Anda di halaman 1dari 4

Nadya syavira arani / 2020103099

Ceramah

Assalamu ‘alaikum warrahmatullohi wabaro kaatuuh

Innalhamda lillaah nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu wa na’uudzu


billaahi min syururi anfusinaa wamin sayyiaati a’maalinaa man yahdillahu falaa
mudhillalahu wamay yudhlill falaa hadiyalahu.

Asyhadu allaa ilaha illalloh wahdahu laa syariika lahu wa asyhadu anna
Muhammadan ‘abduhu warosuluhu laa nabiya ba’dah. Allohumma sholli wasallim
wa baarik ‘ala rosuulillaahi wa’alaa alihi wa ashhabihi waman walaahu. ammaa
ba’du.

Jemaah yang dirahmati Allal SWT, dalam kesempatan kali ini, izinkan saya
menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas yang menjadi syarat diterimanya
amal.

Seperti diketahui, umat Islam dituntun oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW untuk
senantiasa memperbanyak perbuatan baik.

Berbuat baik sebenarnya adalah inti dari tujuan diturunkannya Islam ke dunia
melalui Nabi Muhammad SAW.

Sebagai inti ajaran Islam, tentu sikap baik ini juga harus termasuk dalam
pandangan Allah SWT, bukan hanya manusia.

Jika dipelajari secara mendalam, semua ayat dalam Al-Qur'an dan tuntunan Nabi
Muhammad SAW dalam sunah-sunahnya adalah berisi kebaikan.

Dalam salah satu ayat Al-Qur'an, Allah SWT dengan jelas memerintahkan umat
Islam untuk berbuat baik.

ْ‫ ٱل‬  ‫ب‬
ُّ ‫ح‬ِ ‫ ُي‬  ‫ه‬ َّ ‫ ِإ‬  ۛ   ‫و ۟ا‬
َ َّ‫ ٱلل‬  ‫ن‬ ٓ ‫س ُن‬ ْ ‫ وَ َأ‬  ۛ   ‫َة‬
ِ ‫ح‬ ِ ‫ٱلت ْه لُك‬
َّ   ‫ ِإ لَى‬  ‫م‬
ْ ‫يك‬
ُ ‫د‬ِ ‫ بِ َأ ْي‬  ‫وا‬
۟ ‫ ُت ْل ُق‬  ‫ وَاَل‬  ‫ه‬
ِ َّ‫ ٱلل‬  ‫يل‬
ِ ِ‫س ب‬
َ   ‫ فِ ى‬  ‫وا‬ ِ ‫وَ َأ‬
۟ ‫نف ُق‬
‫ين‬
َ ِ‫س ن‬ ِ ‫ح‬ ْ ‫م‬ ُ

(Wa anfiqụ fī sabīlillāhi wa lā tulqụ bi`aidīkum ilat-tahlukati wa aḥsinụ, innallāha


yuḥibbul-muḥsinīn)

Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan;

dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang


berbuat baik,” (QS Al Baqarah: 195)
Dalam surat yang lain, Allah SWT juga memberi kepastian bahwa balasan
kebaikan adalah kebaikan juga.

‫ن‬ َٰ ‫ح‬
ُ ‫س‬ ْ ‫ ٱ ِإْل‬  ‫ ِإ اَّل‬  ‫ن‬ َٰ ‫ح‬
ِ ‫س‬ ْ ‫ ٱ ِإْل‬  ‫َٓاء‬
ُ ‫جز‬ َ  ‫ل‬
ْ ‫ه‬
َ

(Hal jazā`ul-iḥsāni illal-iḥsān)

Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula),” (QS Ar Rahman:
60)

Namun, Islam mensyaratkan standar yang tinggi dalam perbuatan baik yang
dilakukan.

Maksudnya, kebaikan saja tidak akan cukup karena belum tentu menjadi amal
yang diterima oleh Allah SWT.

Jika tidak cukup dengan kebaikan, lalu apa lagi? Islam tidak hanya menuntut
untuk berbuat baik, tapi juga harus diiringi dengan rasa ikhlas.

Ini menjadi syarat utama diterimanya perbuatan baik yang dilakukan oleh
manusia.

Ikhlas dalam berbuat baik atau beribadah, berarti melakukannya semata-mata


mengharap rida Allah SWT, bukan yang lain.

Orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari manusia dan tidak pamer
karena sudah merasa cukup amal perbuatannya hanya ditujukan kepada Allah
SWT.

Dalam ayat lain disebutkan:

‫ٱلد ي‬
ِّ   ‫َه‬
ُ ‫ ل‬  ‫ين‬
َ ‫ص‬ ِ ِ‫م خْ ل‬ ُ   ‫وه‬
ُ ‫ع‬ ُ ‫َٱد‬
ْ ‫و‬  ‫د‬
ٍ ِ‫َس ج‬
ْ ‫م‬  ‫ل‬
ِّ ‫ك‬
ُ   َ‫ع ند‬
ِ  ‫م‬
ْ ‫ك‬
ُ ‫وه‬
َ ‫ج‬ُ ‫ ُو‬  ‫وا‬ ُ ِ‫ وَ َأ ق‬  ۖ   ‫ط‬
۟ ‫يم‬ ِ ‫س‬ ْ ِ‫ ب‬  ‫ رَبِ ّ ى‬ َ‫ َأ مَر‬  ‫ل‬
ْ ‫ٱل ِق‬ ْ ‫ُق‬
‫ون‬
َ ‫ود‬ ُ ‫َع‬
ُ ‫ت‬   ‫م‬
ْ ‫ك‬
ُ ‫َأ‬ ‫َد‬
َ ‫ب‬   ‫َا‬
‫َم‬ ‫ك‬   ۚ   ‫ن‬
َ

(Qul amara rabbī bil-qisṭ, wa aqīmụ wujụhakum ‘inda kulli masjidiw wad’ụhu
mukhliṣīna lahud-dīn, kamā bada`akum ta’ụdụn)

Artinya: “Katakanlah: ‘Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan’. Dan


(katakanlah): ‘Luruskanlah muka (diri) mu di setiap sembahyang dan sembahlah
Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah
kamu akan kembali kepada-Nya)”. (QS Al-A’raf: 29)

Jelas sekali diterangkan dalam ayat-ayat tersebut bahwa umat Islam


diperintahkan untuk melakukan semua amal perbuatan baik dengan ikhlas

Demikian ceramah singkat tentang ikhlas ini saya sampaikan. Atas perhatiannya
saya sampaikan terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Dalam menjalani kehidupan, kita seringkali mendengar dan mengatakan 'Aku
ikhlas kok, udah, ikhlasin aja' atau kalimat yang mirip dengan itu.

Yang menjadi pertanyaannya adalah, benarkah kita sudah ikhlas?

Tidak dapat kita pungkiri, bahwa ikhlas adalah salah satu amal hati yang sangat
sulit, tingkatannya pun sudah tinggi.

Dalam hal ini, Imam Al Ghazali pernah mengatakan, 'hakikat ikhlas ialah
kemurnian niat dari hal-hal yang bisa mengotorinya'.

Dan biasanya, para ulama sering menganalogikan ikhlas layaknya surah al-Ikhlas
dalam Al-Qur'an.

Ia disebut surat al-Ikhlas, padahal di dalamnya tak satupun ada kata ikhlas.

Umat Islam diperintahkan untuk selalu ikhlas atas ketetapan-Nya, termasuk atas
ibadah salat yang telah diperintahkan Nya.

Sebagaimana yang terdapat di dalam salah satu ayat Al-Qur'an:

َّ   ‫ و َُي ْؤ ُت وا‬  َ‫الص ٰل وة‬


‫الز ٰك‬   ‫م وا‬ ٰ   ‫ لِ يَ ْع ب ُد وا‬  ‫ اِ اَّل‬  ‫و ا‬
َ ّ ‫الل‬ ٓ ْ ‫ُم ُر‬
َّ ُ ‫ و َُي ِق ْي‬  َ‫ح نَف َۤا ء‬
ُ  ۙ‫ە‬  ‫ن‬
َ ‫الد ْي‬
ِّ   ‫َه‬
ُ ‫ل‬  ‫ن‬
َ ‫ص ْي‬
ِ ‫م خْ ِل‬
ُ  ‫ه‬ ُ ِ ‫ ا‬  ‫وَمَٓا‬
ۗ‫َة‬ ُ ‫ ِد ْي‬  َ‫ و َٰذ لِ ك‬  َ‫وة‬
ْ  ‫ن‬
ِ ‫ال ق َِي ّ م‬

(Wa mā umirū illā liya'budullāha mukhliṣīna lahud-dīna ḥunafā`a wa yuqīmuṣ-


ṣalāta wa yu`tuz-zakāta wa żālika dīnul-qayyimah)

Artinya: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas


menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar
melaksanakan salat dan menunaikan zakat;

dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS Al Bayyinah: 5)

Dalam ayat tersebut mengandung beberapa hal penting yang harus dicermati.

Pertama, kita hanya boleh beribadah kepada Allah SWT saja, tanpa
menyekutukannya.

Kemudian, setiap ibadah yang dilaksanakan meski ikhlas, yakni harus bersih dari
segala hal yang akan membuatnya rusak seperti ria, sum'ah, atau yang lainnya.

Sementara yang ketiga ialah membuktikan keikhlasan dengan melaksanakan


salat serta zakat sesuai pada waktunya.

Anda mungkin juga menyukai