakukan hubungan vertikal dengan benar dan baik
kepada Dzat Yang Maha Sempurna, dan melakukan hubungan baik dengan
sesama manusia
Beberapa pengertian secara istilah yaitu pertama: Apa yang ada,kedua: Apa
yang memiliki aktualitas (ada), dan ketiga adalah segala sesuatu (apa saja) yang di
dalam menekankan bahwa sesuatu itu ada. Pemahaman secara umum, eksistensi
berarti keberadaan. Akan tetapi,eksistensi dalam kalangan filsafat eksistensialisme
memiliki arti sebagai cara beradamanusia, bukan lagi apa yang ada, tapi, apa yang
memiliki aktualisasi (ada).
Caramanusia berada di dunia berbeda dengan cara benda-benda. Dalam filsafat
eksistensialisme, bahwa benda hanya sebatas “berada”, sedangkan manusia lebih
apa yang dikatakan “berada”, bukan sebatas ada, tetapi “bereksistensi”. Hal inilah
yang menunjukan bahwa manusia sadar akan keberadaanya di dunia, berada di
dunia, danmengalami keberadaanya berada di dunia.Sebagaimana yang telah
dikutip oleh Bayraktar Bayrakli makna terkaya danterdalam dari istilah eksistensi
adalah ditemukan dalam bahasa Arab.
Eksistensi berasal dari akar kata kerja
wajada, bentuk kata kerja ini berarti “ menemukan “ dan turunannya adalah wujud
(ada), Wijdan (sadar), wajd (nirwana) dan wujd. Ketika digunakan dalam bentuk
wajd,wujd dan wijdan berarti “mempunyai milik,” dan mempunyai milik pada
akhirnya mengantarkan pada wujud independen, yakni wujudyang tidak
tergantung pada yang lain.
Al-Ghazali
Didefinisikan sebagaikomposisi yang memperlihatkan keberadaan manusia dalam
suatu totalitas. Yaitumanusia sebagai kenyataan factual terdiri atas bagian-bagian
yang membentuk suatukomposisi yang menunjukkan keberadaannya. Eksistensi
manusia merupakan perpaduan antara beberapa unsur yang tidak bisa dipisah-
pisahkan.
Ibnu Qayyim
Hakikat diri manusia itu merupakan perpaduan antara beberapa unsur yang saling
berkaitan dan tidak mungkin dipisah-pisahkan antara satudengan yang lainnya.
Beberapa unsur yang dimaksud itu adalah ruh, akal dan badan.
Harun Nasution
Unsur materi manusia mempunyai daya fisikseperti mendengar, melihat, merasa,
meraba, mencium dan daya gerak. Sementara ituunsur immateri mempunyai dua
daya, yaitu daya berfikir yang disebut akal dan dayarasa yang berpusat di kalbu.
Untuk membangun daya fisik perlu dibina melaluilatihan-latihan ketrampilandan
panca indera.
Al-Quran mangatakan bahwa manusia adalah hasil ciptaan Allah dan anugerah
yangdiberikan kepada manusia sangatlah banyak sekali. Al-Quran sebagai kitab
suci umatislam tidak hanya berbicara mengenai petunjuk praktis dan prinsip
kehidupan umatmanusia, namun berbicara juga mengenai proses penciptaan
manusia. Untuk itu, islammemiliki kitab suci Al-Qur’an untuk menjelaskan
bagaimana proses penciptaanmanusia mulai dari hanya setitik air yang hina
hingga berkembang secara kompleks.Didalam Al-Quran proses penciptaan
manusia terjadi dengan dua tahapan yang berbeda. Tahapan Pertama adalah
Tahapan Primordial dan Tahapan Biologi.
1.Tahapan Primordial
2.Tahapan Biologi
Tahapan biologi adalah hukum Allah melalui proses biologis yang
terdapatdalam fisik atau tubuh manusia beserta segala perangkatnya. Proses
biologi inimembedakan hakikat manusia menurut islam dengan mahluk lainnya
yangtidak memiliki ruh dan akal untuk mengambil keputusan saat dewasanya.
Allah berfirman dalam Surat :
Sehingga itulah proses penciptaan manusia yang telah di jelaskan dalam Al-Quran
dan Hadits. Kita wajib mengimani salah satu rukun iman ini, karena penjelasan
tentang kehidupan dunia ada didalamnya. Sehingga Al-Quran danHadits sebagai
pedoman kehidupan kita didunia untuk menuju akhirat.
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
mengabdikepada-Ku. “(Q.S Adz-Dzariyat : 56)